These Last Days News - October
16, 2018
SEORANG
EVANGELIS MENULIS BAGI UMAT KATOLIK YANG KEBINGUNGAN:
CUKUPLAH SUDAH
!!!
LifeSiteNews.com reported
on July 31, 2018:
by Ralph
Martin
Ralph
Martin adalah presiden dari Renewal Ministries. Dia juga menjadi host dari acara
‘The Choices We Face,’ sebuah program televisi dan radio Katolik mingguan yang
banyak ditayangkan di seluruh dunia. Ralph memiliki gelar doktor dalam bidang
teologi dari Universitas Kepausan St. Thomas (Angelicum) di Roma dan seorang
profesor dan direktur Program Pascasarjana Teologi dalam Evangelisasi Baru di
Seminari Tinggi Hati Kudus di Keuskupan Agung Detroit. Dia ditugaskan oleh Paus
Benediktus XVI sebagai Konsultan Dewan Kepausan untuk Evangelisasi Baru dan
juga ditunjuk sebagai utusan pada Sinode Evangelisasi Baru. Ralph adalah
penulis sejumlah buku, dan yang paling baru-baru adalah ‘The Urgency of the New
Evangelization, The Fulfillment of All Desire, and Will Many Be Saved?’ Dia dan
istrinya, Anne, memiliki enam anak dan enam belas cucu dan tinggal di Ann
Arbor, Michigan.
Umat Katolik yang kebingungan,
Belum pernah saya melihat ada begitu
banyak umat Katolik - yang biasanya tidak pernah mengikuti atau mendengar
berita-berita tentang Gereja – namun kini merasa sangat terganggu, dimana saya
melihat mereka menanggapi pengungkapan kasus, baru-baru ini, tentang uskup
agung Washington, DC.
Kardinal Theodore McCarrick telah diminta
oleh paus untuk mengundurkan diri dari keanggotaannya di College of Cardinals dan diperintahkan untuk hidup dalam
pengasingan sampai pengadilan kanonik dapat dilakukan untuk memverifikasi
validitas tuduhan pelecehan dan gangguan
seksual terhadap dirinya. Setelah ada orang pertama yang berani maju,
Vigano, (yang tuduhannya diyakini
kebenarannya oleh Dewan Keuskupan Agung New York), maka semakin banyak kasus
mengikutinya. Iklim ketakutan di antara banyak klerus kita — ketakutan akan
dihukum atau terpinggirkan jika mereka melaporkan pencabulan seksual di antara
rekan-rekan klerus atau pemimpin mereka — mulai muncul. Kardinal McCarrick
sekarang dikenal sebagai Uskup Agung McCarrick.
Apa yang sangat mengganggu bagi banyak
orang adalah fakta bahwa telah ada banyak peringatan kepada berbagai pejabat
gereja bahwa dia (McCarrick) adalah seorang pemangsa homoseksual, yang telah
melakukan pencabulan terhadap banyak seminaris, imam-imam, dan anak-anak muda selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada
apapun yang dilakukan terhadap si pelaku, dan dia justru terus dipromosikan
dalam jabatan yang lebih tinggi. Bahkan setelah seorang imam Dominikan
terkemuka menulis surat kepada Kardinal O’Malley, tetap saja tidak ada yang
dilakukan. Bahkan setelah tuntutan hukum menuduhnya melakukan pelecehan seksual
(homoseksual) di dua keuskupan sebelumnya, telah diselesaikan dengan pemberian penghargaan
keuangan, dan yang bersangkutan masih dipromosikan. Dan bukan hanya itu, dia telah
diangkat menjadi penasihat kunci Paus Fransiskus dan memberikan nasihat-nasihat
tentang siapa saja yang ditunjuk menjadi uskup di Amerika Serikat!
Ada seorang ibu muda Katolik dengan dua
anak laki-laki yang direncanakan untuk menempuh pendidikan imamat, mengatakan
kepada saya bahwa dia sekarang memiliki keprihatinan yang besar setelah salah
satu puteranya masuk seminari, mengingat adanya kebusukan yang sedang terungkap
saat ini.
