Friday, December 25, 2020

Uskup Agung Viganò: Sebuah Sarang Pencuri

 


 

These Last Days News - December 22, 2020

USKUP AGUNG VIGANÒ: SEBUAH SARANG PENCURI

 

OnePeterFive.com reported on December 21, 2020:

by Archbishop Carlo Maria Viganò

 

 

Catatan Editor: Pada hari Sabtu, 19 Desember 2020, artikel Op-Ed dari Yang Mulia Uskup Agung Carlo Maria Viganò muncul di La Verità Italia.

 

Di dalamnya, mantan nuncio untuk Amerika Serikat itu membahas tema-tema yang telah menjadi akrab bagi pembaca analisisnya yang lain: keterlibatan Vatikan dengan berbagai organisasi dan ideologi, serta tujuan Vatikan yang sejalan dengan kaum globalis, kaum kiri progresif; kebangkitan apa yang disebut "negara bayangan" dan padanan religiusnya, "gereja bayangan," dan perjanjian penuh skandal antara Vatikan dan Beijing pada saat terjadinya peningkatan penganiayaan terhadap agama di Cina.

 

Pada poin terakhir ini, uskup agung ini juga mengutip surat tanggal 16 Oktober 2020 (PDF) kepada Kardinal Sekretaris Negara Vatikan dari Arthur Tane, Pendiri dan Direktur Eksekutif Council of Middle East Relations. Surat ini, yang juga muncul di La Verità, mengutuk perjanjian Sino-Vatikan dengan tegas:

 

Yang membuat kecewa dan malu umat Kristiani di seluruh dunia, pakta antara Partai Komunis Cina dengan Vatikan, menempatkan gereja, terutama paus Francis, yang terutama bertanggung jawab untuk itu, di dalam posisi sejarah yang salah. Hal ini memperkuat persepsi luas bahwa paus Yesuit pertama ini tidak hanya sombong, tetapi juga telah bangkrut secara spiritual. Penolakannya yang memalukan untuk bertemu dengan Kardinal Joseph Zen dari Hong Kong, yang melakukan perjalanan ke Kota Abadi (Vatikan) untuk membahas pembaruan pakta Vatikan-Cina, mencerminkan tentang seorang pria (Francis) yang memiliki sedikit sekali kerendahan hati.

 

Setelah tinjauan yang cukup menyeluruh tentang agresi Cina dan banyak pelanggaran hak asasi manusia, Tane menyimpulkan:

 

Jika pakta PKC-Vatikan diperbarui oleh paus Francis maka penghujatan ini akan menodai dinding Gereja dengan darah orang-orang yang tidak bersalah.

 


 

 

SEBUAH SARANG PENCURI

 

 

Exsurgat Deus, et dissipentur inimici ejus:
et fugiant qui oderunt eum a facie ejus.
Psalm 67

 

Dalam beberapa hari terakhir, kabar terbaru dari Bergoglio yang mendedikasikan waktunya untuk membuat serial televisi berjudul Sharing the Wisdom of Time, produksi Netflix, yang kemarin menerbitkan postingan di Twitter yang merangkum titik rujukan ideologisnya: Memuji Setan. Tak perlu dikatakan lagi bahwa perusahaan multinasional ini terlibat dalam penyebaran tindakan amoralitas dan kejahatan, termasuk eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur.

 

