Saturday, June 20, 2020

PAUS FRANCIS TELAH MENYINGKIRKAN SETIAP ANGGOTA DARI AKADEMI PRO-LIFE DI VATIKAN




PAUS FRANCIS TELAH MENYINGKIRKAN SETIAP ANGGOTA DARI AKADEMI 
PRO-LIFE DI VATIKAN


The Pontifical Academy for Life -- Akademi Kepausan yang mendukung Kehidupan, yang merupakan benteng ortodoksi di Vatikan, secara efektif telah ditutup saat ini.

Fri Feb 17, 2017 - 10:24 am EST
·        


·        SHUTTERSTOCK.COM


By Jan Bentz



17 Februari 2017 (LifeSiteNews) - Akademi Kepausan untuk (mendukung) Kehidupan, yang sejak dulu merupakan benteng ortodoksi di Vatikan, sekarang tidak lagi memiliki anggota dan secara efektif ditutup, setelah reformasi institusi terbaru dari paus Francis.

Paus mengeluarkan undang-undang baru untuk Akademi itu pada 18 Oktober, dan menyingkirkan semua anggotanya. “Ketentuan untuk semua anggota ini berakhir pada 31 Desember 2016; dan saat ini Akademi sedang menunggu aturan yang baru,” pastor Andrea Ciucci, seorang anggota staf Dewan Kepausan untuk Keluarga, mengatakan kepada LifeSiteNews.

"Kami mengharapkan anggota baru dicalonkan dengan penunjukan dari Bapa Suci dalam minggu-minggu mendatang," kata Ciucci. Mereka mengharapkan 75 anggota biasa akan diangkat, katanya. Bersama dengan penunjukan anggota biasa, paus juga meluncurkan sub-kelompok yang disebut "College of Young Scholars," yang terdiri dari para peneliti muda di bidang-bidang yang ada. Secara keseluruhan, orang yang baru diangkat ini tidak akan melebihi 100 anggota.

Christine de Marcellus Vollmer, seorang anggota Akademi sejak didirikan oleh St. John Paul II pada tahun 1994, mengirim surat Natal dari Akademi itu kepada LifeSiteNews, di mana disitu disebutkan adanya berbagai arahan yang diberikan serta berbagai perubahan terbaru dijelaskan.

Surat yang ditujukan kepada semua anggota mengumumkan pencalonan Uskup Agung Vincenzo Paglia sebagai presiden dan juga pengesahan ulang statuta. Pada saat yang sama, juga diumumkan bahwa pertemuan rutin tahunan akan ditangguhkan, dan tidak mengundang peserta dari majelis yang akan dibentuk mendatang.

Vollmer menjelaskan bahwa pada bulan Mei, para anggota Akademi diundang untuk menghadiri sidang umum pada bulan Maret 2017 yang kemudian “ditunda” tanpa batas waktu. Pemberitahuan keterlambatan ini diikuti oleh dokumen yang menjelaskan bahwa semua anggota "ditangguhkan" dalam tugas mereka. Berita baru muncul yang mengatakan bahwa sidang umum berikutnya akan berlangsung Oktober 2017.

Majelis Akademi itu menyatukan para spesialis dari seluruh dunia untuk membahas topik tertentu dan melakukan pertukaran keahlian lintas-disiplin.

Anggota Akademi lain, yang ingin tetap anonim karena "takut membahayakan pengangkatannya kembali," menegaskan perkembangan ini.

“Saya memang mendapat sebuah surat," kata sumber itu kepada LifeSiteNews melalui email. “Mereka mengatakan sedang mengkonfigurasi ulang. Mereka mengatakan bahwa diri mereka akan diberitahu tentang pengangkatan kembali. Tetapi saya belum mendengar apa-apa sejauh ini, tetapi ketika saya bertanya [mereka mengatakan] orang-orang dapat berharap untuk mendengarnya pada bulan April atau Mei. Dan pertemuan akan diadakan pada bulan Oktober.”

Di situs web Akademi, daftar anggota biasa saat ini dicatat sebagai tidak ada, sementara semua 172 anggota sebelumnya terdaftar dengan pengangkatan mereka yang berakhir pada 31 Desember 2016. "Kantor Pusat" dicatat sebagai terdiri dari Uskup Agung Paglia dan tujuh orang anggota tim.

Tahun lalu paus Francis menggantikan kepala Akademi dan mengubah semua statuta Akademi. Reformasi paus Francis adalah termasuk penghapusan persyaratan bagi anggota untuk menandatangani deklarasi pro-kehidupan.

