Sunday, June 21, 2020

MENGAPA SATANISME SEKARANG BERADA DI PUSAT PERANG BUDAYA ...



These Last Days News - July 3, 2019



MENGAPA SATANISME SEKARANG BERADA DI PUSAT PERANG BUDAYA ...


TFP.org reported on June 26, 2019:

by John Horvat II

Hak dalam hal agama sering dipandang rendah oleh banyak orang Amerika yang terlibat dalam panggung politik. Bagi mereka, hak itu seharusnya tidak ada. Menurut tradisi liberal sekuler, lapangan publik seharusnya bersikap netral terhadap nilai. Setiap intrusi agama ke dalam masalah politik harus dicegah.

Kaum kiri sekuler sangat takut mencampurkan politik dan agama. Para aktivisnya selalu siap untuk menemukan teokrasi di belakang setiap pemimpin Kristen yang menentang urusan publik. Kaum kiri ini menjadi marah melihat orang-orang kristiani yang memerangi aborsi dengan rosario dan doa. Semua permohonan politis kepada Tuhan dan hal-hal rohani, biasanya dianggap sebagai terbelakang dan takhayul serta tanpa harapan.

 

Perubahan Di Pihak Kaum Religius Kiri


Namun, sesuatu yang dramatis mengubah perspektif sekuler steril ini. Belakangan ini, secara tiba-tiba, hal-hal spiritual memasuki ujung tombak dunia politik.

Dan agen-agen perubahan ini berada di pihak kiri.

Kaum kiri ini selalu berusaha untuk membangun ruang dalam agama Kristen. Para pejuang keadilan sosial dan teologi pembebasan rakyat jelata tampaknya tidak pernah berhasil dengan benar. Teriakan mereka untuk mengubah dunia biasanya tidak melampaui paduan suara hangat dari lagu Kumbaya untuk orang Kristen biasa di bangku gereja. Lebih sering daripada tidak, kaum liberal religius mendandani ajaran Kristen dengan pakaian Marxis, yang terlihat palsu. Mereka membayar konsekuensinya dengan jemaat mereka yang semakin menipis. Itu bukanlah usulan yang membawa kemenangan.

 

Inilah sebabnya mengapa gerakan ‘keagamaan kiri baru’ begitu mengejutkan. Namun, para aktivisnya tidak ditemukan di titik mana pun dalam spektrum Kristiani; karena mereka menempati wilayah gelap okultisme.

 

 

Simpati Kepada Iblis


Bagi kaum milenial yang condong ke pihak kiri, tanpa tradisi keagamaan apa pun, maka okultisme merepresentasikan cara yang memberdayakan untuk mengekspresikan pandangan politik kelas kiri mereka secara langsung. Mereka tidak perlu berpakaian tokoh agama untuk memberontak melawan hierarki dan ketertiban. Tokoh-tokoh okultisme adalah contoh yang asli — karena Setan memang menentang Allah dan aturan-aturan-Nya.

Mungkin mengambil satu halaman dari hak religius, kaum kiri mulai menyadari bahwa keyakinan religius jauh lebih tahan lama dan dinamis daripada omong kosong sekuler. Agama mencapai wilayah jiwa terdalam yang dulu disangkal oleh kaum sekuler. Agama memuaskan kerinduan manusia akan tujuan, makna, ritual, dan komunitas.

Ilmu gaib, kini menjadi tidak gaib dan tidak tersembunyi lagi. Semuanya terbuka. Para penyihir muncul dari ruang-ruang gelap mereka dan masuk ke arus utama masyarakat dan media tanpa permintaan maaf atau makeup. Mereka dengan mulus berbaur ikut pawai kaum feminis pro-aborsi, protes kaum sosialis, atau aksi unjuk rasa soal perubahan iklim.

