PERMAINAN PANJANG DARI SINODE AMAZON
ADALAH LEBIH RADIKAL DARIPADA YANG ANDA DUGA
Bayangkan
ini adalah tahun 2029, dan karena alasan keperluan mendesak, Anda menghadiri sebuah
Misa yang dirayakan oleh Jerry si sopir bus, Charles si manajer bank, dan Josh si
tukang kayu.
Anda
berada di dalam Gereja yang dimimpikan dalam renungan Uskup Fritz Lobinger,
seorang uskup radikal dan pendekar dalam sinode Amazon mendatang. Setelah paus
Francis memuji-muji karya Lobinger, Anda melihat bahwa sinode 2019 mendukung penahbisan
para “penatua” yang sudah menikah - sebuah praktik yang kemudian menyebar, diperkirakan, ke Jerman, AS, dan di tempat-tempat lain di seluruh
dunia.
Anda
akan berpikir - untuk meminjam ungkapan Lobinger - bahwa setiap orang akan
merasa "sangat terkejut jika tiba-tiba melihat Misa dirayakan oleh manajer
bank, sopir bus, atau tukang kayu." Tetapi Anda telah dipersiapkan untuk menghadapi
inovasi semacam ini.
Sebelum
mereka ditahbiskan, Jerry, Charles, dan Josh akan bergabung dengan Pastor Bob di altar, mengenakan pakaian liturgi,
dan memimpin sebanyak mungkin bagian liturgi. Sekarang Jerry, Charles, dan Josh
merayakan Misa yang dilakukan dalam kelompok mereka sendiri karena Lobinger
mengatakan Yesus tidak "duduk terisolasi" pada saat Perjamuan
Terakhir.
Di
bawah lidah bercabang dari Lobinger
tentang imamat, Jerry si sopir bus adalah jenis ‘imam’ yang berbeda yang
dilatih melalui ‘kursus akhir pekan.’ Dia mengenakan pakaian biasa, disapa
dengan nama normalnya, dan disebut "penatua" untuk membedakannya dari
jenis imam yang asli. Sementara itu pastor Bob, telah bermetamorfosis menjadi
seorang imam “animator”, mendidik dan menciptakan semua ‘arsitek dan seniman
sandwich’ yang sekarang merayakan Misa dan melayani pengakuan dosa untuk
mewakili dirinya.
Jerry
ditahbiskan dalam sebuah kelompok karena penahbisan satu orang akan melanggengkan sebuah "Gereja
yang mencukupi" dengan sebuah "sikap konsumen pasif yang
menyedihkan." Jerry tidak hanya ada untuk "menyediakan"
sakramen-sakramen sampai seorang "imam yang asli " datang. Dia dan
para imam paruh-waktu lainnya ada di sana untuk melaksanakan partisipasi seperti yang diilhamkan oleh Vatikan II.
Kini
sinode baru yang diadakan oleh paus Francis akan merundingkan apakah Pastor Bob
dapat menikah dan apakah istri Jerry, Susan, dapat ditahbiskan juga. Mereka
mengatakan bahwa sinode Amazon adalah berbicara tentang “mengatasi kekurangan
imam”? Sebenarnya, itu adalah tentang upaya
revolusi secara permanen atas imamat dan Misa Kudus.
"Jika
kekurangan imam menjadi alasan yang sebenarnya untuk kemudian menahbiskan para pemimpin
masyarakat, maka kita harus menghentikan praktek itu segera setelah kita
memiliki cukup imam," kata Lobinger dalam bukunya Like His Brothers and Sisters. [I]
Menurut
bukunya yang baru The Empty Altar,
“motif kami” adalah benar-benar bahwa “kita sendiri harus berkata, 'Lakukanlah
ini untuk mengenangkan Daku.'” Dia menjelaskan bahwa “lebih tepat” untuk
penatua yang sudah menikah untuk mengucapkan kata-kata itu, yang mengajak kita
untuk "mengingat" bahwa Yesus datang untuk "menyembuhkan yang
sakit," "mengangkat yang lemah," dan menganjurkan "persatuan."
Dia menyajikan gambar tiga orang penatua yang mengucapkan kata-kata itu di
altar, dikelilingi oleh sebuah komunitas yang berdiri.
Seperti
paus Francis - yang dengan antusias membaca tiga buku Lobinger - Lobinger terkunci dalam perang
melawan "klerikalisme." Lobinger ingin meninggalkan "Gereja yang
dipimpin oleh klerus" dan "gagasan tentang imam-pemasok," yang
memasok “Sakramen-sakramen yang ajaib.” Dia menyesalkan adanya wilayah-wilayah
di mana umat awam hanya memiliki "sedikit bagian aktif" dalam liturgi
yang di bagian dunia yang lain tak ada niat untuk mempengaruhi perubahan
sosial.
