Wednesday, December 30, 2020

St. Theresa Avila : Ruangan Yang Dipersiapkan Oleh Setan Bagiku

 

ST. THERESA DARI AVILA :

SEBUAH RUANGAN YANG DIPERSIAPKAN OLEH SETAN BAGIKU

http://christtotheworld.blogspot.co.id/2010/02/room-devil-had-prepared-for-me-st.html 

 

 

 

PENGLIHATAN ST. THERESA ATAS NERAKA 

 

"Beberapa lama setelah Tuhan memberi saya banyak rahmat karunia yang telah saya sebutkan sebelumnya, dan karunia-karunia yang sangat mulia lainnya, ketika saya sedang berdoa suatu hari, tiba-tiba saya menemukan bahwa, tanpa mengetahui bagaimana, saya tampaknya telah dimasukkan ke dalam neraka. Saya mengerti bahwa Tuhan ingin saya melihat tempat yang telah disiapkan iblis di sana untuk saya, dan yang pantas saya dapatkan karena dosa-dosa saya. Pengalaman ini terjadi dalam waktu yang amat singkat, tetapi bahkan jika saya hidup selama bertahun-tahun sesudahnya, saya pikir pengalaman itu tidak mungkin bagi saya untuk melupakannya. 

Pintu masuknya, menurut saya, mirip dengan sebuah gang atau lorong yang sangat panjang dan sempit, seperti sebuah oven, rendah, gelap dan terbatas atau sempit. Menurut pengamatan saya, lantainya terdiri dari air kotor berlumpur yang mengeluarkan bau sangat busuk dan dipenuhi dengan hama yang anyir. Di ujung gang, nampak sebuah lubang yang tampak seperti lemari kecil dilubangi di dinding. Di sana saya menemukan diri saya ditempatkan dalam ruangan dan kondisi yang sempit. Semua ini menyenangkan untuk dilihat dibandingkan dengan apa yang saya rasakan di sana. Apa yang saya jelaskan tidak bisa diceritakan secara memadai.

 "Tetapi tentang apa yang saya rasakan kemudian, saya tidak tahu harus mulai dari mana jika saya harus menjelaskannya. Itu sama sekali tidak dapat dijelaskan. Saya merasakan api di dalam jiwa saya, tetapi saya masih tidak dapat menggambarkannya. Penderitaan tubuh saya tak tertahankan. Saya telah mengalami penderitaan yang paling menyakitkan dalam hidup di dunia, dan, seperti yang dikatakan para dokter, yang terbesar yang dapat dipikul oleh manusia, seperti kontraksi otot-otot saya ketika saya lumpuh, tanpa membicarakan penyakit lain dari jenis yang berbeda - namun, bahkan semua penyakit yang telah saya ceritakan, ditimpakan kepada saya oleh Setan. Namun semua ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang saya rasakan saat itu, terutama ketika saya melihat bahwa tidak akan ada waktu untuk istirahat atau saat akhir bagi mereka di dalam neraka. 

"Penderitaan-penderitaan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan jiwa saya, dimana saya merasa sangat tertekan, gerah, dan rasa sakit yang begitu akut, disertai dengan penderitaan yang begitu besar tanpa harapan dan kejam, sehingga saya tidak tahu bagaimana menceritakannya. Jika saya katakan bahwa jiwa saya terus-menerus dirobek dari tubuh, itu masih belum seberapa - karena hal itu menyiratkan kehancuran kehidupan oleh tangan orang lain - tetapi di sini, jiwa itu sendiri yang merobek-robek dirinya sendiri. Saya tidak dapat menggambarkan api yang membakar ke arah dalam, atau itu sebuah rasa putus asa, melampaui semua siksaan dan semua rasa sakit. Saya tidak melihat siapa yang menyiksa saya, tetapi saya merasa diri saya terbakar dan tercabik-cabik, seperti yang terlihat oleh saya. Dan saya ulangi, api yang membakar ke arah dalam dan keputusasaan ini adalah siksaan terbesar dari semuanya. 

"Ditinggal di tempat yang penuh penyakit itu, dan sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk mengharapkan kenyamanan, saya tidak dapat duduk atau berbaring; tidak ada ruangan yang cukup lapang disitu. Saya ditempatkan seperti di dalam lubang di dinding; dan dinding-dinding itu, amat mengerikan untuk dilihat. Dinding itu mengurung diri saya pada setiap sisi. Saya tidak bisa bernafas. Tidak ada cahaya, semuanya gelap gulita. Saya tidak mengerti bagaimana itu. Meski tidak ada cahaya, namun semua yang bisa memberi rasa sakit pada saya, bisa terlihat. 

"Tuhan, pada waktu itu, tidak membiarkan saya melihat lebih banyak lagi tentang Neraka. Setelah itu saya memiliki penglihatan lain yang paling menakutkan, di mana saya melihat hukuman atas dosa-dosa tertentu. Itu adalah yang paling mengerikan untuk dilihat, tetapi karena saya tidak merasakan sakit apapun, teror yang saya alami tidak begitu besar. Dalam penglihatan sebelumnya, Tuhan membuat saya benar-benar merasakan siksaan dan penderitaan pada jiwa saya, sama seperti saya telah menderita di dalam tubuh di sana. Saya tidak tahu bagaimana itu, tetapi saya mengerti dengan jelas bahwa itu adalah rahmat yang besar bahwa Tuhan ingin saya melihat dengan mata kepala saya sendiri di mana belas kasih-Nya menyelamatkan saya. 

