Kandang Natal Vatikan Mencerminkan Paham Modernisme Dari Paus Francis
https://www.churchmilitant.com/news/article/art-historian-vaticans-manger-matches-popes-modernism
by Jules Gomes • ChurchMilitant.com • December 12, 2020
VATICAN
CITY (ChurchMilitant.com) – Kandang Natal
di Vatikan telah dibanjiri oleh gelombang pasang cemoohan, ejekan dan
kemarahan, dimana umat awam dan sejarawan seni menghubungkan semua hiasan itu
dengan "sinkretisme", "brutalist", "modernis",
dan palungan "masonic" dimana Francis mengkompromikan Katolisitas
dengan semua benda hiasan yang menjijikkan itu.
Umat
Katolik di media sosial dan kritikus seni di media arus utama mengecam Kandang
Natal Vatikan setelah dipasang di Lapangan Santo Petrus pada Jumat malam,
disertai dengan desahan Weltschmerz
yang hampir tak terdengar serta tepuk tangan orang yang hadir saat itu.
"Lupakan
saja wajah manis Madonna (Bunda Maria), atau inkarnasi Kanak-kanak Yesus yang
lembut dan bercahaya, atau manis dan lembutnya kebapaan dari St. Joseph serta rasa
takjub yang penuh kesalehan dari para gembala," kata sejarawan seni Italia,
Andrea Cionci, memperingatkan.
"Untuk
pertama kalinya di tengah barisan pilar gedung karya Bernini, Vatikan
mendirikan sebuah karya postmodern yang brutal dari zaman tahun enam puluhan,"
demikian protes Cionci di Libero Quotidiano , menanyakan
apakah tempat tidur bayi itu adalah "mimpi buruk atau mahakarya."
"Dalam
pilihan jenis palungan seperti ini, semua tema kepausan Francis diakui: di atas segalanya, paham modernisme berat
dan pemutusan drastis dengan Tradisi," keluh sejarawan itu.
Palungan,
berjudul "Monumental Nativity," dirancang antara 1965–1975 oleh siswa
dan guru dari FA Grue Art School,
lapor media Avvenire dari
para uskup Italia.
Seni
yang menginspirasi 54
sosok di palungan itu berasal dari desa Castelli di wilayah Gabriele
d'Annunzio di Italia, "yang sejak abad ke-16 telah menjadi pusat produksi
keramik yang dihargai di seluruh dunia," kata media Avvenire.
Astronaut di palungan Vatikan, 2020
Sosok-sosok itu menyerupai topeng Samnites kuno dan ganas, nenek moyang Abruzzese, yang memiliki kepercayaan panteistik, animisme, fetishist, agama magis, mirip dengan dewi kesuburan Andes, Pachamama. Tweet
Namun,
berbicara kepada Church Militant,
Cionci menantang hype Vatikan tentang karakteristik palungan yang diduga asli
dari Castelli.
"Saya
sendiri, setengah keturunan saya dari Abruzzo, tahu betul budaya daerah itu,
daerah yang indah dan menghadap Laut Adriatik," kata Cionci. "Itu
adalah daratan dengan keindahan di Selatan dan Utara. Kami adalah orang-orang
yang memiliki hati, dijiwai oleh agama Katolik yang penuh semangat dan sangat
dekat dengan Tradisi, seperti yang diturunkan di halaman tulisan penyair
nasional ternama Gabriele d'Annunzio, dalam novel Kemenangan Kematian (1894)."
Sejarawan
seni itu menjelaskan:
"Kandang
Natal" Castelli adalah karya kuno dan produk sekolah seni ideologis yang
kuat. Karya tersebut menawarkan gambaran keramik Castelli yang tentunya tidak
sesuai dengan kenyataan, mengingat seni yang mengagumkan disana terkenal dengan
keanggunan formal dan inspirasi dekoratif yang indah dan halus yang sama sekali
tidak ada pada suasana kandang Natal di Vatikan ini.
Cionci
menegaskan bahwa palungan itu "adalah publisitas buruk bagi Abruzzo,
skandal nyata bagi mata anak-anak dan orang-orang yang, di Lapangan Santo
Petrus, tidak ingin memusingkan kepala mereka dalam kritik konseptual, tetapi mereka
hanya ingin patung-patung seperti itu dipindahkan, jangan dibiarkan berdiri diam
dan membisu seperti para gembala [para klerus hari ini] di depan Misteri
Kelahiran."
Sebelumnya,
siaran pers Kota Vatikan mengumumkan bahwa palungan ini "bertujuan untuk
menjadi tanda harapan dan keyakinan bagi seluruh dunia" terutama "di
masa sulit karena darurat kesehatan COVID-19."
