These Last Days News - December 8, 2020
USKUP AGUNG VIGANÒ:
DIBAWAH KEPEMIMPINAN FRANCIS, KRISTUS RAJA TELAH DILUCUTI
MAHKOTA-NYA
LifeSiteNews.com reported on Dcember 7, 2020:
by Archbishop Carlo Maria Viganò
VIRGO POTENS
Dalam Persiapan Untuk Menyambut Pesta Maria Yang Dikandung
Tanpa Noda
Orang kaya yang berpesta pora dalam
perumpamaan Injil (Luk 16: 19-31), setelah dikutuk masuk kedalam neraka karena dia
tidak bersedia menolong Lazarus, pria malang itu, dan orang kaya itu meminta
Abraham untuk memperingatkan lima saudara laki-lakinya tentang siksaan yang
dialaminya, untuk mencegah mereka agar tidak jatuh ke dalam dosa yang sama.
Abraham menjawabnya: “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para
nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang
bangkit dari antara orang mati." (Luk
16:31).
Sepanjang
sejarah, Bunda Maria telah campur tangan sebagai Bunda yang penuh kasih untuk
memperingatkan kita tentang hukuman yang membebani dunia ini karena
dosa-dosanya, untuk mengajak umat manusia agar segera bertobat dan memperbaiki
diri, dan untuk melimpahi anak-anaknya dengan rahmat yang tak terhitung
banyaknya. Di mana pun Firman Tuhan nampak dilupakan, maka di sana terdengar
suara Maria Yang Terkudus, hingga saat ini, untuk menyampaikan sebuah devosi
tertentu, untuk meminta tindakan kurban dan doa agar terhindar dari segala penyakit
dan siksaan lainnya.
Di
Quito, La Salette, Lourdes, Fatima, Roma, Akita, Civitavecchia, dan di banyak
lagi tempat penampakan lainnya, Pengantara segala Rahmat ini telah menegur
kita, memperingatkan umat manusia, yang terus disesatkan ke dalam pemberontakan
melawan Hukum Ilahi, agar kembali kepada pertobatan yang sejati dan mendaraskan
doa Rosario Kudus. Meskipun waktu dan keadaan dalam berbagai penampakannya
berubah, tetapi Bunda Maria yang berkenan untuk menghadirkan dirinya kepada
kita yang fana dan malang ini, adalah selalu sama, selalu sebagai Ibu yang Penyayang
dan menjadi Pengantara kita.
Di
Fatima, Bunda Maria yang menampakkan diri kepada anak-anak gembala meminta
Paus, dalam persekutuan dengan semua Uskup, untuk mengkonsekrasikan Rusia ke
dalam Hatinya yang Tak Bernoda. Namun seruan ini tidak diindahkan hingga hari ini, meski ada resiko bencana yang
harus dihadapi dunia jika konsekrasi itu tidak dilaksanakan sesuai dengan
permintaan Perawan Tersuci. Atheisme militan Komunisme telah menyebar ke
mana-mana, dan Gereja dianiaya oleh musuh yang kejam dan keji, sementara gereja
juga dipenuhi oleh para klerus yang busuk dan korup yang tunduk dan menyerah kepada
kejahatan.
Namun,
terlepas dari pengakuan terhadap sifat supernatural dari penampakan, dan bukti dari
bencana-bencana yang menimpa umat manusia, hirarki gereja tetap menolak untuk
mematuhi nasihat Bunda Yang Terberkati. “Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun
oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati," kata Abraham kepada
orang kaya dalam Kitab Suci.
Mungkinkah
mereka tidak tahu bagaimana mendengarkan suara Bunda Allah, yang juga Bunda kita?
Apa yang menutupi hati mereka, apa yang mengaburkan pikiran mereka sedemikian
rupa hingga mereka menjadi tuli dan buta, sementara dunia makin tenggelam ke
dalam jurang maut dengan begitu banyak jiwa terkutuk menderita di dalamnya?
Dalam
kepatuhan kepada Ketuhanan Universal dari Kristus Raja, kita juga menerima adanya
penghormatan kepada Maria Yang Terkudus sebagai Ratu kita. Dan ketika kita
berbicara kepada Bapa kita dengan kata-kata, "Terjadilah Kehendak-Mu,"
kita tahu bahwa hal ini akan sangat sesuai dengan kehendak dari Bunda kita, sebagai
model ketaatan dan kerendahan hati yang pantas dipilih sejak awal zaman untuk
membuahkan Raja segala raja di dalam rahim perawannya.
