Uskup SCHNEIDER: para pemimpin gereja telah mengecam sinode amazon sebagai alat
‘ideologis’
by Stephen Wynne •
ChurchMilitant.com • July 19, 2019
Dia
meminta untuk menegakkan
penyembahan Ekaristi 'di semua wilayah Amazon'
VATICAN CITY (ChurchMilitant.com) - Uskup Athanasius Schneider telah bergabung bersama
barisan umat Katolik yang terus bertambah jumlahnya yang menyuarakan
keprihatinan besar atas Sinode Amazon yang akan dilangsungkan pada Oktober mendatang,
di Roma.
Dalam sebuah esai di situs web Austria, kath.net pada hari Rabu, uskup auksilier di Astana,
Kazakhstan, mengecam para pendukung adanya klerus
Amazon yang sudah menikah sebagai penipu yang berusaha menipu orang-orang
di pedalaman Amerika Selatan "agar tidak memiliki kemampuan untuk memiliki
para imam yang benar bagi Gereja, yang berasal dari tengah-tengah mereka."
Beralih Kepada Roh
Dunia
"Selama dua ribu tahun, semua orang, dan bahkan di
antara kaum barbar sekalipun, dapat memanfaatkan rahmat dari Kristus untuk
mendidik putra-putra mereka sendiri untuk
menjadi imam yang meniru Yesus Kristus," tulis Uskup Athanasius Schneider,
dan dia menambahkan bahwa adalah perbuatan yang tidak jujur untuk menyimpulkan
bahwa penduduk asli Amazon tidak mampu melakukan hal yang sama.
Uskup Schneider mengatakan bahwa "para pendukung klerus
Amazon yang menikah, yang hampir semuanya adalah keturunan Eropa dan
non-pribumi," mereka tidak peduli dengan "kesejahteraan spiritual
sejati dari umat beriman di Amazon," tetapi mereka "menerapkan agenda
ideologis mereka sendiri, yang merupakan klerus yang menikah di Eropa, dan
kemudian menerapkannya di seluruh Gereja Latin."
Penerapan "klerus yang menikah, yang pada awalnya dilaksanakan
secara regional dan terbatas di Amazon" dalam waktu singkat akan memberikan
efek domino meluas yang memunculkan "klerus menikah dalam ritus Romawi di
bagian-bagian lain dunia," demikian uskup Schneider memperingatkan. "Hal
ini akan menghancurkan warisan apostolik imamat yang hidup secara murni, dengan
meniru contoh eksplisit dari kehidupan Yesus Kristus dan para rasul-Nya di
seluruh Gereja."
Schneider menyalahkan para pemimpin Gereja karena telah gagal
selama beberapa dekade ini untuk mendorong adanya hidup panggilan di wilayah
Amazon "menurut pengalaman Gereja yang telah terbukti selama dua ribu
tahun, yaitu, melalui doa, pengorbanan spiritual, model kehidupan misionaris
yang sakral," dan dia menyebut kegagalan ini sebagai "sebuah skandal."
Umat Katolik Roma ... harus
berkumpul di sekitar Tabernakel-tabernakel ... untuk berdoa dengan tekun kepada
Tuhan, Pemberi segala karunia, memohon imam-imam yang baik, imam-imam pribumi
yang tidak menikah dan apostolik. Tweet
"Salah satu cara paling efektif untuk membangkitkan
panggilan imamat yang sbaik di Amazon ... adalah dengan cara dimana para
misionaris menjalani kehidupan sebagai orang-orang yang benar-benar rajin berdoa,
sebagai para rasul sejati, yaitu, kehidupan pengabdian yang penuh kasih dan
pengorbanan kepada Kristus dan keselamatan abadi bagi jiwa," demikian kata
Uskup Schneider.
"Tidak diragukan lagi bahwa pada abad kesembilan belas
dan kedua puluh, orang Amazon memiliki misionaris yang gagah berani dan suci:
para uskup, imam, biarawati," kata Schneider.
Uskup Athanasius Schneider mencatat bahwa dalam beberapa
dekade terakhir, para misionaris telah beralih dari semangat Kristus kepada
"semangat dunia ini," sambil menunjukkan dampak dari teologi
pembebasan neo-Marxis terhadap Gereja di Amerika Latin.
Logo Sinode Amazon
Uskup Schneider juga mengatakan bahwa para klerus dan
religius seperti itu "tidak lagi berkotbah dengan keyakinan penuh" akan
Injil Yesus Kristus, dan mereka gagal "untuk menyampaikan kehidupan rahmat
supernatural-Nya kepada orang-orang Amazon."
Dengan cara memberitakan Kristus yang palsu, Schneider
memperingatkan bahwa para teolog pendukung teologi pembebasan telah menyalahgunakan
pelayanan imamat kudus dengan cara mewartakan "Injil kehidupan duniawi;
Injil perut dan bukan Injil salib; Injil pemujaan alam, hutan, air, matahari
... Injil pemujaan kehidupan duniawi yang sangat singkat ini…”
Dia menggambarkan hal ini sebagai evangelisasi palsu,
"pengkhianatan terhadap Injil yang benar," dan memperingatkan bahwa
para arsitek Sinode Amazon bertujuan untuk "melegitimasi pengkhianatan
evangelisasi supernatural sejati dalam semangat Yesus dan para rasul, melalui
sinode para uskup, dalam skala global."
