Liberation theologian,
Leonardo Boff
Teolog dari teologi pembebasan, sahabat akrab Francis,
diundang untuk berbicara dalam sebuah konperensi yang disponsori oleh Vatikan
Teolog pembebasan, Leonardo Boff, 81,
adalah salah satu pembicara utama dalam 'The Economy of Francesco.' Menurut seorang
globalis, Jeffrey Sachs, yang mencatat pesan tentang konferensi tahun lalu,
tujuannya adalah 'untuk menciptakan ekonomi dunia baru yang adil, makmur, dan
berkelanjutan secara lingkungan.'
Thu Nov 19,
2020 - 3:10 pm EST ·
VATICAN CITY, 19 November 2020 (LifeSiteNews) - Seorang teolog kontroversial, sahabat dekat Francis,
akan memberi kuliah di konferensi online internasional yang disponsori oleh
Vatikan.
Teolog dari teologi pembebasan, Leonardo Boff,
81, adalah salah satu pembicara utama dalam acara "The Economy of Francesco." Acara bagi kaum muda itu
berlangsung selama tiga hari, yang dimulai hari ini, berkantor pusat di Assisi,
Italia. Menurut Jeffrey Sachs, yang merekam pesan tentang konferensi tahun
lalu, tujuannya adalah "untuk menciptakan ekonomi dunia baru yang adil,
makmur, dan berkelanjutan secara lingkungan." Sachs sendiri, seorang
kolaborator dengan influencer sayap kiri, George Soros, dijadwalkan untuk
berbicara di konferensi itu pada sore ini.
Boff, yang diyakini sebagai sumber dari banyak
ide ekologi dan teologis dari paus Francis, dijadwalkan
untuk berbicara besok bersama dengan pastor Vilson Groh. Judul kuliah mereka
adalah "Tanggung jawab sosial-ekologis: pandangan global, tindakan
teritorial."
Mantan imam Fransiskan Brasil ini, adalah salah
satu dari sejumlah tokoh gerejawi yang pengaruh kontroversialnya atas teologi
Katolik pada 1960-an atau 1970-an membuat mereka menjadi perhatian pengawas
doktrinal Vatikan pada 1980-an. Pada tahun 1985, Boff melaporkan bahwa
Kongregasi Ajaran Iman, yang saat itu di bawah pimpinan Kardinal Joseph
Ratzinger, telah memintanya untuk “diam dan bertobat” karena pandangan-pandangannya
yang keras. Pada tahun 1984, dia dipanggil ke Roma untuk menjelaskan ide-ide
dalam buku karyanya The Church: Charisma
and Power. Menanggapi tuduhan terhadap dirinya dalam kaitannya dengan Teologi
Pembebasan yang dianutnya, Boff menyatakan bahwa dia tidak terinspirasi oleh Karl
Marx.
“Saya menyatakan bahwa saya bukanlah seorang
Marxist,” kata Boff.
"Sebagai seorang Kristiani dan seorang
imam Fransiskan, saya mendukung kebebasan, hak, agama, dan perjuangan mulia demi
keadilan menuju masyarakat baru."
Menurut The
New York Times, Boff menyatakan bahwa misi Gereja adalah
"pembebasan" dan bahwa "Injil berpihak pada orang miskin."
Pada tahun 1992, ketika Boff sekali lagi
diminta untuk tetap diam, dia meninggalkan ordo Fransiskan. Dia menikah tanpa
izin Gereja dan melanjutkan suatu bentuk pelayanan imamat ‘khusus’ saat ini. Boff juga banyak menulis tentang masalah
ekologi.
Sebagai kritikus
keras terhadap Kardinal Ratzinger, ide-ide Boff menjadi acuan dalam disertasi
akademis pada 1990-an, dan dia menikmati kebangkitannya di akhir hidupnya
sekarang berkat terpilihnya Jorge Bergoglio sebagai paus. Ketika ensiklik tentang
lingkungan dari paus Francis ‘Laudato si' diterbitkan, para kolaborator
Boff yang bermata tajam, melihat kehadiran gagasan-gagasan
teman mereka (Boff) dalam ensiklik kepausan itu. Pemikiran Boff muncul lagi
dalam dokumen-dokumen resmi yang dirancang sebelum
dan sesudah Sinode Amazon. Baru-baru ini, ide-ide
Boff telah mewarnai pemikiran paus Francis bahwa epidemi virus Corona
Covid-19 adalah hukuman
bumi terhadap umat manusia atas "dosa ekologis" kita.
Boff mengungkapkan dalam sebuah wawancara tak
lama setelah pemilihan paus Francis, bahwa dia mengenal paus Argentina itu secara
pribadi dan mereka saling menyukai. Kemudian, Boff merilis sebuah foto
yang diambil pada tahun 1972, yang memperlihatkan dirinya tampil bersama dengan
pastor Jorge Bergoglio.
Membela Francis dari spekulasi awal bahwa dia
adalah seorang yang sangat konservatif, Boff mengatakan bahwa mantan Uskup
Agung Buenos Aires itu baru saja, dengan hati-hati, mengikuti garis partai
ketika menyangkut masalah yang ‘panas.’