Ibu yang lain mengatakan bahwa dia tidak
bisa lagi melihat siapa pun yang mau bergabung dengan Gereja Katolik, karena
kepemimpinan yang sangat buruk. Dia mengeluh tentang kebusukan yang terjadi
saat ini dalam kaitannya dengan upaya evangelisasi.
Yang lain lagi mengatakan bahwa ada tujuh
orang dari parokinya yang kecil dan terpencil telah meninggalkan paroki itu,
karena dosa seksual tidak pernah dibicarakan, dan imam-imam hampir selalu
memberi penekanan eksklusif pada isu-isu politik. Ibu itu sekarang merasa takut
bahwa lebih banyak lagi orang akan pergi menjauh.
Yang lain lagi mengatakan bahwa
satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah jika kita berhenti
memberikan sumbangan uang kepada para uskup dan keuskupan serta paroki kita
sendiri, kecuali wilayah ini dipimpin oleh para uskup yang mau berkata ‘hitam
adalah hitam’ dan memimpin wilayah itu dengan benar. Sampai hari ini, ada cukup
banyak paroki yang “ramah-gay” bahkan termasuk pada “keuskupan-keuskupan yang
dikenal baik,” di mana mereka yang menderita gangguan homoseksual tidak
didorong untuk menjalani hidup suci atau menawarkan penyelesaian yang efektif,
justru sebaliknya, orang-orang itu seakan didukung dalam perbuatan seksual
mereka. Tampaknya banyak uskup yang takut untuk menangani "lobi-lobi
homoseksual" di wilayah mereka dan mereka lebih memilih untuk menutup
mata.
Pada akhir
pekan, di dalam Misa, imam yang memberikan khotbah nampak lebih marah daripada
yang pernah saya lihat, ketika dia berbicara tentang skandal yang berlangsung
saat ini. Injil hari itu berbicara tentang bagaimana ilalang dan gandum tumbuh
bersama dan akhirnya keduanya akan dipisahkan pada saat penghakiman. Tidak
jelas apa yang dimaksud imam itu, tetapi kita tentu tidak dipanggil untuk “menyuburkan
ilalang.” Dan para gembala secara khusus memiliki kewajiban untuk menegur orang
berdosa dan menyingkirkan dari pelayanan mereka, orang-orang yang menolak untuk
memberitakan kebenaran dan yang mendorong orang lain untuk berbuat salah. Ya,
kita memang selalu berbuat dosa, tetapi seperti yang Yesus katakan, "Tetapi
barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya
kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” (Mat
18: 6).
Ada banyak sekali ucapan yang muncul
dari umat awam dan imam-imam yang sangat dihormati yang mengatakan "Cukuplah
sudah !," dan kita perlu menghentikan perbuatan menutup-nutupi kasus sex
ini dan kita harus melihat sampai pada yang paling mendasar: siapa yang
terlibat dalam mempromosikan orang-orang seperti ini dan menutup-nutupi kebejatan
mereka. Kami harus melakukan!
Pada tahun 2002, ketika para uskup
Amerika menyetujui "Piagam" mereka yang berusaha untuk menanggapi
banyak kasus pedofilia oleh imam-imam yang terungkap pada saat itu, mereka
secara mencolok mengecualikan diri mereka dari kebijakan "toleransi
nol" mereka.
Banyak imam mengatakan kepada saya bahwa
mereka merasa "dilemparkan di bawah bus" oleh para uskup, yang dengan
begitu gampangnya tidak bersedia menerima kebijakan mereka sendiri (toleransi
nol) terhadap perilaku tak bermoral itu, dimana mereka berusaha menutup-nutupi kasus
itu hingga memungkinkan perbuatan bejat pedofilia masih bisa berlangsung selama
bertahun-tahun ke depan, dan dalam beberapa kasus, termasuk perilaku tak
bermoral diri mereka sendiri. Hal lain yang mengganggu tentang Piagam tahun
2002 itu adalah bahwa - meskipun permohonan untuk tidak mengabaikan fakta bahwa
kasus ini terutama adalah skandal homoseksual, karena sebagian besar korban
adalah remaja laki-laki, bukan anak-anak kecil – kemudian para uskup memutuskan
untuk tidak menangani masalah besar itu. Mungkinkah karena mereka tahu bahwa beberapa
uskup / kardinal mereka juga terlibat, hingga mereka tidak mau menghadapi ‘nasib
buruk’ jika harus membersihkannya? Sekarang penolakan untuk mengakui adanya "lobi
homoseksual," seperti yang dikatakan Paus Benediktus, adalah ‘balik ke
rumah dan bertengger disana.’
