PEMBINASA KEJI
https://traditioninaction.org/bev/269bev06_29_2022.htm
by Atila
Sinke Guimarães
PEMBINASA KEJI - Ada diskusi tentang arti ungkapan ini – pembinasa keji atau kekejian yang membinasakan - yang digunakan oleh Nabi Daniel dalam bagian ini: "Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." (Dan 9:27). Sejauh yang saya bisa verifikasi, ada berbagai interpretasi yang biasanya diterima di Gereja.
Satu, yang paling sering, adalah bahwa pembinasa keji itu adalah berupa kehairan berhala-berhala kafir di Bait Suci, yang seharusnya didedikasikan untuk memuliakan satu-satunya Tuhan yang Benar. Yang lain adalah bahwa kata itu mengacu pada Antikristus, yang akan berada di Bait Allah dan mencemarkannya dengan kesombongan dan berbagai hujatannya.
Satu lagi – dipertahankan oleh komentator terkenal, pastor Cornelius a Lapide, sebagai orang yang lebih tepat – dia melihat realisasi dari kekejian yang diprediksi dalam penghancuran Bait Suci oleh tentara Romawi Titus. Dalam kehancuran itu tentara Titus menghancurkan pemberontakan Zelot orang-orang Yahudi, membunuh mereka bahkan di dalam Bait Suci, yang kemudian mereka jarah dan mereka bakar habis.
Mengenai interpretasi pertama: Dalam Perjanjian Lama, terjadi bahwa setelah masa nubuat Daniel, seorang tiran mengakhiri pengorbanan nyata di Bait Suci dan menggantinya dengan upacara untuk menghormati berhala-berhala kafir. Antiokhus IV, memang, melakukan ini dan sangat mencemarkan Bait Allah. Kitab Makabe ke-2 menjelaskannya dengan fasih:
“Tidak
lama kemudian dari itu sang raja mengutus seseorang bangsa Antiokhia yang sudah tua, supaya orang-orang Yahudi
dipaksa olehnya untuk mengingkari hukum nenek moyang mereka dan tidak lagi
hidup menurut hukum-hukum Allah. Orang itupun harus menodai juga Bait Allah di
Yerusalem dan membaktikannya kepada dewa Zeus Olimpios, sedangkan Bait Suci di
gunung Gerizim harus dibaktikannya kepada dewa Zeus Ksenios, sebagaimana telah
diusahakan oleh penduduk setempat. Kemajuan kejahatan itu sangat berat rasanya
dan sulit bagi orang banyak. Bait Suci dipenuhi oleh orang-orang asing
dengan kemesuman dan foya-foya. Mereka melepaskan nafsunya dengan
pelacur-pelacur dan bercampur dengan perempuan di pelataran suci dan mereka
membawa masuk macam-macam barang yang tak pantas. Mezbah
ditimbuni dengan barang-barang haram yang terlarang oleh hukum Taurat.” (II Mac 6:1-5)
Kita melihat
bahwa ada empat unsur yang menjadi ciri kekejian ini:
• Penghentian kurban kepada Tuhan di Bait Suci;
• Bait Suci diabdikan kepada dewa palsu, berhala;
• Skandal moral yang dilakukan oleh kaum pagan di dalam Bait Suci;
• Adanya barang-barang haram yang diletakkan di atas mezbah.
Tuhan kita menggunakan pernyataan yang sama ketika Dia memberi tahu para murid-Nya tentang gejala-gejala yang akan mendahului akhir dunia ini. Ini adalah perkataan-Nya: “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya.” (Mat 24:15)
Kutipan Injil Mateus bab 24 ini berbicara tentang gejala-gejala
yang mendahului pembentukan kekejian ini. Secara khusus, hal itu adalah
berupa:
• Banyak yang akan berbicara seolah-olah
mereka adalah Kristus; banyak nabi palsu akan muncul;
• Orang akan mendengar tentang perang dan
desas-desus tentang perang; bangsa-bangsa akan bangkit melawan bangsa-bangsa;
• Penyakit sampar, kelaparan dan gempa bumi
akan terjadi;
• Yang baik akan dianiaya dan dikhianati;
• Perbuatan amal kasih akan menjadi dingin.
Setelah Tuhan memberikan peringatan seperti yang dikutip di atas, Dia berbicara tentang sebuah pemurnian besar, dan membandingkannya dengan zaman Air Bah dan Akhir Dunia. Perbandingan itu amat berguna untuk menyatakan besarnya hukuman. Namun tidak jelas apakah Dia berbicara tentang hari-hari terakhir dunia atau tentang sebuah saat sebelum itu, dan bukan merupakan hari yang terakhir.
Ketika berbicara tentang akhir zaman,
Tuhan
kita menyelubungi kemurtadan para Paus hasil KV II saat ini
Bahkan, sebelum menyebutkan tentang kekejian, Dia berkata: “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia untuk menjadi kesaksian bagi semua bangsa, dan sesudah itu barulah tiba kesudahannya." (Mat. 24:13-14)
Maka, urutan secara umum akan berupa:
• Sebuah kemurtadan besar di mana umat Katolik akan melihat pembinasa
keji di Tempat Suci;
• Sebuah hukuman yang sebanding dengan Air Bah dan Akhir Dunia;
• Suatu masa ketika Injil akan diberitakan ke seluruh dunia;
• Akhir Dunia dan Kedatangan Kedua Tuhan Kita.