Schneider berkata : Untuk membangun kembali imamat kudus, hal
itu haruslah dipupuk di dalam lingkungan Amazon dan untuk Amazon:
Mereka haruslah orang-orang beriman, penuh dengan Roh Kudus,
siap untuk hidup selibat, orang-orang yang mengutamakan doa dan pemberitaan
ajaran-ajaran Kristus terlebih dahulu, orang-orang yang siap menjadi gembala
sejati, dan menyerahkan hidup mereka demi keselamatan jiwa yang kekal dari orang-orang
yang dipercayakan kepada mereka. Mereka haruslah orang yang bisa menjadi bapa sejati
dari semua umat beriman, bukan hanya bagi sebuah dinasti keluarga pribadi yang
terbatas. Mereka haruslah orang yang merupakan Mempelai sejati dari Kristus,
Gereja, dan karena itu mereka adalah sebagai para Bapa dan Mempelai yang tidak menikah.
Schneider menambahkan bahwa benih-benih imamat Amazon yang
kudus akan ditaburkan dengan penyembahan Ekaristi: “Umat Katolik Roma ... harus
berkumpul di sekitar Tabernakel-tabernakel ... untuk berdoa dengan tekun kepada
Tuhan, Pemberi segala karunia, memohon imam-imam yang baik, imam-imam pribumi
yang tidak menikah dan apostolik.”
"Mereka harus memulai rantai penyembahan Ekaristi di
seluruh Amazon," lanjutnya. "Rantai penyembahan ekaristik sedemikian
rupa dari orang-orang biasa yang beriman, bersama dengan para uskup dan para imam
mereka, dan pada waktu yang ditentukan oleh Allah, pasti akan menghasilkan para
imam yang meniru dan mengikuti Hati Yesus."
Uskup Schneider menekankan bahwa paus Fransiskus memiliki "tugas,
yang diberikan kepadanya oleh Tuhan," untuk memelihara "warisan
apostolik selibat imamat" pada Sinode
Amazon nanti dan meneruskan warisan ini
"kepada para penerusnya dan generasi
berikutnya."
"Paus Fransiskus
tidak boleh mendukung, dengan cara apa pun - melalui sikap diamnya atau pun
sikapnya yang ambigu – semua konten yang bersifat Gnostik dan naturalistik
yang jelas dari beberapa bagian dalam Instrumentum Laboris (dokumen kerja
sinode), serta penghapusan tugas kerasulan selibat imam (yang pada awalnya masih
bersifat regional, namun lambat laun menjadi bersifat universal)," tambahnya.
Para Pemimpin Lainnya Juga Memperingatkan Tentang
Sinode Amazon
Uskup Schneider bersatu dengan barisan para pemimpin
Katolik
yang setia lainnya
dalam membunyikan alarm atas sinode Amazon 6-27 Oktober 2019 mendatang.
Awal minggu ini, Cardinal Gerhard Müller, mantan prefek Kongregasi untuk Ajaran
Iman, mengecam dokumen kerja sinode itu sebagai "ajaran palsu,"
dengan mengatakan bahwa dokumen itu mewakili "pergantian radikal dalam
hermeneutika teologi Katolik."
Sebelumnya, dalam wawancara 11 Juli 2019 dengan
La Nuova Bussola Quotidiana, Cardinal Müller memperingatkan bahwa
sinode Amazon "adalah dalih untuk mengubah Gereja," dan dia menyatakan bahwa Roma telah dipilih sebagai tempat
pertemuan Oktober mendatang untuk "menekankan awal dari sebuah Gereja baru."
Harus dinyatakan sekarang dengan desakan yang kuat
bahwa Instrumentum Laboris bertentangan dengan ajaran Gereja yang mengikat,
dalam hal-hal yang amat menentukan, dan karenanya ia harus dikualifikasikan
sebagai bidaah. Tweet
Mgr dan teolog yang terkenal, Msgr. Nicola Bux, konsultan Kongregasi untuk penelitian
bagi penentuan orang-orang kudus, mengatakan kepada blogger Italia, Sabino
Paciolla, akhir bulan lalu, bahwa sinode itu merupakan upaya untuk "mendirikan
gereja yang lain" dan untuk menciptakan sebuah "dogma baru".
"Apa yang kita hadapi saat ini," Bux
memperingatkan, "adalah sebuah upaya untuk memodifikasi Gereja secara
genetik."
Julio Loredo
Dalam kritik pedas tanggal 27 Juni 2019, yang
diterbitkan oleh jurnalis Italia, Sandro Magister, Cdl. Walter Brandmüller menulis: "Haruslah ditegaskan sekarang,
dengan desakan yang kuat, bahwa Instrumentum Laboriscontradicts bertentangan
dengan ajaran Gereja yang mengikat dalam hal-hal yang amat menentukan dan
dengan demikian ia telah memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai bidaah."
"Sejauh fakta bahwa Wahyu Ilahi di sini
sedang dipertanyakan, atau disalahpahami, maka orang juga harus berbicara
sekarang tentang kemurtadan yang sedang dilakukan," tambah Brandmüller.
Dalam sebuah wawancara 22 Juni 2019 dengan LifeSiteNews, pakar teologi pembebasan
kelahiran Peru, Julio Loredo, pemimpin dari Tradition, Family and Property (TFP), cabang Italia, mencela sinode itu sebagai sebuah
"skema" yang sengaja dirancang untuk mengubah Gereja "seturut versi
radikal dari teologi pembebasan - yang disebut sebagai teologi indigenis dan
ekologi."
Loredo, editor situs web baru Pan-Amazon Synod Watch,
memperingatkan bahwa arsitek dari sinode itu telah mengadopsi "agenda
neo-pagan" dari gerakan aktivis lingkungan radikal, sebuah ideologi yang
tercermin dalam konferensi internasional seperti KTT Bumi PBB 1992 di Rio de
Janeiro, Brazil.
No comments:
Post a Comment