Namun
sejarawan seni Inggris, Joseph Shaw, mengatakan kepada Church Militant bahwa "adegan palungan tahun ini bukanlah
sesuatu yang bisa dijadikan tempat berdoa bagi siapa pun di depannya, namun: patung-patung ini anti-devosional. Kami
hanya bisa berharap karya ini akan segera dilupakan."
Dr.
Shaw, seorang anggota dari Royal Society
of Arts terkemuka, mencatat bahwa Kandang Natal di Vatikan saat ini "dengan
sempurna merangkum upaya beberapa orang di dalam Gereja saat ini untuk
menghidupkan kembali gagasan avant-garde tahun 1960-an."
'Kandang Natal' Castelli ini adalah karya usang
dan produk
sekolah seni ideologis yang kuat. Tweet
Shaw,
seorang akademisi Oxford, menambahkan:
Apa
yang baru saat itu sekarang sudah biasa dan basi; hal-hal yang ketika masih baru,
setidaknya, memicu perdebatan, meski jika itu tidak benar, namun sekarang hanya
akan menimbulkan masalah. Apa yang mereka pertahankan adalah keburukan mereka,
upaya dangkal mereka untuk merujuk pada isu-isu penting modern, dan kurangnya
hubungan mereka dengan hal-hal yang supernatural.
Untuk
menumbuhkan sikap devosional, seni religi tidak perlu dalam wujud yang membosankan.
Sebaliknya, dengan membuat hubungan yang kompleks dengan warisan seni Katolik,
kitab suci, dan teologi, hal itu bisa menjadi sangat kaya akan makna, sambil
tetap menarik indera dan emosi secara langsung, melalui gambaran-gambaran yang
sudah dikenal.
Gambaran
palungan termasuk apa yang digambarkan Cionci sebagai "seorang pejabat
agama lain, seorang rabi Yahudi, astronot dan bahkan algojo (sebagai simbol
protes terhadap hukuman mati) tetapi hanya beberapa saja dari mereka yang
dipamerkan."
Sejarawan
seni itu menggambarkan beberapa tokoh sebagai "malaikat dengan 'sirip yang
mendinginkan', prajurit yang bertopi tanduk, tokoh binatang yang kerdil dan
berbulu, jenggot orang Majus Asiria-Babilonia, kosmonot 'Alien' dan tokoh
totemik lainnya yang lebih mirip dengan matryoshka kuno (boneka bersarang), daripada
karakter-karakter dalam Kandang Natal."
Ironisnya,
mengingat penekanan paus Francis pada "pertobatan ekologis," namun tidak
ada elemen-elemen alam yang digambarkan dalam palungan ini. Lampu neon yang
berliku-liku di latar belakang "menunjukkan profil gunung, tetapi tampak
lebih seperti kilatan petir."
Cionci
mencatat bahwa tokoh-tokoh itu menyerupai "topeng Samnites kuno dan ganas,
nenek moyang Abruzzese, yang memiliki kepercayaan panteistik, animisme,
fetishist, agama-agama magis" yang "mirip dengan dewi kesuburan Andes
Pachamama."
"Referensi
kepada patung karakter Yunani, Mesir dan Sumeria menunjukkan metode
kritik-sejarah liberal dalam menafsirkan Kitab Suci," katanya. Para
sarjana biblika liberal telah menghipotesiskan berbagai aspek Alkitab sebagai
adaptasi budaya pagan daripada hasil wahyu Ilahi.
Menata suasana kandang Natal di lapangan St. Peter
Pada hari Sabtu, paus Francis berbicara kepada para seniman yang tampil di konser Natal tahun ini, dan menegaskan bahwa kreasi artistik "adalah persepsi dan kontemplasi keindahan."
Pada tahun 2019, dalam surat apostoliknya "Admirabile signum" tentang palungan, paus Francis menulis: "Gambar yang mempesona dari crèche Natal, yang sangat disayangi oleh orang-orang Kristen, tidak pernah berhenti membangkitkan keheranan dan takjub. Penggambaran kelahiran Yesus itu sendiri adalah proklamasi sederhana dan penuh kegembiraan dari misteri Inkarnasi Putra Allah.”
*****
Vatikan
Memperkenalkan Kandang Natal Yang Mengerikan
Kardinal
Burke: Kekuatan-Kekuatan Yang Memaksakan Great Reset...
Para
Mitra Baru Paus Menjajakan Kejahatan Intrinsik
LDM,
15 Desember 2020, Michael & Bunda Maria