 

 

Bangkitnya Aktivisme Sihir

Bagi kaum milenium yang berada di sisi kiri agama yang progresif, pertarungan tidak lagi tentang pengorganisasian komunitas akar rumput era Obama. Itu sangat kuno. Aktivis-aktivis baru ini menaikkan taruhan dengan menggunakan citra gelap, ritual, dan ritus untuk diperdebatkan di lapangan publik. Ilmu-ilmu hitam adalah bagian dari perangkat alat mereka untuk melakukan perubahan.

Pada audiensi Kavanaugh, misalnya, para penyihir Brooklyn secara terbuka mengutuk dan menyihir calon konservatif untuk Mahkamah Agung. Diketahui juga bahwa "Perlawanan Sihir" terhadap Presiden Trump, yang berupa ribuan penyihir — 13.000 orang banyaknya, yang meminta kepada kuasa-kuasa gelap untuk mengikat segala tindakan presiden Trump setelah pelantikannya.

 

Kemenangan Trump telah memicu ledakan buku manual sihir untuk melakukan aksi politik dengan judul-judul yang membuka tujuan preternatural mereka. Pada tahun 2018, Michael Hughes, misalnya, menulis buku Sihir untuk Perlawanan: Ritual dan Mantra untuk Perubahan. David Salisbury pada tahun 2019 telah menulis buku Aktivisme Sihir: Alat untuk Perlawanan Ajaib (termasuk mantra-mantra untuk keadilan sosial, hak sipil, lingkungan, dan banyak lagi). Dia bahkan meminta para pembacanya untuk memohon kepada dewa Yunani Hermes untuk memberikan pengaruhnya kepada para pembuat hukum dan undang-undang negara dengan efek yang lebih besar. Buku Revolutionary Witchcraft: Panduan untuk Aktivisme Magis oleh Sarah Lyons akan segera dirilis kepada audiens, sebagai target yang empuk.

 

 

Tanpa Menoleh Sedikit pun

Di sisi gelap dari spektrum ini, Kuil Setan tidak berbincang soal posisi politiknya. Kelompok dan anggota mereka  berpakaian serba hitam, seperti yang sering ditampilkan dalam film dokumenter 2019, berjudul Hail Satan ?, oleh Penny Lane, yang diputar di gedung-gedung bioskop nasional. Film itu sengaja diluncurkan pada hari Jumat Agung. Kelompok "non-theistik" ini mendapat ketenaran dari tindakan mereka yang menentang undang-undang serta monumen-monumen mereka yang tidak mencerminkan inspirasi Kristiani.

Pendiri kelompok ini, Lucien Greaves, tidak merahasiakan fakta bahwa "Agenda Homoseksual hanyalah salah satu front dalam Revolusi Setan mereka."

Dia mengambil sikap ‘tanpa-menoleh sedikit pun’ terhadap orang Kristen, dan mengomentari bahwa “dalam merayakan pawai, komunitas LGBTQ dan sekutunya, tidak boleh meminta maaf dan tidak ada konsesi apa pun, tidak menawarkan konsiliasi atau kenyamanan bagi mereka yang mengaku marah atas kepercayaan takhayul mereka."

 


Sebuah Budaya Sihir

Dengan demikian, "budaya penyihir" ini mulai berakar di kalangan milenium yang condong ke kiri, yang meliputi seluruh masyarakat. Manifestasinya dapat berkisar dari pemujaan iblis secara penuh, hingga pemakaian kartu Tarot yang aneh, hingga bagan kelahiran astrologi Alexandria Ocasio-Cortez yang baru dirilis.

Meskipun budaya seperti ini masih belum mendominasi, tetapi ia telah masuk ke arus utama masyarakat dan media dan menyusup ke pihak kiri sekuler. Para penganjurnya tidak memiliki masalah untuk menerobos "tembok" antara gereja dan negara, untuk menjadikan okultisme sebagai komponen utama dalam aktivitas politik mereka.

Budaya penyihir ini menempatkan dirinya di tengah dua pergulatan dialektik yang penting — yang satu bersifat politis dan yang lainnya sangat religius.

