These Last Days News - October
5, 2018
GEREJA KATOLIK MENGHADAPI KRISIS
PALING PARAH SEJAK REFORMASI PROTESTAN
DUNIA AKAN MENGENANG PERTEMPURAN INI
Breitbart.com reported
on October 3, 2018:
by Thomas
D. Williams, Ph.D.
Para uskup Katolik berkumpul di Roma untuk menghadiri sebuah
sinode pada saat di mana “Gereja menghadapi krisis yang paling parah sejak
Reformasi Protestan, dalam bentuk skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh
klerus di seluruh dunia,” demikian menurut mantan analis Vatikan, John L.
Allen, Jr.
Allen, yang mengepalai outlet berita online Katolik Crux, menambahkan
bahwa “mata dunia Katolik akan terpusat pada bagaimana mereka memilih untuk
melibatkan diri pada kasus ini.”
Sebagian besar hal ini akan bergantung kepada paus
Fransiskus, karena dia saat ini tampaknya menjadi hambatan terbesar bagi Gereja
untuk menangani krisis pelecehan seks secara langsung. Dia telah berulang kali
menolak untuk mengkonfirmasi ataupun menyangkal tuduhan bahwa dia secara sadar
merehabilitasi pelaku serial pelecehan homoseksual Kard. Theodore McCarrick dan
justru mengangkatnya kepada posisi berpengaruh di Vatikan.
Selain itu, para uskup Amerika Serikat telah mengajukan
petisi kepada paus untuk meluncurkan "kunjungan apostolik" – yaitu
penyelidikan penuh oleh Vatikan - ke dalam kasus McCarrick, yang sejauh ini
telah masuk di telinga yang tuli. Kepala Konferensi Uskup AS (USCCB), Kardinal
Daniel DiNardo, menindaklanjuti petisi itu dengan pergi ke Roma bulan lalu
untuk mendesak Francis agar membuka penyelidikan, tetapi dia kembali ke AS
dengan tangan kosong.
Rabu adalah hari pembukaan Sinode mengenai kaum di Vatikan,
dan menurut Allen, peristiwa itu mungkin merupakan "pertemuan puncak
paling signifikan sejauh ini di tangan paus ini."
“Krisis pelecehan sex oleh klerus telah sangat merusak
kredibilitas moral Gereja, membuat sulit untuk melakukan sesuatu yang lain yang
dipedulikan oleh Gereja, dan kita patut mempertanyakan integritas pribadi para pemimpin
Gereja di semua tingkatan,” kata Allen.
"Di dalam Gereja dan di luar, terjadi sebuah tingkat
kemarahan dan kekecewaan dari pihak umat dan khalayak ramai, yang sangat besar,"
katanya.
Pada 25 Agustus, seorang mantan dubes Vatikan untuk Amerika
Serikat, Uskup Agung Carlo Maria Viganò, merilis sebuah laporan
11 halaman yang eksplosif di mana dia menyusun serangkaian tuduhan terhadap
sejumlah pejabat tinggi Gereja, termasuk Paus Fransiskus.
Tuduhan pokok terhadap paus adalah bahwa Viganò secara
pribadi telah memberi tahu dia pada tahun 2013, tentang track record McCarrick dalam
pelecehan sex terhadap para imam, para seminaris, dan umat awam; Viganò juga telah
memberi tahu Francis tentang sanksi yang dijatuhkan kepada McCarrick oleh Paus
Benediktus XVI. Terlepas dari hal ini, Viganò juga menuduh Francis mencabut sanksi
itu, serta melibatkan McCarrick dalam misi diplomatik atas nama Tahta Suci, dan
banyak berkonsultasi dengan McCarrick soal penunjukkan uskup-uskup baru di Amerika
Serikat.
Laporan berita dari awal kepausan Francis tampaknya makin menguatkan
tuduhan bahwa paus memberi McCarrick kesempatan baru untuk berkarir segera
setelah pemilihannya sebagai paus.
Sebuah artikel
tahun 2014 di Washington Post
menyatakan bahwa McCarrick adalah "salah satu dari sejumlah pejabat senior
Gereja yang, sedikit banyak, telah ditempatkan di luar pelayanan kepada umat selama
delapan tahun kepemimpinan paus Benediktus XVI."
"Tapi sekarang Francis menjadi paus, dan orang seperti
Kardinal Walter Kasper (teman lama McCarrick) dan McCarrick sendiri, kembali lagi
masuk dalam kelompok pencemar ini, dan mereka ternyata lebih sibuk dari
sebelumnya," kata artikel itu.
"Francis, yang telah menempatkan Vatikan di panggung
geopolitik, tahu bahwa ketika dia membutuhkan ‘operator saluran’ yang cerdas, dia
dapat menoleh kepada McCarrick," katanya.