Ungkapan "para pembaca hendaklah memperhatikannya" memberitahu kita bahwa Dia ‘menutupi sesuatu’ ketika Dia menggambarkan Kedatangan Kedua. Saya mengartikan bahwa Dia ‘menutupi’ Kemurtadan Besar yang telah kita saksikan selama 50 tahun terakhir ini; dia juga ‘menutupi’ kenyataan yang tidak dapat dipahami bahwa kemurtadan ini diarahkan oleh enam orang Paus hasil Konsili. Dengan kata lain, saya menduga bahwa kekejian yang membinasakan itu adalah berupa kehadiran para Paus ini di Tempat Suci: yaitu di Tahta Suci dan Katedral St.Petrus.
Untuk mendukung dugaan saya ini, izinkan saya hanya mempertimbangkan apa yang terjadi di akhir bulan Juni ini, yang seharusnya didedikasikan kepada Hati Kudus Yesus, namun sebaliknya bulan ini didedikasikan untuk "kebanggaan gay."
Oleh Vatikan Bertemakan
Warna Pelangi
Penghormatan kepausan pada festival homoseksual yang sangat memalukan ini dilakukan pada 22 Juni 2022, ketika paus Francis menerima delegasi enam "transgender" dari berbagai negara pada audiensi publik di Lapangan Santo Petrus. Seolah paus Francis memberi legitimasi atau pembenaran atas perbuatan mereka. Padahal semua orang Katolik seharusnya tahu bahwa perbuatan kaum LGBT itu bertentangan dengan hukum Tuhan.
Menjadi homoseksual secara diam-diam adalah sebuah kekejian karena ia memiliki sifat berdosa terhadap alam. Memproklamirkan diri secara terbuka sebagai seorang homoseksual adalah merupakan skandal yang lebih parah karena itu merupakan ejekan terhadap moralitas publik, Hukum Alam, dan Moral Katolik. Melakukan operasi untuk mengebiri diri sendiri dan memasukkan payudara plastik ke dada seseorang -- atau ablasi payudara yang setara dan memasukkan alat kelamin laki-laki plastik kepada seorang wanita -- adalah sebuah keburukan karena itu adalah puncak ketidaksenonohan yang ditambahkan kepada proklamasi pemberontakan publik terhadap sifat yang diberikan Tuhan kepada masing-masing orang. Saya percaya bahwa kengerian "mengubah jenis kelamin" ini diilhami oleh dan terkait erat dengan Satanisme.
Sekarang, seorang Paus seharusnya adalah sebagai Wakil Kristus dan harus mewakili Hukum Moral-Nya. Sebaliknya, paus Francis secara terbuka menerima kelompok "transgender" itu untuk memberi
orang-orang itu status resmi di hadapan Gereja dan mendorong mereka untuk
menyebarkan contoh dan keyakinan setan mereka.
Jadi, saya menganggap bahwa tindakan
Francis
ini mencirikan kekejian
yang membinasakan di Tempat Suci.
Seseorang
dapat bertanya: Mengapa Anda memilih tindakan khusus ini ketika kami telah
melihat Bergoglio melakukan begitu banyak hal memalukan lainnya?
Itu benar.
Ada banyak hal lain yang dilakukan oleh para Paus Konsili – dan khususnya oleh Francis
– yang menunjukkan kepada kita bahwa ansambel era pasca-konsili dapat
didefinisikan sebagai bentuk kekejian yang
membinasakan di Tempat Suci.
Atas, Francis menyambut
hangat seorang 'transgender';
bawah, Francis menghormati berhala Pachamama
di depan Altar.
Maka saya tidak menyarankan bahwa penerimaan publik terhadap
"transgender" ini adalah satu-satunya hal yang mencirikan kekejian,
tetapi itu, bersama dengan penobatan berhala Pachamama di Vatikan (silakan lihat di
sini dan di sini),
dan larangan resmi terhadap Misa Tridentin adalah tiga hal yang
paling spektakuler saat ini. Semua tindakan Francis ini mengingatkan deskripsi
dalam Kitab Makaba dan Injil, di mana Tuhan kita berbicara tentang kekejian.
Oleh karena itu, saya
menganggap bahwa ini dapat menjadi interpretasi dari kata-kata terselubung dari
Tuhan kita: "...para
pembaca hendaklah memperhatikannya."
-----------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
LDM,
Kutipan Nubuat Tentang Manipulasi Genetik
Anak-Anak
Virtual Sekarang Bergabung Dengan Jajaran Agenda Depopulasi Great Reset
Dr.
Robert Malone: Rencana Forum Ekonomi Dunia untuk 'meretas' manusia adalah
fantasi
Tahun
Fasik: Koalisi Pelangi Vatikan Menyerang Lagi