Tetapi bukan hanya
ada masalah homoseksual besar di dalam Gereja; ternyata dosa heteroseksual dan
penyimpangan keuangan juga banyak terjadi di banyak tempat. Di beberapa negara,
persentase yang signifikan dari imam-imam yang hidup bersama para selir mereka atau
menjadi ayah dari anak-anak haram, yang dilahirkan oleh para wanita lemah yang
menjadi korban mereka, hingga menyebarkan berita skandal kepada umat yang
setia, yang sering telah mengetahuinya. Ini adalah kasus di Uganda, dari mana
saya baru saja kembali, dan di banyak negara lain juga. Dalam situasi ini,
"perlindungan" para imam dan pengabaian yang sering terjadi terhadap korban-korban
mereka - para wanita dan anak-anak mereka - menuntut keadilan.
Dan demikian, sekali lagi karena tekanan
tuntutan hukum dan pers, para uskup berbicara tentang "mengembangkan
kebijakan baru" yang akan berlaku bagi para uskup. Seperti yang dikatakan
oleh seorang rekan di Sacred Heart Seminary di Detroit, Michigan: “Bukankah cukup
jelas dari Kitab Injil bahwa perbuatan menutup-nutupi sesuatu yang tak bermoral
adalah sebuah kejahatan? Mengapa kita membutuhkan kebijakan baru ketika
pengajaran Yesus dan para rasul telah begitu jelas?” Dapatkah perkataan dari
para nabi Perjanjian Lama dan Sabda Yesus sendiri yang menentang para gembala
palsu dibuat lebih jelas lagi atau lebih dahsyat lagi? (Lihat Yeremia 23: 1-6;
Matius 23, dll.)
Kasus Uskup
Agung McCarrick mungkin merupakan bukti dari "jerami yang mematahkan
punggung unta." Hal ini mungkin merupakan bentuk pernyataan yang keras, tegas,
dan kasar, yang berasal dari para pemimpin kita, yang mengacu kepada masalah dosa
dan pertobatan, bukan hanya masalah kebijakan dan proses yang mereka lakukan, yang
sering menjadi fokus perhatian mereka. Mungkinkah — pada akhirnya nanti— bahwa
penyingkapan pelecehan seksual jangka panjang para seminaris dan imam yang
tidak pernah mampu menghentikan kemajuan Uskup Agung McCarrick dalam hierarki,
akan sangat menjijikkan sehingga pertobatan sejati mungkin benar-benar mulai
terjadi? Saya tidak pernah berdoa lebih banyak untuk paus dan pemimpin kita daripada
yang telah saya lakukan dalam beberapa tahun terakhir, dan kita semua harus
terus melakukannya. Lebih lanjut tentang itu nanti.
Sayangnya, kasus Uskup Agung McCarrick
hanyalah ‘puncak gunung es.’ Efek ikutan dari dibukanya kasus amoralitas di
tempat-tempat tinggi dalam Gereja sangatlah menghancurkan. Pertama, beberapa
tahun yang lalu, seorang kardinal dari Austria dipaksa mengundurkan diri karena
perbuatan homoseksual; kemudian, baru-baru ini, seorang kardinal dari
Skotlandia mengundurkan diri karena kasus pelecehan seksual yang dilakukannya
terhadap para seminaris dan imam-imam; dan kemudian uskup agung Guam menjalani
pengadilan kanonik di Roma atas pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah
umur; dan sekarang kardinal-kardinal di Chili (salah satunya duduk di Dewan
Konsili para Kardinal yang mengawasi reformasi Gereja) yang kini sangat
dicurigai karena menutupi pelecehan homoseks di negara mereka. Kenyataannya,
seluruh uskup dalam konferensi waligereja Chili mengakui keterlibatannya karena
tidak menganggap serius laporan tentang upaya menutup-nutupi kasus pelecehan
seksual oleh seorang uskup, dan baru-baru ini mereka mengajukan pengunduran
diri kepada paus, dan sejauh ini paus telah menerima beberapa pengajuan mereka.
