Mantan mata-mata Soviet: Kami menciptakan Teologi Pembebasan
http://veritas-vincit-international.org/2015/08/09/former-soviet-spy-we-created-liberation-theology/
Mantan KGB Spy Ion Pacepa telah mengklaim bahwa Teologi
Pembebasan, yang
saat ini sedang dipromosikan oleh Paus Francis, adalah
ciptaan dari KGB.
Seorang mantan agen (spion) KGB
baru-baru ini mengklaim bahwa Teologi Pembebasan – yang telah dikutuk oleh para
paus sebelumnya, tetapi saat ini dipromosikan oleh Paus Francis - adalah
ciptaan dari KGB dan Uni Soviet.
‘The Catholic News Agency’ telah menerbitkan sebuah
wawancara dengan Ion Mihai Pacepa, seorang mantan jenderal di kepolisian
rahasia Rumania yang merupakan salah satu peringkat tertinggi pembelot Blok
Timur pada 1970-an. Disitu dia mengatakan bahwa Uni Soviet - dan KGB khususnya –
menciptakan Teologi Pembebasan, sebuah gerakan kuasi-Marxis yang berkembang di
Amerika Latin dari tahun 1960 hingga tahun 1990-an. Para Paus sebelumnya,
terutama St. John Paul II dan Benediktus XVI, telah mengutuk Teologi Pembebasan
ini, dan telah menulis dengan tegas bahwa ajaran adalah "tidak sesuai
dengan Iman Kristiani".
Pacepa membuat pengakuan bahwa
Soviet telah mengawali, mendanai dan membentuk ajaran teologi pembebasan. Dia
mengutip sebagai salah satu sumbernya adalah Aleksandr Sakharovsky, agen Rusia
yang mendirikan lembaga polisi rahasia Rumania. Pacepa menggambarkan Aleksandr sebagai
'boss de facto di tahun 1950-an. Sakharovsky kemudian menjadi kepala Direktorat
Utama dari KGB.
Berikut adalah kutipan kunci dari
wawancara:
Kelahiran Teologi Pembebasan adalah merupakan
tujuan utama dari pertemuan super-rahasia tahun 1960 oleh 'Partai-Negara
Dezinformatsiya Programme' yang disetujui oleh Aleksandr Shelepin, sebagai ketua
KGB, dan oleh anggota Politbiro Aleksey Kirichenko, yang mengkoordinasikan
kebijakan internasional Partai Komunis.
KGB memulai dengan membangun sebuah organisasi
keagamaan internasional (sebagai sasaran antara) yang disebut sebagai Christian
Peace Conference (CPC), Konferensi Perdamaian Kristen, yang bermarkas di Praha.
Tugas utamanya adalah untuk membawa Teologi Pembebasan ciptaan KGB ke dunia
nyata.
Konferensi Perdamaian Kristen yang baru
ini, Christian Peace Conference (CPC), diatur oleh KGB dan diserahkan
pengelolaannya kepada World Peace Council (WPC), Dewan Perdamaian Dunia (WPC), yang
juga merupakan ciptaan KGB, didirikan pada tahun 1949 dan pada saat itu
bermarkas di Praha.
Selama saya menjabat pada jajaran
atas dari komunitas intelijen Soviet saya bertugas mengawasi operasi WPC di Rumania.
Ia benar-benar organisasi murni milik KGB. Sebagian besar karyawan WPC ini
adalah petugas intelijen Soviet yang menyamar ... Bahkan uang untuk anggaran
WPC berasal dari Moskow, disampaikan oleh KGB dalam bentuk dollar tunai untuk
menyembunyikan asalnya yang dari Soviet.
Pacepa mengaku bahwa KGB terlibat
langsung dalam penyelenggaraan konferensi oleh uskup-uskup beraliran kiri di Amerika
Selatan di Medellin, dengan tujuan utama untuk melembagakan bentuk baru dari
Marxisme dengan kedok Teologi Pembebasan:
Terus terang saja saya tidak
terlibat langsung dalam penciptaan Teologi Pembebasan itu sendiri. Dari
Sakharovsky saya tahu bahwa pada tahun 1968 Christian Peace Conference (CPC) (Konferensi
Perdamaian Kristen) ciptaan KGB, yang didukung oleh Dewan Perdamaian Dunia di
seluruh dunia, telah mampu bermanuver dan mempengaruhi sekelompok uskup beraliran
kiri di Amerika Selatan untuk mengadakan Konferensi Uskup-uskup Amerika Latin
di Medellin, Kolombia. Tugas resmi dari Konferensi adalah untuk memberantas kemiskinan.
