These Last Days News - June 27, 2019
PARA KARDINAL DAN PARA USKUP YANG
MENDUKUNG PENAHBISAN WANITA, SECARA DIAM-DIAM BERTEMU DI DEKAT ROMA UNTUK
BERSIAP-SIAP BAGI SINODE AMAZON ...
https://www.tldm.org/news42/cardinals-bishops-who-back-womens-ordination-secretly-meet-near-rome-to-prepare-for-amazon-synod.htm
by Maike Hickson
“Sekelompok
kardinal dan uskup yang terlibat dalam persiapan sinode Amazon dan yang
mendukung penghapusan selibat imamat dan perubahan progresif lainnya yang
bertentangan dengan pengajaran Katolik yang abadi, diam-diam bertemu bersama di
dekat Roma dalam persiapan untuk sinode mendatang,” sebuah sumber yang dapat
dipercaya mengungkapkan hal ini kepada LifeSiteNews
hari ini.
Para peserta
utama yang diundang ke pertemuan itu termasuk kardinal Lorenzo Baldisseri,
Claudio Hummes, Walter Kasper, Christoph Schönborn, Uskup Franz-Josef Overbeck,
dan Uskup Erwin Kräutler. Turut hadir adalah Josef Sayer, seorang teman dan penasihat
Kardinal Oscar Maradiaga, Ny. Doris Wagner-Reisinger - mantan biarawati yang menuduh
dan menentang seorang pejabat pada Kongregasi untuk Ajaran Iman dan ditolak oleh pengadilan Vatikan - juga diundang untuk
menghadiri pertemuan itu.
Wartawan
spesialis Vatikan, Marco Tosatti, baru saja menerbitkan laporannya sendiri tentang pertemuan rahasia ini,
sehingga hal itu mengkonfirmasi kebenaran sumber independen kami. Edward
Pentin, koresponden Roma untuk National Catholic Register, juga
mengkonfirmasi berita pertemuan itu.
"Pertemuan
rahasia untuk membahas strategi guna menghadapi sinode Amazon yang akan datang,
dengan melibatkan sebagian besar uskup dan intelektual berbahasa Jerman,
berlangsung hari ini di sebuah biara di Roma. Card. Hummes, Baldisseri, Kasper,
Schoenborn ikut serta + Krautler, + Overbeck dari Essen. Lebih banyak lagi yang
akan segera bergabung," katanya dalam tweeter hari ini.
Para
peserta pertemuan itu bersiap untuk mendukung agenda progresif dalam Gereja.
- Kardinal
Baldisseri sangat penting posisinya dalam mempersiapkan kedua sinode tentang
keluarga (2014 & 2015) yang kemudian melahirkan anjuran Apostolik paus
Francis Amoris Laetitia yang
membuka ide untuk memberi ijin kepada pasangan yang bercerai dan ‘menikah kembali’
untuk menerima Sakramen-sakramen. Baldisseri berkata kepada Dr. Frédéric Martel
tentang metode sinode: "… barisan kami pada dasarnya adalah pengikut
setia Kasper."
- Kardinal
Claudio Hummes yang mendukung orang-orang yang sudah menikah untuk menjadi
imam di wilayah Amazon, dan bahwa mereka haruslah penduduk asli. Dia menyatakan pada tahun 2016: “Seharusnya
hanya ada klerus pribumi, imam-imam dan uskup-uskup pribumi – meski tanpa menjalani
pendidikan sebagai calon imam.”
- Kardinal
Walter Kasper adalah orang yang berada di balik ide untuk memberikan
Komuni Kudus kepada orang yang bercerai dan ‘menikah kembali’ tanpa harus
mengubah cara hidup mereka.
- Kardinal
Schönborn pernah berkata bahwa dia membayangkan adanya para
imam dan uskup perempuan, dan beberapa hari yang lalu dia menyatakan bahwa penyebab dari krisis
pelecehan sex di kalangan klerus bukanlah revolusi budaya tahun 1960-an
(seperti yang baru-baru ini dikatakan oleh Paus Benediktus XVI), bahkan,
menurutnya, Gereja jangan terlalu terpaku pada Perintah Keenam (yang melarang
perzinahan) serta bersikap sangat tertutup."
- Profesor
Thomas Schüller, dalam sebuah wawancara baru-baru
ini, memperkirakan bahwa wilayah-wilayah lain di dunia akan meminta imam-imam
yang menikah segera setelah Sinode Amazon. Dia mengatakan: "Sinode
Amazon ini akan mendorong konferensi para uskup dan wilayah Gereja
Universal - yang juga dipengaruhi oleh kelangkaan imam - untuk mengajukan
permintaan serupa, sementara pada saat yang sama menghormati selibat yang
dipilih secara bebas oleh imam." Roma pasti akan "memeriksa dan mempertimbangkan
permintaan semacam itu dengan sikap kemurahan hati," katanya.