Paus sendiri pada awalnya dengan keras kepala mendukung pengangkatan uskup ini
dan menolak permohonan para korban pencabulan itu sebagai ‘fitnah’ dan ‘gosip.’
Dan sebelum kita sempat memahami berita ini, ada berita lain tentang seorang
uskup agung di Australia yang mendapatkan hukuman penjara karena menutupi kasus
pelecehan sex yang dilakukan oleh seorang imam. Dan baru hari ini, ketika saya
menulis ini, Mahkamah Agung Pennsylvania telah memerintahkan dibukanya laporan
grand jury yang berisi keterlibatan lebih dari 300 ‘imam predator’ pada enam
dari delapan keuskupan Pennsylvania yang terlibat dalam pelecehan seksual terhadap
anak-anak di bawah umur selama bertahun-tahun.
Sayangnya, kebusukan itu sudah amat luas
dan dalam dan bertahun-tahun telah dilakukan upaya menutup-nutupi kasus
pelecehan sexual ini (dan disertai keengganan para imam untuk benar-benar
mewartakan Injil dan mengajak orang-orang untuk kembali kepada iman dan
pertobatan), dan pemaparan kasus kebejatan ini telah melukai iman jutaan orang.
Di sisi yang lain, betapa mengejutkan dan tragisnya melihat puluhan ribu orang
Irlandia di jalan-jalan di Dublin dengan liar merayakan sukacita mereka karena
sekarang mereka bisa membunuh bayi-bayi secara legal !!! Tepat ketika para
uskup Irlandia perlu berbicara paling keras tentang isu-isu moral yang
mendasar, ternyata kredibilitas mereka hancur ketika akhirnya diketahui bahwa
mereka sendiri telah menutup-nutupi kasus pelecehan sexual selama beberapa dekade!!!
Setan memang bertindak seperti babi hutan liar yang mengamuk dan merusak kebun
anggur Tuhan karena pohon-pohon pelindung telah dihancurkan (Mzm 80: 12-13). Kebusukan,
kepalsuan dan perbuatan pengecut telah berjalan jauh dan dalam hingga
kemana-mana, dan pengaruhnya terhadap keselamatan kekal jutaan orang serta nasib
bangsa-bangsa, sangatlah menghancurkan.
Baru-baru ini, Kardinal Maradiaga dari
Honduras telah melihat uskup pembantunya mengundurkan diri karena perbuatan homoseks
dan penyalah-gunaan, dan kemudian empat puluh orang seminaris di keuskupannya
mengeluarkan sebuah surat yang memintanya untuk membasmi jaringan homoseksual
di lingkungan seminarinya. Kardinal ini adalah penasihat utama Paus Fransiskus,
kepala "Dewan Sembilan" yang bekerja sangat erat dengan paus dalam
membawa reformasi di Roma, dan disebutkan bahwa dia memiliki kemungkinan untuk
menggantikan Paus Fransiskus. Namun laporan yang datang terus menerus tentang
skandal keuangan dan seksual yang sedang berlangsung saat ini menunjukkan bahwa
reformasi itu sepertinya tidak terjadi. Baru-baru ini, seorang pelacur
laki-laki di Italia menerbitkan nama dan foto dari enam puluh orang imam yang
sering berkencan dengannya — dan hampir tidak ada komentar dari para gembala.
Dan ditemukannya kasus pesta homoseks dan narkoba oleh polisi Vatikan, di
apartemen seorang kardinal Vatikan yang digunakan oleh sekretarisnya, disambut
dengan "tidak ada komentar" oleh kantor pers Vatikan. Dan kemudian kita
mendengar juga ada seorang uskup di kantor dubes Vatikan di Washington, D.C.,
yang tiba-tiba meninggalkan negara itu dan diadili di Vatikan karena terlibat
dalam pornografi anak dan diberi hukuman lima tahun penjara.
