SRI LANKA DAN
CROATIA BEKERJA SAMA MENUJU PELUNCURAN KARTU ID DIGITAL BIOMETRIK, INDONESIA MASIH UJI COBA MANFAATNYA
May 25, 2020 | Chris Burt
Sri Lanka berencana untuk meluncurkan Kartu Identitas Digital
yang didukung biometrik untuk mendukung akses digital ke berbagai layanan
pemerintah, Daily
News melaporkan.
Presiden Gotabaya Rajapaksa berbicara kepada Departemen
Pendaftaran Orang, Kementerian Administrasi Publik, Kementerian Pertahanan,
Departemen Emigrasi dan Imigrasi, dan Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(ICTA) tentang proyek tersebut dalam pertemuan baru-baru ini, menurut laporan
tersebut. Dia dilaporkan telah memberikan instruksi untuk mempercepat
pengenalan sistem kredensial baru.
Rincian fungsi biometrik dan lainnya dari kartu ini akan
digunakan untuk paspor dan penerbitan SIM, pembayaran pensiun dan tunjangan,
pembayaran pajak dan pemungutan suara.
Pengembangan kartu ini sedang dilakukan oleh sebuah panel
ahli, Badan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Satuan Tugas Presiden,
menurut Daily News.
Sri Lanka mulai menerbitkan Kartu Identitas Nasional pada
tahun 1973, tetapi dokumen dari kertas tersebut memuat informasi terbatas
tentang identitas si pemilik. Rajapaksa adalah seorang pendukung program kartu
identitas digital sebagai Sekretaris Pertahanan dan program ini yang awalnya
diluncurkan pada tahun 2012. Pemerintah Sri Lanka berharap untuk menyelesaikan pendaftaran
sidik jari biometrik pada pertengahan 2017. Negara ini juga berencana
memperkenalkan biometrik untuk kontrol
perlintasan batas negara.
Kroasia memperbarui aturan kartu
ID untuk memasukkan biometrik
Pemerintah Kroasia sedang melacak amandemen Undang-Undang
tentang Kartu Identifikasi dengan cepat untuk membuat mandat sesuai dengan
arahan Uni Eropa yang mengamanatkan data sidik jari dan foto, bersama dengan
perubahan lainnya, demikian The Voice of Croatia melaporkan.
Tampilan depan kartu juga berubah, untuk memasukkan indikasi
dua huruf negara Kroasia "HR" dalam kotak biru dan 12 bintang kuning
yang melambangkan Uni Eropa.
Amandemen tersebut juga meletakkan dasar hukum untuk
persetujuan akhir versi digital dari kartu identitas elektronik untuk disimpan
pada perangkat seluler, hingga memungkinkan akses ke layanan digital dan
penandatanganan dokumen resmi secara elektronik.
Aturan kartu
ID regional yang baru telah disetujui setahun yang lalu oleh Dewan Uni Eropa,
dan mengharuskan elemen biometrik disimpan dalam chip elektronik untuk
memfasilitasi proses kontrol perbatasan. Kartu itu mulai beroperasi pada 1
Agustus 2019, dan berlaku untuk semua negara anggota mulai 2 Agustus 2021.
Indonesia masih uji coba
penggantian kartu bermanfaat ini dengan biometrik
Tim Nasional untuk Percepatan Pengurangan Kemiskinan (TNP2K)
dari pemerintah Indonesia telah mengumumkan bahwa uji coba pengenalan wajah
tahun lalu untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi sistem distribusi bantuan
memiliki tingkat keberhasilan rata-rata 85,2 persen, demikian menurut the Jakarta Post.
Data biometrik untuk sistem untuk melakukan kecocokan
diperoleh dari database kartu identifikasi elektronik (e-KTP) yang dioperasikan
oleh Kementerian Dalam Negeri.
Uji coba dilakukan di tiga wilayah dalam kemitraan dengan
platform e-wallet LinkAja, dengan penerima manfaat melakukan pemindaian wajah
biometrik pada pedagang yang ditunjuk untuk mengakses gas di rumah serta subsidi
listrik, dan bantuan sembako.
Sistem bantuan sosial sebelumnya sebagian besar didasarkan
pada kartu yang ditautkan ke rekening bank penerima, dan pemerintah berupaya
meningkatkan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya. Perwakilan TNP2K
mengatakan dalam sebuah webinar bahwa banyak orang yang melaporkan kesulitan
melacak kartu dan kode PIN mereka, dan dengan bermitra dengan penyedia layanan
fintech memungkinkan pemerintah untuk memfasilitasi kebutuhan mereka tanpa
memerlukan kepemilikan ponsel pintar.
Perwakilan lain dari pemerintah pada webinar itu, mencatat
bahwa infrastruktur digital negara itu sudah ketinggalan zaman, dan tidak bisa mendukung
database biometrik setiap warga negara. Penetrasi internet di Indonesia masih rendah,
juga, seperti halnya literasi digital, merupakan tantangan potensial bagi
sistem baru berbasis fintech.
Pemerintah dilaporkan awal tahun ini
mempertimbangkan untuk memberlakukan undang-undang perlindungan
data yang baru.
*****
ReplyDeleteAJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)