Pertanda buruk:
Keajaiban Rutin Pada Darah St. Januarius Kini Tidak Terjadi, Darahnya Tidak Mencair
https://www.lifesitenews.com/news/bad-omen-miracle-of-st-januariuss-blood-fails-blood-doesnt-liquify
'Secara historis, ketika
relikwi darah St.
Januarius tidak mencair ... itu adalah pertanda buruk,' demikian kata Pastor
John Zuhlsdorf.
Thu Dec 17, 2020 - 3:05 pm EST
Relikwi darah St.
Januarius tidak mencair (tetap menggumpal)
pada tanggal 16 Desember
2020
Darah St. Januarius ketika mencair, ditempatkan dalam sebuah
ampul kaca yang tertutup rapat
NAPLES, Italia, 17 Desember 2020 (LifeSiteNews) - Darah kering dari St.
Januarius tidak mencair, tetap beku/menggumpal pada hari Rabu, 16 Desember 2020, satu dari
tiga hari setiap tahun, saat
mukjizat dilaporkan terjadi.
"Secara historis, ketika darahnya tidak mencair ... itu adalah
pertanda buruk," tulis
pastor-blogger Pastor John Zuhlsdorf. “1.Iblis Wuhan; 2.Harris Biden; 3. Sekarang
ini."
Keajaiban tiga tahunan mencairnya darah St. Januarius ini telah
dilaporkan setidaknya sejak abad ke-14 dan terjadi setidaknya pada tiga tanggal
tertentu setiap tahun: hari raya St.
Januarius tanggal 19 September, Sabtu sebelum Minggu pertama bulan Mei, dan 16
Desember, yang merupakan peringatan letusan Gunung Vesuvius tahun 1631.
"Ketika darah tidak menjadi cair pada 19 September 1980,
gempa bumi besar melanda Italia selatan dua bulan kemudian, menewaskan lebih
dari 3.000 orang," kata Reuters.
La Repubblica melaporkan bahwa pada 16 Desember 2020, jam 9, kepala biara
Kapel San Gennaro, Monsignor De Gregorio, mengambil relikwi darah Santo
Pelindung itu dari brankas kapel dan membawanya ke altar utama Katedral untuk
perayaan Misa. Relikwi itu kemudian dikembalikan ke Kapel setelah darahnya
tetap kering tanpa ada pencairan ajaib yang diamati.
Secara tradisional, tidak
terjadinya mukjizat ini dianggap sebagai pertanda buruk, seperti ketika
mukjizat itu tidak terjadi menjelang letusan dahsyat gunung Vesuvius pada 1631.
Menurut Radio Vatikan, ketika
mukjizat itu tidak terjadi pada 1980 “Warga Napoli mengaitkan hal ini dengan
gempa bumi Irpinia, ketika 2.900 orang tewas dalam bencana alam terburuk dalam
sejarah pasca-perang Italia [yaitu, sejak 1945]. Sebelum itu, pada tahun 1973,
orang-orang Neapolitans telah sia-sia menunggu darah itu mencair, namun ia tetap
membeku. Dan tahun itu juga, Napoli dilanda wabah kolera."
St. Januarius sendiri adalah penduduk asli Napoli, menjadi
martir selama pemerintahan berdarah Diocletian pada abad ke-4. Satu milenium
kemudian, pada 1389, ketika seorang pastor setempat sedang merawat relikwi itu di
sekitar katedral di Napoli, dia menyaksikan darah mulai mencair dan
menggelembung. Hingga saat ini, relikwi itu dilaporkan secara ajaib mencair
setidaknya pada tiga tanggal tertentu setiap tahun. Hal ini telah menarik
banyak penonton dan umat beriman. Telah dicatat bahwa kadang-kadang darah akan
tetap padat, dan biasanya hal ini kemudian diikuti dengan terjadinya “wabah
penyakit, kelaparan, perang atau penindasan politik,” menurut
Miracles of the Church.
Terakhir kali darah suci itu tidak menjadi cair adalah pada
tanggal 16 Desember 2016.
Sejumlah paus telah menghormati relikwi ini selama berabad-abad, terakhir dengan paus Francis mengunjungi Katedral di Napoli pada Maret 2015. Setelah paus Francis memberikan berkat pada relikwi tersebut, Kardinal Sepe, Uskup Agung Napoli, melihat sebagian darah mencair. Terakhir kali keajaiban terjadi dengan darah itu di hadapan seorang paus adalah ketika Pius IX berkunjung pada tahun 1848; kunjungan Paus Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II tidak menghasilkan pencairan darah secara ajaib.
*****
Kardinal
Burke: Kekuatan-Kekuatan Yang Memaksakan Great Reset...
Para
Mitra Baru Paus Menjajakan Kejahatan Intrinsik
LDM,
15 Desember 2020, Michael & Bunda Maria
Kandang
Natal Vatikan - Cermin Paham Modernisme Paus Francis
Francis
Telah Mengutuk Dirinya Sendiri Melalui Patung Kandang Natal Ini