Saya tidak berniat untuk membahas
seluruh situasi ini, tetapi ada sebuah kejadian yang muncul di musim panas ini
ketika ada tiga puluh imam di kelas saya, di seminari, ingin membahas tentang
kepemimpinan Paus Fransiskus dan skandal McCarrick. Kami semua setuju bahwa
Paus Fransiskus telah mengatakan dan melakukan beberapa hal yang luar biasa
(saya ikut mengajarkan Seruan Apostoliknya, Kegembiraan Injil, di salah satu
kelas saya), tetapi paus Francis juga telah mengatakan dan melakukan beberapa
hal yang membingungkan dan tampaknya telah mengarah kepada meluasnya kebingungan
dan perpecahan di dalam Gereja.
Bagaimana mungkin para uskup Jerman dan
Polandia menjawab pertanyaan yang sama ‘apakah pasangan yang bercerai dan
menikah kembali dapat menerima Komuni tanpa ada anulasi’ dimana di kedua negara
itu uskup-uskupnya menjawab secara berlawanan, dan Gereja masih memiliki
kemampuan untuk menjawab pertanyaan itu, dengan budaya kontemporer, dengan satu
suara? Tidak mungkin bisa!!! Dan sampai berapa lama para pejabat Gereja bisa berbicara
tentang "nilai-nilai positif" dari "hubungan yang tidak wajar"
(dalam perzinahan) sampai umat awam berpikir bahwa kita tidak lagi percaya akan
kata-kata Yesus yang mengatakan bahwa para pezina dan mereka yang aktif
mempraktekkan homoseks tidak akan bisa masuk kerajaan Tuhan kecuali mereka
bertobat? Berapa banyak orang yang masih percaya bahwa neraka itu ada, dan
bahwa jika kita tidak bertobat atas dosa-dosa yang besar, sebelum kita mati, maka
kita akan masuk ke sana? Pernahkah kita mendengar dari para pemimpin gereja
terkemuka, bahkan di Roma sekalipun, dalam tahun-tahun belakangan ini, yang
mengatakan bahwa perzinahan, percabulan dan hubungan homoseksual bukan hanya
"tidak wajar," tetapi juga hal itu merupakan dosa besar? Sudahkah
paham "universalisme" yang meluas saat ini (keyakinan bahwa setiap
orang akan diselamatkan) telah menggerogoti rasa takut yang kudus akan Allah
dan keyakinan kepada firman-Nya, yang telah diwartakan dengan setia sepanjang berabad-abad
ini dan dipertahankan tetap utuh di dalam Katekismus Gereja Katolik, hingga orang-orang
saat ini semakin nekad untuk bertahan di dalam dosa besar, tanpa takut akan
Tuhan atau neraka?
Sudahkah rasa belas
kasih yang palsu serta anggapan yang salah tentang belas kasihan Allah
menggantikan kasih sejati yang didasarkan pada kebenaran, dan satu-satunya
tanggapan yang tepat untuk belas kasihan Allah adalah iman dan pertobatan?
Dan apa yang harus kita lakukan dengan adanya
fakta bahwa begitu banyak dari mereka yang menjadi penasihat paus Francis memiliki
kesetiaan terhadap kebenaran yang patut dipertanyakan? Bagaimana kita bisa merasa
yakin kepada Kardinal Maradiaga sebagai kepala Dewan Kardinalnya ketika dia
dituduh melakukan kesalahan dalam masalah keuangan (yang, tentu saja, dia
bantah); dia telah memilih seorang homoseksual aktif sebagai uskup pembantunya;
dan dia membiarkan jaringan homoseksual tumbuh subur di dalam seminarinya; dia menolak
upaya yang meminta kepadanya untuk menjernihkan kekacauan gosip yang tak
berdasar yang menyelimuti dirinya. Bagaimana kita dapat merasa yakin terhadap
penasihat teologis utama paus, seorang teolog dari Argentina yang sangat dikenal
karena bukunya, The Art of the Kiss
(sebuah buku yang tergolong buku porno, karangan uskup ini. Silakan lihat dibawah), atau terhadap penasihat
teologis utama paus yang berasal dari Italia, yang dikenal karena penyimpangannya
terhadap ajaran Gereja dalam masalah seksualitas dan dialah yang telah memasukkan
kalimat-kalimat dalam sinode keluarga yang mendorong dokumen sinode bersifat permisif
terhadap hal-hal yang terlarang? Dan bagaimana kita bisa percaya kepada kepala Lembaga John Paul II tentang Perkawinan
dan Keluarga — karena dia adalah seorang uskup agung yang menugaskan dipajangnya
sebuah lukisan dinding (mural) yang bertema homo-erotis pada dinding katedralnya
di keuskupan Italia oleh seorang seniman homoseksual, termasuk potret uskup
agung itu dalam pose yang ambigu? (Silakan lihat dibawah).
