Atau mundur saja
January 7, 2020
Ketika kita semua sedang menuju pertempuran langsung tahun ini – di bidang
budaya dan di bidang gerejawi - kita perlu memahami satu poin mendasar: Duduk
di tengah bukan lagi pilihan, khususnya media Katolik resmi. Mereka harus
memilih berada di pihak atau kubu mana, dan mereka harus melakukannya sekarang,
dan dengan jelas dan pasti.
Inilah intinya: Orang-orang ini telah mengaktifkan kejahatan di dalam Gereja.
Hal itu adalah sesuatu yang mereka lakukan. Mereka tahu tentang kasus McCarrick, misalnya, namun mereka duduk diam karena mereka tidak ingin
mengundang amarah para uskup di kepala mereka sendiri. Mereka terlibat karena
mereka memiliki pengetahuan dan tidak melakukan apa-apa.
Mereka tahu dan mengerti adanya infiltrasi ke dalam
jajaran klerus oleh ribuan pria homosexual. Mereka tahu dan mengerti tentang berbagai uskup yang adalah homoseksual
aktif yang melahap kawanan domba. Mereka tahu dan mengerti tentang penghancuran
Iman oleh hierarki yang bengkok. Mereka tahu dan mengerti tentang korupsi
finansial besar-besaran
yang mendasari sebagian besar bencana. Mereka telah menyaksikan kehancuran iman
yang terbesar, mungkin dalam sejarah Gereja - bahkan lebih besar dari
pemberontakan Protestan abad ke-16.
Sekali lagi, keputusan editorial media mereka untuk tidak melaporkan semua
itu - atau ketika sudah dilaporkan, mereka selalu terlambat masuk kedalam permainan.
Kembali pada tahun 2002 ketika Boston
Globe menyampaikan berita
pertama tentang krisis pelecehan seksual di kalangan klerus homoseksual, namun mereka
meninggalkan tugas mereka sebagai jurnalis yang sejati dan mengikuti arus. Para
uskup mengatakan semuanya beres - kita
sudah bisa mengendalikannya, dan ‘badut media’ mereka dengan patuh
menerbitkan ulang siaran pers yang menipu dari para uskup, seolah-olah hal itu
adalah Injil. Tidak ada analisis yang kritis, tidak ada penelitian atas akar
permasalahan, tetapi mereka hanya mencetak artikel dari para uskup yang menyangkal
keterlibatan mereka dengan homoseksualitas.
Ketahuilah hal ini: Jika bukan karena media
Katolik independen yang meliput semua ini, maka mereka masih akan berbohong
kepada Anda atau membuat Anda dalam kegelapan. Tweet
Mengapa media Katolik resmi tidak, misalnya, meliput kisah yang sangat
masuk akal, yang menarik bagi umat Katolik? Kisah-kisah seperti: Mengapa
keuskupan di seluruh negeri tidak menerbitkan laporan keuangan mereka untuk
dilihat oleh semua orang? Itu adalah kisah yang sangat sah dan, setahu kami,
hanya media Church Militant (sebagai media independen) yang
membahas topik itu.
Umat Katolik, terutama sekarang di zaman penuh kebusukan dan korupsi ini,
memiliki hak untuk mengetahui bagaimana uang mereka dibelanjakan. Berapa banyak
sumbangan kolekte mereka untuk membayar para korban pencabulan sexual oleh klerus?
Berapa banyak uang mereka yang dibayarkan kepada para penasihat hukum? Berapa
banyak aset yang dilikuidasi? Umat Katolik memiliki hak untuk mendapatkan jawaban-jawaban
itu!
Dan lebih dari itu: Seberapa besar petugas admin di keuskupan setempat?
Berapa jumlah direktur komunikasi yang diturunkan setiap tahun? Apakah ada bagian
atau departemen yang berlebihan? Ini tidak lain adalah sebuah kisah tentang
transparansi, yang harus diketahui oleh umat.
