PAUS FRANCIS
TELAH MENYINGKIRKAN SETIAP ANGGOTA DARI AKADEMI
PRO-LIFE DI VATIKAN
The Pontifical Academy for Life --
Akademi
Kepausan yang mendukung Kehidupan, yang
merupakan benteng ortodoksi di Vatikan, secara efektif telah ditutup saat ini.
Fri Feb 17,
2017 - 10:24 am EST
·
·
SHUTTERSTOCK.COM
17 Februari 2017 (LifeSiteNews) - Akademi Kepausan untuk (mendukung)
Kehidupan, yang sejak dulu merupakan benteng ortodoksi di Vatikan, sekarang tidak lagi memiliki anggota dan
secara efektif ditutup, setelah reformasi institusi terbaru dari paus Francis.
Paus mengeluarkan undang-undang baru untuk Akademi itu pada
18 Oktober, dan menyingkirkan semua anggotanya. “Ketentuan untuk semua anggota ini
berakhir pada 31 Desember 2016; dan saat ini Akademi sedang menunggu aturan
yang baru,” pastor Andrea Ciucci, seorang anggota staf Dewan Kepausan untuk
Keluarga, mengatakan kepada LifeSiteNews.
"Kami mengharapkan anggota baru dicalonkan dengan
penunjukan dari Bapa Suci dalam minggu-minggu mendatang," kata Ciucci.
Mereka mengharapkan 75 anggota biasa akan diangkat, katanya. Bersama dengan
penunjukan anggota biasa, paus juga meluncurkan sub-kelompok yang disebut "College of Young Scholars,"
yang terdiri dari para peneliti muda di bidang-bidang yang ada. Secara
keseluruhan, orang yang baru diangkat ini tidak akan melebihi 100 anggota.
Christine de Marcellus Vollmer, seorang anggota Akademi sejak
didirikan oleh St. John Paul II pada tahun 1994, mengirim surat Natal dari
Akademi itu kepada LifeSiteNews, di
mana disitu disebutkan adanya berbagai arahan yang diberikan serta berbagai perubahan
terbaru dijelaskan.
Surat yang ditujukan kepada semua anggota mengumumkan
pencalonan Uskup Agung Vincenzo Paglia sebagai presiden dan juga pengesahan
ulang statuta.
Pada saat yang sama, juga diumumkan bahwa pertemuan rutin tahunan akan
ditangguhkan, dan tidak mengundang peserta dari majelis yang akan dibentuk
mendatang.
Vollmer menjelaskan bahwa pada bulan Mei, para anggota
Akademi diundang untuk menghadiri sidang umum pada bulan Maret 2017 yang
kemudian “ditunda” tanpa batas waktu. Pemberitahuan keterlambatan ini diikuti
oleh dokumen yang menjelaskan bahwa semua anggota "ditangguhkan"
dalam tugas mereka. Berita baru muncul yang mengatakan bahwa sidang umum
berikutnya akan berlangsung Oktober 2017.
Majelis Akademi itu menyatukan para spesialis dari seluruh
dunia untuk membahas topik tertentu dan melakukan pertukaran keahlian
lintas-disiplin.
Anggota Akademi lain, yang ingin tetap anonim karena "takut membahayakan pengangkatannya kembali,"
menegaskan perkembangan ini.
“Saya memang mendapat sebuah surat," kata sumber itu
kepada LifeSiteNews melalui email.
“Mereka mengatakan sedang mengkonfigurasi ulang. Mereka mengatakan bahwa diri
mereka akan diberitahu tentang pengangkatan kembali. Tetapi saya belum
mendengar apa-apa sejauh ini, tetapi ketika saya bertanya [mereka mengatakan]
orang-orang dapat berharap untuk mendengarnya pada bulan April atau Mei. Dan pertemuan
akan diadakan pada bulan Oktober.”
Di situs web Akademi,
daftar anggota biasa saat ini dicatat sebagai tidak ada, sementara semua 172 anggota sebelumnya terdaftar dengan
pengangkatan mereka yang berakhir pada 31 Desember 2016. "Kantor
Pusat" dicatat sebagai terdiri dari Uskup Agung Paglia dan tujuh orang
anggota tim.
Tahun lalu paus Francis menggantikan kepala Akademi dan
mengubah semua statuta Akademi. Reformasi paus Francis adalah termasuk penghapusan persyaratan bagi anggota untuk
menandatangani deklarasi pro-kehidupan.
