Kardinal Burke:
Kekuatan-kekuatan yang memaksakan 'Great Reset' telah menggunakan COVID untuk memajukan 'agenda jahat' mereka
"Begitu banyak orang di dalam lingkup Gereja tampaknya tidak memiliki
pemahaman tentang bagaimana Kristus melanjutkan karya penyelamatan-Nya di saat terjadinya
wabah dan bencana lainnya."
December 13, 2020
Cardinal Raymond Burke/Shrine of Our Lady of Guadalupe
Pada saat "kita perlu
dekat satu sama lain dalam kasih Kristiani, kekuatan-kekuatan duniawi berusaha mengisolasi
kita dan membuat, bahkan memaksa, kita untuk percaya bahwa kita ini berada sendirian
dan bergantung pada kekuatan-kekuatan sekuler, yang akan membuat kita menjadi
budak dari agenda mereka yang tidak bertuhan dan mematikan," Kardinal
Raymond Burke berkata pada homili hari Sabtu.
Burke, pendiri tempat ziarah
Bunda Maria dari Guadalupe, menyampaikan homili yang keras ini di tempat ziarah
La Crosse, Wisconsin, Sabtu malam.
“Kita datang kepada Bunda Guadalupe
pada hari pestanya saat ini dengan membawa hati yang sarat masalah dan sangat berat.
Bangsa kita sedang melewati sebuah krisis yang mengancam masa depan kita
sebagai bangsa yang bebas dan demokratis. Penyebaran paham materialisme Marxis
ke seluruh dunia, yang telah membawa kehancuran dan kematian bagi kehidupan
begitu banyak orang, dan yang telah mengancam dasar-dasar fondasi bangsa kita
selama beberapa dekade, sekarang tampaknya telah berhasil merebut kekuasaan
yang mengatur bangsa kita,” Burke memulai khotbahnya.
"Untuk mencapai
keuntungan ekonomi, kita sebagai bangsa telah membiarkan diri kita bergantung
pada Partai Komunis Cina, sebuah ideologi yang sepenuhnya bertentangan dengan
fondasi Kristiani, agar keluarga dan bangsa kita tetap aman dan
sejahtera," lanjutnya.
Burke berbicara secara
khusus tentang Amerika Serikat, tetapi "jelas banyak negara lain sedang
mengalami krisis serupa yang paling mengkhawatirkan," katanya.
“Lalu ada virus misterius
Wuhan yang sifatnya dan pencegahannya oleh media massa setiap hari memberi kita
informasi yang saling bertentangan. Yang jelas, bagaimanapun, bahwa itu telah
digunakan oleh kekuatan-kekuatan tertentu, yang bertentangan dengan keluarga
dan kebebasan bangsa, untuk memajukan agenda jahat mereka. Kekuatan-kekuatan
ini memberitahu kita bahwa kita sekarang menjadi subyek dari apa yang disebut
'Great Reset', 'normal baru', yang didiktekan kepada kita melalui manipulasi terhadap
warga dan negara, melalui ketidaktahuan dan ketakutan,” kata kardinal Burke.
Dengan segala kondisi
"pedih" ini, orang Amerika sekarang diminta untuk menemukan
"cara untuk memahami dan mengarahkan" kehidupan mereka dalam kaitannya
dengan "penyakit dan pencegahannya," bukannya membawa diri kita kepada
"Tuhan dan rencana-Nya bagi keselamatan kita."
“Tanggapan dari banyak sekali
uskup dan imam, dan dari banyak sekali umat beriman, telah menunjukkan sangat kurangnya
katekese yang sehat pada diri mereka. Begitu banyak orang di dalam lingkup Gereja
tampaknya tidak memiliki pemahaman tentang bagaimana Kristus melanjutkan karya penyelamatan-Nya
di saat wabah dan bencana-bencana lainnya,” kata Burke.
Terlebih lagi, Bunda Gereja kita yang kudus, mempelai mistik Kristus
yang tak bernoda, melalui siapa Kristus selalu bekerja demi penebusan kekal
kita, dibanjiri oleh laporan-laporan tentang kerusakan moral, terutama dalam
hal yang berkaitan dengan perintah keenam dan ketujuh, (6. Jangan berzina.
7. Jangan mencuri) yang tampaknya terus meningkat dari hari ke hari. Di negara kita sendiri, laporan tentang Theodore McCarrick, kardinal bejat predator sex selama puluhan tahun, telah dengan giat menggoda banyak umat Katolik yang taat untuk mempertanyakan kredibilitas para gembala, yang sesuai dengan rencana Kristus bagi Gereja, seharusnya mereka menjadi pembimbing yang aman bagi umat beriman, dengan cara mengajarkan kebenaran-kebenaran iman, dengan memimpin umat beriman dalam penyembahan yang layak kepada Tuhan dan dalam hal berdoa kepada-Nya, dan dengan membimbing umat beriman melalui disiplin Gereja yang abadi,” lanjutnya.
Sebaliknya, dari para
gembala Gereja umat beriman terlalu sering "tidak menerima apa pun sebagai
tanggapannya, atau tanggapan yang tidak didasarkan pada kebenaran yang tidak
berubah tentang iman dan moral."
“Umat beriman menerima
tanggapan yang tampaknya bukan berasal dari para gembala spirituil, tetapi dari
para manajer sekuler. Kebingungan tentang apa yang benar-benar diajarkan oleh Gereja
dan apa yang diminta oleh Gereja atas diri kita, yang sesuai dengan ajarannya, justru
menghasilkan perpecahan yang semakin besar di dalam tubuh mistik Kristus. Semua
ini melumpuhkan Gereja dalam misinya untuk bersaksi atas kebenaran ilahi dan
kasih ilahi pada saat dunia tidak pernah membutuhkan lebih banyak Gereja untuk
menjadi mercusuar mereka,” kata Burke.
“Dalam menghadapi dunia ini,
Gereja secara salah ingin mengakomodasi dan menyatukan dirinya kepada dunia, bukannya
mengajak dunia untuk bertobat dalam ketaatan kepada hukum Ilahi yang tertulis
di setiap hati manusia dan terungkap dalam kepenuhannya melalui inkarnasi
penebusan dari Allah Putra,” kata Burke menambahkan.
Kardinal Burke berkata bahwa semua masalah ini “menghadirkan tantangan yang amat berat” bagi kehidupan Kristiani dan telah menghasilkan “penderitaan yang paling menyakitkan.”
“Ya, dapat dimengerti bahwa hati kita saat sangat berat, tetapi Kristus, melalui perantaraan Bunda-Nya yang Perawan, mengangkat hati kita kepada-Nya, memperbarui kepercayaan kita
kepada-Nya, yang telah menjanjikan kita keselamatan kekal melalui Gereja. Dia tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita,” Burke menyimpulkan. “Karena itu janganlah kita tertipu
oleh kekuatan-kekuatan dunia dan oleh nabi-nabi palsu. Janganlah kita meninggalkan Kristus
dan mencari keselamatan kita di tempat-tempat lain yang tidak akan
pernah bisa ditemukan disana.”
*****
Kisah
Menghantui Dari 5 Orang Kudus
Dalam Melawan Setan
Viganò:
Kristus Raja Telah Dilucuti Mahkota-Nya
Teman-teman
Baru Francis : Kaya Dan Busuk
Kardinal
Pell: Perlahan, Vatikan Akan Bangkrut
Vatikan
Memperkenalkan Kandang Natal Yang Mengerikan