Majalah Time mengumumkan 'The Great Reset' bertujuan untuk mengantar masuk
paham sosialisme dunia
Subjudul majalah Time menampilkan sebuah kesempatan khusus
saat ini bagi inisiatif
semacam itu, dengan mengatakan
bahwa 'Pandemi COVID-19 telah memberikan kesempatan unik untuk
memikirkan masa depan seperti apa yang kita inginkan… untuk berbagi ide tentang
bagaimana mengubah cara kita
hidup dan bekerja.'
Fri Oct 30, 2020 - 1:26 pm EST
30 Oktober 2020 (LifeSiteNews) - Majalah Time telah mengabdikan seluruh terbitannya
untuk mempromosikan inisiatif yang disebut "The Great Reset," yang
oleh salah satu komentator disebut
sebagai "Green New Deal on steroid" yang akan berupaya untuk
"memajukan cita-cita paham sosialis, termasuk penghancuran kapitalisme dan
hak individu."
Menurut World
Economic Forum (WEF), sponsor
utama dari prakarsa ini, "The Great Reset" berusaha untuk mengatasi
"kebutuhan mendesak bagi para pemangku kepentingan global untuk bekerja
sama dalam mengelola konsekuensi langsung dari krisis COVID-19 secara
bersamaan," dengan tujuan yang diperluas untuk memperbaiki dan meningkatkan
"keadaan dunia."
WEF didirikan oleh Profesor Jerman, Klaus
Schwab, pada tahun 1971, dan telah mengumpulkan
"para kepala negara, miliarder, dan kepala bisnis besar" setiap tahun
untuk membahas "masalah ekonomi dan pemerintahan ... aturan dunia secara umum
untuk menggantikan keputusan kedaulatan nasional, mempromosikan
non-diskriminasi, ' untuk mengubah ekonomi dan masyarakat.' ”
Subjudul majalah Time menampilkan sebuah kesempatan khusus saat ini bagi inisiatif
semacam itu, dengan mengatakan bahwa "Pandemi COVID-19 telah memberikan
kesempatan unik untuk memikirkan masa depan seperti apa yang kita inginkan ...
untuk berbagi ide tentang bagaimana mengubah cara kita hidup dan bekerja.'
"
Mengulang tema ini dalam video singkat di
bawah ini, Prof. Schwab mengatakan: “Krisis COVID-19 telah menunjukkan kepada
kita bahwa sistem lama kita tidak cocok lagi untuk abad ke-21. Ini telah
mengungkap kekurangan fundamental dari kohesi sosial, keadilan, inklusi, dan kesetaraan.
Sekarang adalah momen bersejarah, sudah waktunya, tidak hanya untuk melawan
virus, tetapi juga untuk membentuk sistem yang baru … untuk era pasca COVID…
Singkatnya, kita perlu sebuah Reset yang Besar! ”
Dalam kontribusinya untuk edisi khusus majalah Time ini, Prof. Schwab memperluas arti
dari “The Great Reset” dalam artikel
berjudul “Sebuah Ekonomi Yang Baru Adalah Mungkin. Tapi Kita Perlu Menata
Kembali Kapitalisme, Agar Kita Bisa Melakukan Sistem Baru Ini."
Menyambut "satu-satunya keuntungan
langsung" dari krisis COVID-19, "penurunan emisi gas rumah kaca, yang
membawa sedikit pertolongan sementara kepada atmosfer planet," Schwab
melanjutkan dengan mengatakan, "...ada alasan untuk percaya bahwa sistem
ekonomi yang lebih baik adalah mungkin — dan itu bisa saja telah terjadi di
sekitar sini.”
Mengagumi “kerja sama antara pemerintah dan
bisnis” dalam mengembangkan vaksin SARS-CoV-2, ketua eksekutif WEF itu berharap
bahwa pola kolaborasi seperti itu “dapat menjadi fitur sistem ekonomi kita menggantikan
sistem pengecualian yang langka.”
Untuk mencapai tujuan ini, terutama yang
berkaitan dengan "tujuan sosial dan pemerintahan," Dr. Schwab
mengusulkan sesuatu yang disebut "Metrik Kapitalisme Pemangku
Kepentingan" yang merupakan pengungkapan tambahan bagi data non-keuangan dari
perusahaan dalam laporan tahunan mereka.
Metrik ini akan mencakup menjawab pertanyaan
seperti: “Apa kesenjangan upah berdasarkan gender di perusahaan X? Berapa
banyak orang dengan latar belakang berbeda yang dipekerjakan dan dipromosikan?
Kemajuan apa yang telah dicapai perusahaan dalam mengurangi emisi gas rumah
kaca? Berapa perusahaan membayar pajak secara global dan per yurisdiksi?”