Seorang wanita yang saleh baru saja
bertanya kepada saya semalam: apakah benar baginya untuk marah dengan apa yang
terjadi dalam Gereja saat ini? Dengan sedih saya berkata: ya, tentu saja.
Bagaimana kita
bisa berdiam diri saja dan menahan secara pasif segala kebusukan seperti ini
yang terus meluas dan semakin dalam? Memang, bisa dibenarkan untuk membuat
pandangan kita diketahui. Hal ini memang benar dan perlu. Tetapi terlebih lagi,
kita perlu berdoa dan mempersembahkan kurban bagi Gereja dan para pemimpinnya
pada saat ini. Adalah penting untuk berdoa agar reformasi yang sejati, yang
berakar dalam sikap pertobatan sejati dan merangkul semua kebenaran iman, akan muncul
keluar dari situasi yang mengerikan ini dan agar Gereja, yang harus dimurnikan
dan direndahkan lebih besar lagi, akan dapat bersinar dengan pancaran wajah
Kristus.
Tetapi, adalah sebuah jalan yang panjang
dari keadaan saat ini sampai ke sana. Kerusakan telah ditimpakan kepada kredibilitas
Gereja, dan lebih banyak lagi yang akan hancur. Kerusakan telah dilakukan
terhadap banyak sekali kawanan domba, dan perbaikan harus segera dilakukan;
pertobatan publik dibutuhkan. Seperti yang ditulis oleh Paus Benediktus XVI ketika
dia masih sebagai seorang imam muda, bahwa Gereja
harus menjadi lebih kecil dan lebih banyak lagi dimurnikan, sebelum ia dapat
kembali menjadi terang bagi dunia. Gereja sedang menjalani pemurnian
radikal oleh tangan Allah yang menghukum, tetapi kita sudah dapat melihat adanya
sisa pembaruan yang sangat kuat muncul di seluruh dunia, yang merupakan tanda dari
adanya harapan dan pembaruan yang akan datang.
Jadi, apa yang
dapat kita lakukan ketika kita terus berdoa bagi paus dan para pemimpin kita, agar
Tuhan berkenan memberi mereka kebijaksanaan dan keberanian untuk menangani akar
segala kebusukan ini dan membawa pembaharuan yang nyata di dalam kekudusan dan
evangelisasi dalam Gereja?
* Kita harus
terus menjalani kehidupan sehari-hari kita, berusaha untuk hidup setiap hari
dengan cara yang berkenan bagi Tuhan, mengasihi Dia dan mengasihi tetangga
kita, dan keluarga kita sendiri. Kita harus melihat diri kita sendiri, jangan
sampai kita jatuh.
* Kita perlu ingat bahwa meskipun kita
memiliki harta ini di dalam bejana tanah liat yang rentan (atau seperti
beberapa terjemahan mengatakan, “belanga yang retak-retak”), tetapi harta itu
adalah tetap harta kekayaan. Janganlah membuang bayinya bersama air mandinya!
Bayi Yesus adalah harta kekayaan, dan Dia masih tetap hadir seperti biasa dan
masih siap menerima semua orang yang datang kepada-Nya. Di dalam Misa Kudus!
Setiap hari, Dia bersedia datang kepada kita dengan cara yang sedemikian
istimewa. Marilah kita menghadiri Misa Kudus harian lebih sering lagi, untuk mempersembahkan
kurban kematian dan kebangkitan Yesus kepada Allah Bapa, dalam kuasa Roh Kudus,
demi keselamatan jiwa dan pemurnian Gereja.