Sedangkan tujuan yang tidak diucapkan adalah untuk mengakui sebuah gerakan
keagamaan baru yang mendorong masyarakat miskin untuk memberontak melawan 'kekerasan
yang dilembagakan terhadap kemiskinan', dan untuk menganjurkan pembentukan gerakan
baru kepada Dewan Gereja Dunia untuk memperoleh persetujuan resmi. Konferensi Medellin
telah berhasil mendapatkan kedua tujuan ini. Mereka juga memberi nama 'Teologi
Pembebasan', pada ajaran ciptaan KGB itu.
Dikutuk
oleh para paus Sebelumnya
Paus Yohanes Paulus II melakukan
kampanye selama puluhan tahun di dalam Gereja untuk menolak Teologi Pembebasan
dan menghentikan kegiatan para pendukungnya yang paling bersemangat. Sebagai
Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman pada saat itu, Kardinal Joseph Ratzinger
menerbitkan Instruksi "Libertatis Nuntius" pada 6 Agustus 1984,
dengan persetujuan Paus Yohanes Paulus II. Tujuannya adalah untuk memusatkan perhatian
para pastor, teolog dan semua umat beriman pada penyimpangan dari Teologi
Pembebasan yang berbahaya bagi iman dan kehidupan Kristen dan yang didasarkan
pada pemikiran Marxis.
Sebagai paus, Benediktus XVI
mendesak semua orang yang dalam beberapa cara merasa tertarik atau terpengaruh
oleh "prinsip-prinsip penipuan tertentu dalam Teologi Pembebasan" agar
mereka merenungkan kembali perintah yang diberikan dan bersikap terbuka terhadap
terang yang ada didalam perintah itu, yang akan menerangi masalah yang
sebenarnya.
Teologi
Pembebasan dihidupkan kembali oleh Paus Francis
Koran setengah resmi Vatican, L'Osservatore Romano, telah menulis
bahwa dengan pemilihan Francis ', Teologi Pembebasan tidak lagi "tetap
dalam bayang-bayang yang telah terdegradasi selama beberapa tahun."
Pastor Gustavo Gutierrez, imam
Dominikan dari Peru yang dikenal sebagai bapak Teologi Pembebasan, menjadi
pembicara utama dalam konferensi pers resmi Vatikan yang mengadakan sebuah
pertemuan besar bagi sebuah organisasi amal di Vatican, ‘Caritas Internationalis’, pada Mei 2015.
Pope Francis with Cuban Communist President Raul Castro (adik
Fidel Castro)
Pada tanggal 11 September 2013, Paus
Francis menjamu pastor Gutierrez di kediamannya, yang menyulut beberapa komentar
bahwa ini adalah tanda dari hubungan yang hangat antara hirarki gereja dan para
‘teolog pembebasan’. Pada tanggal 18 Januari 2014, Paus Francis bertemu dengan pastor
Arturo Paoli, seorang pastor Italia yang dikenal oleh Paus selama masa tugasnya
yang lama di Argentina. Paoli diakui sebagai pelopor Teologi Pembebasan, dan
pertemuan itu dilanggap sebagai tanda "rekonsiliasi" antara Vatikan
dan para aktivis teologi pembebasan.
Komunis Cuba dan PF
Baru-baru ini, Paus Francis menjadi tokoh sentral dalam menengahi
kesepakatan antara Kuba Komunis dan Amerika Serikat. Dalam audiensi dengan Paus
Francis di Vatikan pada 10 Mei 2015, Presiden Kuba Raul Castro berterima kasih
kepada Paus atas perannya dalam menengahi kesepakatan dengan Amerika itu:
"Saya sangat senang. Saya datang ke sini untuk berterima kasih kepadanya atas
apa yang telah dilakukannya untuk menyelesaikan masalah antara Amerika Serikat
dan Kuba. "
No comments:
Post a Comment