Dalam artikel
lain di situs WEF, Schwab menegaskan bahwa "The Great Reset," akan
"membutuhkan pemerintah-pemerintah yang lebih kuat dan lebih efektif"
dan "menciptakan ... insentif bagi industri untuk meningkatkan rekam jejak
mereka di bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola ( ESG)."
Dia juga menegaskan bahwa "...dunia harus
bertindak bersama dan cepat untuk mengubah semua aspek masyarakat dan ekonomi
kita, dari pendidikan hingga kontrak sosial dan kondisi kerja."
“Setiap negara, dari Amerika Serikat hingga Cina,
harus berpartisipasi, dan setiap industri, dari minyak dan gas hingga
teknologi, harus dirubah. Singkatnya, kita membutuhkan 'Penyetelan Ulang Besar'
atas sistem kapitalisme,” kata Schwab melanjutkan.
Sebagaimana dijelaskan
lebih lanjut oleh Sharan Burrow, sekretaris jenderal Konfederasi Serikat Buruh
Internasional, ekonomi global membutuhkan "penyeimbangan kembali."
“Kita perlu merancang kebijakan yang selaras
dengan investasi pada manusia dan lingkungan,” kata Burrow.
"Tapi di atas segalanya, perspektif jangka
panjang adalah tentang menyeimbangkan kembali ekonomi."
Dalam presentasi video 6 Agustus tentang "The Great Reset,"
editor The Remnant, Michael Matt,
membahas hubungan antara krisis virus corona dan penguncian wilayah.
“Ini bukanlah tentang COVID lagi. Ini tentang
mengatur ulang segalanya. Dan Amerika Serikat saat ini sedang menghadapi semua
itu, jadi mereka membuat seluruh negara kita menjadi tidak stabil,” kata Matt.
“Tujuan permainannya sekarang adalah untuk
membuat ekonomi Amerika Serikat bertekuk lutut, menyingkir, hingga semua orang
akan terpaksa menginginkan 'The Great Reset,' ” kata Matt.
Dia melanjutkan, “The Great Reset, kemudian,
secara politis, dan ekonomi… akan menerapkan program sosialis secara besar-besaran,
dan, tentu saja, perubahan iklim global sejalan dengan Green New Deal. Regulasinya
nanti akan menjadi luar biasa."
Satu-satunya
orang yang menghalangi upaya global ini, tegas Matt, adalah Donald Trump. Saat berpidato di pertemuan tahunan WEF di
Davos, Swiss Januari lalu, A.S. Presiden Trump menyatakan:
“Kami berkomitmen untuk melestarikan keagungan
ciptaan Tuhan, dan keindahan alam dunia kita… Tapi untuk merangkul kemungkinan
hari esok, kita harus menolak para ‘nabi abadi dari malapetaka’ dan prediksi
mereka tentang kiamat… Para alarmis ini selalu menuntut hal yang sama: kekuatan
absolut untuk mendominasi, mengubah, dan mengontrol setiap aspek kehidupan
kita. Kami tidak akan pernah membiarkan paham sosialis radikal menghancurkan
ekonomi kami, menghancurkan negara kami, atau menghapus kebebasan kami. Amerika
akan selalu menjadi benteng kebebasan yang bangga, kuat, dan pantang menyerah."
Sementara itu hal yang spesifik dari
"Great Reset" masih belum diungkapkan, namun hal itu diharapkan akan
diungkapkan pada pertemuan WEF di bulan Januari 2021. Namun, dengan adanya bukti,
Justin Haskins dari Heartland Institute menyimpulkan,
"... jelas bahwa tujuan dari rencana Great Reset … adalah untuk
menggerakkan ekonomi dunia menuju sistem sosialisme, dengan menggunakan
perubahan iklim dan COVID-19 sebagai pembenaran.”
Dan untuk membantu mengalahkan "Great
Reset," Michael Matt menyarankan, "...berdoalah agar Trump menang di
bulan November."
Artikel terkait:
Abp. Viganò warns Trump about ‘Great Reset’ plot to
‘subdue humanity,’ destroy freedom
Globalist elites to gather in Swiss resort town to plan
post-COVID ‘Great Reset’
Are globalists using coronavirus crisis as battering ram
to destroy, remake world order?
UN secretary general calls for ‘global governance’ with
‘teeth’
Explosion in mandatory masking isn’t driven by science,
but fear - Part II
*****
Elit
Global Akan Menghancurkan Kita Dalam Penyetelan Ulang (Reset) Besar
Hanya
Dengan Kembali Kepada Doktrin Dan Iman Tradisionil, Gereja Bisa Diselamatkan
Seorang
Teman Francis, Homosex, Berkata Tentang ‘Taktik Gelombang Dari Francis’
'Great
Reset' adalah merupakan serangan radikal...