Daftar Partai Komunis Cina Yang Bocor Mengungkapkan Adanya Infiltrasi
Pada Para Produsen Vaksin COVID
"Ada keadaan darurat
spionase," kata Gordon G. Chang, komentator internasional tentang urusan
Asia.
Mon Dec 14, 2020 - 3:30 pm EST
14 Desember 2020 (LifeSiteNews) - Daftar anggota Partai Komunis Cina (PKC) yang bocor
belakangan ini menunjukkan adanya infiltrasi besar-besaran pada berbagai perusahaan
dan pemerintah Barat, termasuk perusahaan-perusahaan farmasi besar yang
mengembangkan vaksin untuk COVID-19, virus yang berasal dari Cina dan membuat
seluruh dunia menjadi sandera selama hampir satu tahun ini.
Daftar yang berisi nama 1,95 juta anggota CCP (Partai Komunis
Cina) telah bocor kepada The Daily Mail
di Inggris, The Australian di
Australia, dan De Standaardin di
Belgia. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas operasional
perusahaan-perusahaan barat yang mempekerjakan orang-orang ini (para anggota CCP).
“Ada keadaan darurat spionase,” kata Gordon G. Chang,
komentator internasional tentang urusan Asia dalam sebuah tweet.
“Pengaruh Cina, di bidang intelijen dan upaya infiltrasi Cina
kini membanjiri Amerika,” kata Chang, menulis di GateStoneInstitute.org.
"JANGAN PERNAH menerima vaksin apa pun yang berada dalam
jangkauan rudal Bill Gates," cuit pengacara Lin Wood. “Saya juga memiliki
kekhawatiran serius tentang pabrik farmasi Pfizer & koneksinya dengan CCP
(Partai Komunis Cina).”
Setelah melakukan analisis rinci, The Daily Mail mengatakan bahwa "raksasa farmasi Pfizer dan
AstraZeneca -- keduanya terlibat dalam pengembangan vaksin virus corona – telah
mempekerjakan total 123 loyalis partai CCP."
GlaxoSmithKline juga mempekerjakan beberapa anggota CCP.
Kesetiaan utama dari individu-individu ini bukanlah kepada negara-negara
Barat atau perusahaan yang mempekerjakan mereka, tetapi kepada komunisme dan CCP.
Para anggota PKC bersumpah
dengan sungguh-sungguh untuk "menjalankan keputusan Partai, dengan ketat
mematuhi disiplin Partai, menjaga rahasia Partai, setia kepada Partai, bekerja
keras, berjuang untuk komunisme sepanjang hidup saya, siap setiap saat untuk
mengorbankan segalanya demi kepentingan Partai dan rakyat, dan tidak akan
pernah mengkhianati Partai."
Anggota CCP lainnya juga bekerja pada perusahaan seperti
Boeing dan Airbus yang memasok peralatan dan teknologi yang digunakan oleh
militer AS dan angkatan bersenjata negara-negara barat lainnya, hingga
menciptakan potensi pelanggaran keamanan.
Perusahaan-perusahaan ini "membuat beberapa persenjataan
kami yang paling canggih dan dipercaya untuk menjaga desain rahasia untuk melindungi
aset dan fasilitas kami yang paling sensitif," lapor
National File. "Namun secara
kolektif mereka mempekerjakan ratusan orang Komunis Cina yang telah bersumpah
untuk melayani Partai di atas segalanya."
Seorang petugas intelijen yang meminta untuk tidak disebutkan
namanya mengatakan kepada The Australian
bahwa anggota CCP di pemerintahan dan perusahaan yang bekerja dengan pemerintah
"adalah risiko keamanan yang sama sekali tidak dapat diterima."
“Anggota partai seringkali diharapkan melakukan berbagai tawaran
kepada negara, terutama saat berada di luar negeri,” ujarnya. “Dalam beberapa
kasus, mereka melampaui risiko keamanan, dan benar-benar melakukan perintah Cina
dalam upaya mempengaruhi pemerintah di luar negeri. Penggerebekan baru-baru ini
di Sydney adalah contohnya.”
