A. Ralph Epperson
Kaum Humanists
Ada sebuah agama di Amerika saat
ini yang membawahi banyak kepercayaan kaum Mason, Gerakan New Age, dan Komunis.
Agama ini disebut sebagai Agama Humanis. Agama ini bahkan memiliki definisi dalam
kamus:
Humanisme: gerakan modern,
nontheistik, rasionalis yang menganggap bahwa manusia mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, melaksanakan perilaku etis, tanpa berpaling kepada supernaturalisme.
Ada yang menyebut agama ini
Humanisme Sekuler, dan kata Sekuler disini didefinisikan sebagai
"berkaitan dengan hal-hal duniawi, yang dibedakan dari hal-hal yang
berkaitan dengan gereja dan agama." Kata itu terhubung dengan kata Latin saecularis, yang berarti duniawi.
Kata bahasa Inggris
"Sekuler" terhubung kepada terjemahan frasa Latin yang ditemukan di
bagian belakang uang dolar, "Novus Ordo Seclorum," yang berarti Tata
Dunia Baru.
Beberapa orang kuat telah
mengidentifikasi diri mereka dengan agama ini. Salah satunya adalah mantan
Wakil Presiden, Walter Mondale, kemudian dia menjadi calon yang gagal untuk
Kepresidenan pada tahun 1984, sebagai seorang wakil partai Demokrat. Dia
membuat dukungannya dikenal selama pidatonya di hadapan Kongres ke 5 dari Congress of the International Humanist and
Ethical Union, yang diadakan di Massachusetts Institute of
Technology pada bulan Agustus 1970. Mondale berkata: "Meskipun saya tidak
pernah secara formal bergabung dengan masyarakat humanis, saya pikir, saya
adalah anggota karena warisan. Ayah saya, seorang pengkhotbah, adalah seorang
humanis ... dan saya tumbuh dengan pola makan humanisme yang sangat kaya
darinya.
Semua keluarga kami sangat
dipengaruhi oleh tradisi ini termasuk kakakku Lester ... " (514)
Mantan Wakil Presiden ini telah sangat
tersentuh oleh pandangan agamanya hingga dia menjadi kontributor dari sebuah
majalah yang bernama The Humanist.
Jimmy Carter, Presiden Amerika
Serikat, mengirim sebuah telegram kepada American Humanist Association pada
bulan April 1978, di mana dia memuji mereka atas kegiatan mereka: "Mereka
yang berpartisipasi dalam Pertemuan Tahunan Asosiasi Humanis Amerika sedang
melanjutkan gerakan yang sangat meningkatkan cara hidup kita.
Karya dari organisasi anda di
bidang ini, oleh karena itu, terutama sangat memuaskan bagi saya, dan saya
menyambut kesempatan ini untuk memuji prestasi penting anda." (515)
Kaum Humanis telah mengeluarkan
dua manifesto di mana mereka telah menyatakan apa yang dipercayai oleh agama
mereka, dan setiap siswa dapat menentukan apa posisi-posisi tersebut.
Yang pertama diterbitkan pada
tahun 1933, dan disebut sebagai THE
HUMANIST MANIFESTO I. Sebagian pengantar untuk dokumen itu berbunyi
sebagai berikut: "Waktunya telah tiba untuk mendapatkan pengakuan luas atas
keyakinan-keyakinan radikal di seluruh dunia modern. Dan waktu telah berlalu
bagi revisi sepele atas sikap-sikap yang tradisional.
Sains (rupanya, sains disini berarti
Evolusi) dan perubahan ekonomi (berarti Komunisme) telah mengacaukan keyakinan
lama. Agama-agama di seluruh dunia berada di bawah kebutuhan untuk berdamai
dengan kondisi-kondisi baru yang diciptakan oleh pengetahuan dan pengalaman
yang jauh meningkat.
Dalam setiap bidang aktivitas
manusia, gerakan vital sekarang mengarah ke arah HUMANISME yang jujur dan
eksplisit.
Agar Humanisme religius dapat dipahami
dengan lebih baik, kami, yang bertanda tangan di bawah ini, berkeinginan untuk
membuat afirmasi-afirmasi tertentu yang kami yakini sebagai fakta kehidupan
kontemporer kami.'
Ada bahaya besar dalam melakukan
penyetaraan final, dan kami percaya itu adalah fatal, penyetaraan atas kata AGAMA dengan doktrin dan metode yang telah kehilangan artinya dan yang tidak
berdaya dalam memecahkan masalah kehidupan manusia di abad ke-20.
Meskipun zaman ini telah berhutang
besar pada agama-agama tradisional, tetapi tidak ada yang tidak jelas bahwa
agama apa pun yang berharap untuk menjadi kekuatan sintesis dan dinamis bagi
saat ini harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan zaman ini. Untuk menegakkan
agama semacam itu adalah kebutuhan utama masa kini. Ini adalah tanggung jawab
yang ada pada generasi ini." (516)
Apa yang baru saja diungkapkan
dalam paragraf pengantar ini dapat diringkas dalam beberapa kalimat singkat:
1. Sains
dan perubahan ekonomi (yang dimaksud disini adalah Evolusi dan Komunisme) telah
menunjukkan kepada dunia bahwa agama tidak lagi memiliki jawaban atas masalah-masalah
manusia,
2. Humanisme
memiliki jawaban-jawaban yang baru.
3.
Kita dapat berterima kasih kepada "agama" atas apa yang telah
dilakukannya di masa lalu, tetapi sekarang saatnya untuk beralih kepada
keyakinan yang baru.
4.
Dan humanisme adalah agama baru yang dapat menggantikan yang lama.
Manifesto Humanis ini berisi lima
belas papan keyakinan mereka, tetapi hanya lima yang berkaitan dengan
penelitian penulis buku ini. Yang pertama menyatakan ini: "Pertama: kaum
humanis religius menganggap alam semesta
sebagai yang ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan."