Vollmer berkomentar dengan prihatin, mengatakan: “Awalnya
kita masing-masing harus membuat sumpah di depan Nuncio negara kita bahwa kita
akan menjadi Pelayan Kehidupan dan menjunjung tinggi ajaran Magisterium tentang
kehidupan. Dan kami belum melihat 'komitmen' yang baru, tetapi kalimat pada
undang-undang baru terdengar lebih longgar, dan karena Akademi sekarang terbuka
untuk orang-orang dari agama apa pun atau tidak beragama sama sekali, maka
sangat patut diragukan bahwa ‘Akademi pro-kehidupan’ itu akan berkomitmen
dengan sangat serius kepada Humanae Vitae!"
Pergeseran perhatian dari
masalah moral kepada pendekatan ilmiah belaka, adalah menjadi keprihatinan lain
yang semakin meningkat. “Penekanan lain yang saya
temukan amat menyedihkan adalah bahwa [Akademi] tampaknya hanya tertarik pada masalah
sains. Padahal Akademi Ilmu Pengetahuan Kepausan (PAL) telah mencakup hal itu,
dengan para ilmuwan dari semua agama atau tidak beragama sama sekali, dan penuh
dengan para pemenang Hadiah Nobel. PAL didirikan dengan daftar spesialis
campuran termasuk pengacara, dokter, jurnalis, pemimpin pro-life, psikiater,
aktivis keluarga, pastor, guru, dan sebagainya, dimana maksud dari para pendirinya
adalah untuk dapat mempelajari dan menganalisis penyebab dari tendensi anti-kehidupan
dan menemukan cara-cara untuk menangkalnya. Saya kenal dengan para pendirinya,
terutama Jerome Lejeune, dengan sangat baik. Ini adalah tugas, dan sayangnya
dengan kematian Jerome, wacana Akademi itu menjadi lebih diarahkan pada 'ilmu yang
keras' bukannya 'ilmu pro-life',” demikian kata jelas Vollmer.
Jurnalis Maike
Hickson dari OnePeterFive
menunjukkan bahwa banyak anggota yang diberhentikan, termasuk Kardinal Caffarra
dan Kardinal Willem Eijk, serta Prof. Josef Seifert dan Prof. Robert Spaemann, yang
memiliki satu kesamaan: keberatan mereka
secara terbuka terhadap Amoris Laetitia
dan liberalisasi terhadap ajaran moral Gereja yang sejalan dengan itu.
Uskup Agung Paglia dikenal
karena dukungannya terhadap pemberian Komuni Kudus kepada pasangan yang bercerai
dan "menikah kembali". Paus Fransis juga mengangkatnya sebagai
kanselir agung Institut Kepausan Paus
Yohanes Paulus II bagi Penelitian
tentang Pernikahan dan Keluarga, yang
secara tradisional merupakan benteng pengajaran moral yang kuat yang berdasarkan
tulisan dan ajaran St. Yohanes Paulus II.
Uskup Agung Paglia menerbitkan sebuah buku, di antara kedua
sinode, yang menyarankan Gereja untuk membuka pintu untuk memberikan Komuni kepada
orang-orang yang bercerai dan "menikah kembali". Buku itu berjudul “Family and Church: an indissoluble bond.” ("Keluarga dan Gereja: sebuah ikatan yang tidak dapat
dilanggar.") Dia juga mengundang
pasangan-pasangan homoseksual kepada Pertemuan Keluarga Sedunia di Philadelphia
pada 2015.
"Sebagai Presiden Akademi Kepausan untuk Kehidupan, saya
mendesak Anda untuk menghadapi tantangan baru mengenai nilai kehidupan,"
kata Paus Francis kepada Paglia dalam surat pengangkatannya.
Di sini Paus Francis juga menunjukkan bahwa "ekologi manusia" perlu
lebih ditekankan dan bahwa kita semua harus "membantu mengembalikan
keseimbangan asli antara manusia dan seluruh alam semesta."
‘Pengurangan penduduk ‘ di dalam dikasteri-dikasteri Vatikan
bukanlah hal yang baru dalam Kepausan Paus Fransis. Baru-baru ini, Kongregasi yang
dipimpin oleh Kardinal Sarah, Kongregasi
untuk Penyembahan Ilahi juga harus menerima perombakan,
dan Kardinal Müller diperintahkan oleh
paus Francis untuk memecat tiga pastor dari Kongregasinya, Kongregasi untuk Ajaran Iman.
*****
ARTIKEL TERKAIT:
Paus: Akademi Kepausan untuk Kehidupan tidak
lagi diharuskan menandatangani pernyataan pro-kehidupan.
*****
No comments:
Post a Comment