These Last Days News -
September 25, 2018
SECARA RAHASIA, KOMUNIS
MERENCANAKAN PERUBAHAN KONSILIER; JUGA PELECEHAN SEXUAL OLEH KLERUS…
Fatima.org reported
on September 24, 2018:
by David Martin
Episode terbaru dari skandal pelecehan seks yang meledak di
media saat ini telah menjadi kesempatan yang tepat bagi kita semua untuk
berhenti sejenak dan merenungkan: bagaimana kita telah sampai pada keadaan
sejarah Gereja yang tragis seperti ini.
Tak perlu diragukan lagi, skandal yang mencuat sekarang ini hanyalah
indikasi permukaan dari rawa-rawa luas yang berupa kesalahan dan kebusukan yang
telah menjangkiti Gereja sejak Vatikan II, tetapi kerusakan ini sebagian besar
merupakan hasil dari perencanaan matang selama bertahun-tahun sebelumnya dari
orang-orang yang berusaha untuk mencelakakan Gereja dari dalam. Bunda Maria di
Fatima telah memperingatkan pada tahun 1917 — tahun terjadinya Revolusi
Bolshevik di Rusia — bahwa jika kita tidak mengindahkan permintaannya untuk mendorong
pertobatan Rusia melalui doa Rosario harian dan tindakan konsekrasi Rusia kepada
Hatinya Yang Tak Bernoda,maka kesalahan
bangsa itu akan menyebar ke seluruh dunia dan bahkan ke dalam Gereja.
Sayangnya, permintaan Bunda Maria itu tidak diperhatikan dan
karenanya, Rusia tidak bertobat, dan dengan demikian, pengaruh yang menipu dari
Komunisme terus hidup dan terus bekerja saat ini di dalam Gereja. Sehingga
kemudian ‘…tindakan sesat untuk mempercayai kebohongan’ (lht. 2Tes 2:10) telah
benar-benar menjadi ‘tatanan baru’ saat ini.
Merusak kaum muda
Apa yang kita lihat yang terutama diterapkan
di zaman kita sekarang ini adalah strategi Lenin untuk memulai revolusi: Rusakkan
kaum muda: jauhkan mereka dari agama. Buatlah mereka tertarik dengan seks.
Buatlah mereka menjadi berpikiran dangkal; hancurkan sifat
keras kepala mereka. Menurut
mantan propagandis KGB Soviet, Yuri Bezmenov, yang bekerja untuk Badan Pers Novosti Uni Soviet, sampai dia membelot
pada tahun 1970, metode utama subversi yang digunakan oleh kaum Marxis di Barat
hanya ini saja: merusak kaum muda, membuat mereka tertarik kepada seks,
menjauhkan mereka dari agama. Buatlah mereka menjadi berpikiran dangkal dan selalu
bimbang […] hancurkan kepercayaan orang-orang terhadap para pemimpin nasional
mereka dengan mendorong para pemimpin itu untuk melakukan perbuatan yang hina, yang
aib, hingga layak untuk dicemooh […] hingga menyebabkan kerusakan terhadap kebajikan-kebajikan
moral yang lama: kejujuran, ketenangan, pengendalian diri, iman akan Sabda
Tuhan."
Menurut beberapa mantan agen seperti Bezmenov, target utama
Komunis adalah — dan tetap — Gereja Katolik, media, perguruan tinggi dan
universitas kita.
Tidak lama setelah Vatikan II, kami melihat gelombang pemikiran
revolusioner baru yang melanda masyarakat, yang dicontohkan terutama melalui wabah
musik-rock dan obat-obat terlarang yang telah membuat masyarakat mengalami gejolak
baru. Tetapi hal itu tidak berakhir di sana. Pengaruh budaya pop yang busuk ini
memasuki Gereja dan melahirkan apa yang kemudian dikenal sebagai "Misa
Gitar" kontemporer, sebuah tindak kekejian yang penuh dengan dentuman drum,
rebana, mikrofon, dan pengeras suara, yang semuanya digunakan untuk
memproyeksikan nuansa hati dan lirik lagu yang memberontak bagi umat yang
setia.
Misa yang menggunakan musik gitar akan mengotori Misa Kudus dan
menuntun umat beriman untuk mengikuti irama ketukan nada-nada pop dari sebuah injil baru, yang darinya akan muncul
tari-tarian, tepuk tangan, wanita dengan celana pendek, celana ketat, dengan pakaian
yang tidak senonoh; dan juga pria dengan memakai anting, rambut panjang dan
kuncir kuda — tanda klasik dari homoseksualitas.