Karena alam semesta selalu ada,
dan tidak diciptakan, maka tidak ada alasan untuk percaya kepada pencipta. Jadi
agama humanis adalah agama yang atheis, yang percaya bahwa tidak ada Tuhan.
"Kedua: Manusia telah
muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan."
Pandangan Alkitab adalah bahwa
manusia dan hewan semuanya diciptakan dalam jangka waktu enam hari. Kaum Humanis percaya bahwa evolusi adalah penjelasan
yang lebih memuaskan tentang asal-usul baik alam semesta maupun manusia. Dan
proses itu (evolusi) telah memakan waktu miliaran
tahun. Kaum Humanis telah menyatakan bahwa evolusi adalah bagian dari
pandangan agama mereka tentang manusia.
"Kelima: ... sifat alam
semesta ... membuat jaminan supernatural atau kosmik apa pun dari nilai-nilai kemanusiaan
tidak dapat diterima."
Tidak ada dewa di alam semesta
yang menjawab doa-doa manusia , dan tidak ada Tuhan yang menciptakan kemutlakan
nilai-nilai moral.
"Keenam: Kami yakin bahwa
waktu telah berlalu untuk theisme (keyakinan pada satu Tuhan,) deisme (keyakinan
pada keberadaan Tuhan atas dasar rasional murni tanpa bergantung pada wahyu
atau otoritas) ..."
Sekali lagi, kaum Humanis
mengakui keyakinan mereka bahwa Tuhan itu tidak ada. Jelas pula bahwa manusia
modern terlalu canggih untuk percaya pada dewa yang keberadaannya tidak dapat
dibuktikan.
"Keempat belas: Para
humanis secara tegas yakin bahwa masyarakat yang ada dan bermotivasi profit
telah menunjukkan bahwa dirinya tidak memadai dan bahwa perubahan radikal dalam
metode, kontrol dan motif harus dilembagakan.
Suatu tatanan ekonomi yang
sosialis dan kooperatif harus ditetapkan sampai akhir agar distribusi yang adil
dari sarana kehidupan menjadi mungkin." (517)
Patut diingat bahwa Karl Marx,
yang disebut "bapak Komunisme", juga mendukung konsep "tatanan
ekonomi yang sosialis dan kooperatif". Dia menyatakan posisinya itu dalam
tulisan-tulisannya. Dia menulis: "Dari masing-masing individu, sesuai
dengan kemampuannya, bagi masing-masing individu, sesuai dengan
kebutuhannya."
Dan dia menambahkan komentar
tambahan ini, yang dianggap oleh banyak orang sebagai inti dari Komunisme:
"Dengan satu kata, anda mencela kami dengan berniat menyingkirkan properti
anda. Tepatnya demikian: memang itulah yang kami maksudkan." (518)
Dan itulah yang diyakini oleh kaum
Humanis!
Kaum Humanis, seperti Karl Marx,
tidak menyetujui sistem ekonomi yang mendorong hak untuk memiliki properti
pribadi. Mereka percaya pada sistem ekonomi yang dikenal sebagai sosialisme,
sama seperti Karl Marx.
Keyakinan kaum Humanis dapat
dirangkum dengan menyatakan bahwa agama berdiri di atas bangku dengan tiga kaki
utama: evolusi, atheisme, dan komunisme. Seharusnya tidak ada keraguan tentang
apa yang mereka yakini. Setiap siswa dapat membacanya pada dua Manifesto.
Edisi tahun 1933 dari HUMANIST MANIFESTO ditandatangani
oleh tiga puluh empat orang, dan hanya dua di antaranya yang memiliki kaitan
dengan penelitian ini. Salah satunya adalah Profesor John Dewey dari
Universitas Columbia, ‘bapak’ dari apa yang disebut "pendidikan
progresif," dan yang lainnya adalah Lester Mondale, saudara dari Wakil
Presiden.
Pandangan agama Profesor Dewey
tentang kehidupan memiliki efek dramatis pada pendidikan di Amerika.
Pada tahun 1974, majalah Saturday Review menerbitkan "edisi
ulang tahun emas" mereka, dan sebagai bagian dari peringatan mereka selama
50 tahun, mereka meminta berbagai pemimpin Amerika untuk menyebut "tokoh
paling berpengaruh" di bidang usaha mereka masing-masing. (519)
Individu yang mereka sebut
sebagai "tokoh paling berpengaruh dalam pendidikan Amerika" selama
periode 1924 hingga 1974 adalah:
John Dewey!
Salah satu dekan dari sebuah
universitas besar di California dikutip mengatakan: "Tokoh itu haruslah
Dewey ... Saya menduga bahwa dia adalah satu-satunya pendidik hebat dalam
sejarah kita."
Pendidik lain mengatakan bahwa
Dewey: "… adalah menara di atas semua orang."
Dan seorang pendidik lain berkata:
"Tidak ada orang yang mempengaruhi pemikiran para pendidik Amerika lebih besar
daripada Dewey..."
John Dewey adalah seorang
Sosialis / Komunis, seorang atheis, dan percaya pada penipuan yang dikenal
sebagai evolusi. Dia percaya bahwa "tidak ada kemutlakan moral," dan
bahwa manusia harus mengembangkan nilai-nilai "moral" mereka sendiri.
Dia percaya bahwa Kekristenan "tidak mampu untuk memecahkan" masalah-masalah
manusia.
Dan dia adalah individu yang paling
besar " mempengaruhi pemikiran pendidik Amerika".
Untuk menggambarkan lebih jauh pemikiran
yang berbelit-belit dari orang ini, kita hanya perlu memeriksa kutipan yang disampaikan
olehnya: "Tidak ada Tuhan, dan tidak ada jiwa. Tidak ada perlunya untuk memiliki
alat peraga agama tradisional.
