TRUMP DAN VATIKAN
Trump Adalah Musuh Besar Roma Nomor Satu.
Trump Adalah Musuh Besar Roma Nomor Satu.
October 23, 2018
Saya Michael Voris. Saya datang kepada
Anda dari Lapangan Santo Petrus, di tengah-tengah krisis terburuk dalam Gereja selama
berabad-abad ini - dan
bisa dibilang yang pernah
terjadi.
Kengerian homoseksualitas yang merebut kendali
dalam hierarki Gereja terwujud dalam seribu
cara yang berbeda.
Dan sebagai catatan, semua penentang yang telah menyerang media Church
Militant selama bertahun-tahun ini mengatakan bahwa kita telah membuat semua ini terjadi, atau sangat
melebih-lebihkannya.
Tetapi marilah kita berhenti sejenak dan merenungkan:
Ada seorang mantan duta besar Vatikan untuk
Amerika Serikat sedang bersembunyi karena dia membuka skandal arus homoseksual di Roma.
Seorang imam di Chicago
bersembunyi karena takut akan keselamatan nyawanya, karena dia telah menentang agenda
homoseksual dari Cdl.
Blase Cupich.
Umat Katolik yang setia dipaksa keluar dari sebuah pertemuan dalam sebuah sesi dari pidato uskup San
Diego, Robert
McElroy, ketika
mereka menyampaikan kasus homoseksualitas
di kalangan klerus.
Beberapa imam lain telah
disensor dan diancam oleh keuskupan masing-masing jika mereka berkhotbah
menentang kejahatan-kejahatan seksual ini.
Donald Wuerl harus mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai uskup D.C. karena skandal imam predator homoseksual, dimana dia membantu menutup-nutupi kasus itu semasa dia menjadi uskup di Pittsburgh.
Kredibilitas para uskup dan kardinal
sangat sangat rendah
ketika sejumlah besar umat Katolik yang setia percaya bahwa mereka berbohong
tentang apa yang mereka ketahui dalam kasus kejahatan ini.
Popularitas Paus Fransiskus meningkat (dalam hal yang negativ) karena
laporan terus muncul bahwa dia tidak hanya mempromosikan predator gay McCarrick, meskipun dia sudah mengetahui
kejahatannya, tetapi paus
Francis juga berupaya
menutup-nutupi para imam predator saat dia bertugas di Argentina.
Dan di sini, di Roma,
sumber-sumber di Vatikan
melaporkan memang ada
epidemik homoseksualitas di antara para klerus.
Masihkah mereka berpikir
bahwa tidak
ada apa-apa yang layak
untuk diangkat dalam kisah ini?
Dan ketika menyangkut masalah homoseksualitas,
seperti yang kami katakan, hal itu
telah muncul dengan sendirinya di antara para klerus, dalam berbagai
cara.
Arus homoseksual yang diidentifikasi
oleh uskup agung ViganĂ² mestinya mengarahkan perhatian kita semua kepada
konstruksi teologis yang berusaha dan mencoba melegitimasi perbuatan sodomi. Begitu banyaknya kasus ini sehingga para pejabat gereja bahkan
memimpikan Sinode ‘pura-pura’ tentang
Pemuda ini sebagai alasan untuk mengatakan, bahwa kita perlu lebih memahami aktivitas
seksual kaum gay dan apa yang disebut ‘perkawinan’ oleh kaum gay, karena seperti itulah apa yang diinginkan oleh orang-orang
muda.
Dalam kesibukan mereka untuk menciptakan kerusakan
psikologis diri mereka
sendiri, agar tampak normal,
bahkan mereka sampai
ingin merubah kalimat-kalimat dalam Katekismus,
dan mereka
telah mengikatkan diri
mereka kedalam agenda
keadilan sosial palsu dari politik Kiri (Komunis).
Semua orang ingin merasa nyaman tentang diri
mereka sendiri dan ingin
dilihat sebagai orang
yang bermoral dan benar, sehingga kaum gay di sini, di Roma ini, dalam kerah dan
mitra jabatan mereka, dahulu telah bergandengan tangan dengan kelompok pemerhati perubahan
iklim, pasukan anti-hukuman mati, politikus pembela pengungsi ilegal, undang-undang kepelikikan senjata, serta agenda-agenda kaum globalis secara keseluruhan.