Dia
membaca "tanda-tanda zaman" dan merasakan keinginan orang-orang untuk
memiliki "partisipasi" dalam "komunitas yang sederajat."
Dengan
demikian Jerry, si sopir penebusan, dan teman-temannya berada di altar untuk
melambangkan bahwa itu adalah "komunitas" yang merayakan liturgi – dimana
hal ini semakin mengaburkan batas antara umat awam dengan imam tradisional.
Mereka ada di sana untuk menandakan bahwa Ekaristi adalah suatu "makanan
keluarga" di sebuah "meja keluarga" yang dikepalai oleh "para
penatua" keluarga – dan lebih lanjut hal itu akan mengaburkan dan menyangkal sifat Misa Kudus sebagai sebuah pengorbanan.
Lobinger
meramalkan bahwa sebuah “izin umum (untuk menahbiskan para penatua yang telah menikah)
akan menyebabkan guncangan hebat di
seluruh Gereja” - dan hal ini akan memicu “penentangan sengit dari kaum
konservatif.” Dia memperkirakan bahwa “kaum konservatif militan” akan menentang
inisiatifnya ketika mereka menyadari bahwa praktik tersebut "bukan hanya
solusi darurat dan sementara, tetapi hal itu adalah sebuah citra baru bagi masyarakat
setempat."
Karena
itu dia dengan cerdiknya berencana untuk memperkenalkan penahbisan para penatua
yang sudah menikah sebagai pengecualian
terhadap “aturan yang secara resmi dipertahankan.” Dia beralasan bahwa ancaman pihak
konservatif akan berhenti jika ada daerah tertentu yang hanya “meminta izin
luar biasa dengan
tidak usah memperhatikan
hukum universal yang ada, yaitu hidup selibat."
Pada
akhirnya, “seluruh Gereja akan membutuhkan” penatua yang menikah, kata Lobinger
baru-baru ini menjelaskan. Dengan
demikian Sinode Amazon akan menggerakkan
sebuah permainan
panjang yang licik.
Lobinger mengakui bahwa setelah dimulainya tahap "pasca transisi", akan ada pastor-pastor tertentu
yang akan diberikan pengecualian untuk boleh
menikah. Dia mengakui adanya "bahaya"
bahwa "apa yang dimulai sebagai sebuah pengecualian, akan
menjadi sebuah praktek yang meluas."
Dia
mengakui bahwa panggilan kepada profesi imamat
penuh-waktu dari para "animator" akan berkurang.
Dalam bukunya
The
Empty Altar, dia
menyatakan bahwa rasio yang lebih tinggi dari penatua dengan imam (seperti 20:
1) akan mencegah orang mencari imam untuk merayakan liturgi dan sakramen-sakramen. Pada akhirnya, umat akan lebih suka dilayani
oleh ‘imam penatua’ daripada dilayani oleh imam yang sejati.
Seperti
yang
berkali-kali
dikatakan
oleh Lobinger, menahbiskan
penatua yang sudah menikah akan membuka jalan bagi penahbisan wanita.
Seperti yang dia katakan dalam bukunya Like His Brothers and Sister:
Menahbiskan
penatua yang menikah akan mengubah citra profesi imamat.
Secara bertahap hal itu akan
menggantikan jenis imam yang asli dengan
model lain
yang berbasis komunitas. Ini
akan membuat penahbisan wanita jauh lebih menarik bagi banyak wanita dan lebih
dapat diterima oleh pria [.] ... Rintangan pertama yang harus diatasi haruslah ... dimasukkannya wanita dalam
diakonat, sebuah pertanyaan yang terbuka untuk diperdebatkan di Gereja.
Pada
akhirnya, Lobinger mengatakan bahwa imamat bagi para
penatua “akan dan harus berkembang.” Kita nanti akan memiliki imamat yang terus berkembang untuk menyesuaikan diri dengan
Misa yang terus berkembang.
Untuk
saat ini, (bayangkan)
sekarang adalah tahun
2029, dan Anda menghadiri Misa “yang dilakukan oleh kelompok”,
dengan
menutup mata Anda. Kemudian Anda mencoba untuk membayangkan pastor
(asli)
Stephen merayakan liturgi Tridentine, Anda mencoba melihat Kristus, Imam
Agung dan Kurban-Nya di
Kalvari.
Kemudian Anda berusaha melihat
setiap ibadah
saat itu yang terjadi di sekitar Anda,
yang
berpusat kepada manusia, kepada ide-ide “persatuan” - membangun “makanan keluarga” yang dipimpin oleh oleh “penatua
keluarga.”
"Lakukanlah ini
untuk mengenangkan daku,"
kata si
Jerry, si Josh, dan si Charles, sambil tersenyum.
+++++++++++++
Dia memegang gelar sarjana dalam bahasa Inggris dari Yale
dan gelar master dalam bahasa Inggris dari Harvard.
No comments:
Post a Comment