John Kerry: Kepresidenan Biden akan memajukan agenda 'Great Reset' para globalis dengan kecepatan yang besar
"Saya pribadi
yakin ... kita sedang berada di awal dari sebuah masa yang sangat menyenangkan," kata utusan
khusus presiden Joe
Biden untuk masalah iklim ini.
Wed Nov 25,
2020 - 11:40 am EST ·
25 November 2020 (LifeSiteNews)- Mantan Menteri Luar
Negeri AS John Kerry telah meyakinkan para elit World Economic Forum (WEF)
bahwa kepresidenan Joe Biden akan dengan cepat memajukan agenda "Great
Reset" kaum globalis
"dengan kecepatan dan intensitas yang lebih besar daripada yang dibayangkan banyak orang."
Kerry membuat pernyataannya
ini pada
Selasa pekan lalu selama diskusi panel virtual "Platform Aksi COVID"
yang diselenggarakan oleh WEF. Organisasi globalis telah menyambut kesempatan pandemi
ini untuk
memperkenalkan perubahan radikal pada ekonomi dunia.
Menurut James Delingpole dari Breitbart News, “COVID-19 telah
memberikan alasan
yang sempurna” untuk mengantarkan “pengambilalihan oleh para globalis”
terhadap hampir setiap aspek kehidupan manusia.
“Sederhananya,” tulis Delingpole, Great
Reset “adalah cetak biru untuk transformasi lengkap dari ekonomi
dunia. Tidak akan ada uang, tidak ada
properti pribadi, tidak ada demokrasi. Sebaliknya, setiap keputusan penting
- apa yang Anda lakukan untuk mencari nafkah, berapa banyak barang yang Anda
konsumsi, apakah Anda boleh berlibur - akan [diputuskan] bagi Anda oleh
para elit 'ahli'
yang berada jauh terpencil dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.”
Kerry, yang ditunjuk oleh Joe Biden sebagai utusan khusus presiden untuk masalah iklim awal pekan ini, menegaskan agenda utama WEF ini dalam komentarnya. "Gagasan reset lebih penting daripada saat-saat sebelumnya," katanya. "Saya pribadi percaya ... kita sedang berada di awal dari sebuah masa yang sangat menyenangkan."
Meskipun Breitbart melaporkan
bahwa Perjanjian Iklim Paris akan merugikan Amerika Serikat sekitar 1,1 juta lapangan pekerjaan,
namun Kerry
menegaskan bahwa bergabung kembali itu adalah "tidak cukup."
“Saya tahu Joe Biden mempercayai ini.
Tidaklah cukup hanya bergabung kembali dengan [Perjanjian Iklim Paris] untuk
Amerika Serikat. Tidak cukup bagi kami untuk melakukan hal minimum yang
disyaratkan oleh perjanjian itu,” tegasnya.
"Pemerintahan Biden," kata
Kerry, "akan fokus pada setiap sektor ekonomi Amerika," termasuk
percepatan "transformasi di sektor swasta."
Perjanjian Iklim Paris tidak hanya
berfokus pada perubahan iklim. Bagi kelompok pro-kehidupan dan pro-keluarga,
alasan utama mereka untuk mengecam perjanjian tersebut adalah bahasa yang
“dirancang untuk mempromosikan aborsi dan kontrasepsi,” seperti yang dikatakan
oleh Voice of the Family.
Selama kampanyenya, menjadi jelas
bahwa Joe Biden menyelaraskan platform kampanyenya dengan "Great
Reset" dari WEF. Dia menggunakan slogan yang sama - "Bangun Kembali
Lebih Baik" - dan dengan percaya diri menggunakan bahasa kebijakan yang
luas termasuk merujuk pada fenomena virus corona sebagai "peluang luar
biasa ... untuk mengubah negara secara mendasar." Dia menyerukan "perubahan
institusional yang revolusioner" pada bangsa, yang melibatkan
"diakhirinya era kapitalisme pemegang saham."
Seperti yang diamati oleh Justin Haskins
dari The Heartland Institute,
mengakhiri "era kapitalisme pemegang saham," adalah "bagian
utama dari proposal Great Reset yang akan mengubah cara perusahaan dievaluasi, mengangkat isu keadilan sosial dan kekhawatiran
perubahan iklim di atas hak-hak properti pribadi."
Menunjukkan adanya penyamaran
retoris dari tujuan Marxis, Haskins menulis, "Alih-alih mengkhawatirkan soal keuntungan,
para penentang
'kapitalisme pemegang saham' berpendapat bahwa perusahaan harus dipaksa untuk fokus pada 'pemangku kepentingan,' yang
hanyalah cara lain untuk mengatakan 'sistem kolektif.' "
Dalam surat
terbuka baru-baru ini kepada Presiden Donald Trump, Uskup Agung Carlo
Maria Viganò, mantan Duta Besar Apostolik untuk AS, memperingatkan bahwa "seluruh dunia sedang terancam oleh
konspirasi global melawan Tuhan dan umat manusia ... yang disebut Great
Reset." Penerapan sistem ini, yang dirancang oleh para elit
global, berusaha untuk "menaklukkan
seluruh umat manusia, menerapkan langkah-langkah paksaan yang
dapat secara drastis membatasi kebebasan individu dan kebebasan seluruh
populasi."
Pemilihan presiden masih belum
diputuskan karena pengacara untuk kampanye Trump mengejar litigasi untuk
mengungkap dan membalikkan "upaya
besar-besaran dan terkoordinasi" untuk mencuri hasil pemilihan
melalui penipuan
suara (referensi khusus tambahan di sini, di
sini, dan di sini).
Pada 7 November 2020,
Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan
berjanji untuk memulai proses pengadilan.
"Kami yakin, rakyat
Amerika berhak mendapatkan transparansi penuh atas semua penghitungan suara dan
sertifikasi pemilu, dan ini bukan lagi tentang pemilihan tunggal,"
tulisnya. “Ini adalah tentang integritas dari keseluruhan
proses pemilihan kami… Kami akan melanjutkan proses ini melalui setiap aspek
hukum untuk menjamin bahwa rakyat Amerika memiliki kepercayaan pada pemerintah
kami. Saya tidak akan pernah menyerah berjuang untuk Anda dan bangsa kita."
*****
Penyetelan
Ulang Besar: Apa yang Direncanakan Para Tuan Globalis Kita ...
Bagaimana
Cina Mengubah Miliarder Globalis dan Big Tecch Menjadi Juru Bicara ...
AS
Berada Dalam Keadaan Terjun Bebas Secara Moral
Tanda
Dari Binatang? Ribuan Orang Swedia Menerima Microchip
Francis
Mencela Hukumnya Namun Mendukung Orang Yang Membuatnya