Jika dogma dan keyakinan disingkirkan,
maka kebenaran abadi juga mati dan dikubur. Tidak ada ruang untuk hukum alam
yang tetap, atau nilai moral yang mutlak dan permanen."
Pendapat ini benar-benar luar
biasa, dan mengungkapkan betapa dangkal, kacau dan bingungnya pemikiran
Profesor Dewey.
Dia mengklaim bahwa ketika agama
dihapuskan dari lingkungan, maka "kebenaran abadi" akan "mati
dan dikubur."
Hal ini tidaklah mungkin!
Kata "abadi"
didefinisikan sebagai tidak dapat dirubah. Profesor itu mengakui bahwa
kebenaran itu "tidak dapat dirubah".
Dia mengatakan bahwa
"kebenaran yang tidak dapat dirubah" adalah dapat dirubah!
Bahwa sesuatu yang tidak bisa dirubah,
tidak bisa dirubah! Dengan definisi ciptaannya sendiri! Namun, Profesor Dewey
mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi!
Dia juga mengatakan bahwa
"tidak ada ruang bagi ... kemutlakan nilai-nilai moral yang permanen."
Bahwa sesuatu yang permanen, bisa ditiadakan. Ia hanya bisa diabaikan. Tetapi
jika hal itu bersifat permanen, berarti hal itu akan tetap ada.
Profesor Dewey percaya bahwa apa
yang tidak dapat dirubah, dapat dirubah. Dia percaya bahwa apa yang permanen,
dapat dihilangkan atau ditiadakan.
Ternyata Profesor Dewey tidak
berhubungan dengan realita!
Mereka yang tidak berhubungan
dengan realita didefinisikan sebagai orang gila. Mereka yang percaya bahwa
hal-hal yang tidak dapat dirubah dapat dirubah, adalah gila!
Namun, Profesor Dewey telah
"mempengaruhi pemikiran para pendidik Amerika lebih dari pendidik
lainnya."
Dan keyakinan agamanya yang
seperti itu, menjadi agama resmi Amerika.
Pada tahun 1973, pada ulang
tahun ke empat puluh dari penerbitan Manifesto pertama, kaum Humanis
mengeluarkan Manifesto kedua.
Yang satu ini pada dasarnya
menegaskan kembali apa yang dikatakan Manifesto pertama: "Seperti pada
tahun 1933, kaum humanis masih percaya bahwa theisme tradisional, khususnya
iman akan Tuhan yang mau mendengarkan-doa, diasumsikan bahwa Dia mengasihi dan
memelihara orang, iman akan Tuhan yang mau mendengarkan dan memahami doa, dan
dapat melakukan sesuatu bagi mereka, semua ini adalah iman yang tidak terbukti
dan ketinggalan zaman. Tidak ada dewa yang menyelamatkan kita; maka kita harus
menyelamatkan diri kita sendiri." (520)
Sekali lagi, kaum Humanis
menyatakan keyakinan mereka bahwa Tuhan itu tidak ada. Karena tidak ada Tuhan, maka
manusia bertindak sendiri.
Karena manusia itu bertindak sendiri,
maka manusia perlu menciptakan agamanya sendiri, dan kaum Humanis telah
melakukan hal itu. Mereka menciptakan agama mereka sendiri!
Prinsip Kedua Manifesto Humanist
II menyatakan: "Janji keselamatan abadi atau rasa takut akan kutukan abadi
sama-sama adalah ilusi dan berbahaya. Sebaliknya, ilmu pengetahuan menegaskan
bahwa spesies manusia adalah merupakan sebuah kemunculan dari bentuk-bentuk
evolusi alami ..."
Di sini kaum Humanis menyatakan
kembali keyakinan mereka bahwa manusia tidak lebih dari hewan yang berevolusi
dengan sangat canggih. Ini adalah sebuah fakta dari realitas modern bahwa pendapat
ini tidak lagi menjadi satu-satunya teori tentang asal-usul spesies yang ditawarkan
kepada dunia oleh komunitas ilmiah. Teori Evolusi saat ini sedang ditantang
oleh apa yang dikenal sebagai Ilmu Penciptaan. Pendekatan ini dengan cepat
membuktikan, menggunakan data ilmiah, bahwa evolusi adalah sebuah penipuan dan sebuah
kebohongan. Para ilmuwan terkenal di dunia meninggalkan keyakinan evolusi
mereka, yang telah lama dipegang, setelah mengetahui teori saingan ini. Ilmuwan
yang memiliki integritas untuk membandingkan kedua teori tersebut secara berdampingan,
mendapati bahwa teori evolusi itu tidak ilmiah. Perdebatan antara kaum evolusionist
dan kaum kreasionist di kampus-kampus di seluruh dunia sedang dimenangkan oleh
para kreasionist. Akibatnya, sains secara perlahan kembali ke posisi yang
dipegang oleh dunia ilmiah sebelum Charles Darwin merombaknya dengan
teori-teorinya yang tidak terbukti dan tidak sehat, yang dikenal sebagai Evolusi.
Terlepas dari kenyataan ini, nyatanya
Evolusi adalah bagian resmi dari agama kaum Humanist.
Prinsip Ketiga berbunyi:
"Etika adalah bersifat otonom dan situasional, ia tidak membutuhkan sanksi
teologis ataupun ideologis. Menyangkal hal ini berarti mendistorsi seluruh
basis kehidupan."
Tidak ada Tuhan, oleh karena itu
tidak ada Moral Absolut yang diberikan oleh Tuhan. Kata-kata Absolut ini,
seperti "Janganlah kamu berbuat ini atau itu," tidak memiliki
relevansi dengan masyarakat saat ini, dan karena itu manusia tidak harus
mematuhi ajaran-ajaran ini. Karena itu manusia bebas untuk memutuskan sesuatu untuk
dirinya sendiri. Oleh karena itu, Agama akan segera berlalu. Semua yang perlu
dilakukan adalah untuk secara resmi menguburkan Agama oleh kaum Humanis, kaum New
Age, Mason dan Komunis.