Apakah media resmi Katolik, yang selalu menggembar-gemborkan pengetahuan mereka
tentang berbagai hal, merasa bahwa data ini tidak layak dikejar? Dalam dunia
jurnalisme otentik, pelaporan media selalu berisi tentang menemukan kebenaran
dan melaporkan kebenaran, titik.
Dalam tatanan politik, jurnalisme adalah berbicara tentang menjadi
pengawas pemerintah karena pemerintah tidak dapat dipercaya oleh polisi. Itu
sebabnya para Bapak Pendiri Amerika memasukkan kebebasan pers dalam Konstitusi
- satu-satunya profesi yang diberikan perlindungan semacam itu.
Dalam nada yang sama, memang sedih untuk mengatakan, hierarki sudah lama
melewati saat-saat dimana umat bisa mempercayai mereka. Karena mereka telah banyak
berbohong, memutarbalikkan, menutup-nutupi, dan memungkinkan beberapa orang
yang paling jahat untuk mengenakan mitra (menjadi uskup). Orang-orang ini telah
menjadi bapa spiritual yang mengerikan sekaligus menjadi pencuri, predator, dan
mereka telah meninggalkan jejak sekian banyak korban yang hanya akan dapat diselesaikan
pada hari Penghakiman
Akhir.
Ketika media resmi Katolik menolak untuk melaporkan sebuah cerita, atau
memihak para uskup dan melaporkan sisi baik para uskup, maka mereka
meninggalkan semua integritasnya. Ambil saja contoh tentang pelaporan yang dilakukan
oleh mereka dalam kasus pastor Paul Kalchik, yang masih bersembunyi dari kejaran kardinal Blase Cupich, pejabat gereja di Chicago. Mereka benar-benar tidak jujur dan tidak
akurat - tetapi hal itu bisa mempertahankan pendirian mereka dengan licik – mereka
melukiskan pastor Kalchik yang salah dan Blase Cupich menjadi semacam juara.
Pastor Kalchik, Anda ingat, terpaksa harus meninggalkan parokinya setelah
diancam oleh Cupich setelah insiden pembakaran spanduk gay yang dipajang di dalam gereja. Pastor Kalchik
keluar dari persembunyiannya dan berbicara kepada Church Militant tentang peran media resmi Katolik yang merugikan dirinya.
James Grein, korban pencabulan jangka panjang oleh kardinal McCarrick, menyampaikan
laporan kepada
Church Militant
bahwa kardinal Joseph Bernardin telah melakukan pelecehan
seksual terhadapnya, namun media resmi Katolik tidak berkata apa-apa.
Church Militant menyampaikan berita bahwa Bernardin telah dituduh melakukan
pelecehan seksual terhadap seorang korban anak kecil sebagai bagian dari ritual setan, dan bahwa si korban telah melaporkannya kepada berbagai
pejabat Gereja namun tidak ada tanggapan apa pun - dan media resmi Katolik juga
tidak memberitakan hal itu sama sekali.
Kardinal Cupich tidak memasukkan nama Bernardin dalam daftar pelaku pelecehan
seksual kepada jaksa agung Illinois, meski dia telah mengatakan sebelumnya
bahwa dia akan melaporkan semua kasus - dikonfirmasi atau tidak - dan media resmi
Katolik cuma membisu.
Mengingat struktur tentang bagaimana Gereja bekerja, dan dengan hierarki
yang sangat korup yang kita miliki sekarang - bersikeras menyembunyikan
kebenaran dari umat awam – maka laporan media adalah satu-satunya sumber yang
dimiliki para korban saat ini untuk mendapatkan keadilan. Dan yang kami maksud disini
adalah semua korban - pelecehan
homoseksual, pelecehan spiritual, pelecehan finansial. Adalah tugas orang-orang
di media resmi Katolik untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Jika media resmi Katolik tidak
mau melakukan tugas itu,
mereka perlu segera mengepak
tas mereka dan berhenti menjadi bagian dari kejahatan dalam gereja.
Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
ReplyDeleteKesempatan Menang Lebih Besar,
|| WA : +855964283802 || LINE : +855964283802