Gerakan-gerakan itu, yang sekali lagi
dimotivasi oleh keinginan untuk dipandang sebagai orang yang bermoral di
tengah-tengah kebejatan seksual mereka, telah menempatkan diri mereka dalam
pertentangan langsung dengan Trump di Gedung Putih.
Sejauh yang disebut "hak asasi" bagi kaum homoseksual,
Trump bersikap cukup
netral. Tetapi faktanya,
banyak orang Kristen konservatif secara politis tidak terlalu senang dengan agenda seperti itu, karena hal itu secara
langsung bertentangan dengan Kitab Injil - yang membuat mereka penasaran mengapa para pialang
homoseksual di sini, yang berkuasa di Vatikan, dan yang mengontrol dan mengendalikan segala urusan di
dalam Gereja -
saat ini - sangat bertentangan dengan sikap Trump. Padahal dia sama sekali bukanlah musuh dari agenda gay.
Tetapi sang pastor James Martins dan Card. Blase Cupichs dari tahta dunia ini, serta Kevin
Farrells dan Joseph Tobins dan Rodriguez Maradiagas, semua mereka mengakui bahwa
untuk membuat Gereja bersedia menerima perbuatan sodomi, dimana mereka bersikeras menjadikan hal ini sebagai
tujuan nomor satu mereka, maka lebih baik bagi mereka untuk memberikan banyak dukungan kepada sisi
politik dari kaum pro-homoseksual
yang fanatik, yang juga akan
menguntungkan semua tujuan yang disebutkan di atas.
Itulah yang telah membuat Trump menjadi musuh publik
nomor satu di sini, di
Roma. Faktanya, sumber-sumber di Roma
mengkonfirmasi bahwa menjelang pemilihan presiden AS tahun 2016, pemangsa
homoseksual McCarrick adalah ‘penghubung resmi yang tidak resmi’ antara Vatikan
dan tim
Hillary.
Menurut berbagai sumber, suasana hati sangat muram di
Roma pada malam pemilihan itu, dua tahun lalu, seperti di markas besar CNN.
Dengan adanya pengumuman akhir pekan lalu, bahwa
Departemen Kehakiman Trump telah memulai penyelidikan terhadap kemungkinan
perdagangan seks manusia di Amerika Serikat, maka suatu keprihatinan yang mendalam telah mencengkeram hati dan pikiran beberapa
orang di Vatikan.
Demikian juga, Church Militant sekarang dapat
melaporkan, bahwa
kami telah mengkonfirmasi bahwa para pejabat penegak hukum telah mulai menyelidiki Yayasan
Kepausan yang berkantor pusat di Philadelphia.
Dewan direktur dari Yayasan Kepausan
ini adalah juga termasuk
setiap kardinal di Amerika Serikat, dan berita itu juga mengalir dengan lancar di Roma.
Awal tahun ini, terungkap bahwa Wuerl
dan McCarrick telah mendorong anggota dari umat awam dalam dewan direksi, agar bersedia menyetujui untuk
mengeluarkan $ 25 juta ke rumah sakit yang suram (penuh kasus korupsi) di sini, di Roma, atas permintaan
pribadi dari Paus
Fransiskus.
Seperti yang dilaporkan
Church Militant beberapa
minggu lalu, McCarrick bermanuver di
tengah berbagai konflik kepentingan yang penuh dengan kompromi di situ.
Dia tahu saat itu bahwa penyelidikan
oleh Vatikan pada kejahatan
seksualnya telah disetujui, namun dia mendorong keras, bersama dengan Wuerl,
untuk meminta sejumlah
besar uang dari Yayasan Kepausan yang
akan diberikan kepada hakim yang akan menyelidiki kasusnya – sebuah tindakan yang penuh dengan konflik kepentingan.
Juga duduk di dewan Yayasan itu, karena
dia seorang
kardinal Amerika, adalah Timothy Dolan dari New York, yang juga tahu tentang kasus McCarrick, karena keuskupan
agungnya yang telah melaporkan kejahatan itu ke Vatikan, hampir setahun sebelumnya.
Adalah pengacara AS yang diangkat oleh Trump yang
memulai penyelidikan atas
kejahatan penyelundupan dan perdagangan seks di Pennsylvania, untuk menyelidiki
apakah ada anak-anak di
bawah umur yang dibawa melalui
pernatasan negara bagian, dan apakah
uskup-uskup
jahat terlibat dalam menutup-nutupi kasus itu.