Menurut Bezmenov, sebuah kelompok musik rock atau pop dengan membawa
pesan 'keadilan sosial' yang dilapisi ‘pemanis’ berupa nada-nada 'spiritual'
yang populer sebenarnya lebih manjur bagi rencana subversi KGB, daripada
seseorang yang berdiri di mimbar yang memberitakan doktrin Marxis-Leninis.
Oleh karena itu dari tatanan liturgi yang busuk ini yang dijalin
dengan benang-benang budaya pop (dan didorong terutama oleh kehadiran kelompok homoseksual
di dalam Gereja) maka belatung-belatung pelecehan seksual telah muncul di zaman
kita. “Dari buahnya kamu akan mengenal
mereka.” (Matius 7:20)
Bukan suatu kebetulan
Namun, subversi ini tidak terjadi dalam semalam. Ini adalah
fakta yang telah banyak diketahui dan didokumentasikan bahwa agen-agen Komunis
mulai memasuki seminari-seminari Katolik sejak tahun 1930-an dengan tujuan untuk
menghancurkan Gereja Katolik dari dalam. Lebih dari seribu agen seperti itu
telah memasuki seminari-seminari sebelum tahun 1940. Kesaksian dari seorang mantan
komunis, seperti Bella Dodd, Anatoliy Golitsyn, dan Manning Johnson, yang telah
bersaksi di depan the House Un-American Activities Committee tentang kegiatan konspirasi mereka, telah lebih dari
cukup untuk menegaskan bahwa para agen ‘palu arit’ telah membangun kekuatan mereka melawan Gereja
dengan maksud untuk membongkar dan mengindoktrinasi umat beriman dengan
prinsip-prinsip anti-Gereja.
Rencana mereka, pertama-tama adalah untuk melunturkan filsafat
dan ajaran Katolik di seminari-seminari dan membuat mereka memiliki akses untuk
berkomunikasi secara lihai dan menarik para imam Katolik menjauh dari akar
tradisional mereka, dan pada gilirannya para calon imam dan imam itu akan
menerima prinsip-prinsip revolusioner dan menjadi pion-pion subversi gerejawi.
Ide ‘kepalan tinju’ Lenin sekarang akan diterapkan dengan cara spiritual di
mana upaya "pemberdayaan kaum awam" akan membantu rencana musuh untuk
menggulingkan struktur monarki Gereja, sehingga rasa baru dari demokrasi dan
kebebasan beragama bisa didahulukan daripada aturan-aturan yuridis dan regulasi
yang dikeluarkan dari Tahta Petrus.
Mantan komunis berbicara
Manning Johnson, mantan pejabat Partai Komunis di Amerika,
memberikan kesaksian berikut pada tahun 1953 kepada the House Un-American
Activities Committee:
"Begitu taktik infiltrasi
organisasi keagamaan ditetapkan oleh Kremlin ... komunis menyadari kenyataan bahwa
penghancuran agama dapat berjalan lebih cepat melalui infiltrasi Gereja oleh ajaran
komunis yang beroperasi di dalam Gereja itu sendiri .... Kesimpulan praktis
yang ditarik oleh para pemimpin Merah adalah bahwa lembaga-lembaga Gereja ini
akan memungkinkan bagi minoritas komunis kecil untuk mempengaruhi ideologi klerus
di masa depan, di jalan yang kondusif yang mendukung tujuan komunis…. Kebijakan
menyusupi seminari-seminari telah berhasil, bahkan melampaui harapan
kami."
Pada awal tahun limapuluhan, Bella Dodd, mantan pejabat
tinggi Partai Komunis Amerika, memberikan kesaksian di depan the House
Un-American Activities Committee tentang infiltrasi komunis kedalam Gereja dan Negara dan
memberikan penjelasan terperinci tentang subversi Komunis kedalam Gereja.
Berbicara sebagai mantan orang dalam, dia berkata:
“Pada tahun 1930-an kami menempatkan seribu orang ke dalam profesi
imamat untuk menghancurkan Gereja dari dalam. Idenya adalah agar orang-orang
ini ditahbiskan, dan kemudian menaiki tangga dan posisi yang berpengaruh dan
otoritas, sebagai Uskup-uskup.”
Dalam pernyataan publiknya, dia juga menyatakan: “Pada akhir
1920-an dan 1930-an, arahan telah dikirim dari Moskow kepada semua organisasi
Partai Komunis. Untuk menghancurkan Gereja Katolik (Roma) dari dalam, para
anggota partai harus ditanam di dalam seminari-seminari dan di dalam organisasi
keuskupan ... Saya sendiri telah menempatkan 1.200 orang di seminari-seminari
Katolik.”
