Paduan suara anak-anak di
konser Natal Vatikan
seruan-seruan kepada PACHAMAMA DIucapkan
pada KONSER NATAL di VATIKAN
ROMA (ChurchMilitant.com) - Umat Katolik menjadi
marah atas kemunculan kembali ‘Pachamama’ di Vatikan pada konser Natal yang
disponsori oleh Kongregasi Tahta Suci untuk Pendidikan Katolik.
Dewi Bumi atau Ibu Pertiwi, yang disembah oleh
penduduk asli Amazon, diserukan keras oleh seorang wanita Amerika Latin di
hadapan 5.000 penonton, sementara dua juta pasang mata menonton di televisi di
Italia dan di seluruh dunia pada Malam Natal dan sore hari Natal.
Seorang wanita pribumi meminta hadirin untuk
menyilangkan tangan mereka di atas dada mereka dan untuk merasakan sebuah getaran
yang kuat: itulah detak 'jantung Ibu Pertiwi.' (menurutnya) Tweet
Silakan lihat
videonya disini: https://youtu.be/JaSS6z9B7Ws
Pada pertunjukan amal 14 Desember yang berjudul "Let's
network for the Amazon,"
nampak seorang wanita Amazon yang
mengenakan pakaian pribumi, meminta para penonton untuk menyilangkan tangan
mereka di dada mereka dan untuk merasakan getaran yang kuat, dan dia menjelaskan bahwa itu adalah ‘jantungmu’ dan juga
‘jantung Ibu Pertiwi.’
Seorang pastor Katolik dengan memakai kerah imamat
yang menjadi tuan rumah pertunjukan di Aula Audiensi Kepausan (Aula Paolo VI)
meminta penduduk asli berbahasa Spanyol itu untuk memberi tahu penonton
"tentang hubungan Anda dengan Ibu Pertiwi."
Para
kardinal dan para uskup
yang duduk di barisan depan, diikuti oleh seluruh hadirin, menanggapi dengan
antusias dengan ikut menyilangkan
tangan mereka dan mendengarkan dengan penuh hormat pada mantra-mantra yang ditujukan kepada
Pachamama.
Para
kardinal ikut menyilangkan tangan di
atas dada mereka untuk
menghormati
dan ‘merasakan’ detak jantung Ibu Pertiwi
"Di sisi lain, di mana ada keheningan, disitu
ada Roh," wanita pribumi itu menjelaskan. "Roh yang memungkinkan Anda
semua bisa merasakan pesan dari Ibu Pertiwi."
Dia melanjutkan berkata :
Bagi kami masyarakat adat, Ibu Pertiwi, Hicha
Gueia, adalah segalanya. Ibu Pertiwi-lah yang memberi kita makanan, air suci,
tanaman obat; dan apa yang kami tawarkan kepada bumi adalah untuk memberi
penghormatan kepadanya, plasenta dan rambut pertama yang kami potong. Bagi
kami, Ibu Pertiwi adalah fundamental, hubungan kami dengannya adalah konstan,
bagaimana rasanya denyut nadi, bagaimana jantung kami merasakan.
Sebuah situs
web Katolik menulis: "Jadi
sekarang orang telah diajarkan untuk menyilangkan tangan mereka di depan dada,
merasakan hati mereka, dan menyalurkan Gaia batin mereka."
Situs web Katolik lainnya mencatat
bahwa "Gueia" adalah sinonim untuk Pachamama dan, pada kenyataannya, itu
adalah ‘setan.’
Tindakan kontroversial ini berakhir dengan seorang
pastor yang berkata bahwa seruan kepada Pachamama mengingatkannya pada Kitab Keluaran
3: 5, di mana "Allah memerintahkan Musa untuk melepas sandalnya, karena
dengan kehadiran Tuhan, Dia telah menguduskan tempat itu."
"Pada malam menjelang kelahiran Yesus
Kristus itu, kita dapat melihat di Vatikan, ada seorang wanita Indian (Amerika
Latin) yang mengajarkan kepada para wali gereja, kardinal, uskup, hadirin,
presenter dan pemirsa televisi semuanya, dengan cara menyilangkan tangan di
atas dadanya, dalam suatu ritual yang menurut mereka, seperti para gembala yang
diberi kabar oleh malaikat. Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan
oleh Surga," demikian komentar Marco Tosatti, jurnalis
Italia dan ahli Vatikan.
"Tapi adalah tidak bisa dibenarkan bahwa
upacara penyembahan berhala diadakan di Vatikan, selama Sinode Amazon, ketika
para Pachamama (berhala) dibawa dalam prosesi di St. Peter's dan kemudian
dihormati di Gereja Santa Maria di Traspontina" kata Tosatti.