Filosofi "moral" yang baru
ini memiliki nama resmi, Etika Situasional, dan ini akan diperiksa lebih rinci
dalam bab berikutnya dari penelitian ini.
Prinsip Keempat menyatakan:
"Akal dan kecerdasan adalah instrumen paling efektif yang dimiliki
manusia. Tidak ada penggantinya: baik iman maupun semangat itu sendiri tidak
mencukupi."
Di sini kaum Humanis berpihak
pada kaum Mason yang telah mendewakan penalaran dan akal budi manusia. Seperti
yang baru saja dibicarakan, pandangan ini menyatakan bahwa pikiran manusia
adalah penyelamat utama umat manusia. Kaum Humanis berusaha menciptakan
lingkungan di mana manusia dapat memanfaatkan pikirannya untuk menyelamatkan
umat manusia. Itu berarti bahwa agama harus dihilangkan dari lingkungan itu
sehingga manusia akan bebas untuk menggunakan pikirannya, sehingga dia dapat
memecahkan masalah manusia tanpa campur tangan agama.
Prinsip Keenam berbunyi:
"Dalam bidang seksualitas, kami percaya bahwa sikap tidak toleran, yang sering
dibudidayakan dan dipromosikan oleh agama-agama ortodoks dan budaya puritan,
terlalu menindas perilaku seksual. Hak untuk mengendalikan kelahiran, aborsi
dan perceraian harus diakui."
Menurut Prinsip ini, agama di
Amerika telah "terlalu represif" dalam pengajaran mereka tentang
seksualitas manusia.
Agama telah mengajarkan kepada
dunia bahwa aborsi adalah pembunuhan (percaya bahwa aborsi adalah pelanggaran terhadap
hukum Moral Absolute "Jangan membunuh.") Para Humanis percaya bahwa
pengendalian kelahiran harus tersedia, dan aborsi atas permintaan harus diizinkan.
Prinsip Kedelapan berbunyi:
"Kita harus memperluas demokrasi partisipatif dalam arti yang sebenarnya untuk
kepentingan ekonomi, sekolah, keluarga, tempat kerja dan asosiasi
sukarela."
Agama Kristen dan Yahudi selama
berabad-abad telah mengajarkan bahwa suami adalah kepala rumah tangga. Tetapi
kaum humanis akan mengubah hal itu, dengan membiarkan seluruh keluarga
memutuskan arah yang akan diambil oleh keluarga.
Jika keluarga mengalami
kesulitan dalam membuat keputusan, seperti apakah akan berlibur di gunung atau
di pantai, keluarga harus memutuskan secara demokratis: setiap orang harus
memiliki satu suara. Dan jika ada tiga anak dan pilihan mereka adalah pantai,
dan aturan mayoritas, maka kedua orang tua dan keluarga, harus mengunjungi
pantai. Kenyataan bahwa orang tua menyadari bahwa mereka tidak dapat membayar
liburan di laut adalah tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan tersebut.
Aturan mayoritas yang berlaku!
Hampir tidak dapat dibayangkan
bahwa pikiran "rasional" bisa menerima cara seperti ini, memahami
program semacam itu untuk sebuah unit keluarga, tetapi itulah yang diusulkan
oleh kaum Humanis yang baru.
Dan bukan saja keluarga harus
mengalami kegembiraan demokrasi partisipatif, tetapi juga hal itu harus juga terjadi
di tempat kerja. Bayangkan, pengalaman memiliki tenaga kerja sebanyak 5.000
orang, yang memutuskan berapa produksi yang akan dihasilkan hari itu, dan
berapa harga yang akan mereka tawarkan, dan kepada siapa hasilnya akan dijual.
Inilah yang diinginkan oleh kaum
humanis.
Dan kaum Humanis juga ingin para
siswa untuk mengatakan apa yang akan diajarkan hari itu di sekolah. Membiarkan
anak-anak usia lima tahun untuk menentukan subjek yang akan dibahas, secara
praktis akan menghilangkan pendidikan sebagai alat instruksional.
Prinsip Kesebelas berbunyi:
"Kami percaya pada hak atas pendidikan universal."
Karl Marx, yang menyatakan
dirinya sebagai seorang "humanis," dalam Manifesto Komunis, menulis
ini di Papan Kesepuluh: "Pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah
umum."
Pendidikan anak-anak, dulu
merupakan tanggung jawab langsung keluarga. Orang tua awalnya adalah guru
anak-anak bangsa ini, dan kemudian dianggap mampu membayar kebutuhan pendidikan
anak-anak mereka sendiri begitu bangsa ini berjalan ke sistem pendidikan umum.
Tapi di sini, kaum Humanis bersama dengan Komunis percaya bahwa pendidikan
harus menjadi perhatian seluruh masyarakat. Dengan kata lain, pasangan yang
memutuskan untuk tidak memiliki anak sendiri, atau orang tua yang sudah lanjut
usia dan sudah selesai membesarkan anak-anak mereka (anak-anak mereka sudah
dewasa dan tidak lagi sekolah), mereka harus dipaksa untuk mendukung biaya
pendidikan orang tua yang menghasilkan anak-anak yang masih membutuhkan sekolah.
Konsep bahwa orang tua tanpa
anak-anak harus membayar demi pendidikan orang tua yang memiliki anak-anak,
berasal langsung dari tulisan-tulisan Karl Marx, komunis. Dia menulis
"Dari masing-masing orang yang sesuai dengan kemampuannya, untuk
masing-masing orang yang sesuai dengan kebutuhannya."
Marx mengajarkan bahwa orang tua
tanpa anak harus ikut membayar orang tua yang memiliki anak-anak.
