MENGAPA ADA
SELIBAT IMAM?
June 19, 2019 | TFP.org
Selibat imam telah dijaga dan dipertahankan oleh
Gereja selama berabad-abad sebagai permata yang cemerlang, dan Gereja mempertahankan
nilainya tidak berkurang terutama di zaman kita sekarang ini, ketika pandangan
manusia dan keadaan dunia telah mengalami perubahan yang begitu mendalam.
Dengan sepenuhnya sesuai dengan misi ini, Kristus
sepanjang hidup-Nya tetap dalam keadaan selibat, yang menandakan adanya dedikasi
total-Nya pada pelayanan kepada Allah dan kepada manusia. Perhatian yang
mendalam antara selibat dan imamat Kristus tercermin pada mereka yang
kekayaannya adalah untuk berbagi dalam hal martabat dan misi sebagai Mediator
dan Imam abadi. Upaya untuk berbagi ini akan menjadi lebih sempurna, jika si
utusan dalam keadaan tetap suci dan terlepas dari ikatan daging dan darah. 1
Selibat yang tertahbis dari para utusan kudus (imamat)
sebenarnya memanifestasikan kasih kasih murni Kristus kepada Gereja, dan
kesuburan perawan dan adikodrati dari pernikahan ini, yang dengan keadaan itu anak-anak
Allah dilahirkan, “bukan dari darah, bukan juga dari keinginan daging. ” 2 3
Konsekrasi kepada Kristus di bawah gelar
tambahan dan mulia seperti selibat jelas memberikan kepada imam, bahkan di
bidang praktis, efisiensi maksimum dan disposisi pikiran yang terbaik, secara
mental dan emosional, untuk melaksanakan pelatihan kemurahan hati yang sempurna
dan berkesinambungan. 4 Kemurahan hati ini akan memungkinkan
dia untuk menmyerahkan dirinya sepenuhnya bagi kesejahteraan semua orang,
dengan cara yang lebih penuh dan lebih konkret. 5 Hal ini juga menjamin dia dengan kebebasan
dan fleksibilitas yang lebih besar dalam pelayanan pastoral, 6 dalam kehadiran yang aktif dan hidup di
dunia, yang dengannya Kristus telah mengutus dia 7 sehingga dia dapat membayar penuh
kepada semua anak-anak Allah segala hutang mereka. 8
Kita tidak mudah
dituntun untuk percaya bahwa penghapusan selibat gerejawi akan sangat
meningkatkan jumlah panggilan imamat ... Karena penyebab dari penurunan
panggilan kepada profesi imamat dapat ditemukan di tempat lain — misalnya, pada
kenyataan bahwa individu dan keluarga telah kehilangan rasa akan Allah
dan semua hal yang kudus, kurangnya penghargaan mereka terhadap Gereja sebagai
lembaga keselamatan melalui iman dan sakramen-sakramen.
Footnotes
- See Decree on the Priestly
Ministry and Life, no. 16: AAS 58 (1966), 1015-17 [TPS XI, 461-62].
- Jn 1, 13.
- See Dogmatic Constitution
on the Church, no. 42: AAS 57 (1965), 48 [TPS X, 388]; Decree
on the Priestly Ministry and Life, no. 16: AAS 58 (1966), 1015-17 [TPS
XI, 461-62].
- See Second Vatican Council, Decree
on Training for the Priesthood, no. 10: AAS 58 (1966), 719-20 [TPS XI,
23-24].
- See 2 Cor 12.15.
- See Decree on the Priestly Ministry
and Life, no. 16: AAS 58 (1966), 1015-17 [TPS XI, 461 -62].
- See Jn 17. 18.
- See Rom 1. 14.
No comments:
Post a Comment