Menurut profesor Katolik Alice von Hildebrand,
yang adalah teman dari Dodd, dia mengatakan bahwa “ketika dia menjadi anggota
partai yang aktif, dia telah berhasil mendudukkan tidak kurang dari empat orang
kardinal dalam Vatikan yang bekerja untuk kami, yaitu Partai Komunis."
Dua belas tahun sebelum Vatikan II, Dodd juga mengatakan:
“Saat ini mereka telah berada di tempat-tempat tertinggi di dalam Gereja.” Dia
juga memprediksi akan adanya perubahan di dalam Gereja yang akan sangat drastis
dan bahwa “Anda akan tidak mengenali lagi bahwa itu adalah Gereja
Katolik."
Ramalan Bella Dodd tentu saja telah terjadi. Gereja saat ini
hanyalah bangkai dari kejayaannya masa lalu, yang telah dilucuti dari kekudusan
dan kesalehannya. Sebagian besar karena para bapa dari Vatikan II (para uskup
dan kardinal peserta KV II) telah menyerahkan telinga mereka kepada agen-agen
merah yang menyerukan “perubahan.” Dodd menjelaskan pekerjaan mereka di dalam
Gereja:
- Mempromosikan agama palsu: sesuatu yang menyerupai agama Katolik, tetapi bukan.
- Memberi label Gereja masa lalu sebagai penindas, otoriter, penuh prasangka, arogan dalam mengklaim sebagai satu-satunya pemilik kebenaran, dan bertanggung jawab atas terjadinya perpecahan di dalam badan-badan keagamaan selama berabad-abad.
- Memojokkan para pemimpin Gereja agar melakukan “sebuah 'keterbukaan kepada dunia,' dan kepada sikap yang lebih fleksibel terhadap semua agama.”
Dodd, dalam keadaan hancur hatinya akhirnya menyadari bahaya
mengerikan dan tidak dapat diperbaiki yang telah dia lakukan dengan getol dan
efektif untuk mengikuti perintah Stalin. Dia datang kepada Uskup Agung Fulton Sheen yang
terhormat pada tahun 1952 dan dengan sepenuh hati dia mengakui perbuatan
konspiratorialnya. Setelah itu dia menyatakan kepada Fulton Sheen bahwa dia
ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan memasuki ordo penitensial dalam Gereja dan
untuk memperbaiki perilaku buruknya. Tetapi dengan penuh kebijaksanaan uskup Fulton
Sheen lebih menasihatinya bahwa misinya adalah untuk tetap berada di dunia
sehingga dia bisa bersaksi tentang kebenaran dan membuka mata semua orang tentang
bahaya Komunisme yang bersembunyi di dalam dan di sekitar Gereja. Bella Dodd taat
dan mematuhinya.
Sekarang, renungkan juga memoar dari seorang agen Komunis
yang tidak bertobat, yang ditemukan oleh seorang perawat Katolik yang merawatnya
setelah dia mengalami kecelakaan mobil. Sayangnya, dia meninggal dalam waktu
singkat setelah itu tanpa bisa mengungkapkan identitasnya, sehingga dia hanya
dikenal dengan nama kode yang diberikan kepadanya oleh Polisi Rahasia Soviet, dan
kode bagi dirinya adalah SS 1025.
Ada 1024 agen yang telah bergerak sebelum dia, beberapa di
antaranya telah menjadi uskup dan ada yang bisa menembus kepada posisi tinggi
dalam Vatikan. Seorang agen mengungkapkan bagaimana dia menjadi seorang ‘imam’
yang kemudian bekerja sama dengan orang-orang yang progresif selama Konsili Vatikan
II untuk mengindoktrinasi Konsili itu dengan kejahatan. Pertimbangkan kutipan
berikut dari memoarnya:
“Kita harus menanamkan di kepala mereka, dan terutama kepada para
imam, bahwa waktunya telah tiba untuk berusaha dan bekerja keras untuk
menyatukan semua agama. Kita harus, khususnya, mempromosikan di antara umat
Katolik perasaan bersalah tentang 'SATU KEBENARAN' yang mereka klaim mereka
sendiri miliki. Kita harus meyakinkan mereka bahwa sikap ini adalah dosa
kesombongan yang luar biasa, dan bahwa mereka sekarang harus mencari
rekonsiliasi dengan agama-agama lain. Pemikiran ini harus dibuat agar bertumbuh
dan menjadi yang terdepan dalam pikiran mereka….
“Kita akan berbicara tentang manusia, menekankan martabat dan
kemuliaan manusia. Kita harus mengubah bahasa dan pola berpikir setiap orang
Katolik. Kita harus menumbuhkan nilai mistik dari umat manusia…. Kami akan
mendewakan manusia.”