Prinsip Kedua Belas berbunyi:
"Kami menyesalkan pembagian umat manusia atas dasar nasionalisme ...
pilihan terbaik adalah melampaui batas kedaulatan nasional dan bergerak menuju
pembangunan komunitas dunia …
Dengan demikian kami menegaskan
kembali komitmen untuk membangun komunitas dunia ..."
Pemerintah dunia akan datang,
dan kaum Humanis dengan bangga mengumumkan dukungan mereka untuk itu.
Prinsip Keempat Belas berbunyi:
"... pertumbuhan penduduk yang berlebihan harus dikendalikan oleh
perjanjian internasional."
Pemikiran bahwa beberapa orang
memegang posisi untuk menentukan bahwa ada "ledakan populasi" telah
dibahas dalam buku saya yang berjudul, THE
UNSEEN HAND, dan terbukti bahwa hal itu sebagai penipuan. Inilah yang saya
tulis disitu: "Oregon, negara yang agak kecil dibandingkan dengan negara-negara
bagian lain di Amerika Serikat, memiliki total 95.607 mil persegi di dalam
perbatasannya. Dunia memiliki sekitar empat miliar (4.000.000.000) penduduk.
Jika seluruh penduduk dunia
pindah ke Oregon, dengan meninggalkan sisa dunia sama sekali tanpa penduduk
manusia, maka sebuah keluarga yang beranggotakan empat orang akan memiliki sepetak
tanah di Oregon sekitar 50 'x 53'. Ini adalah sekitar setengah dari ukuran
tempat tinggal yang khas dalam sebuah wilayah." (522)
Gagasan bahwa dunia sedang
meledak karena terlalu banyak penduduk di bumi adalah sebuah penipuan, tetapi kaum Humanis sangat mempercayainya.
Sebenarnya, keyakinan akan kebohongan
adalah bagian dari struktur kepercayaan resmi mereka. Dan, tidak hanya
mereka mengakui "masalah" yang sebenarnya tidak ada, tetapi mereka
ingin melibatkan pemerintah dalam menyelesaikannya (menyelesaikan masalah
sebenarnya yang tidak ada).
Pemerintah-pemerintah yang
memutuskan untuk "mengendalikan populasi" adalah hal yang membuat
para diktator Humanist dan Komunis itu sangat bahagia.
Jadi ledakan populasi itu bukanlah
ledakan sama sekali, tetapi ia disampaikan dan ditawarkan untuk tujuan lain.
Mereka yang menakut-nakuti penduduk dunia agar percaya bahwa pemerintah harus campur
tangan untuk mengendalikan masalah yang tidak ada, sebenarnya mereka memiliki agenda tersembunyi. Kata mujarab
disini adalah kata "pengendalian," dan kata ini akan menggembirakan
hati seorang diktator.
Jenis pemerintahan yang
diperlukan untuk memaksa orang mengendalikan "ledakan penduduk" yang sebenarnya
tidak terjadi, adalah sesuatu yang harus bisa menakut-nakuti orang yang mampu
berpikir rasional.
Tetapi pemikiran (rasional) ini
tampaknya tidak terjadi pada mereka yang mengikuti agama kaum humanis.
Paragraf terakhir dari Manifesto
mereka berisi penjumlahan dari keyakinan dasar mereka: "Lebih lanjut kami mendorong
penggunaan akal dan belas kasih untuk menghasilkan jenis dunia seperti yang
kami inginkan ..."
Jadi kaum Humanis telah mengaitkan
dirinya mereka dengan orang lain yang melihat kepada akal manusia sebagai
solusi bagi semua penyebab masalah yang ada, menurut cara berpikir mereka
sendiri, oleh agama-agama di dunia.
Manifesto kedua ini
ditandatangani oleh 102 orang termasuk beberapa nama yang sangat familier:
Isaac Asimov, penulis, Alan F.
Guttmacher, Planned Parenthood Federation, Lester Mondale, saudara dari mantan
Wakil Presiden, Andre Sakharov, Akademi Ilmu Pengetahuan, Moskow, Uni Soviet,
dan Joseph Fletcher, Profesor tamu dari Sekolah Kedokteran, Universitas
Virginia.
Setiap tahun, kaum Humanist
menghormati tokoh "Humanist of the Year" dengan penghargaan dan
mereka yang dihormati di masa lalu telah menjadi orang yang paling berpengaruh
di dunia:
1969: Dr. Benjamin Spock 1972:
B.F. Skinner
1975: Betty Friedan
1980: Andre Sakharov
1981: Carl Sagan, astronom
terkenal
1984: Isaac Asimov
1985: John Kenneth Galbraith,
ekonom
1986: Faye Wattleton, presiden
Planned Parenthood
Tetapi salah satu Humanist yang
paling terkenal adalah Madalyn Murray O'Hair, wanita yang pada tahun 1963
berhasil dalam usahanya untuk menghilangkan doa dan pembacaan Alkitab di
sekolah-sekolah umum Amerika.
Ny. O'Hair memiliki minat dalam ajaran
agama Humanisme selama bertahun-tahun. Dia pernah menjadi editor majalah
berjudul THE FREE HUMANIST, dan
terpilih menjadi Dewan Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1965, dan terpilih lagi
pada tahun 1973 untuk jangka waktu empat tahun kedua.
Dalam pernyataan publik dia
telah dikutip mengatakan bahwa "sama sekali tidak ada bukti yang
menyimpulkan" bahwa Yesus pernah hidup, dan bahwa Kekristenan tidak pernah
"memberikan kontribusi apa pun kepada siapa pun, di mana saja, dan kapan
saja." Dia telah menyebut agama sebagai "kotoran mental terhadap manusia
primitif," dan dia mengatakan bahwa: "… agama adalah bentuk kegilaan
yang paling liar. Saya akan mengubah setiap gereja menjadi sebuah rumah untuk
klinik lanjut usia atau rawat jalan, dll. Agama Kristen, yang anti-ilmu
pengetahuan, anti-kehidupan, anti-seks, anti-wanita, anti-kebebasan,
anti-perdamaian, sangat merugikan Amerika Serikat."