Ketika ditantang
oleh wartawan untuk menjawab apakah tuduhan yang dibuat oleh Uskup Agung Viganò
itu benar, paus menolak untuk menjawab, dan terus diam tentang tuduhan itu
sejak itu, sampai sekarang.
Sejumlah uskup di AS telah mengajukan permintaan kepada paus
untuk menghentikan
sikap diamnya mengenai kejahatan mantan kardinal McCarrick, meski dia mengetahui
kasusnya, dan para uskup itu bersikeras bahwa laporan Viganò berisi sejumlah
"tuduhan yang kredibel" (layak dipercaya) yang menuntut tanggapan dari
paus.
Kamis lalu, Viganò sendiri mengatakan bahwa sikap diamnya
paus tentang masalah ini harus ditafsirkan sebagai pembenaran atas tuduhan
tersebut.
“Baik paus maupun kardinal-kardinal di Roma telah menyangkal
fakta yang saya sampaikan dalam kesaksian saya,” tulis
Viganò dalam memo 4 halaman, dan dia menambahkan bahwa menurut hukum, sikap diam
menunjukkan persetujuan.
“Jika mereka menolak kesaksian saya,” Viganò menambahkan,
“mereka seharusnya mengatakan hal itu sambil memberikan dokumen yang mendukung
penolakan mereka. Seseorang akan berkesimpulan bahwa alasan kardinal-kardinal di
Roma itu tidak memberikan dokumen adalah karena mereka tahu bahwa dokumen itu akan
menegaskan kebenaran kesaksian saya.”
“Ketidaksediaan paus untuk menanggapi tuduhan saya dan
ketuliannya terhadap seruan banyak umat beriman untuk bertanggung-jawab, adalah
sangat tidak konsisten dengan seruannya untuk mewujudkan transparansi dan
pembangunan ‘jembatan-penghubung’,” katanya.
Jadi, apapun subjek resmi dari sinode uskup saat ini, Allen
telah menyarankan, para uskup sendiri sebenarnya ingin berbicara soal krisis
pelecehan seks,“ dan apakah itu di lantai sinode atau saat rehat kopi, atau
saat makan siang dan makan malam, itulah yang seharusnya mereka bicarakan dengan
baik pada hari-hari itu.”
Para uskup yang berkumpul di Roma selama bulan Oktober ini akan
merasakan "tekanan besar" untuk menghadapi kenyataan saat ini, kata
Allen, dengan para korban pelecehan, pendukung perlindungan anak, dan
orang-orang Katolik yang biasa yang merasa tersinggung oleh skandal itu " dan
mereka semua akan menoleh kepada para uskup itu untuk memberikan semacam
harapan bagi mereka.”
Apakah Paus Fransiskus akan mengatasi
masalah itu sendiri atau terus bertindak seolah-olah masalah itu adalah
sisa-sisa yang tidak penting untuk dilihat?
+++++++++++++++++++++++++++
"Dunia, ketika ia diperbaharui dan dipulihkan, akan
mengingat adanya pertempuran yang dilakukan oleh mereka yang telah memakai
warna-warna dari Surga. Para pasukan dari Surga yang dipimpin oleh Ibu-Ku akan
menghancurkan kepala ular.
"Ini adalah ujian bagi seluruh umat manusia; kebaikan dan
kejahatan akan menguji seluruh umat manusia seperti logam diuji dalam api.
Domba harus dipisahkan dari kambing pada hari-hari-hari mendatang, anak-Ku.
Jalan menuju Surga adalah sempit, dan itu adalah perjuangan yang menetap dengan
memanggul salib agar kamu tetap melekat kepadanya." - Yesus, Bayside, 20 Nopember 1979.
"Tetapi
barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya
kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (Mat 18:6)
"Aku tidak akan membela para imam-Ku yang mendukung homoseksualitas
dan membiarkannya terjadi diantara imam-imam-Ku! ... Aku tidak akan berdiri diam
dan membiarkan profesi Imamat-Ku dihancurkan!" - Yesus, Bayside, 18 Juni 1982
“Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tempat kedudukan Antikristus.” - Our Lady of La Salette, 19 September
1846
"Roma, Kota Abadi, cahayanya menjadi redup. Roma, pelabuhan
bagi bidaah dan segala macam kekejian, tidakkah kamu mau membersihkan dirimu
sendiri sebelum Bapa Yang Kekal menempatkan tangan-Nya ke atasmu melalui siksaan?"
- St. Michael, Bayside, 24 Desember 1975
The above Messages from Our Lord and Our
Lady were given to Veronica Lueken at Bayside, New York. Read more
No comments:
Post a Comment