Saya telah mendengarkan orang-orang berbicara tentang hal-hal ini dan saya pernah tinggal di berbagai tempat siksaan di neraka, meski tidak sering, karena jiwa saya tidak bisa membuat kemajuan melalui rasa takut yang saya alami. Dan saya telah membaca tentang siksaan yang beragam, dan bagaimana iblis merobek daging dengan alat penjepit yang membara. Tetapi semua itu tidak seperti sebelumnya: Ini adalah sepenuhnya masalah yang berbeda. Singkatnya, yang satu adalah kenyataan, yang lain adalah sebuah deskripsi, dan semua yang terbakar di sini, dalam kehidupan ini, tidak seberapa jika dibandingkan dengan api yang ada di sana. 

"Saya sangat takut dengan penglihatan itu - dan teror itu melekat pada pikiran dan hati saya bahkan sampai sekarang ketika saya menulis ini - bahwa meskipun penglihatan dan pengalaman itu terjadi hampir enam tahun yang lalu. Kehangatan alami tubuh saya dibekukan oleh ketakutan hingga sekarang ketika saya ingat akan hal itu. Jadi, di tengah semua rasa sakit dan penderitaan yang mungkin harus saya tanggung, saya ingat tidak ada waktu di mana saya tidak berpikir bahwa yang harus kita derita di dunia ini bukanlah apa-apa. Sepertinya saat ini kita mengeluh tanpa alasan. Saya ulangi, penglihatan ini adalah salah satu belas kasihan Tuhan yang paling agung. Hal itu merupakan pemberian terbesar kepada saya, karena pengalaman dan penglihatan itu telah menghancurkan ketakutan saya akan semua masalah dan kontradiksi di dunia ini, dan karena semua kesulitan di dunia ini telah membuat saya cukup kuat untuk menanggung segala penderitaan, dan untuk bersyukur kepada Tuhan kita yang telah menjadi Pembebas saya, seperti yang terlihat sekarang bagi saya, Pembebas dari rasa sakit yang menakutkan dan kekal. 

"Sejak saat itu, seperti yang saya katakan, segala sesuatu di dunia ini tampak tertahankan oleh saya dibandingkan dengan penderitaan sesaat seperti yang saya tanggung di neraka. Saya diliputi ketakutan ketika melihatnya, setelah sering membaca buku yang menjelaskan dengan berbagai cara tentang rasa sakit di dalam neraka. Maka saya tidak takut lagi pada penderitaan itu di dunia, atau jika saya harus bertanggung-jawab atas apa pun tentang penderitaan ini. Di manakah saya? Bagaimana mungkin saya bisa menikmati hal-hal yang membawa saya langsung ke tempat yang begitu mengerikan? Terpujilah selamanya Engkau, ya Tuhan! Dan oh, sungguh nyata bahwa Engkau mengasihi aku lebih dari pada aku mengasihi Engkau! Betapa sering, ya Tuhan, Engkau menyelamatkan aku dari penjara yang menakutkan itu! Dan betapa aku dulu sering kembali ke penjara yang bertentangan dengan Kehendak-Mu. 

"Adalah penglihatan itulah yang memenuhi saya dengan kesusahan yang sangat besar, yang saya rasakan saat melihat begitu banyak jiwa yang musnah saat ini, terutama dari Lutheran - karena mereka pernah menjadi anggota Gereja melalui Baptisan - dan juga memberi saya keinginan yang paling kuat untuk berusaha demi keselamatan jiwa-jiwa. Karena tentu saja, saya percaya bahwa untuk menyelamatkan bahkan satu jiwa saja dari siksaan yang luar biasa itu, saya akan rela untuk menanggung banyak kematian. Jika di bumi ini kita melihat seseorang yang secara khusus kita cintai, yang sedang dalam kesusahan atau kesakitan, maka sifat alami kita cenderung mendorong kita untuk berbelas kasih kepadanya. Dan jika rasa sakit itu hebat, seolah kita sendiri yang merasakan penderitaan itu. Jika begitu, apakah kita mau melihat suatu jiwa yang berada dalam bahaya penderitaan kesakitan, yang paling menyedihkan dari semua rasa sakit, untuk selamanya? Itu adalah pikiran yang tidak dapat ditanggung oleh hati tanpa merasakan kesedihan yang besar. Di sini kita tahu bahwa rasa sakit pada akhirnya akan berakhir dengan kehidupan, dan bahwa ada batasan pada rasa sakit itu. Namun melihat rasa sakit dan penderitaan itu akan menggerakkan kita begitu kuat untuk melakukan tindakan belas kasih. Dan bahwa ada rasa sakit lainnya yang tidak ada akhirnya, maka saya tidak tahu bagaimana kita bisa merasa tenang ketika kita melihat Setan membawa begitu banyak jiwa setiap hari kedalam neraka. 

"Ini juga membuat saya berharap bahwa, dalam masalah yang sangat mengkhawatirkan, kita tidak puas dengan melakukan yang lebih kecil dari apa yang bisa kita lakukan - bahwa kita tidak meninggalkan apa pun yang belum diselesaikan. Semoga Tuhan menjamin kita tetap aman dengan memberi kita rahmat-Nya untuk itu."

 

*****

Seorang mystic, guru doa – dan Doktor Gereja

St. Teresa dari Yesus, juga dikenal sebagai St. Teresa dari Avila, tinggal di Spanyol pada abad ke-16. Kehidupannya sebagai seorang Karmelit, meskipun jauh dari arus utama budaya modern, masih berbicara dengan kuat kepada kita hari ini, saat kita memasuki milenium ketiga ini.

 

*****

 

Enoch, 25 Desember 2020

Perawan Maria menampakkan diri kepada seorang tahanan

Rosario Vs Globalisme

Viganò: Great Reset Akan Menciptakan Massa Budak Yang Anonim

Giselle Cardia, 22, 24, 27 Desember 2020

Bertemu Orang Yang Mendirikan Illuminati

Ned Dougherty – 25 Desember 2020