- Uskup
Franz-Josef Overbeck baru-baru ini menyatakan bahwa setelah Sinode Amazon, “Gereja tidak akan sama seperti sebelumnya.”
Dia berharap untuk mempertanyakan ajaran Gereja tentang seksualitas dan
akses kepada jabatan imamat. Overbeck adalah pakar uskup Jerman untuk
Amerika Latin dan bertanggung jawab atas sumbangan yang diberikan ke
wilayah ini, melalui organisasi amal para uskup Jerman, Adveniat.
- Uskup
Erwin Kräutler mendukung adanya imam yang sudah menikah dan penahbisan wanita menjadi imam. Dia bahkan
melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa Paus Francis akan bersikap terbuka
terhadap kemungkinan penahbisan wanita menjadi imam.
Pertemuan
rahasia lainnya telah terjadi di masa lalu di bawah kepausan paus Francis.
Sebagai contoh, Edward Pentin pada waktu itu mengungkapkan apa yang disebut
"Hari Studi," atau “Konsili Bayangan,” yang
berlangsung pada Mei 2015 dan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan sinode
keluarga kedua pada Oktober tahun itu. Pada pertemuan itu, para peserta
membahas hal-hal seperti kelonggaran pengajaran Gereja tentang homoseksualitas,
serta tentang “pernikahan kembali.”
Selain
itu, pertemuan rahasia lainnya diselenggarakan oleh Pastor Antonio Spadaro,
S.J. yang terjadi beberapa bulan kemudian, dari 28 September hingga 2 Oktober
2015, tepat sebelum sinode keluarga kedua. Dengan berfokus pada tema "Berbagai
Reformasi Gereja dan di dalam Gereja," maka saat itu ditampilkan sebagai
pembicara Profesor Hermann Pottmeyer yang secara terbuka mendukung pelemahan wewenang
dan jabatan Tahta Petrus. Dia telah menyatakan pada 2010: “Dengan kata lain,
uskup Roma seharusnya tidak membuat keputusan dan tidak ada keputusannya yang bisa
mempengaruhi gereja universal tanpa lebih dahulu secara resmi mengundang
partisipasi gereja-gereja lokal dan para uskup mereka. Lebih jauh dikatakan bahwa
“… gereja-gereja lokal dan asosiasi regional atau konferensi para uskup mereka
harus memutuskan peraturan apa pun yang tidak mengancam kesatuan seluruh
gereja.” Uskup Agung Victor Manuel Fernandez, salah satu penasihat dekat Paus
Francis, juga hadir pada pertemuan tahun 2015 itu.
Mengenai
masalah penahbisan imam perempuan, Paus
Yohanes Paulus II dengan jelas memutuskan untuk menolak gagasan ini ketika dia menerbitkan pada
tahun 1994, dokumennya Ordinatio Sacramentalis. Di
dalamnya, dia menyatakan: "Karenanya, agar semua keraguan dapat
dihilangkan mengenai masalah yang sangat pentingini, masalah yang berkaitan
dengan konstitusi ilahi Gereja itu sendiri, berdasarkan pelayanan saya untuk
mengukuhkan saudara-saudara (lih. Luk 22: 32) maka saya menyatakan bahwa Gereja
tidak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penahbisan imamat pada wanita
dan bahwa keputusan ini harus secara definitif dipegang dan dipatuhi oleh seluruh
umat beriman Gereja."
*****
"Kami sudah mendengar kamu berseru-seru untuk meminta pentahbisan
wanita. Tidak seorang wanita boleh berdiri di Rumah-Ku untuk mewakili Aku! Betapa
beraninya kamu membawa bidaah ini ke dalam Rumah-Ku! Aku akan berjalan di
antara kamu dan Aku akan melemparkan kamu keluar dari bait-bait-Ku!" Jesus,
Bayside - 27 Desember 1975
"Tingkah laku wanita
selama Kurban Misa Kudus haruslah berupa sebuah keheningan. Tidak seorang pun
wanita boleh berbicara selama Kurban Misa Kudus.[1] Wanita harus mengenakan
penutup kepala ketika mereka memasuki Rumah Tuhan.[2] Rumah Tuhan adalah tempat
berdoa, dan bukan tempat pertemuan atau ruang dansa. Tidak boleh ada wanita
yang berbicara dari atas mimbar. Tidak ada wanita yang boleh memasuki jabatan pelayanan
imamat."[3]
No comments:
Post a Comment