 

 

Sebuah Perjuangan Yang Membuat Keabadian


Perjuangan politik saat ini telah memasukkan sosok Setan ke dalam narasi identitas-politik Marxis. Malaikat yang durhaka dan jatuh itu dapat mewakili kelompok “tertindas” yang disukai — apakah itu kaum minoritas, perempuan, homoseksual, atau lainnya. Sedangkan para ‘penindas imajiner,’ Trump misalnya, adalah dianggap mewakili kulit putih, patriarkal, dan Kristen.

Menggunakan Setan sebagai arketipe, memungkinkan kaum kiri ini untuk melakukan perjuangan abadi tanpa membatasinya pada konteks historis. Representasi brutal dari pencitraan Setan hanya berfungsi untuk memperkuat intensitas perjuangan mereka .

“Simbol-simbol dan gambar-gambar yang luar biasa, iblis, dan bahkan hal-hal yang jahat itu disusun kembali sebagai ikon dari para tersangka palsu, yang disalahkan secara keliru, yang dijadikan sebagai kambing-hitam,” tulis Tara Isabella Burton dalam The American Interest.

Untuk alasan ini, debat nasional telah mengambil karakter yang kacau, tidak sopan, tidak rasional, dan bahkan kekerasan yang menggarisbawahi permusuhan abadi antara kedua belah pihak yang tidak akan mengakui adanya kompromi. Wacana publik ditandai oleh kebencian yang jarang terlihat dalam politik Amerika sebelumnya.

Para pengamat sekuler, yang tidak percaya kepada iblis, telah keliru dalam melihat perkembangan baru ini, yang menganggap tidak lebih dari perang metafora dan pencitraan yang kuat. Para politikus kiri akan menyambut sekutu Setan mereka dan mengeksploitasi simbol-simbol setan untuk memajukan tujuannya.

Namun, penyederhanaan seperti itu hanyalah ilusi. Karena revolusi Setan mewakili sesuatu yang jauh lebih kuat dan menyeramkan.

 

 

Merubah Permainan

Perjuangan dialektis kedua adalah yang bersifat religius. Hal itu melibatkan mereka di kedua sisi yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan percaya kepada iblis. Mereka percaya bahwa kekuatan-kekuatan yang terlibat adalah benar-benar dahsyat dan nyata, bukan imajiner. Ini adalah perjuangan antara yang baik dan yang jahat.

Dalam konteks ini, kemunculan satanisme secara terbuka menjadi sangat penting, terutama mengingat perdebatan tentang masa depan model masyarakat liberal sekuler yang telah menyingkirkan model masyarakat supernatural dari kenyataan. Dengan masuknya ilmu gaib dan sihir ke dalam politik, maka permainan telah berubah. Pembentukan politik digunakan untuk mengabaikan kegiatan keagamaan sebagai hal yang tidak penting. Dengan mengabaikan masalah spiritual, maka para politisi modern membuat kemajuan materi menjadi satu-satunya program mereka. Akibat dari materialisme kasar ini adalah kehancuran spiritual masyarakat.

Sekarang ini, okultisme progresif dengan semua penyihir, dukun, dan iblisnya menempatkan masalah spiritual kembali ke jantung perdebatan.

Dengan perubahan ini maka perdebatan, secara ironis, telah bergeser ke area di mana Gereja selalu bertindak secara efektif sepanjang sejarah.

 

 

Perang Yang Sesungguhnya dan Fatima

Memang, bagi umat Katolik, pertempuran untuk merebut jiwa dan masyarakat selalu menjadi perang yang sesungguhnya. Gereja mengajarkan bahwa Allah bertindak dalam sejarah dan bahwa doa, upaya, dan pengorbanan dapat mempengaruhi jalannya peristiwa. Demikian juga, tindakan jahat dari mereka yang terikat pada iblis memiliki efek pada urusan duniawi.