Demikian pula, dalam beberapa hari terakhir Tahta Suci telah menandatangani perjanjian dengan PBB untuk mempromosikan keberlanjutan dan kesetaraan gender, dengan demikian Francis memberikan dukungannya kepada organisasi yang mempromosikan aborsi dan kontrasepsi. Pada hari yang didedikasikan kepada Maria, Yang Dikandung Tanpa Noda - 8 Desember 2020 - hampir merupakan penghinaan yang amat memalukan terhadap Bunda Yang Terberkati, dengan dibentuknya kemitraan baru dan secara resmi dilembagakan antara Vatikan dan "Dewan untuk Kapitalisme Inklusif" [1] yang dipromosikan oleh Lynn Forester de Rothschild, teman dekat Hillary Clinton dan Jeffrey Epstein, setelah mengirimkan pesan pujian kepada Klaus Schwab, presiden Forum Ekonomi Dunia dan ahli teori Great Reset. Dan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, setelah banyak himbauan untuk mematuhi pihak berwenang dalam keadaan darurat psycho-pandemi, tampaknya vaksin Covid akan diwajibkan bagi semua pejabat dan staf Kota Vatikan, terlepas dari kenyataan bahwa vaksin itu diproduksi dengan jaringan janin yang diaborsi dan tidak memberikan jaminan bahwa vaksin itu efektif atau tidak berbahaya.

 

Saya percaya, sekarang telah dipahami tanpa semua keraguan yang masuk akal, bahwa para pemimpin Hierarki Gereja Katolik saat ini telah menempatkan diri mereka pada pelayanan kaum globalis Oligarchy dan Freemasonry: pemujaan berhala pachamama di Basilika Vatikan sekarang bergabung dengan adegan Kandang Natal yang sangat tidak sopan, yang simbologisnya tampaknya menyinggung ritus Mesir kuno serta makhluk alien. Hanya orang yang naif dan kaki tangannya yang dapat menyangkal bahwa dalam seluruh rangkaian peristiwa ini terdapat koherensi ideologis yang sangat jelas dan pikiran jahat yang sangat jelas.

 

Tetapi seperti yang telah saya tunjukkan, akan menyesatkan untuk membatasi diri pada evaluasi peristiwa-peristiwa dalam Gereja tanpa membingkainya dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas: hanya ada satu arah yang diberikan, di mana baik protagonis utama maupun pihak pendukung permainan yang mengikuti alur skrip yang sama. Tujuannya sekarang telah dideklarasikan: menghancurkan bangsa-bangsa dari dalam, melalui deep state dan deep church, untuk mendirikan kerajaan Antikristus, dengan bantuan si Nabi Palsu.

 

Perjanjian rahasia Sino-Vatikan, yang sangat diinginkan oleh Bergoglio dan diperbarui beberapa minggu yang lalu, sangat cocok dengan gambaran yang amat mengganggu ini, dan ia membenarkan pactum sceleris yang memaksa umat Katolik Cina untuk dianiaya, para pembangkang agama untuk diberi ‘pendidikan ulang,’ gereja-gereja untuk dihancurkan, Kitab Suci untuk dilakukan penyensoran dan pemutarbalikan kalimat. Bukanlah kebetulan bahwa perjanjian ini, yang selalu ditolak oleh para Paus sebelumnya dengan rasa jijik, dimungkinkan terjadi berkat tugas dari mantan Kardinal McCarrick beserta kaki tangannya, dengan bantuan tegas dari para Yesuit: para aktornya, kita tahu, selalu sama. Mereka berdua adalah busuk dan koruptor, dan semuanya dipersatukan oleh pemberontakan mereka melawan doktrin dan moral Gereja dan tanpa pandang bulu tunduk pada kekuatan-kekuatan anti-Katolik, bahkan anti-Kristen. Komunis Cina merupakan lengan militan dari Tata Dunia Baru, baik dalam penyebaran virus mutan yang dibuat di laboratorium, maupun dalam campur tangan dalam pemilihan Presiden Amerika dan pendaftaran kolom kelima untuk mengabdi kepada rezim Beijing. Ia juga mempromosikan kemurtadan para pemimpin Gereja, mencegahnya agar tidak mewartakan Injil dan menempatkan dirinya sebagai tembok pertahanan melawan serangan kaum elit. Fakta bahwa hal ini membawa keuntungan ekonomi bagi Vatikan, membuat kepatuhan sekte Bergoglian pada rencana jahat ini semakin memalukan, menciptakan titik tandingan yang signifikan bagi bisnis para migran, yang juga merupakan bagian dari pembubaran yang disengaja dari masyarakat yang dulu beragama Kristen.


