BISHOP DARI SWISS: MARIAN
ELEGANTI
BLOGSCATHOLIC CHURCH FRI JUN 28, 2019 - 5:04 PM EST
USKUP
SWISS: SINODE AMAZON BISA MENCEMARI SELURUH TUBUH MISTIK GEREJA… BAHKAN SANGAT
MERUSAKNYA
by MAIKE HICKSON
https://www.lifesitenews.com/blogs/swiss-bishop-amazon-synod-could-contaminate-whole-mystical-body-of-church...gravely-damage-it
PETITION: Support Cardinal who is condemning Amazon synod
working doc as ‘apostasy’. Sign the petition here.
28 Juni 2019 (LifeSiteNews) - Uskup Marian Eleganti, uskup
auksilier Chur, Swiss telah muncul untuk mendukung kritik Kardinal Walter Brandmüller pada 27 Juni 2019 lalu terhadap dokumen kerja Vatikan untuk Sinode Pan-Amazon
mendatang, diman dia mengatakan bahwa jika hal itu diadopsi, ide-ide semacam itu “akan mencemari seluruh Tubuh
Mistik Gereja - dan sangat merusaknya.”
Uskup itu
menjelaskan dalam komentarnya kepada LifeSiteNews
(lihat komentar lengkap di bawah) mengapa dia mendukung kritik Brandmüller
terhadap dokumen itu, yang oleh Kardinal disebut "sesat" dan "murtad"
dari Wahyu Ilahi.
Sinode Amazon,
Eleganti menambahkan, hendaknya tidak digunakan sebagai alat untuk mengubah
baik imamat mau pun “struktur sakramental-hierarkis Gereja.”
“Saya setuju dengan
Cardinal Brandmüller,” katanya, “ketika dia mengkritik bahwa kita seharusnya
tidak berbicara tentang wilayah Amazon, padahal yang sebenarnya kita bermaksud dan
menargetkan Gereja Universal.” Uskup Eleganti juga menentang gagasan membangun
untuk wilayah Amazon semacam "contoh pentahbisan imam," dan menambahkan
bahwa sejak Konsili Trente, tidak ada kemungkinan untuk memisahkan
karakteristik yang berbeda dari kuasa penahbisan, yaitu untuk memisahkan sakramen
Imamat dari kuasa pemerintahan di Gereja.
“Sakramen Imamat
bukanlah masalah yang dapat ditentukan - atau didefinisikan ulang - di wilayah
Amazon. Konsili terakhir sejak Konsili Trent jelas menghubungkan yurisdiksi,
otoritas yang berkuasa, dan sakramen penahbisan imamat. Hal itu tidak mungkin
dapat dipisahkan jika kita ingin tetap setia pada kehendak dari konsili-konsili
ini," katanya.
"Pertanyaan
tentang peranan wanita, tidak boleh disalahgunakan sebagai pengungkit untuk
menyimpang dari ketetapan konsili dan untuk menciptakan pos jabatan baru bagi
wanita. Struktur hierarkis-sakramental Gereja tidak tunduk kepada pertimbangan
manusia. Tidak mungkin bahwa, sesudah lima puluh tahun kemudian, pernyataan-pernyataan
konsili dianggap sebagai hal yang normatif belaka, untuk kemudian memulai
percobaan laboratorium di wilayah Amazon, yang pada gilirannya akan mencemari
seluruh Tubuh Mistik Gereja - dan dengan sangat parah merusaknya,” tambahnya.
Uskup Swiss itu
menjelaskan bahwa wilayah Amazon haruslah bertobat kepada Yesus Kristus dan
dengan demikian menyesuaikan ritus dan budayanya dengan-Nya, bukan sebaliknya.
Dia menyerukan evangelisasi wilayah Amazon. Uskup Eleganti menggunakan istilah
atau gambaran "adonan" Kristus yang "meresap dan mengubah"
setiap budaya di dunia.
Kardinal Walter
Brandmüller mengeluarkan kritik terhadap dokumen kerja yang baru-baru ini diterbitkan untuk
sinode Amazon pada 27 Juni. Di dalamnya, dia menolak teks ini dan mengatakan
bahwa dia bahkan melihat di dalamnya adanya bidaah dan kemurtadan. Dia dengan
tegas menolak gagasan untuk menahbiskan pria yang menikah menjadi imam atau
menahbiskan diaken wanita.
LifeSiteNews telah menerbitkan sebuah petisi untuk mendukung
pernyataan kardinal Walter Brandmüller dari Jerman, juga karena rasa terima
kasih atas keteguhannya kepada Iman. Sejauh ini, ada lebih dari 8.700 orang yang
telah menandatangani petisi itu. Uskup Eleganti mengatakan kepada LifeSiteNews bahwa dia telah
menandatangani petisi itu. Dia adalah wali gereja Katolik pertama yang secara
terbuka mendukung kritik Kardinal Brandmüller terhadap dokumen kerja Sinode
Amazon.