* Kita harus ingat bahwa Gereja Katolik
didirikan oleh Kristus sendiri dan, terlepas dari semua masalah yang melilitnya,
ia memiliki di dalamnya, kepenuhan sarana keselamatan. Kemana lagi kita bisa
pergi? Tidak ada tempat lain; di dalam Gereja Katolik inilah ada Ibu dan Rumah
kita, dan ia membutuhkan kasih kita, doa kita, dan ketekunan kita di jalan
kekudusan, lebih dari saat-saat sebelumnya.
* Kita harus ingat bahwa ada banyak
uskup dan imam yang masih bertindak benar dan kudus dan berdedikasi, dan kita
harus berdoa bagi mereka dan mendukung mereka. Mereka membutuhkan dan layak
mendapat dukungan dari kita.
* Kita harus ingat bahwa krisis saat ini
bukanlah pertama kalinya yang menimpa Gereja. Pada abad ke empat belas, St.
Katarina dari Siena mengeluhkan "bau busuk dosa" yang datang dari tahta
kepausan dan dia bernubuat bahwa bahkan iblis pun merasa jijik dengan perbuatan
homoseks hingga dia kemudian menggodai para imam dan mendorong perbuatan
menutup-nutupi kasus itu oleh para atasan mereka! (Lihat bab 124-125 dari Dialog Catherine of Siena).
Hal itu tidak
berarti bahwa kita tidak perlu menangani kasus sekarang ini dengan serius, karena
kita harus melakukan segala sesuatu yang dapat kita lakukan sebagai tanggapan
atas skandal besar yang kita hadapi saat ini. Namun kita perlu ingat bahwa
semua ini terjadi di bawah kuasa Tuhan, dan Dia memiliki rencana untuk menghasilkan
kebaikan dari kasus ini. Bahkan hal ini telah dinubuatkan dengan jelas dalam
penampakan Bunda Maria di Akita, Jepang. Yesus adalah Tuhan, dan Dia akan memanfaatkan
masalah-masalah yang serius saat ini untuk mendatangkan kebaikan.
Dan akhirnya, saya menyadari mengapa
Tuhan memberi saya kesan yang mendalam pada tahun lalu, tentang adanya kebutuhan
yang mendesak untuk memperhatikan permintaan Bunda Maria di Fatima. Bunda Maria
di Fatima berkata:
“Berdoalah,
berdoalah yang banyak, dan lakukanlah kurban bagi orang-orang berdosa; karena
banyak jiwa berjalan menuju neraka, karena tidak ada orang yang mau mengorbankan
dirinya dan berdoa bagi mereka.”
Marilah kita terus berdoa dan
mempersembahkan korban demi pertobatan orang-orang berdosa dan sebagai silih atas
dosa, dan marilah kita berdoa rosario setiap hari seperti yang diminta Bunda
Maria, demi perdamaian di dunia dan pembaharuan yang sejati di dalam Gereja.
++++++++++++++++++
Berikit ini
adalah pesan-pesan dari Bayside yang berkaitan dengan tulisan di atas:
KURIA
"Anak-anakku, apa yang telah kuperingatkan kepadamu pada masa lalu, kini berkembang pesat di Roma. Agen-agen 666 sekarang memegang kendali penuh atas Kuria. Wahai anak-anakku, aku mohon kepadamu, sebagai Ibu-mu, agar kamu berdoa dan berdoa yang banyak bagi Vikaris-mu. Lakukan banyak penebusan dosa dan silih bagi uskup-uskupmu. Banyak gembala yang telah tertidur. Setan telah meracuni pikiran banyak orang. Pintu-pintu Kota Abadi Roma dibuka lebar-lebar dan iblis masuk untuk menimbulkan malapetaka di Rumah Puteraku." - Our Lady, Bayside, 18 Juni 1977
"Anak-anakku, apa yang telah kuperingatkan kepadamu pada masa lalu, kini berkembang pesat di Roma. Agen-agen 666 sekarang memegang kendali penuh atas Kuria. Wahai anak-anakku, aku mohon kepadamu, sebagai Ibu-mu, agar kamu berdoa dan berdoa yang banyak bagi Vikaris-mu. Lakukan banyak penebusan dosa dan silih bagi uskup-uskupmu. Banyak gembala yang telah tertidur. Setan telah meracuni pikiran banyak orang. Pintu-pintu Kota Abadi Roma dibuka lebar-lebar dan iblis masuk untuk menimbulkan malapetaka di Rumah Puteraku." - Our Lady, Bayside, 18 Juni 1977
"Apakah
kamu begitu buta sehingga kamu tidak mengenali betapa cepatnya dosa meluas di
antara kamu? Pembunuhan melimpah, pencurian, segala macam pembantaian,
perusakan jiwa-jiwa kaum muda, aborsi, homoseksualitas, semua ini dikutuk dari sejak
awal zaman oleh Bapa Yang Kekal. Namun dosa telah menjadi sebuah jalan hidup.