Dia tidak membatasi aktivitasnya
hanya pada masalah doa di sekolah. Serangannya pada agama Kristen telah
membuatnya terlibat dalam isu-isu yang lain.
Pada bulan Desember 1974, dia
mendukung petisi Lansman-Milam (RM 2493) kepada Komisi Komunikasi Federal
(FCC.) Petisi ini meminta mereka untuk memaksakan pembekuan segera pada semua:
"… aplikasi untuk saluran FM dan TV pendidikan yang disediakan oleh semua
semua agama 'Kristen,' lembaga-lembaga Alkitab, 'kaum religius,' dan perguruan
tinggi serta institusi sektarian lainnya." (523)
Pada bulan September 1977, dia
mengajukan gugatan di pengadilan federal untuk menghapus motto "In God We
Trust," dari semua mata uang AS.
Dia meminta pengadilan untuk
menyatakan bahwa semboyan itu adalah inkonstitusional, dan kemudian
memerintahkan Menteri Keuangan untuk tidak lagi menempatkan tulisan itu pada
uang Amerika. (524)
Pada bulan November 1977, dia
melibatkan dirinya dalam tuntutan agar Gubernur Texas melarang pemasangan
suasana kelahian Natal di State Capitol selama liburan Natal. Dia juga
keberatan dengan monumen yang bertuliskan ‘Sepuluh Perintah’ di atas gedung Capitol.
Namun, dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak keberatan dengan pohon
Natal yang ditempatkan di dalam gedung Capitol, karena itu hanyalah "…hiasan
berhala yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama."
Sebelumnya pada bulan itu juga dia
ditangkap dan dituduh mengganggu pertemuan publik karena dengan keras dia memprotes
pembukaan pertemuan dewan kota dengan sebuah doa. Artikel yang melaporkan
kegiatannya mengutip dia mengatakan: "Saya akan berusaha untuk memiliki
walikota dan menteri yang akan menangkap orang-orang yang memimpin doa-doa.
Mereka itu hanya mau menyela dan menyusupkan kegiatan keagamaan ke dalam
pertemuan pemerintah." (525)
Dua tahun kemudian, pada tahun
1979, Mahkamah Agung dengan suara bulat menolak gugatannya tentang penghapusan kata
"In God We Trust" sebagai motto dari semua mata uang Amerika. Hakim
yang memutuskan untuk menentangnya di Pengadilan Distrik dikutip mengatakan
bahwa motto itu "tidak ada hubungannya sama sekali dengan pembentukan
agama. Penggunaan motto itu adalah merupakan karakter patriotik atau seremonial
dan tidak memiliki kemiripan yang nyata dengan sponsor pemerintah atas suatu
agama.
Selain itu, akan menggelikan
untuk berpendapat bahwa penggunaan semboyan nasional itu akan menumbuhkan
keterikatan pemerintah yang berlebihan dengan agama." (526)
Salah satu kasusnya yang lebih
baru melibatkan sebuah kelompok dimana dia, Ny. O'Hair, adalah pendiri dan
Presiden Emeritus, dari apa yang disebut sebagai ‘Society of Separationists.’
Mereka menggugat negara bagian Texas dengan mengklaim bahwa mereka telah secara
sistematis dikeluarkan dari tugas sebagai juri di pengadilan karena penolakan
mereka untuk bersumpah kepada Tuhan.
Mereka mengklaim bahwa sumpah, dimana
semua calon juri di pengadilan harus melakukannya sebelum mereka dilantik
sebagai anggota panel, yang mengharuskan mereka untuk berkata sebelum dilantik
"… tolonglah aku Tuhan," kalimat itu adalah pelanggaran atas
konstitusi "pemisahan gereja dengan negara. (527)
Itu adalah argumen yang menarik,
tetapi tidak persuasif, karena Konstitusi Amerika Serikat tidak mengandung
pernyataan seperti itu dalam kata-katanya. Tidak diperlukan "pemisahan
gereja dan negara." Itu adalah kata-kata dari Thomas Jefferson dan bukan
Konstitusi.
Amandemen Pertama Konstitusi
Amerika Serikat berbunyi: "Kongres tidak akan membuat undang-undang yang
menghormati pembentukan agama, atau melarang pelaksanaannya secara bebas; (sisa
kalimat Amandemen berikutnya melindungi hak-hak yang lain dan tidak menyibukkan
diri dengan hak kebebasan beragama.)
Perhatikanlah bahwa Kongres
dilarang membentuk agama nasional. Perhatikan lebih lanjut bahwa negara bagian
dapat melakukannya jika mereka memilih demikian. Itu karena Amandemen Kesepuluh
Konstitusi yang berbunyi: "Kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada
Amerika Serikat oleh Konstitusi, atau dilarang olehnya kepada negara-negara
bagian, dicadangkan kepada masing-masing negara bagian, atau kepada
rakyat."
Jadi, Kongres tidak memiliki
wewenang untuk mengharuskan siapa pun untuk percaya pada agama tertentu. Tidak
ada alasan mengapa pemerintah nasional tidak boleh mencetak moto seperti
"In God We Trust" pada mata uangnya.
Kegagalan Ny. O'Hair telah
mempengaruhi keluarganya juga. Semua aktivitasnya untuk mendorong atheisme
telah gagal dalam membujuk salah satu dari dua putranya untuk percaya pada
teori tersebut.
Putranya, William Murray, anak
yang dia suruh untuk mengajukan gugatan agar membatasi doa di sekolah-sekolah
umum, kemudian menjadi seorang Kristen.