LifeSiteNews melaporkan hari ini bahwa
pertemuan pra-sinode yang diselenggarakan oleh sekretariat Sinode Amazon di
bawah Kardinal Lorenzo Baldisseri menyerukan penahbisan diaken perempuan.
*****
Pernyataan lengkap
oleh Uskup Marian Eleganti kepada LifeSiteNews
Mengenai wajah
Gereja, saya berharap bahwa kita memiliki Wajah Kristus sebagaimana yang disajikan
kepada kita di dalam Injil. Dalam pengertian ini, bagi saya, tidak ada Gereja "dengan wajah
Amazon." Dan juga tidak diinginkan bahwa wilayah tertentu di dunia
memaksakan wajahnya sendiri kepada Gereja Universal. Sebaliknya, Wajah Kristus
haruslah terlihat di semua budaya dunia. Tetapi untuk ini, pertama-tama mereka
harus bertobat kepada-Nya. Injil adalah garam dunia dan terang dunia: dalam hal
ini, akan selalu ada kritikan terhadap budaya lokal.
Hal ini juga
berlaku untuk wilayah Amazon, yang secara langsung membutuhkan kritik semacam
itu berdasarkan Wahyu, agar mereka dapat mencerminkan Wajah Kristus dan agar
pada kenyataannya tidak mendistorsi dengan melalui ide dan ritus budaya mereka
sendiri. Injil mengubah dan memanusiakan budaya kuno di wilayah Mediterania
pada saat itu. Hal ini dulu sudah terjadi, dan tidak jauh berbeda dengan hari
ini. Hal ini juga berlaku untuk semua budaya di dunia. Yesus menghendaki
Injil-Nya sebagai adonan, yang meresap dan mengubah hati manusia - dan dengan
itu, merubah budaya.
Karena itu, marilah
kita tidak membalikkan situasi dan tatanan kebenaran rohani, seolah-olah dalam
budaya wilayah Amazon, Roh Kudus mendahului Injil, dan seolah-olah (Injil)
membebaskan dirinya dengan bantuan budaya asli, dan bukan sebaliknya!
Saya setuju dengan
Cardinal Brandmüller ketika dia mengkritik bahwa kita seharusnya tidak
berbicara tentang wilayah Amazon ketika kita sebenarnya bermaksud mau manarget pada
Gereja Universal. Imamat sakramental bukanlah masalah yang dapat diputuskan -
atau didefinisikan ulang - di wilayah Amazon.
Konsili-konsili,
sejak Konsili Trent, jelas sekali mengaitkan antara yurisdiksi, otoritas yang
berkuasa, dan penahbisan sakramental. Hal itu tidak dapat dipisahkan jika kita
ingin tetap setia pada kehendak dari konsili-konsili ini. Pertanyaan mengenai
tahbisan bagi perempuan tidak boleh disalahgunakan sebagai pengungkit untuk menyimpang
dari keinginan Konsili-Konsili dan untuk menciptakan jabatan baru bagi
perempuan. Struktur hierarkis-sakramental Gereja bukanlah untuk diperdebatkan.
Tidak mungkin bahwa, sesudah lima puluh tahun kemudian, pernyataan-pernyataan Konsili
dianggap sebagai hal yang normatif
belaka, dan kemudian memulai percobaan laboratorium di wilayah Amazon, yang
pada gilirannya akan mencemari seluruh Tubuh Mistik Gereja - dan dengan sangat parah
akan merusaknya .
Kuasa penahbisan
(imamat: munus sanctificandi;
magisterium: munus docendi; jabatan
pemerintahan: munus regendi) tidak
dapat dipisahkan dan tidak dapat dibatasi pada tugas atau tindakan sakramental
tertentu. Tidaklah mungkin ada - dalam istilah teologis - semacam "pentahbisan
imamat" sui generis untuk
"Penatua yang sudah menikah" sebagaimana beberapa orang sudah mulai
mempertimbangkannya.
Selibat juga
memiliki sebuah sifat intern (eksklusivitas ikatan dengan Tuhan dan Kristus)
dan karakteristik sifat ekstern (ketersediaan yang tidak terbatas untuk
Kerajaan Allah) dimana bagi kepentingan itu Yesus sendiri tetap tidak menikah.
Bagaimana seseorang dapat mengambil risiko ini dengan begitu
gegabah dan menyimpang dari cara hidup Yesus dan dari teladan-Nya? Khususnya para
imam, pertama dan terutama harus dengan sepenuh hati mengikuti teladan Yesus,
tanpa keraguan atau keberatan, dan menjadi serupa dengan-Nya. Jika tidak
begitu, mau serupa dengan siapa lagi?