Dosa telah dimaafkan dan didukung sekarang, hingga kepada hakim tertinggi di
negaramu dan di negara-negara di seluruh dunia. Seperti apa yang telah kau tabur,
itulah yang akan kau tuai. Dosa adalah kematian, bukan hanya terhadap roh,
tetapi juga terhadap tubuh. Perang adalah hukuman atas dosa manusia, dan keserakahannya."
- Our Lady of the Roses, Bayside, 14
Agustus 1981
BUAH-BUAH
TELAH MEMBUSUK
“Sebagai Tuhanmu, Aku telah memberikan
peringatan bagi semua uskup dan kardinal agar mereka berhenti! Segeralah
memeriksa masa lalumu. Buah-buah telah membusuk, dan Aku akan mengguncangkan kamu
dari pokok anggur! Janganlah kamu membuat lapar domba-domba-Ku! Ada banyak
domba yang harus dikumpulkan. Padang rumput memang subur, tetapi domba-domba
semakin kurus. Mereka kelaparan akan roh terang." - Yesus, bayside, 7 September 1978
"Aku tidak akan membela para imam-Ku
yang membiarkan dan mendukung perbuatan homoseks dan membiarkannya terjadi di
dalam lingkup imam-imam-Ku! Aku tidak akan membela imam-Ku yang mengizinkan
pembunuhan bayi yang belum lahir dengan melalui sikap permisif mereka! Aku
tidak akan berdiam diri dan membiarkan Imamat-Ku dihancurkan!"
"Anak-Ku, Aku tidak bermaksud untuk
menakut-nakuti kamu. Aku hanya menyampaikan rasa sakit hati-Ku. Aku ingin menyampaikan
kepada umat manusia betapa Aku sudah tidak bisa lagi membiarkan hal ini – segala
bentuk hawa nafsu dan kekejian, yang sedang dilakukan oleh manusia di bumi,
untuk terus terjadi. Tangan-Ku akan segera turun dan ia akan segera menyerang!"
- Yesus, Bayside, 18 Juni 1982
KEMBALILAH
"Kejahatan ini telah merasuk jauh kedalam
jantung Rumah-Ku. Sekarang kamu harus kembali dan memulihkan Rumah-Ku. Aku,
Tuhanmu, memberimu perintah ini demi keselamatan jiwamu sendiri." - Yesus, Bayside, 21 Agustus 1976
++++++++++++++
Uskup agung VÃctor Manuel “Tucho”
Fernández, rektor dari the Pontifical Catholic University of Argentina di Buenos
Aires. Dialah yang menulis buku porno dengan judul dan cover seperti di atas
ini.
Silakan
lihat disini: https://onepeterfive.com/full-text-art-kissing-pope-francis-ghostwriter-archbishop-tucho-fernandez/
Ini
adalah gambar mural yang dipajang di dalam dinding Gereja Katedral, Diosis of
Terni-Narni-Amelia, Italia, tempat uskup Vincenzo Paglia bertugas.
Silakan
lihat disini: https://www.lifesitenews.com/news/leading-vatican-archbishop-featured-in-homoerotic-painting-he-commissioned
Uskup Vincenzo Paglia
No comments:
Post a Comment