Setiap
keinginan Bunda Allah adalah bagaikan perintah bagi kita: bahkan tidak perlu
dianggap sebagai perintah, karena seluruh tanggapan dan keinginan kita adalah --
dan sepatutnya -- untuk menyenangkan Ibu kita dan memberinya bukti dari kesetiaan
kita. Dan hal ini benar sekali bagi para utusan kudus (imam-imam), yang dalam
Sakramen Tahbisan Suci menerima atas diri mereka sendiri urapan imamat dari Imam
Agung Yesus Kristus. Karena itulah di dalam diri setiap imam, Maria Yang Terkudus
bisa melihat Putranya, yang secara mistik memperbarui pengorbanan-Nya sendiri
di atas altar melalui tangan para imam.
Sungguh
menimbulkan rasa pedih karena itu – sebuah kepedihan mendalam dan mengoyak – demi
melihat ketidakpedulian dari begitu banyak jiwa yang dikuduskan (imam-imam) dan
begitu banyak uskup – bahkan terlalu banyak -- terhadap Perawan Maria yang
Terberkati. Sungguh menyakitkan dan menyayat hati mendengar Bergoglio sendiri
berbicara dengan sangat tidak menghormati Bunda Maria, dan mengetahui bahwa
setelah dia secara drastis mengurangi perayaan liturgi kepausan untuk Paskah
yang lalu, dia sekarang berusaha untuk memanfaatkan pandemi Covid untuk
membatalkan bagian penting dari perayaan liturgi untuk Natal dan dia juga membatalkan
tradisi yang dilakukan secara rutin setiap tahun pada tanggal 8 Desember,
dimana Paus pergi ke Piazza di Spagna di Roma untuk menghormati monumen Perawan
Tak Bernoda yang didirikan di sana pada tahun 1857. Begitulah sepenggal tradisi
Roma telah dicampakkan, satu pon daging lagi yang diklaim oleh pedagang sinis
dari kehidupan orang Romawi telah diabaikan, sebagai bukti kesetiaan mereka
pada kediktatoran medis.
Gereja
Katolik, Gereja yang mencintai orang-orang yang menghormati diri mereka dengan
nama-nama Kristen, adalah Gereja yang tidak mundur di hadapan otoritas sipil,
dengan demikian menjadikan dirinya sebagai kaki tangan dan pelacurnya,
melainkan Gereja yang menanggung penganiayaan dengan keberanian dan pandangan supernatural,
karena mengetahui bahwa lebih baik mati di tengah siksaan yang paling
mengerikan daripada menentang Perawan Terberkati dan Putra Ilahinya. Ia adalah
Gereja yang tidak tinggal diam ketika tiran menentang Kemuliaan Tuhan, menyiksa
umatnya, dan mengkhianati keadilan dan otoritas yang melegitimasinya. Ia adalah
Gereja yang tidak mau menyerah dalam menghadapi pemerasan atau membiarkan
dirinya dibujuk oleh kekuasaan atau uang. Ia adalah Gereja yang naik ke
Kalvari, sebagai Tubuh Mistik Kristus, untuk melengkapi dalam anggotanya
sendiri, penderitaan Sang Penebus dan untuk bangkit kembali dengan kemenangan
bersama-Nya. Ia adalah Gereja yang membantu yang lemah dan tertindas dengan belas
kasihan dan amal, sementara ia berdiri tanpa rasa takut dan ngeri di hadapan
orang-orang yang sombong dan congkak. Jika Paus Gereja berbicara, maka kawanan
Kristus akan mendengarkan suara Gembalanya yang menghibur, dalam rangkaian
panjang para paus yang bersepakat dalam pengakuan akan satu Iman yang sejati.
