MENGAPA UMAT KRISTIANI TIDAK
DAPAT MENDUKUNG ‘BLACK LIVES MATTER’
Organisasi Black Lives Matter sepenuhnya
menentang moral dan nilai-nilai Kristiani.
Wed Jun 10,
2020 - 7:12 pm EST
10 Juni 2020 (LifeSiteNews) – Kita bisa menyaksikan banyak foto dan video protes dan kerusuhan melanda seluruh negara dalam
menanggapi kematian George Floyd. Pembunuhan yang tidak adil terhadap George
Floyd telah memicu gerakan melawan kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial.
Gerakan Black Lives Matter (BLM) telah
melompat ke garis depan dalam protes ini dan mendorong daftar tuntutan
kepada mereka yang memiliki ‘hak istimewa’ yaitu kaum kulit
putih.
Dalam episode The Van
Maren Show hari ini, pemimpin pro-kehidupan Afrika-Amerika, Ryan Bomberger,
berbicara tentang kerugian yang diakibatkan oleh organisasi resmi BLM dan cara
terbaik untuk menanggapi ketidakadilan yang terjadi di AS dan di seluruh
Amerika dan di dunia.
Ryan Bomberger dikandung oleh ibunya dalam sebuah pemerkosaan
dan kemudian dia diadopsi kedalam sebuah menjadi keluarga ‘multi-rasial’ dengan
sembilan anak adopsi lainnya dan tiga anak kandung. Bomberger adalah
Profesional Kreatif pemenang hadiah Emmy® dan salah satu pendiri Radiance Foundation. Radiance Foundation
didirikan ‘untuk secara kreatif menegaskan bahwa setiap kehidupan manusia
memiliki tujuannya sendiri.’
Dalam rekaman video, Bomberger dan Van Maren mulai dengan
membahas betapa memilukannya hal itu ketika ada nyawa yang hilang karena
terbunuh. Tragedi ini awalnya menyebabkan persatuan orang-orang yang marah atas
pembunuhan George Floyd, tetapi persatuan ini dengan cepat menjadi luntur dan
dipolitisasi.
Pada intinya, keributan ini bukanlah tentang ras,
tetapi tentang budaya.
"Tapi bagaimana dengan para politisi yang
menyalahgunakan kekuasaan mereka?" tanya Bomberger.
“Bagaimana dengan para politisi yang selama puluhan tahun
telah menciptakan lingkungan yang lebih miskin? Bahwa mereka memang memiliki
tingkat kejahatan yang lebih tinggi? Mereka juga memiliki tingkat aborsi yang
lebih tinggi. Saya memiliki angka bahwa putus sekolah yang lebih tinggi
memiliki peluang ekonomi lebih sedikit. Bagaimana dengan para politisi yang
dimintai pertanggungjawaban atas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan mereka?
Komunitas tanpa ayah jauh lebih rentan terhadap predator apa pun, apakah itu bagi
kepentingan industri aborsi atau obat-obatan. Tetapi saya tidak mendengar hal
itu dibicarakan oleh khalayak luas.”
Bomberger menyoroti fakta bahwa masalah ras masih belum benar-benar
terlihat sampai tahun 1700-an. Juga masalah ras tidak disebutkan dalam Alkitab.
Orang digambarkan sebagai orang Yahudi atau bukan Yahudi dalam Alkitab, bukan
berdasarkan ras.
Gerakan BLM adalah tentang kekuatan hitam dan benar-benar
tanpa Tuhan atau dasar agama apa pun. Tujuan pendirinya adalah untuk
menyebarkan kekuatan hitam di seluruh negara. Bomberger mengakui bahwa masalah rasisme
ada di AS, tetapi dia mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh kelompok BLM
tidak membantu menyelesaikan masalah itu.
Sebaliknya Bomberger mengajak gereja untuk memimpin gerakan.
"Gereja harus menjadi pemimpin dalam hal ini"
“Kami masih memiliki bahan pembicaraan yang sama. Kami masih
berakhir pada titik awal yang sama. Mengapa demikian? Karena gereja tidak
memimpin pandangan dunia sekuler dan gerakan sekuler yang tidak memiliki sifat pengampunan,
tidak ada rekonsiliasi di dalam hatinya, yang harus menuntunnya.”
Bomberger menunjukkan fakta bahwa gerakan hak-hak sipil
berhasil karena didirikan memakai nama agama Kristen. Malcom X dan Martin
Luther King Jr. keduanya menyerukan reformasi rasial, tetapi pendekatan mereka
secara dramatis berbeda. Pidato King sarat dengan kutipan Alkitab, referensi
Alkitab, dan mendorong pendekatan tanpa kekerasan.
Hari ini, gerakan BLM menyerang polisi, mendorong kebencian,
dan menganut prinsip-prinsip yang dianggap mengganggu oleh setiap umat
Kristiani. Namun, Bomberger menunjukkan bahwa ada juga umat Kristiani yang ikut
berbaris dan berpawai bersama kelompok BLM.
Listen to the full episode here:
Bomberger mengingatkan umat Kristiani bahwa gerakan BLM tidak
sesuai dengan nilai-nilai Kristiani.
“Alih-alih menghasut kebencian dan kekerasan, kita
membutuhkan penyembuhan,” kata Bomberger.
Sejak awal, gerakan gerakan BLM juga telah sangat terhubung
dengan gerakan LGBT. Itu dimulai oleh tiga orang wanita dalam menanggapi kasus
Treyvon Martin. Tapi dari sana, hal itu telah berkembang hingga mencakup
seluruh ideologi "menyebarkan kekuatan hitam" di seluruh bangsa.
“Untuk memahami gerakan ini, Anda harus memahami pandangan
dunia dari mereka yang memimpin gerakan ini. Dan ketika Anda memiliki pandangan
dunia yang begitu hancur saat ini, yang begitu terperangkap dalam gerakan ‘kulit
hitam kiri’ yang sangat politis, sehingga hanya nasionalisme kulit hitam yang
dimuntahkan.”
Van Maren menunjuk pada fakta bahwa meskipun gerakan BLM
tidak berakar dalam agama Kristiani, namun tindakan dan kata-kata mereka tetap ‘tampaknya’
religius. Mereka berlutut, mereka melafalkan ‘kredo’ atau kepercayaan mereka.
Hampir seolah-olah sebuah agama baru diciptakan dari gerakan ini.
Bomberger menyebutnya ‘semacam agama,’ tetapi agama yang
tidak berakar pada Kristus atau Alkitab. Alih-alih memimpin gerakan dan
membantu untuk benar-benar menyembuhkan perpecahan, gereja-gereja justru
tersedot ke dalam gerakan BLM yang bertentangan dengan begitu banyak
kepercayaan mereka yang asli.
Bomberger mendorong orang-orang untuk kembali kepada Kitab
Suci dan untuk tidak takut untuk berbicara. Dia menyoroti Mazmur 89:14, yang
berbicara tentang kebenaran, keadilan, kasih yang tak berkesudahan, dan
kebenaran dalam berbicara tentang takhta Allah.
Dia
juga mendorong pendengarnya
untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bekerja dari fondasi Kristiani untuk mengubah budaya.
*****
ayo daftarkan diri anda di 4g3n365*c0m :D
ReplyDeleteWA : +85587781483