William Murray mengatakan dalam
sebuah surat pada Mei 1980, bahwa dia secara terbuka meminta maaf kepada rakyat Amerika karena:
"… bagian yang saya mainkan sebagai remaja dalam menghapus doa dari
sekolah umum adalah kriminal. Saya disingkirkan dari generasi masa depan kami
yang mengusulkan agar menyediakan waktu singkat setiap hari yang harus benar-benar
disediakan bagi Tuhan. Karena gugatan untuk menghancurkan tradisi doa di
sekolah diajukan dalam nama saya, maka saya merasa sangat bertanggung jawab
atas kehancuran kepada nilai-nilai moral dari kaum muda kita." (528) Pada
bulan Juni 1988, William Murray memberi tahu kami sedikit tentang apa yang dipercaya
oleh ibunya. Dia mengatakan kepada dunia dalam sebuah wawancara bahwa:
"Ibu saya adalah selalu menjadi seorang Marxis. Dia adalah manajer dari
toko buku Era Baru di Baltimore, yang
dari dulu hingga hari ini adalah toko buku resmi Partai Komunis."
Murray lebih lanjut menyampaikan
pikirannya tentang ibunya dalam sebuah buku yang ditulisnya tentang Nikaragua.
Dia berkata: "Banyak orang mengidentifikasi saya sebagai putra pemimpin atheis
Madlyn Murray O'Hair. Memang, dia adalah ibu saya, kecuali identifikasinya
sebagai seorang 'pemimpin' atheis, tidak sepenuhnya benar. Tidak pernah dia
berniat menjadi pemimpin atheis, tetapi dia ingin menjadi seorang pemimpin
Marxis."
Dia mengenang masa kecilnya
dengan ibunya ketika dia menambahkan tulisan-tulisan ini: "... Saya dapat
merenungkan perubahan dalam hidup saya sendiri (Murray, seperti yang disebutkan
sebelumnya, sejak menjadi seorang Kristen) yang telah dijauhkan dari sebuah
rumah di mana ada kebencian terhadap kebebasan, kebencian terhadap usaha-usaha
yang bebas, dan kebencian terhadap Tuhan."
Namun, baru pada tahun 1988,
ketika beberapa kenyataan tentang gugatan Ny. O'Hair keluar. The Houston Chronicle mengatakan kepada
dunia dalam suratnya 18 Juni 1988, bahwa: "Madalyn Murray O'Hair ...
mengatakan dia telah menciptakan sebuah kelompok untuk membela kepentingan umum
yang sebenarnya tidak ada, sehingga
tidak nampak bahwa dia berjuang sendirian.
'Aku berbohong seperti **** (sumpah
serapah dihapus) dalam segala hal. Publik tidak mau mendengarkan saya, seorang wanita
dengan dua anak yang menariknya ... jadi apa yang saya lakukan adalah
menciptakan Komite Maryland bagi Pemisahan Gereja dan Negara, yang benar-benar tidak ada."
Orang-orang yang lain yang terkenal
secara nasional dan internasional, telah memeluk agama Humanist juga. Antara lain
yang terkenal secara terbuka adalah Karl Marx, Komunis.
Karl Marx juga mengklaim bahwa Humanisme
adalah sebagai miliknya. Dia menulis: "Komunisme sebagai naturalisme yang
berkembang sepenuhnya adalah humanisme ..." (529)
Dan pada tahun 1970, Program Baru
Partai Komunis Amerika Serikat menyatakan: "Marxisme tidak hanya rasional,
ia juga humanis dalam artian yang paling baik dan paling mendalam." (530)
Tetapi Humanisme bukan hanya
sebuah kata dalam kamus. Ia menjadi agama resmi Amerika Serikat. Bukti bahwa
Humanisme telah menerima pengakuan resmi sebagai agama di Amerika Serikat
dimulai dengan keputusan Mahkamah Agung dalam kasus tahun 1961 yang disebut ‘Torcaso
versus Watkins.’ Pengadilan memutuskan bahwa Humanisme secara resmi disetujui
sebagai agama ketika mereka menyatakan: "Di antara agama-agama di negara
ini yang tidak mengajarkan apa yang secara umum dianggap sebagai keyakinan akan
keberadaan Tuhan adalah agama Buddha, Taoisme, Budaya Etis, Humanisme Sekuler
dan yang lain-lainnya." (531)
Pengadilan memutuskan bahwa
Amandemen Pertama Konstitusi memberikan perlindungan yang sama dan menerapkan
pembatasan yang sama pada "agama Humanisme Sekuler" sebagaimana
berlaku untuk agama-agama lain.
Dan pada tahun 1965, Mahkamah
Agung dalam kasus lain menulis bahwa: "... keyakinan humanistik yang
dianut dengan tulus sebagai agama, harus berhak atas pengakuan sebagai agama di
bawah Hukum Layanan Selektif. (532) Hasil dari keputusan ini adalah untuk
membebaskan siapa pun dari draf yang mengaku bahwa agamanya disebut Humanisme.
Jadi Mahkamah Agung telah
mengidentifikasi Humanisme sebagai "agama" yang sah dan benar Dan
bahkan kaum Humanist menyatakan bahwa agama mereka adalah sebuah agama.
Presiden Asosiasi Humanis Amerika menulis ini: "Humanisme adalah agama
tanpa Tuhan, tanpa wahyu ilahi ataupun kitab suci." (533)
Dan Sir Julian Huxley, seorang
penandatangan Manifest Humanis II, menulis ini dalam brosur promosi Humanist
Association: "Saya menggunakan kata 'humanist' untuk mengartikan seseorang
yang percaya bahwa manusia sama saja dengan fenomena alam, sebagai hewan atau
tumbuhan; bahwa tubuh, pikiran dan jiwanya tidak diciptakan secara supranatural,
tetapi merupakan produk evolusi." (524)
Dan untuk menunjukkan bahwa
pemerintah Amerika Serikat telah secara resmi mengakui kaum Humanist sebagai
sebuah agama, Asosiasi Humanist Amerika telah diberikan pembebasan pajak agama.