Sebaliknya,
apa yang disebut "gereja Bergoglio” tidak ragu-ragu untuk menutup gereja-gereja,
menyombongkan haknya yang buruk untuk menghentikan ibadah terbuka kepada Tuhan
dan untuk menghalangi dan memutus hubungan umat beriman dari rahmat Sakramen-sakramen
melalui koneksi jahat dengan kekuatan-kekuatan sipil. "Gereja Bergoglio"
ini merendahkan Tritunggal Mahakudus, menurunkannya ke tingkat berhala dan
setan dengan melalui berbagai ritual penistaan agama neo-pagan. Ia merebut
mahkota dan tongkat kerajaan dari Kristus Raja demi Globalisme Masonik; Gereja Bergoglio
ini menentang Mitra Penebus dan Pengantara agar tidak mengganggu para bidaah,
musuh-musuh Tuhan. Gereja Bergoglio ini juga mengkhianati tugas memberitakan
Injil demi membela dialog dan toleransi terhadap kelompok-kelompok lain. Ia
membungkam dan memalsukan Kitab Suci dan Perintah-perintah Tuhan demi menyenangkan
roh dunia. Ia merusak kata-kata dan kalimat dari Doa (Bapa Kami) yang luhur dan
tak dapat diganggu gugat, yang diajarkan oleh Tuhan Sendiri kepada kita.
Ia juga
menodai kekudusan Imamat, melemahkan semangat penebusan dosa dan mati raga dalam
lingkungan klerus dan kaum religius serta menyerahkan mereka kepada rayuan iblis.
Ia menyangkal dua ribu tahun sejarah Gereja, meremehkan kemuliaan agama Kristen
serta campur tangan yang bijaksana dari Penyelenggaraan Ilahi dalam urusan-urusan
duniawi.
Gereja Bergoglio
ini dengan bersemangat mengikuti mode dan idelogi, daripada membentuk jiwa-jiwa
untuk mengikuti Kristus. Hal itu
menjadikan dirinya sebagai budak dari pangeran dunia ini untuk mempertahankan
prestise dan kekuasaannya. Ia mewartakan kultus manusia yang menghujat dan
menolak hak kedaulatan Tuhan. Dan ketika Bergoglio berbicara, umat beriman
hampir selalu merasa tersinggung dan menjadi bingung, karena kata-katanya
sangat berlawanan dengan apa yang mereka harapkan dari seorang Wakil Kristus.
Dia meminta ketaatan orang-orang pada otoritasnya sendiri bahkan ketika dia
menggunakannya untuk menghancurkan lembaga Kepausan dan Gereja, dimana semua
ini bertentangan dengan semua pendahulunya, tidak ada yang dikecualikan.
Kita
memiliki janji dari Maria Yang Terkudus: "Pada akhirnya, Hatiku Yang Tak
Bernoda akan menang." Maka marilah kita bersujud di hadapan Hati itu, yang
berdenyut dengan Kasih yang paling murni, sehingga kobaran dari kasih yang suci
itu dapat memancar kepada kita masing-masing, sehingga nyala api yang membara
di dalamnya dapat menerangi pikiran kita dan membuat kita mampu menangkap tanda-tanda
zaman. Dan jika para gembala kita bersikap diam karena ketakutan atau
keterlibatannya dalam kebusukan, maka banyak umat awam dan jiwa-jiwa yang baik
memiliki kesempatan untuk mengkompensasi pengkhianatan mereka dan menebus
dosa-dosa mereka, memohon Rahmat Tuhan yang “telah datang untuk menolong
hamba-Nya, Israel, karena Ia mengingat rahmat-Nya.” (Luk 1:54).
Hari
ini para imam besar dari ‘Sanhedrin modern’ ini telah membuat marah Tuhan kita
dan Bunda-Nya yang Terkudus, karena para imam-Nya telah menjadi hamba-hamba
dari kaum elit globalis yang ingin mendirikan kerajaan Setan. Besok mereka akan
tersungkur di hadapan kemenangan Virgo
Potens (Bunda Maria), yang akan memulihkan Gereja Kudus dan akan memberikan
kedamaian dan keharmonisan kepada masyarakat, berkat doa dan pengorbanan dari
begitu banyak anak-anaknya yang rendah hati dan tidak dikenal.
Semoga hal
ini menjadi janji kita untuk menyambut Pesta Maria Yang Dikandung Tanpa Noda mendatang,
untuk menghormati Bunda dan Ratu kita.
+ Carlo Maria Viganò, Archbishop
1 December 2020
Feria III infra Hebdomadam I Adventus
Sancti Edmundi Campion,
presbyteri et martyris
Ned
Dougherty, 6 Nopember 2020
Janji
Kosong Sosialisme: Kekristenan Tanpa Kristus
Giselle
Cardia, 3, 5, 8 Desember 2020
Kisah
Menghantui Dari 5 Orang Kudus
Dalam Melawan Setan