Sungguh membingungkan bahwa pengkhianatan yang memalukan terhadap misi Gereja Katolik tidak mendapat kecaman yang tegas dan berani dari pihak Keuskupan, yang - dalam menghadapi bukti kemurtadan yang sengaja dikejar dengan tekad yang lebih besar – pihak keuskupan tidak berani untuk bersuara karena ketakutan atau konsep untuk bersikap hati-hati, yang salah.

 

Kata-kata Dr. Arthur Tane, Direktur Dewan Hubungan Timur Tengah, mungkin terdengar berani dan kuat, tetapi kata-kata itu pantas menyoroti tanpa rasa takut yang keliru tentang subversi yang dilakukan di bawah "kepausan" yang paling tidak menyenangkan ini. Diharapkan dengan terbitnya surat Tane kepada Kardinal Parolin, akan ada beberapa orang yang akhirnya akan membuka mata mereka, sebelum persekongkolan para konspirator selesai. Dalam hal ini, kami setuju dengan kecaman terpuji yang dibuat oleh Kardinal Burke pada Pesta Our Lady of Guadalupe tentang penggunaan COVID untuk tujuan "Great Reset" -- sebuah kecaman yang bergabung dengan yang saya buat Mei lalu dan telah diulang hingga beberapa kali, serta para pastor lain yang setia kepada Firman Tuhan dan memiliki perhatian terhadap kawanan domba mereka.

 

Surat dari Arthur Tane kepada Sekretaris Negara Vatikan ditutup dengan kutipan dari Injil yang lebih tepat dari sebelumnya: “Baik Gereja yang memahami pentingnya misinya, atau Gereja itu sendiri, telah menjadi kuil dari para penukar uang. Seperti dalam Sabda Yesus ada tertulis bahwa “...rumah-Ku akan disebut rumah doa, tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Mat 21: 12-13)

 

Sebagai Uskup, kita tidak bisa diam saja: sikap diam kita akan menjadi persekongkolan dan keterlibatan yang tidak dapat ditoleransi dengan tentara bayaran yang menyalahgunakan kekuasaan yang telah dirampasnya, dengan cara menyangkal Kristus dan menyerahkan jiwa-jiwa kepada musuh umat manusia.

 

+Carlo Maria Viganò, Archbishop

18 December 2020

Ember Friday of Advent

 

*****

 

UNTUK MENGHAPUS KEKRISTENAN

"Satu lengan dari gurita itu adalah komunisme, komunisme atheistik. Lengan gurita ini akan menyulut ketidakpuasan, revolusi, kematian. Lengan gurita ini akan berusaha untuk menyingkirkan Kekristenan dari seluruh bumi. Celakalah orang yang bergabung dengan kekuatan ini!" - Our Lady, Bayside, 10 Juni 1978 

 

MITRA TERTINGGI

“Janganlah kamu disesatkan oleh pakaian luar manusia, karena ada banyak serigala berbulu domba, yang mengenakan pakaian berpangkat tinggi. Ketahuilah bahwa banyak mereka yang telah menyerahkan diri kepada setan. 

"Berdoalah, berdoalah yang banyak bagi mereka yang memakai mitra tertinggi, karena mereka juga telah menempatkan diri mereka di jalan menuju neraka. Doa-doamu dan tindakan pengorbananmu dan mereka yang mendengar suara-Ku, berdoalah yang banyak bagi Topi-topi Merah yang telah pergi ke jalan yang lebar." - Our Lady, Bayside, 2 Oktober 1974

 

*****

 

Enoch, 24 Oktober 2005

Pedro Regis 5056 - 5060

Giselle Cardia, 12, 15, 19 Desember 2020

Apakah Coronavirus Merupakan Sebuah Senjata Biologis

Viganò: Ini Adalah "Pelatihan Bagi Kerajaan Antikristus”

LDM, 21 Desember 2020

LDM, 23 Desember 2020 – Triduum