“Begitu umat Katolik menerima nilai mistik baru ini, kami
akan memberi tahu mereka untuk melepaskan gereja mereka dari segala patung dan
ornamen karena hal-hal ini tidak penting dan menjijikkan bagi saudara-saudara
Protestan dan Yahudi yang mereka sayangi. Dengan demikian, semua simbol
penyembahan dan devosi Katolik akan dihilangkan oleh Konsili, dan ketika patung-patung
dan ornamen-ornamen itu hilang, maka devosi juga akan hilang. Ya, kami akan
mempromosikan semangat ikonoklastik terutama di kalangan generasi muda. Mereka
sendiri nantinya yang akan menghancurkan tumpukan patung, gambar, pakaian,
relikwi, organ, dll. Akan menjadi ide yang baik juga untuk menyebarkan
'nubuatan' yang mengatakan: 'Kamu akan melihat para imam yang menikah, dan kamu
akan mendengar Misa dalam bahasa lokal.' Hal ini pasti akan mempermudah tugas
kita. Kita akan menghasut para wanita untuk menuntut hak mereka untuk menjadi
imam ….
“Kami akan menurunkan Salib, mengganti altar dengan sebuah
meja biasa, dan membaliknya sehingga imam dapat mengambil peranan seperti
seorang presiden. Imam akan berbicara kepada umat lebih banyak dari sebelumnya.
Dengan cara ini Misa, secara bertahap, akan berhenti dianggap sebagai tindakan
pemujaan kepada Tuhan, dan akan menjadi pertemuan dan tindakan persaudaraan
manusia. Semua hal ini harus dijabarkan dengan sangat rinci dan hal ini mungkin
membutuhkan waktu hingga 30 tahun sebelum ia bisa diimplementasikan, tetapi
saya pikir semua tujuan saya akan terpenuhi pada tahun 1974.”
Bisakah kita mengerti mengapa Gereja menjadi seperti sekarang
ini? Apakah ini bukan menegaskan bahwa perubahan-perubahan radikal yang terjadi
di dalam Gereja setelah Konsili Vatikan II sebagian besar merupakan karya dari para
pengikut setan yang telah menduduki posisi-posisi kunci di dalam gereja-gereja
dan seminari-seminari Katolik kita? Dan tentu saja, rencana musuh untuk mengotori
seminari-seminari telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi hari ini.
Homoseksualitas diajarkan sebagai cara hidup yang dapat diterima di beberapa
seminari dan gereja Katolik kita. Apakah mengherankan jika seminari-seminari telah
menjadi lubang neraka dari bidaah dan kebejatan moral? Pelecehan seksual
merajalela di banyak seminari, tetapi apa yang kita harapkan ketika para
pemimpin Gereja dan bahkan paus saat ini
- yang memiliki sejarah melibatkan dirinya dengan Teologi Pembebasan Marxis
- telah tercatat sebagai orang yang mengatakan bahwa “Tuhan memang menciptakan
anda seperti itu (menjadi gay)?"
Dan sayang sekali, sodomi adalah tumor yang menyebarkan
kanker pedofil dan menghancurkan kaum muda Katolik. Inilah alasannya mengapa musuh
menekankan pada tindakan menginfeksi Gereja dengan kaum homoseksual.
Perawan Terberkati di La Salette (19 September 1846) bernubuat
dengan mengatakan, “Roma akan kehilangan Iman dan menjadi tempat kedudukan dari
antikristus.” Ketika kita menyadari bahwa banyak dari pejabat Gereja, termasuk
anggota kunci Dewan Sembilan dari Francis adalah simpatisan gay, maka hal itu hanya
membenarkan kepercayaan kita kepada nubuatan Bunda Maria.
Akan jadi apa kita ini?
Kutipan
pesan-pesan Our Lady of the Roses di Bayside
"Oh anak-anakku di Amerika Serikat, apakah kamu tidak
mengerti apa yang akan terjadi padamu? Negerimu, Amerika Serikat, belum tahu
apa yang akan diderita melalui kekuatan-kekuatan yang merusak. Anak-anakku,
kamu tidak akan luput dari kehancuran yang dikerjakan oleh Beruang Komunisme itu
kepada banyak negara di Eropa dan dunia. Kamu tidak boleh mengkompromikan Imanmu
untuk menyelamatkan apa yang tersisa, karena segala sesuatu di atas bumi akan runtuh
seperti puing-puing karena Pemurnian nanti. Sebuah bola api, sebuah pemurnian, sebuah
baptisan api, sedang menuju umat manusia. Tidak bisakah kamu mengerti? " -
Our Lady of the Roses, Bayside, 20 Nopember 1978
"Negaramu, Amerika Serikat, dan negara-negara lain di
dunia, sesuai dengan ukuran kompromi mereka terhadap komunisme, akan jatuh kedalam
jerat komunisme. Kamu tidak bisa memilih jalan tengah. Kamu harus berjalan ke
kanan atau ke kiri.