Vollmer berkomentar dengan prihatin, mengatakan: “Awalnya kita masing-masing harus membuat sumpah di depan Nuncio negara kita bahwa kita akan menjadi Pelayan Kehidupan dan menjunjung tinggi ajaran Magisterium tentang kehidupan. Dan kami belum melihat 'komitmen' yang baru, tetapi kalimat pada undang-undang baru terdengar lebih longgar, dan karena Akademi sekarang terbuka untuk orang-orang dari agama apa pun atau tidak beragama sama sekali, maka sangat patut diragukan bahwa ‘Akademi pro-kehidupan’ itu akan berkomitmen dengan sangat serius kepada Humanae Vitae!"

Pergeseran perhatian dari masalah moral kepada pendekatan ilmiah belaka, adalah menjadi keprihatinan lain yang semakin meningkat. “Penekanan lain yang saya temukan amat menyedihkan adalah bahwa [Akademi] tampaknya hanya tertarik pada masalah sains. Padahal Akademi Ilmu Pengetahuan Kepausan (PAL) telah mencakup hal itu, dengan para ilmuwan dari semua agama atau tidak beragama sama sekali, dan penuh dengan para pemenang Hadiah Nobel. PAL didirikan dengan daftar spesialis campuran termasuk pengacara, dokter, jurnalis, pemimpin pro-life, psikiater, aktivis keluarga, pastor, guru, dan sebagainya, dimana maksud dari para pendirinya adalah untuk dapat mempelajari dan menganalisis penyebab dari tendensi anti-kehidupan dan menemukan cara-cara untuk menangkalnya. Saya kenal dengan para pendirinya, terutama Jerome Lejeune, dengan sangat baik. Ini adalah tugas, dan sayangnya dengan kematian Jerome, wacana Akademi itu menjadi lebih diarahkan pada 'ilmu yang keras' bukannya 'ilmu pro-life',” demikian kata jelas Vollmer.

Jurnalis Maike Hickson dari OnePeterFive menunjukkan bahwa banyak anggota yang diberhentikan, termasuk Kardinal Caffarra dan Kardinal Willem Eijk, serta Prof. Josef Seifert dan Prof. Robert Spaemann, yang memiliki satu kesamaan: keberatan mereka secara terbuka terhadap Amoris Laetitia dan liberalisasi terhadap ajaran moral Gereja yang sejalan dengan itu.

Uskup Agung Paglia dikenal karena dukungannya terhadap pemberian Komuni Kudus kepada pasangan yang bercerai dan "menikah kembali". Paus Fransis juga mengangkatnya sebagai kanselir agung Institut Kepausan Paus Yohanes Paulus II bagi Penelitian tentang Pernikahan dan Keluarga, yang secara tradisional merupakan benteng pengajaran moral yang kuat yang berdasarkan tulisan dan ajaran St. Yohanes Paulus II.

Uskup Agung Paglia menerbitkan sebuah buku, di antara kedua sinode, yang menyarankan Gereja untuk membuka pintu untuk memberikan Komuni kepada orang-orang yang bercerai dan "menikah kembali". Buku itu berjudul Family and Church: an indissoluble bond.” ("Keluarga dan Gereja: sebuah ikatan yang tidak dapat dilanggar.") Dia juga mengundang pasangan-pasangan homoseksual kepada Pertemuan Keluarga Sedunia di Philadelphia pada 2015.

"Sebagai Presiden Akademi Kepausan untuk Kehidupan, saya mendesak Anda untuk menghadapi tantangan baru mengenai nilai kehidupan," kata Paus Francis kepada Paglia dalam surat pengangkatannya. Di sini Paus Francis juga menunjukkan bahwa "ekologi manusia" perlu lebih ditekankan dan bahwa kita semua harus "membantu mengembalikan keseimbangan asli antara manusia dan seluruh alam semesta."

‘Pengurangan penduduk ‘ di dalam dikasteri-dikasteri Vatikan bukanlah hal yang baru dalam Kepausan Paus Fransis. Baru-baru ini, Kongregasi yang dipimpin oleh Kardinal Sarah, Kongregasi untuk Penyembahan Ilahi juga harus menerima perombakan, dan Kardinal Müller diperintahkan oleh paus Francis untuk memecat tiga pastor dari Kongregasinya, Kongregasi untuk Ajaran Iman.


*****




ARTIKEL TERKAIT:
Paus: Akademi Kepausan untuk Kehidupan tidak lagi diharuskan menandatangani pernyataan pro-kehidupan.

*****





No comments:

Post a Comment