IMAM DI JERMAN MENGANJURKAN UMATNYA UNTUK MENDARASKAN DOA-DOA MISA
KUDUS (TERMASUK DOA KONSEKRASI) ATAS ROTI DAN ANGGUR DI RUMAH
"Saya sengaja memasukkan bagian doa konsekrasi dan meminta umat
di rumah untuk mengambil sepotong roti '
Mon Jun 8, 2020 - 12:37 pm EST
·
WÜRZBURG, Jerman, 8 Juni 2020 (LifeSiteNews) - Beberapa paroki di keuskupan Jerman di Würzburg menerbitkan teks-teks
untuk mengadakan kebaktian di rumah yang melibakan umat awam yang diijinkan untuk mengucapkan doa atau kalimat ‘konsekrasi’
atas roti, suatu tindakan yang hanya diperuntukkan bagi para imam. Ketika
gereja-gereja mulai dibuka, setelah lockdown, paroki-paroki yang sama itu memiliki
umat awam yang membawa roti di dalam ‘kotak makan siang’ yang akan mereka
pegang di tangan mereka selama Misa di Gereja dan kemudian makan roti itu dengan
menganggap hal itu sebagai Komuni Kudus.
Pastor Bernhard Albert dari Frammersbach, dekat
Frankfurt, telah menyediakan teks bagi umatnya di paroki untuk melakukan layanan
ibadah di rumah mereka sendiri di tengah pandemi coronavirus. "Saya
sengaja memasukkan bagian doa konsekrasi dan meminta orang-orang di rumah untuk
mengambil sepotong roti," kata imam berusia 65 tahun itu kepada surat
kabar lokal Main-Post pada 3 Juni 2020.
Bahkan setelah Misa umum diizinkan lagi oleh pemerintah dan keuskupan, namun
pastor Albert tetap meminta umatnya untuk membawa roti mereka sendiri ke gereja
dalam kotak makan siang.
"Itu bukan masalah. Setiap orang punya roti dan sebuah kotak makanan di
rumah,” katanya. "Yesus selalu merayakan dengan apa yang dimiliki
orang-orang dan apa yang ada pada mereka."
Para anggota paroki dari pastor Albert tampaknya tidak melihat ada masalah
dengan praktik seperti itu. "Umat merasa sangat senang," kata imam
itu. "Mereka melaporkan bahwa mereka mengalami persekutuan dengan Tuhan yang
jauh lebih intens daripada biasanya."
Pastor itu juga mengatakan tindakan itu "adalah sangat higienis."
Pada saat penulisan ini, teks-teks untuk tiga hari perayaan Misa yang
berbeda telah tersedia di situs web pastor itu. Tiga paroki pastor Albert, sebut
saja namanya Pentecost Sunday, Pentecost Monday, yang merupakan hari suci wajib di Jerman, dan Trinity Sunday.
Umat beriman di rumah, membuat tanda salib di atas roti dan anggur,
mengucapkan doa singkat, dan kemudian mengonsumsi roti dan anggur itu. Untuk
roti, mereka harus berkata, “Kami menerima dan memakan roti: yang bagi kami merupakan
tubuh Yesus, yang telah diserahkan untuk kami. Kami melakukan ini sebagai peringatan
akan Dia." Demikian pula, untuk anggur, umat berkata, "Kami menerima dan
minum anggur yang bagi kami merupakan darah Yesus, darah Perjanjian Baru, yang
ditumpahkan bagi kami demi pengampunan dosa."
Teks-teks untuk Trinity Sunday tidak lagi menyebutkan bahwa roti dan
anggur "bagi kita" adalah tubuh dan darah Kristus. Sebaliknya, roti
dan anggur diberkati, dan umat beriman diminta untuk "makan roti yang
diberkati (dan minum anggur) untuk mengenang Yesus dan kepastian atas seluruh
kesatuannya dalam kasih kepada kita."
Untuk Pentakosta, doa pada saat itu adalah atas roti
dan anggur “yang diberkati dan dikonsekrasikan.”
Menurut Katekismus
Gereja Katolik, setiap kali seorang imam atau uskup mengucapkan doa
konsekrasi atas roti dan anggur, maka terjadi perubahan, transubstansiasi, roti
dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Di bawah spesies roti dan anggur
yang telah dikonsekrasikan ini, Kristus sendiri, hidup dan mulia, hadir dalam
cara yang benar, nyata, dan substansial: itulah Tubuh dan Darah-Nya, serta dengan
Jiwa dan Keilahian-Nya.”
Namun, "Hanya imam yang ditahbiskan secara sah," serta para
uskup, "yang dapat memimpin Ekaristi dan mengkonsekrasikan roti dan anggur
sehingga ia menjadi Tubuh dan Darah Tuhan."
Menurut Hukum Kanon, “Kurban
Ekaristi kudus harus dipersembahkan dengan roti dan anggur di mana sedikit air
harus dicampurkan. Roti harus hanya terbuat dari gandum dan baru saja dibuat,
agar tidak ada bahaya kerusakan. Anggur harus alami dari buah anggur dan tidak dari
buah yang rusak."
Selain itu, "imam harus menggunakan roti tidak
beragi dalam perayaan Ekaristi setiap kali ia merayakannya."
Situs web berita Katolik Austria, kath.net telah mempertanyakan kepada keuskupan Würzburg apakah tindakan itu bisa memastikan
bahwa hukum dan peraturan liturgi Gereja tetap dipelihara. Juga, media kath.net
bertanya tentang tindakan yang meniru perayaan Ekaristi selama kebaktian di
rumah tanpa seorang imam.
Juru bicara Keuskupan, Bernhard Schweßinger, hanya menjawab, “Pertama:
Keuskupan Würzburg bertanggung jawab dengan pedoman liturgi. Kedua: Keuskupan
Würzburg sedang mengklarifikasi masalah ini dengan pastor yang bertanggung
jawab dengan melakukan kontak langsung.”
Imam yang bertanggung jawab atas paroki lain di keuskupan Würzburg, pastor
Stefan Redelberger dari Ansbach, juga meminta umatnya datang ke Misa dengan membawa
roti dalam kotak makan siang, seperti yang ditunjukkan oleh media kath.net.
Dalam pengumumannya,
pastor memulai dengan kutipan yang tidak pasti, mungkin merangkum keinginan banyak
umat beriman. “Sejak pertengahan Maret, kami harus mengurangi ibadah di gereja.
Sudah waktunya bagi semuanya untuk kembali normal! Saya tidak berpikir kita harus
begitu ketat dengan aturan."
Selanjutnya pastor Redelberger menjelaskan praktik baru Perjamuan Kudus di
parokinya, yang bertentangan dengan aturan yang ditetapkan oleh Gereja.
“Untuk menghindari dua momen berbahaya dari perayaan Ekaristi (membagikan Komuni
dan presentasi atau adorasi Hosti Kudus), setiap orang / pasangan / keluarga
atau komunitas yang tinggal di apartemen yang sama, bisa membawa sebuah kotak
makan siang dengan jumlah potongan roti yang sesuai. “Roti ini, "tulisnya.
“...selama konsekrasi, Anda dipersilakan memegang kotak makan siang itu di
tangan. Untuk penerimaan Komuni, Anda mengambil sepotong roti sendiri dari kotak
Anda dan memakannya di tempat Anda."
Imam itu berusaha membenarkan cara menerima Ekaristi seperti itu sebagai
“praktik yang sangat umum dalam sejarah Gereja. Bergantung pada situasinya, dua
tanda perayaan Ekaristi, roti dan anggur, harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ada.”
*****
No comments:
Post a Comment