ROBERT
MUTSAERTS, USKUP BELANDA: PAUS
BENEDIKTUS BERKEWAJIBAN UNTUK BERBICARA MEMBELA SELIBAT IMAM
"Jika ada ambiguitas," kata Uskup Robert Mutsaerts,
"Anda harus menciptakan kejelasan."
Thu Jan
16, 2020 - 8:42 pm EST
·
Bishop Robert Mutsaerts of Den Bosch,
Netherlands.Omroep Brabant / YouTube
By Jeanne Smits, Paris
correspondent
16 Januari 2020 (LifeSiteNews) - Uskup Belanda, Robert Mutsaerts, uskup auxilier dari 's-Hertogenbosch (Den Bosch), mengatakan bahwa
dia ‘memahami’ alasan mengapa Paus Benediktus berkontribusi dalam debat soal selibat
imam dalam buku yang dia tulis bersama dengan Cardinal Sarah, Des
profondeurs de nos cœurs (Dari Kedalaman Hati Kita).
"Jika ada ambiguitas, Anda harus menciptakan kejelasan," katanya
dalam sebuah wawancara dengan LifeSiteNews (baca wawancara lengkap di bawah).
"Tidak peduli imam atau uskup yang bersangkutan, itu adalah tugas mereka
- dan semakin tinggi Anda berada dalam hierarki, semakin tinggi tanggung jawab
Anda, dan juga tugas Anda untuk berbicara," kata uskup Belanda, yang
terkenal dengan caranya sendiri: blak-blakan.
Uskup Mutsaerts beberapa waktu yang lalu, 12 November 2019, ikut menandatangani
"Protes terhadap tindakan sakrilegi dari paus Francis" sebagai reaksi
publik setelah skandal Pachamama dalam Sinode Amazon. Dia tidak ragu-ragu untuk
menyampaikan kritik terhadap ‘perubahan paradigma’ ini, dan dia juga menyebut
Sinode Amazon sebagai sebuah pertemuan yang paling politis sepanjang sejarah Gereja.
Uskup Mutsaerts sebelumnya juga mencela Sinode Kaum Muda, yang tidak memiliki ‘kredibilitas’
apapun dengan banyaknya penyalahgunaan seks, katanya kepada LifeSite saat itu. Di
internet, dia telah menulis secara teratur dan bersemangat di blognya ‘Paarse
Pepers’ (Purple Peppers) yang banyak mengecam "pergeseran paradigma"
saat ini di dalam Gereja.
Dalam wawancara yang baru dengan LifeSite,
Uskup Mutsaerts berbicara tentang peran penting selibat imam dan tidak bermanfaatnya
menghapuskan aturan itu pada saat panggilan terhadap kaum muda semua adalah ‘termasuk
tipe ortodoks,’ jauh dari paham liberalisme pasca-Vatikan II di Belanda.
Lebih jauh, dia menunjukkan bahwa krisis di dalam Gereja saat ini, di atas
segalanya, adalah karena tidak adanya iman dan ketidaktahuan akan realitas
Yesus Kristus, Putra Allah.
Below is the full text of Bishop Mutsaerts’s interview
with LifeSite. https://www.lifesitenews.com/news/dutch-bishop-pope-benedict-had-duty-to-speak-out-in-defense-of-priestly-celibacy
* LDM, 19 Januari 2020
No comments:
Post a Comment