“Vatikan telah menetapkan seperti ini: semua
uskup tingkat tinggi harus menjaga antrean. Tidak ada yang perlu dipertanyakan.
Tapi itu bisa berubah sekarang,” kata Boff kepada majalah berita Jerman Der Spiegel.
Dalam wawancara itu, Boff menyatakan bahwa dirinya
senang karena paus baru ini telah mengambil nama Francis, karena dalam
pandangannya "St.Francis dari Assisi berpihak kepada sebuah gereja untuk
orang miskin dan tertindas, untuk kesadaran lingkungan dan melawan
kemewahan."
Boff juga mengatakan bahwa ada orang yang lebih
baik yang duduk di Kursi Petrus daripada “Ratzinger,” ketika Benediktus XVI
yang baru saja turun tahta.
Peter Kwasniewski, penulis beberapa karya
teologi dan liturgi, mengatakan kepada LifeSiteNews
bahwa kebangkitan karier Boff saat ini adalah salah satu dari banyak indikasi
kepercayaan paus Francis terhadap Boff.
“Rehabilitasi terhadap Boff adalah salah satu
dari ratusan tanda tegas yang diperlihatkan paus Francis selama masa
kepausannya untuk memberi sinyal persis di pihak mana dia berdiri, tanpa harus
mengatakannya sendiri,” kata Kwasniewski melalui media sosial.
“Teologi Pembebasan, campuran beracun dari
Kristologi murahan dan ideologi Marxis, dinilai tidak Katolik dan bahkan anti-Katolik,
di bawah John Paul II selama kepemimpinan Ratzinger di CDF,” lanjutnya.
“Seperti biasa, Teologi Pembebasan memperoleh manfaat
dari penggunaan pesan Injil yang selektif dan samar-samar. Ketidakadilan yang
mereka khawatirkan adalah nyata, tetapi interpretasi dan solusi yang mereka
usulkan tidak hanya meragukan tetapi, dalam banyak kasus, absurd secara filosofis
dan sesat secara teologis.”
Menurut website Vatikan, Dicastery for Promoting Integral Human
Development, konferensi "Economy of Francesco" ini mempertemukan
para pemikir sosialis berpengalaman seperti Boff dan Sachs dengan "ekonom
dan wirausahawan muda." Rupanya, "Ekonomi Fransiskus" sudah menjadi
gerakan "anak muda dengan wajah, kepribadian, dan gagasan yang mapan, yang
hadir dan tumbuh di seluruh dunia untuk mengubah ekonomi saat ini dan
memberikan jiwa pada ekonomi masa depan." Menurut National
Catholic Register, "sekitar 2.000" orang di bawah 35 tahun
ikut serta secara online.
Penulis John Zmirak khawatir bahwa konferensi
"Economy of Francesco" akan menghasilkan
‘kesetaraan buatan’ dan menyerang hak asasi manusia primordial atas properti
pribadi.
“Dengan menuduh
'ketidaksetaraan' ekonomi manusia sebagai kejahatan dan menolak kepemilikan
pribadi sebagai hak asasi manusia, maka konferensi ini (akan menetapkan)
dirinya sendiri secara langsung bertentangan dengan ajaran-ajaran Gereja,” kata
Zmirak.
“Leo XIII, bapak dari ajaran sosial Katolik
modern, sangatlah jelas. Dia mengatakan bahwa bahkan amal kasih Kristiani, terutama
keadilan, TIDAK menuntut orang kaya untuk melepaskan 'posisi' mereka di
masyarakat. Dia juga menyebut properti pribadi sebagai sebuah hak 'suci', dan
mereka yang menyerangnya asalah 'jahat,' ” lanjutnya.
“Fantasi-fantasi utopis kaum kiri Katolik, yang
kebetulan menggemakan skema para insinyur dan miliarder sosial di Forum Ekonomi
Dunia, adalah jerat beracun yang pantas menerima cemoohan kita.”
*****
Mantan Mata-Mata Soviet: Kami
Menciptakan Teologi Pembebasan
http://rosa-devosi.blogspot.com/2015/08/mantan-mata-mata-soviet-kami.html
http://veritas-vincit-international.org/2015/08/09/former-soviet-spy-we-created-liberation-theology/
Bunda
Maria, Bayside, March 18, 1973
Teilhard de Chardin berada di dalam
neraka
(Teilhard de Chardin adalah salah satu imam, promotor teologi pembebasan)
"Banyak klerus Kami menjadi
buta karena kasih mereka akan kesenangan dan kekayaan duniawi. Banyak orang
yang telah menerima orang setinggi jabatan imam. Teilhard de Chardin berada di dalam neraka! Dia terbakar selamanya
karena pencemaran yang dia sebarkan ke seluruh dunia! Seorang hamba Allah
telah meraih pilihannya sendiri sebagai sebuah sarana manusia untuk masuk ke
dalam kerajaan setan.
*****
Laporan
Pelecehan Seks Di Inggris Telah Mengecam Paus