Selama Trump berada di Gedung Putih, maka akan ada banyak
sekali tensi saraf
homoseksual yang tersulut
dan terusik di Vatikan.
Jika
sebuah kasus mulai terkuak pada tingkat internasional, bahwa Vatikan,
terutama di bawah Paus Francis, memiliki pengetahuan langsung tentang semua kebusukan ini, maka akses ke jalur
keuangan internasional kepada Vatikan (Gereja) dapat terputus, dan siapa yang
tahu apa lagi yang akan terjadi nanti.
Paus Fransiskus dan kaum homoseksual
Vatikan sedang berusaha keras untuk mendukung Hillary. Faktanya, ada desas-desus yang
kuat di Roma bahwa McCarrick, dan mungkin yang lain juga, terlibat dalam menyalurkan uang Gereja kepada kampanye
Clinton. Bencana Brett Kavanaugh yang telah membesarkan hati kaum konservatif, juga sangat diperhatikan secara ketat di Roma
karena kejatuhan politik dari agenda liberal.
Kavanaugh secara luas dilihat sebagai
suara kelima yang membatalkan
Roe v. Wade, yang akan menjadi tsunami yang melumatkan
agenda kaum Kiri -
di Amerika Serikat dan internasional.
Sekali lagi, Trump-lah yang mencalonkan Kavanaugh
dan bersekutu dengannya.
Dan tentang masalah aborsi, bukan saja kaum homoseksual
teologis Kiri (Komunis) di Vatikan
dan di tempat-tempat lain di
seluruh Gereja adalah pro-aborsi, mereka juga bersikap netral terhadapnya, karena satu, mereka lebih peduli tentang seks gay daripada pembunuhan
lebih dari satu miliar anak-anak di seluruh dunia (melalui aborsi), dan dua, mereka tidak pernah bisa menolak isu pro-aborsi yang didukung oleh
kaum politik Kiri, yang merupakan sekutu kuat mereka dalam memajukan
homoseksualitas.
Sedangkan Trump adalah pro-kehidupan, anti-Kiri
dan merupakan kebalikan dari segala sesuatu yang saat ini ada dan dilakukan di dalam Vatikan, karena Vatikan terbukti ingin agar
arus homoseksual terus semakin maju di dalam Gereja.
Ini adalah taruhan yang cukup baik bahwa, seperti
tahun 2016, akan ada banyak siaran TV semalaman
di sini, dalam
beberapa minggu ini,
ketika hasil pemilu paruh waktu di AS mulai mengalir masuk.
Sebagai catatan, Church Militant sekali lagi akan meluncurkan
liputan wall-to-wall, seperti yang kami lakukan pada tahun 2016 untuk
kemenangan Trump, di mana kami adalah outlet media pertama yang mengatakan
bahwa Trump telah memenangkan Pennsylvania dan, karenanya, cukup dijamin bahwa Pemilihan Suara di perguruan tinggi
akan memenangkan
kursi kepresidenan. Liputan itu akan
dimulai langsung dari studio kami pukul 7 malam Eastern Time dan kami lakukan sampai kita tahu
hasil akhirnya.
Trump telah menjadi sumber penyakit migrain
besar-besaran bagi kaum homoseksual di Vatikan dan Paus Francis. Seandainya Hillary yang menang, maka akan ada
hubungan yang erat dan hangat
antara Washington dan Roma.
Seperti yang terjadi sekarang ini, ada 15 permintaan
grand jury dari negara-negara bagian yang sedang diajukan, ada dua investigasi dari pemerintah federal yang sedang berlangsung, dan agenda globalis
dari kaum Kiri terpaksa harus
istirahat penuh. Ini semua adalah akibat dari sebuah penyesatan yang sangat ironis yang dilakukan oleh seorang
kardinal Amerika, seorang
pemangsa homoseksual yang bernama McCarrick, dan kesaksian yang gagah berani dari duta besar Vatikan untuk Amerika
Serikat (Vigano). Mereka
berdua sedang mendapat kesempatan untuk menggulirkan bola permainan saat ini.
Semoga Tuhan memberkati Amerika Serikat.
No comments:
Post a Comment