Cardinal Walter Brandmüller
by Maike Hicksone
CARDINAL MENGKRITIK DOKUMEN KERJA SINODE AMAZON: SESAT …
KEMURTADAN; DIA MEMINTA KEPADA PARA
USKUP AGAR MENOLAKNYA.
PETITION: Support Cardinal who is condemning Amazon synod working doc as
‘apostasy’. Sign the petition here.
27 Juni 2019 (LifeSiteNews) - Kardinal Walter Brandmüller, salah satu dari dua
kardinal dubia yang tersisa, hari ini mengeluarkan kritik keras terhadap
dokumen kerja Vatikan (Instrumentum
Laboris) untuk Pan-Amazon Synod mendatang, dan menyebutnya “sesat” dan
“kemurtadan” dari Wahyu Ilahi. Dia meminta para pemimpin Gereja untuk “menolak”
hal itu dengan “segala ketegasan.”
“Haruslah dinyatakan dengan tegas sekarang, dengan desakan,
bahwa Instrumentum Laboris dari
sinode Amazon bertentangan dengan ajaran Gereja yang mengikat, dalam hal-hal
yang menentukan, dan karenanya ia telah memenuhi syarat untuk ditetapkan
sebagai bidaah,” tulis uskup Jerman berusia 90 tahun itu dalam sebuah dokumen
(baca di bawah ini) yang diterbitkan secara bersamaan oleh LifeSiteNews dan situs web berita Austria Kath.net.
"Sejauh fakta Wahyu Ilahi di sini sedang dipertanyakan
atau disalahpahami, orang juga sekarang harus berbicara tentang kemurtadan yang
ada di dalam dokumen kerja sinode," kata Kardinal Brandmüller, yang
merupakan cendekiawan terkenal dunia dalam sejarah gereja.
Katekismus Gereja Katolik (2089) mendefinisikan “bidaah” kalau menyangkal atau meragukan dengan tegas suatu kebenaran
yang sebenarnya harus diimani dengan sikap iman ilahi dan katolik, sesudah
penerimaan Sakramen Pembaptisan. Paragraf
yang sama (2089) selanjutnya mendefinisikan: disebut
murtad kalau menyangkal iman-kepercayaan kristiani secara menyeluruh”
Kardinal Walter Brandmüller mengatakan bahwa dengan
mengadakan sebuah sinode di suatu daerah dengan populasi yang relatif kecil,
setengah dari ukuran Mexico City, adalah "menimbulkan kecurigaan mengenai
niat yang sebenarnya" di balik pertemuan para uskup Katolik.
Dia mempertanyakan mengapa hampir tiga perempat topik yang
dibahas dalam dokumen yang dirilis 17 Juni lalu, yang disiapkan untuk sinode
Oktober mendatang, hanya sedikit sekali yang berkaitan dengan "Injil dan
Gereja."
Kardinal Brandmüller mengambil contoh masalah dengan memperhatikan
dokumen kerja yang berbunyi: "…penilaian yang sangat positif atas agama-agama
alami, termasuk praktek penyembuhan asli dan sejenisnya, bahkan prakteik
mitos-keagamaan dan berbagai bentuk kultus," dan dia berkata bahwa
"gagasan inkulturasi agama sangat diselewengkan dalam dokumen ini."
Kardinal Brandmüller kemudian mengkritik dokumen kerja itu karena
ia sangat getol mendorong "penghapusan hidup selibat" dan mempromosikan
jalan kepada "imamat perempuan."
“Tidaklah mungkin untuk menyembunyikan fakta bahwa 'sinode
Amazon' bermaksud untuk membantu mengimplementasikan dua proyek yang paling
diharapkan yang sampai sekarang belum pernah dilaksanakan: yaitu, penghapusan selibat dan pengenalan imamat
perempuan - dimulai pertama dengan diadakannya diaken perempuan. Dalam hal
apa pun, ini adalah tentang 'menerima peran, kepemimpinan wanita di dalam
Gereja' (129a3). Dengan cara yang sama, sekarang ada ‘ruang-ruang baru bagi penciptaan
perutusan-perutusan baru, sebagaimana momen bersejarah ini menyerukannya. Sudah
waktunya untuk mendengarkan suara wilayah Amazon ... '(no. 43)," tulisnya.
Kardinal Brandmüller menyampaikan bagaimana Paus Yohanes
Paulus II telah “menyatakan dengan otoritas magisterial tertinggi bahwa Gereja
tidak memiliki wewenang untuk menyerahkan Sakramen Tahbisan Suci kepada
wanita.” Dalam Surat Apostoliknya tahun 1994, Ordinatio
Sacerdotalis, Yohanes
Paulus II menyatakan bahwa Gereja "tidak memiliki wewenang apa pun untuk
memberikan penahbisan imamat pada wanita dan bahwa keputusan ini harus secara
definitif dipegang oleh semua umat Gereja yang setia."
Uskup dari Jerman itu kemudian mengkritik dokumen kerja sinode
Amazon karena “serangan langsung terhadap konstitusi hirarkis-sakramental
Gereja, ketika ditanyakan apakah tidak tepat untuk mempertimbangkan kembali
gagasan bahwa pelaksanaan yurisdiksi (kekuasaan pemerintahan gereja) harus berhubungan
di semua bidang (sakramental, yudisial, administratif) dan secara permanen
dengan Sakramen Tahbisan Suci '(no. 127)."
Sebagai kesimpulan, Kard. Brandmüller menyatakan bahwa "…kita
sedang menyaksikan bentuk baru dari ‘Modernisme klasik awal abad ke-20’ dalam
dokumen ini, yang dikaitkan dengan pemahaman yang salah tentang perkembangan
dogma, yang "sangat menentang pemahaman Katolik yang sejati."
Dengan demikian, aspek-aspek tertentu dari dokumen kerja itu harus
dinilai sebagai "sesat," atau bahkan sebagai bentuk
"kemurtadan," katanya.
“Instrumentum Laboris untuk Sinode Amazon jelas merupakan
serangan terhadap fondasi Iman, dan dengan cara yang sampai sekarang belum
dianggap mungkin. Karena itu ia harus ditolak dengan tegas,” tambahnya.
No comments:
Post a Comment