Jadi, seperti yang telah
digambarkan, Humanisme didasarkan pada keyakinan akan tiga filosofi utama:
Komunisme, evolusi dan atheisme.
Dan itu diajarkan di
sekolah-sekolah Amerika (ini akan dibahas dalam bab selanjutnya dari studi
ini.)
Pada tahun 1987, beberapa orang
tua dengan anak-anak kecil dalam sistem sekolah umum Alabama berpendapat bahwa
pengajaran agama ini (agama humanist) di sekolah-sekolah mereka yang didukung
pajak, tidak dapat diterima. Mereka mengajukan gugatan untuk mencegah anak-anak
mereka diajari pandangan agama yang melanggar pandangan agama pribadi mereka
sendiri. Sebuah artikel yang muncul di Arizona
Daily Star melaporkan apa yang terjadi: "Seorang hakim federal
memerintahkan pejabat Alabama kemarin untuk menghapus 36 buku pelajaran dari
sekolah umum, dan mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan keyakinan pada agama
humanisme dan menolak peran agama dalam masyarakat Amerika.
Putusan kemenangan bagi 624
orang Kristen konservatif yang mengajukan gugatan itu, menemukan untuk pertama
kalinya bahwa humanisme sekuler adalah agama yang secara inkonstitusional semakin
maju di sekolah-sekolah negeri.
(Hakim Distrik W. Brevard Hand)
menemukan bahwa lima buku teks ekonomi rumah tangga, yang diterbitkan oleh penerbit
raksasa seperti McGraw Hill Book Co, telah ikut memajukan ajaran agama yang jelas-jelas
melanggar larangan Amandemen Pertama pemerintah tentang pendirian sebuah agama.
Selain itu, Brevard Hand
menemukan bahwa 31 buku pelajaran sejarah dan ilmu sosial, yang juga
diterbitkan oleh penerbit-penerbit besar, "bukan hanya menjadi sejarah
yang buruk, tetapi ia juga tidak memiliki banyak fakta untuk mempromosikan ideologi
yang setara.' " (535) The Alabama
Civil Liberties Union tidak senang dengan keputusan itu. Artikel itu
mengutip direktur eksekutif mereka Mary Weidler yang mengatakan:
"Keputusan ini menegaskan ketakutan terburuk kami atas sensor federal pada
masalah sekolah negeri setempat. Hal ini sangat mengancam pendidikan publik
non-sektarian di Alabama dan di seluruh negara."
Kekhawatiran tentang
"sensor federal" oleh Alabama Civil Liberties Union ini sangat
membingungkan. Pendapat mereka bahwa penghapusan buku pelajaran dari sekolah
umum oleh pemerintah federal merupakan "sensor," mengungkapkan
kemunafikan yang mencolok.
Karena dalam pengadilan soal "Creationism
Science versus Evolution Science" (pertentangan antara ‘ilmu penciptaan’
oleh Tuhan dengan ‘ilmu evolusi’ oleh pikiran manusia) terjadi juga di Alabama
beberapa tahun kemudian. American Civil Liberties Union mungkin adalah orangtua
dari organisasi Alabama, dan mereka mengambil posisi yang berlawanan. Dalam hal
ini, mereka berpendapat bahwa buku-buku teks sains Kreasionisme (yang mendukung
penciptaan Tuhan) harus dihapus dari para siswa di kelas sains Alabama.
Itulah pendapat dan posisi
mereka bahwa Ilmu Kreasionisme (Tuhan) tidak dapat diajarkan berdampingan
dengan teori Evolusi dalam kelas sains di negara-negara bagian. Mereka
berpendapat bahwa hanya teori Evolusi yang bisa diajarkan.
Dengan kata lain, mereka
berargumen mendukung penyensoran buku teks Kreasionisme dari ruang kelas.
Keberatan mereka dalam kasus itu
pada dasarnya adalah bahwa buku-buku teks Kreasionisme mengajarkan pandangan
agama tentang sains, yang bertentangan dengan pandangan tradisional evolusionist.
Dengan kata lain, mereka yang mengklaim melindungi "Kebebasan Sipil"
Amerika, dan mereka ingin agar buku-buku itu dihapus dalam satu kasus, tetapi dibiarkan
pada kasus lain.
Kaum humanist mengklaim bahwa
kaum Kreasionis ingin mengajarkan pandangan agama di kelas sains, dan mereka
mendesak pengadilan untuk menghapus buku-buku pelajaran Kreasionis. Orang-orang
Kristen mengklaim bahwa kaum Humanis sedang mengajarkan sebuah pandangan
keagamaan lain di ruang kelas di distrik-distrik sekolah, dan Persatuan
Kebebasan Sipil (pendukung ajaran humanist) keberatan ketika hakim menghapus
buku-buku tentang evolusi.
Hal ini tidak masuk akal, kecuali
mereka yang mengklaim melindungi "kebebasan sipil" Amerika (kaum
humanist) hanya menginginkan agama Humanis yang diajarkan di sekolah umum.
Kesimpulan itu sesuai dengan fakta.
Jika mereka khawatir tentang
"sensor pemerintah federal dalam masalah-masalah sekolah," mereka
seharusnya konsisten. Mereka seharusnya membiarkan negara menggunakan buku-buku
sains Kreasionisme karena mereka "takut akan sensor dari pemerintah federal."
Tetapi mereka tidak
melakukannya. The "libertarian sipil" (para pemdukung kebebasan
sipil, kaum humanist) tidak konsisten. Sensor tidak bisa disebut sensor jika
pihak anda yang melakukan penyensoran. Dan American Civil Liberties Union ingin
menjadi sensor.
No comments:
Post a Comment