"Kompromi tidak akan membawa apa pun selain keputusasaan
dan kesedihan. Kompromi, anak-anakku, akan memperbudak kamu. Kenalilah apa yang
terjadi di negaramu dan banyak negara di dunia. Beruang itu sedang menjarah
sekarang dan ia memiliki rencana untuk terjun ke seluruh dunia-- Beruang Merah,
anak-anakku, yang dikenal sebagai Red Brown Bear ....
"Bertahun-tahun telah berlalu, anak-anakku, sejak aku berusaha memperingatkan kamu di Fatima. Pesanku dicemooh oleh banyak orang, dibuang dan disembunyikan dari dunia, tetapi pesanku itu sekarang tidak dapat dibuang atau disembunyikan, karena saat ini kamu telah mencapai satu titik dalam hidupmu, anak-anakku, seumur hidupmu di atas bumi, ketika hari-harimu sekarang sedang dihitung." - Our Lady of the Roses, 10 Februari 1977
"Bertahun-tahun telah berlalu, anak-anakku, sejak aku berusaha memperingatkan kamu di Fatima. Pesanku dicemooh oleh banyak orang, dibuang dan disembunyikan dari dunia, tetapi pesanku itu sekarang tidak dapat dibuang atau disembunyikan, karena saat ini kamu telah mencapai satu titik dalam hidupmu, anak-anakku, seumur hidupmu di atas bumi, ketika hari-harimu sekarang sedang dihitung." - Our Lady of the Roses, 10 Februari 1977
"Anak-anakku, tidak ada negara sekarang yang bisa bebas
dari kejahatan komunisme. Hatiku terkoyak, karena aku datang kepadamu dalam
banyak sekali kesempatan di dunia untuk memperingatkan kamu, sebagai anak-anak
Kami, untuk menghindari kompromi dengan musuh-musuh Tuhan, meskipun mereka
datang kepadamu dengan bahasa yang halus, merasionalisasikan perilaku mereka.
Dan karena manusia telah terjatuh dan menjauh dari rahmat, maka ia akan
menerima segala kebohongan ini dan menjadi budak." - Our Lady of the Roses, 13 Mei 1978
"Ketika aku saya memperingatkan kamu di masa lalu dan kamu
tidak mau mendengar, kecuali kamu mau berdoa lebih banyak, melakukan lebih
banyak penebusan dosa, pengorbanan, maka komunisme akan menyebar ke seluruh
duniamu, merampok bangsa-bangsa, menghancurkan Imanmu, memasuki tempat-tempat
tertinggi dari Rumah Puteraku. Bisakah kamu menyangkal apa yang terjadi
sekarang di duniamu? Hilangkan kebutaan dari matamu dan lihatlah! Keluarlah
dari kegelapan sebelum terlambat, karena sebuah Rumah yang berada dalam
kegelapan akan memakai pita kematian atas
dirinya! Aku mengulangi: sebuah Gereja yang berada dalam kegelapan akan menutup
pintu-pintunya." - Our Lady of the
Roses, 18 Maret 1977
Para penipu
"Ada sebuah formasi di dalam Rumah-Ku yang Kuberi nama sebagai
‘orang-orang jahat dari salib.’ Mereka adalah para penipu. Mereka telah masuk untuk
menghancurkan. Mereka telah meraih dan mencapai kepemimpinan tertinggi di dalam
Rumah-Ku di atas bumi. Mereka menyalibkan ulang Diri-Ku di dalam Rumah-Ku. Wakilmu
(Paus Paulus VI) menjadi tahanan di dalam Rumah-Ku." - Yesus, Our Lady of the Roses, 22 November 1976
The above Messages from Our Lady were
given to Veronica Lueken at Bayside, New York. Read more
Paus
Francis menerima hadiah patung palu arit (lambang komunis) yang ditempeli Yesus
yang disalib. Pemberian dari Evo Morales, seorang komunis, presiden Bolivia.
Patung
ini kemudian dibawa pulang dan dipajang di Vatikan.
Kalung
yang dipakai Paus Francis itu juga memiliki bentuk yang sama,
palu
arit dengan Yesus yang disalib.
BETAPA SEDIHNYA YESUS!
No comments:
Post a Comment