Percayalah Bahwa Para Elit Global Akan Menggunakan Krisis COVID
Untuk Meluncurkan 'Great Reset' Yang Radikal
Dengan kata lain, para pemimpin dunia siap memanfaatkan peluang
untuk menciptakan tatanan dunia baru berdasarkan prinsip sosialisme.
Thu Nov 26,
2020 - 7:39 pm EST
29 November 2020 (American
Thinker) - Selama Resesi Hebat, Rahm
Emanuel berkata, "Anda tidak ingin sebuah krisis yang serius terjadi dengan
sia-sia. Dan yang saya maksud dengan itu adalah kesempatan untuk melakukan
hal-hal yang menurut Anda tidak dapat Anda lakukan sebelumnya.”
Kedengarannya hal ini sangat akrab dengan beberapa pernyataan
dari kader elit global yang mendorong "Great Reset" yang dipimpin oleh
Forum Ekonomi Dunia setelah munculnya krisis virus corona.
Misalnya, saat berbicara pada peluncuran gagasan Great Reset
di Forum Ekonomi Dunia awal tahun ini, Pangeran
Charles berkata, "Kita memiliki kesempatan emas untuk merebut
sesuatu yang baik dari krisis ini -- gelombang kejut yang belum pernah terjadi
sebelumnya mungkin membuat orang lebih bersedia menerima visi besar tentang
perubahan."
Pangeran Charles menambahkan, "Saat kita beralih dari tindakan
penyelamatan kepada tindakan pemulihan, kita memiliki jendela kesempatan yang
unik yang dengan cepat menyusut, untuk mempelajari pelajaran dan mengatur ulang
diri kita sendiri kepada jalur yang lebih berkelanjutan. Ini adalah kesempatan
yang belum pernah kita miliki sebelumnya dan mungkin tidak akan pernah kita
miliki lagi.. ."
Klaus Schwab,
pendiri dan ketua eksekutif World Economic Forum (WEF), mengatakan dengan lebih
blak-blakan: "The Great Reset akan mengharuskan kita untuk
mengintegrasikan semua pemangku kepentingan masyarakat global ke dalam
komunitas yang memiliki kepentingan, tujuan, dan tindakan bersama."
Dengan kata lain, Schwab dan yang disebut "pemangku
kepentingan masyarakat global" ingin menggunakan krisis COVID-19 beserta
segala akibatnya, untuk menerapkan tatanan
dunia baru, yang disebut Great Reset.
Jadi, apa yang dibutuhkan oleh Great Reset ini?
Menurut Schwab, "Agenda Great Reset akan memiliki tiga
komponen utama. Yang pertama akan mengarahkan pasar ke arah hasil yang lebih
adil (.) ... Selain itu, pemerintah-pemerintah harus menerapkan reformasi yang
telah lama tertunda yang mempromosikan hasil yang lebih adil. Bergantung pada
negaranya, ini mungkin termasuk perubahan pada pajak kekayaan, penghapusan subsidi
bahan bakar fosil, dan aturan-aturan baru yang mengatur kekayaan intelektual,
perdagangan, dan persaingan."
Dengan kata lain, Great Reset akan mengantarkan kebijakan sosialistik dalam skala dunia.
Komponen kedua dari agenda Great Reset akan memastikan bahwa
investasi bisa memajukan tujuan bersama, seperti kesetaraan dan keberlanjutan
(.) ... Daripada menggunakan dana serta investasi dari entitas swasta dan dana
pensiun, untuk mengisi celah-celah dari sistem di masa lalu, kita harus
menggunakannya untuk membuat yang baru yang lebih tangguh, adil, dan
berkelanjutan dalam jangka panjang. Ini berarti, misalnya, membangun
infrastruktur perkotaan 'hijau' dan menciptakan insentif bagi industri-industri
untuk meningkatkan rekam jejak mereka dalam urusan lingkungan, sosial, dan tata
kelola (ESG).
Dalam aspek ini, Great Reset akan memastikan bahwa perusahaan-perusahaan
menyusun ulang prioritas mereka dari keuntungan, pertumbuhan, dan inovasi,
untuk memenuhi satu standard untuk semua, dalam masalah lingkungan, sosial, dan
tata kelola yang sewenang-wenang.
Prioritas ketiga dan terakhir dari agenda Great Reset adalah
memanfaatkan inovasi Revolusi Industri Keempat untuk mendukung kebaikan publik,
terutama dengan menangani tantangan di bidang kesehatan dan sosial.
Meskipun hal ini kedengarannya seperti sesuatu yang kurang masuk
akal, namun hal ini memberdayakan para elit global untuk menentukan apa yang
menjadi kepentingan publik, menurut para elit global itu sendiri, dan oleh karena itu mereka merasa memiliki hak
untuk mengontrol penyebaran sumber daya untuk mengatasi apa yang mereka anggap
sebagai "tantangan kesehatan dan sosial."
Jika diimplementasikan, Great Reset akan mengubah dunia
seperti yang kita kenal. Kedaulatan
Amerika akan dirusak, begitu pula kebebasan pribadi. Dan jika Anda berpikir
ini adalah fantasi ‘kue-di- langit’ dengan sedikit peluang untuk menjadi
kenyataan, cobalah untuk memikirkannya lagi.
Sejumlah lembaga dan pemimpin terkemuka telah mendukung Great
Reset, termasuk PBB, Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, Greenpeace
Internasional, Konfederasi Serikat Buruh Internasional, McKinsey & Company,
John Kerry, Al Gore, Jack Ma, dll.
Tetangga Amerika di utara sudah bergabung. Perdana Menteri
Kanada Justin
Trudeau baru-baru ini berkata, "Kanada percaya bahwa respons yang
kuat dan terkoordinasi di seluruh dunia dan lintas sektor, sangatlah penting.
Pandemi ini telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengaturan ulang (Great
Reset). Ini adalah kesempatan kita untuk mempercepat upaya pra-pandemi kita
untuk menata kembali sistem ekonomi yang benar-benar mampu mengatasi tantangan
global, seperti kemiskinan ekstrem, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim."
Tanda-tanda yang ada saat ini, menunjukkan bahwa administrasi
Joe Biden juga ikut serta. Paket Biden's Build
Back Better diambil langsung dari buku pedoman Great Reset. Selain itu,
banyak penasihat dan calon anggota stafnya telah menyuarakan dukungan mereka untuk
Great Reset, termasuk John Kerry, sekutu lama Biden dan kemungkinan menjadi
anggota kabinetnya.
Begitulah, The Great Reset telah ada
di sini, di hadapan kita semua. Hal itu sedang terjadi.
Hanya waktu yang akan menjawab, apakah itu menjadi Tata Dunia Baru atau tidak.
*****
Bagaimana
Cina Mengubah Miliarder Globalis dan Big Tecch Menjadi Juru Bicara ...
AS
Berada Dalam Keadaan Terjun Bebas Secara Moral
Tanda
Dari Binatang? Ribuan Orang Swedia Menerima Microchip
Francis
Mencela Hukumnya Namun Mendukung Orang Yang Membuatnya
John
Kerry: Kepresidenan Biden akan memajukan agenda Great Reset