Jurnalis itu mengecam keras komentar paus Francis sebelumnya
tentang sikap ‘keras kepala’ umat Katolik tradisional, dimana Marco Tosatti menambahkan:
"Sebaliknya, mengadakan upacara pada Malam Natal, di Vatikan, disiarkan di
televisi global, dimana ada seorang wanita yang mengajar para uskup untuk merasakan
roh yang memungkinkan kita untuk mendengar pesan Ibu Pertiwi. Terutama di saat
Natal ini, dapatkah Anda (paus) mengatakan bahwa Anda tidak akan melakukan
kekonyolan ini, atau apakah ini juga merupakan bentuk ‘keras kepala’ Anda?"
Sehari sebelum konser, paus Francis mengingatkan para pemain di acara itu bahwa
"kita semua dipanggil untuk membangun 'desa pendidikan global,' menjalin
jaringan hubungan manusia, karena ini adalah penangkal terbaik bagi semua
bentuk diskriminasi, kekerasan, dan intimidasi."
"Di desa global ini, pendidikan dan seni
bertemu melalui bahasa-bahasa musik dan puisi, lukisan dan patung, teater dan
bioskop," lanjutnya.
"Dengan dilahirkan di dalam palungan, Tuhan sendiri
meluncurkan satu-satunya revolusi sejati yang dapat memberikan harapan dan
martabat bagi mereka yang kehilangan hak dan yang terbuang: revolusi kasih,
revolusi kelembutan," kata Francis.
Hasil dari konser Natal Vatikan akan digunakan
untuk membantu melindungi Amazon dan mendukung masyarakat adat di hutan hujan,
termasuk proyek Salesian yang membantu masyarakat di Brasil barat laut dan
kampanye peningkatan kesadaran Scholas Occurrentes di 450.000 sekolah di
seluruh dunia yang mempromosikan reboisasi.
Lionel
Ritchie, Susan Boyle and Bonnie Tyler at the Vatican Concert
Konser ini juga menampilkan penyanyi pemenang
Grammy AS, Lionel Richie, penulis lagu Bonnie Tyler dan Susan Boyle - finalis
2009 tentang Got Talent Inggris - serta beberapa penyanyi dan musisi Italia,
termasuk band polisi Vatikan, menurut pernyataan Kongregasi Vatikan untuk
Katolik Pendidikan.
Pada bulan Juni, Paus Francis menunjuk uskup agung New Jersey yang
pro-LGBT, Cdl. Joseph Tobin untuk mengepalai Kongregasi ini.
Tobin
sebelumnya bertugas di
Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Masyarakat Kehidupan Kerasulan, tetapi
tugasnya disitu hanya sebentar, diberhentikan oleh Paus Benediktus XVI dari
jabatannya di Vatikan setelah hanya dua tahun, dan dikirim kembali ke Amerika
Serikat untuk menjadi uskup agung Indianapolis, Indiana.
Pada tahun 2018, Tobin membingungkan para
pengikutnya dengan men-tweet, "Seharusnya mengudara dalam 10 menit. Malam-malam sayang. Aku mencintaimu.” Dalam beberapa jam kemudian dia
menghapus tweet itu, meminta maaf karena secara tidak sengaja menerbitkan
sesuatu yang dimaksudkan untuk "adik perempuannya". Namun, banyak
umat Katolik yang merasa ragu atas penjelasannya, karena dia sudah terkenal sebagai
pendukung LGBT.
Tobin adalah satu di antara segelintir wali
gereja yang secara terbuka memuji perbuatan homoseksual Jesuit, pastor James
Martin, dan juga secara terbuka dia mengkritik para kardinal dubia, dan mengecam para kardinal pengkritik
Amoris Laetitia itu sebagai ‘sangat naif.’
Tahun lalu, Hussain Al Jassmi, penyanyi Muslim
dari Uni Emirat Arab, menjadi artis Arab pertama yang tampil di konser Natal
tahunan Vatikan.
"Saya menyampaikan hari
ini, di Vatikan, di depan paus Francis, tentang pesan kasih, perdamaian dan
toleransi di antara agama dan orang-orang yang mewakili budaya, komunitas,
bangsa dan warisan Arab saya," Al Jassmi memposting
di
media sosial, dan menambahkan, "globalisasi bangkit dari sesuatu yang lokal
dan dari tenggorokan artis."
*****
Ukiran
gembala pada salib emas milik kardinal Bergoglio, dan salib perak milik Francis,
juga menggambarkan gerakan menyilangkan tangan di depan dada.
Foto
para kardinal yang menyilangkan tangan di depan dada, mengingatkan beberapa pengamat
tentang gerakan yang serupa selama ritual Masonik (gambar atas dan bawah)
No comments:
Post a Comment