"Warga negara Cina telah membahayakan keamanan
perusahaan-perusahaan global yang merupakan bagian dari rantai pasokan militer
untuk Barat," lanjut perwira intelijen tersebut. "Membiarkan anggota CCP
bekerja pada perusahaan-perusahaan semacam itu berisiko mencuri teknologi
mereka, memberikan laporan intelijen kepada Cina tentang sistem dan kemampuan
senjata yang akan datang, atau pada struktur kekuatan yang dibangun di sekitar
kemampuan tersebut."
Boeing tidak hanya memproduksi pesawat komersial. Ia adalah
kontraktor pertahanan terbesar kedua di dunia, yang memproduksi jet tempur,
pembom, dan rudal untuk militer AS. Perusahaan ini juga memiliki kontrak untuk
mengirimkan dua pesawat 747 baru untuk digunakan sebagai Air Force One milik
presiden, mulai tahun 2024.
Anggota CCP lainnya dapat ditemukan bekerja untuk raksasa
perbankan global, yang bisa menjadi potensi ancaman bagi ekonomi barat.
John Ratcliffe, Direktur Keamanan Nasional A.S.,
memperingatkan tentang ancaman besar yang diberikan oleh CCP kepada A.S. dan
seluruh dunia, dalam sebuah komentar awal bulan ini di The Wall Street Journal:
Sebagai Direktur Intelijen Nasional, saya dipercaya memiliki
akses kedalam wilayah intelijen yang lebih banyak daripada anggota pemerintah
AS mana pun selain presiden. Saya mengawasi badan intelijen, dan kantor saya
membuat laporan harian kepada Presiden yang merinci ancaman yang dihadapi
negara. Jika saya dapat mengomunikasikan satu hal kepada rakyat Amerika dari
sudut pandang yang unik ini, itu adalah bahwa Republik Rakyat Cina merupakan
ancaman terbesar bagi Amerika saat ini, dan ancaman terbesar bagi demokrasi dan
kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia II.
Tujuan intelijennya jelas: Beijing bermaksud untuk
mendominasi AS dan seluruh planet ini secara ekonomi, militer, dan teknologi.
Banyak kegiatan publik besar Cina dan perusahaan terkemuka hanya menawarkan laporan
kamuflase untuk aktivitas Partai Komunis Cina.
Saya menyebut pendekatan spionase ekonominya "merampok,
mereplikasi, dan mengganti". Cina merampas kekayaan intelektual perusahaan
AS, mereplikasi teknologi, dan kemudian menggantikan posisi perusahaan AS di
pasar global.
“Masa depan generasi ini akan ditentukan dari tanggapannya
terhadap upaya Cina untuk membentuk kembali dunia dengan citranya sendiri dan
menggantikan Amerika sebagai negara adidaya yang dominan,” kata Ratcliffe.
Joe Biden, kandidat presiden dari Partai Demokrat yang
sekarang disebut oleh media arus utama sebagai "presiden terpilih,"
mengatakan bahwa dukungan baru-baru ini dari Food and Drug Administration (FDA)
terhadap vaksin COVID-19 buatan Pfizer adalah "cahaya terang dalam
kegelapan bagi saat ini."
Hubungan
Biden dengan Cina telah menjadi objek
kecurigaan karena detail yang meresahkan tentang hubungan dia dan putranya
dengan negara komunis itu -- dan upaya terkait oleh badan intelijen AS untuk
menyelubungi kesepakatan Biden dengan Cina -- telah terungkap.
Kegiatannya atas nama CCP telah berlangsung selama beberapa dekade hingga hari-harinya sebagai Senator A.S., memberikan suara menentang semua undang-undang yang bertujuan untuk membatasi ambisi Cina, termasuk menumbuhkan ketergantungan Amerika pada obat-obatan yang diproduksi oleh Cina.
"Keluarga Biden telah dimiliki oleh Partai Komunis Cina," kata penasihat Gedung Putih dan mantan Wali Kota New York, Rudy Gulianni, pada bulan Oktober lalu.
*****
Para
Mitra Baru Paus Menjajakan Kejahatan Intrinsik
LDM,
15 Desember 2020, Michael & Bunda Maria
Kandang
Natal Vatikan - Cermin Paham Modernisme Paus Francis
Francis
Telah Mengutuk Dirinya Sendiri Melalui Patung Kandang Natal Ini
Pertanda
buruk: Keajaiban Rutin Pada Darah St. Januarius Kini Tidak Terjadi