“Seluruh sejarah dunia, seluruh sejarah Gereja, tidak lain adalah perjuangan yang tak terhindarkan antara mereka yang berasal dari Allah dan mereka yang berasal dari iblis, antara mereka yang dari Sang Perawan dan mereka yang dari si Ular,” demikian tulis pemikir Katolik, Prof. Plinio Corrêa de Oliveira, yang menggambarkan perspektif ini. Meski banyak orang modern benci mengakuinya, namun pertanyaan mendasar tentang agama selalu adalah yang benar-benar menggerakkan sejarah.

Pencarian eksistensial manusia atas makna dari segala sesuatu, selalu melewati ranah agama sebelum ia beristirahat dalam aplikasi politik.

Ini adalah sesuatu yang selalu dirasakan dan ditegaskan oleh hak beragama. Para okultis progresif kini menjadikan visi sejarah yang benar ini sebagai milik mereka.

Pesan Bunda Maria di Fatima berbicara di sekitar perang yang nyata dan sesungguhnya ini. Umat ​​Katolik diperingatkan tentang adanya tindakan dari si jahat terhadap jiwa dan masyarakat, yang akan membawa umat manusia kepada kehancuran. Umat beriman diperintahkan untuk melakukan tindakan penebusan dosa, doa, dan perbaikan pribadi untuk menghindari hukuman dari Tuhan. Kemunculan Setan secara terbuka di berbagai tempat kejadian dan peristiwa tampaknya mengindikasikan bahwa perang yang sesungguhnya sedang memasuki fase baru. Kaum kiri memiliki jalan terbuka kepada okultisme untuk membantunya dalam bagian terpenting dari perjuangannya. Sebaliknya, umat Katolik dapat mengharapkan rahmat dan bantuan Surgawi ketika mereka berjuang bagi apa yang mereka tahu akan menjadi kemenangan terakhir dari Bunda Maria.


*****

IBADAH PENYEMBAHAN SETAN - Our Lady of the Roses, Bayside, June 15, 1974
Veronica – Nampak Bunda Maria menunjuk dengan ekspresi sangat marah di wajahnya. Dan saya mengerti — oh, itu amat mengerikan. . .  ya ampun! Saya tahu apa itu; Saya melihat . . . Saya tahu mereka adalah manusia, tetapi mereka mengenakan pakaian hitam dan dengan lubang di wajah mereka. Dan Bunda Maria berkata:

Bunda Maria - "Lihat, anakku, penyembahan terhadap pangeran kejahatan. Kamu terkejut, anakku? Janganlah menipu dirimu bahwa perbuatan ini tidak ada di duniamu saat ini, penyembahan setan. Orang-orang berhala! Orang-orang berhala di Rumah Tuhan! Orang-orang berhala menjelajahi bangsamu, para pemimpin bangsamu menyerahkan diri kepada Setan! " - Our Lady of the Roses, Bayside, June 15, 1974


Our Lady of the Roses, Bayside, June 18, 1987
"Ada banyak publisitas yang sedang terjadi di negaramu dan dunia tentang keberadaan sekte dan kultus setan. Aku harus memberi tahu kamu bahwa mereka memang ada. Mereka menyembah Setan, dan mereka adalah lawan dari semua agama Kristen. Mereka akan melakukan kebalikan dari apa yang diminta. dalam Alkitab. Karena itu, mereka membunuh tanpa penyesalan. Mereka mencuri anak-anakmu dan membinasakan mereka." - Our Lady of the Roses, Bayside, June 18, 1987


Our Lady of the Roses, Bayside, November 23, 1974
"Anakku, para pengikut neraka berusaha untuk merampok Tubuh Putraku. Lindungilah Dia! Jangan biarkan para pengikut setan itu menodai Dia! Tangan-tangan yang kotor dan busuk merenggut Dia. Anakku, selamatkanlah Putraku! Aku meminta kepada anak-anakku di dunia untuk tidak meletakkan Tubuh Putraku di tangan yang tercemar. Janganlah menyerahkan Tubuh Putraku pada tangan yang kotor. Oh celakalah! Apakah yang akan terjadi dengan generasi yang merosot moralnya ini!" - Our Lady of the Roses, Bayside, November 23, 1974


*****





No comments:

Post a Comment