These Last Days News - July 3, 2019
MENGAPA SATANISME SEKARANG BERADA DI PUSAT PERANG BUDAYA ...
TFP.org reported on June 26, 2019:
by John Horvat II
Hak dalam
hal agama sering dipandang rendah oleh banyak orang Amerika yang terlibat dalam
panggung politik. Bagi mereka, hak itu seharusnya tidak ada. Menurut tradisi
liberal sekuler, lapangan publik seharusnya bersikap netral terhadap nilai.
Setiap intrusi agama ke dalam masalah politik harus dicegah.
Kaum kiri
sekuler sangat takut mencampurkan politik dan agama. Para aktivisnya selalu
siap untuk menemukan teokrasi di belakang setiap pemimpin Kristen yang
menentang urusan publik. Kaum kiri ini menjadi marah melihat orang-orang
kristiani yang memerangi aborsi dengan rosario dan doa. Semua permohonan
politis kepada Tuhan dan hal-hal rohani, biasanya dianggap sebagai terbelakang
dan takhayul serta tanpa harapan.
Perubahan Di Pihak Kaum Religius Kiri
Namun,
sesuatu yang dramatis mengubah perspektif sekuler steril ini. Belakangan ini,
secara tiba-tiba, hal-hal spiritual memasuki ujung tombak dunia politik.
Dan
agen-agen perubahan ini berada di pihak kiri.
Kaum kiri
ini selalu berusaha untuk membangun ruang dalam agama Kristen. Para pejuang
keadilan sosial dan teologi
pembebasan rakyat jelata tampaknya tidak pernah berhasil dengan benar.
Teriakan mereka untuk mengubah dunia biasanya tidak melampaui paduan suara
hangat dari lagu Kumbaya untuk orang Kristen biasa di bangku gereja. Lebih
sering daripada tidak, kaum liberal religius mendandani ajaran Kristen dengan
pakaian Marxis, yang terlihat palsu. Mereka membayar konsekuensinya dengan
jemaat mereka yang semakin menipis. Itu bukanlah usulan yang membawa kemenangan.
Inilah sebabnya mengapa gerakan ‘keagamaan kiri baru’ begitu
mengejutkan. Namun, para aktivisnya tidak ditemukan di titik mana pun dalam
spektrum Kristiani; karena mereka menempati wilayah gelap okultisme.
Simpati Kepada Iblis
Bagi
kaum milenial yang condong ke pihak kiri, tanpa tradisi keagamaan apa pun, maka
okultisme merepresentasikan cara yang memberdayakan untuk mengekspresikan
pandangan politik kelas kiri mereka secara langsung. Mereka tidak perlu
berpakaian tokoh agama untuk memberontak melawan hierarki dan ketertiban. Tokoh-tokoh
okultisme adalah contoh yang asli — karena Setan memang menentang Allah dan aturan-aturan-Nya.
Mungkin
mengambil satu halaman dari hak religius, kaum kiri mulai menyadari bahwa
keyakinan religius jauh lebih tahan lama dan dinamis daripada omong kosong
sekuler. Agama mencapai wilayah jiwa terdalam yang dulu disangkal oleh kaum
sekuler. Agama memuaskan kerinduan manusia akan tujuan, makna, ritual, dan
komunitas.
Ilmu gaib, kini menjadi tidak gaib dan tidak tersembunyi
lagi. Semuanya terbuka. Para penyihir muncul dari ruang-ruang gelap mereka dan
masuk ke arus utama masyarakat dan media tanpa permintaan maaf atau makeup.
Mereka dengan mulus berbaur ikut pawai kaum feminis pro-aborsi, protes kaum sosialis,
atau aksi unjuk rasa soal perubahan iklim.
Bangkitnya Aktivisme Sihir
Bagi kaum
milenium yang berada di sisi kiri agama yang progresif, pertarungan tidak lagi
tentang pengorganisasian komunitas akar rumput era Obama. Itu sangat kuno.
Aktivis-aktivis baru ini menaikkan taruhan dengan menggunakan citra gelap,
ritual, dan ritus untuk diperdebatkan di lapangan publik. Ilmu-ilmu hitam
adalah bagian dari perangkat alat mereka untuk melakukan perubahan.
Pada
audiensi Kavanaugh, misalnya, para penyihir Brooklyn secara
terbuka mengutuk dan menyihir calon konservatif untuk Mahkamah Agung.
Diketahui juga bahwa "Perlawanan Sihir" terhadap Presiden Trump, yang
berupa ribuan penyihir — 13.000 orang banyaknya, yang meminta kepada
kuasa-kuasa gelap untuk mengikat segala tindakan
presiden Trump setelah pelantikannya.
Kemenangan Trump telah memicu ledakan buku manual sihir untuk
melakukan aksi politik dengan judul-judul yang membuka tujuan preternatural
mereka. Pada tahun 2018, Michael Hughes, misalnya, menulis buku Sihir untuk Perlawanan: Ritual dan Mantra
untuk Perubahan. David Salisbury pada tahun 2019 telah menulis buku Aktivisme Sihir: Alat untuk Perlawanan Ajaib
(termasuk mantra-mantra
untuk keadilan sosial, hak sipil, lingkungan, dan banyak lagi). Dia bahkan meminta para pembacanya untuk memohon kepada dewa Yunani Hermes untuk memberikan pengaruhnya kepada para pembuat hukum dan
undang-undang negara dengan efek yang lebih besar. Buku Revolutionary Witchcraft: Panduan untuk Aktivisme Magis oleh Sarah
Lyons akan segera dirilis kepada audiens, sebagai target yang empuk.
Tanpa Menoleh Sedikit pun
Di sisi
gelap dari spektrum ini, Kuil Setan tidak berbincang soal posisi politiknya.
Kelompok dan anggota mereka berpakaian serba
hitam, seperti yang sering ditampilkan dalam film dokumenter 2019, berjudul Hail
Satan ?, oleh Penny Lane, yang diputar di gedung-gedung bioskop
nasional. Film itu sengaja diluncurkan pada hari Jumat Agung. Kelompok
"non-theistik" ini mendapat ketenaran dari tindakan mereka yang
menentang undang-undang serta monumen-monumen mereka yang tidak mencerminkan
inspirasi Kristiani.
Pendiri kelompok
ini, Lucien Greaves, tidak merahasiakan fakta bahwa "Agenda Homoseksual
hanyalah salah satu front dalam Revolusi Setan mereka."
Dia mengambil sikap ‘tanpa-menoleh
sedikit pun’ terhadap orang Kristen, dan mengomentari bahwa “dalam
merayakan pawai, komunitas LGBTQ dan sekutunya, tidak boleh meminta maaf dan
tidak ada konsesi apa pun, tidak menawarkan konsiliasi atau kenyamanan bagi
mereka yang mengaku marah atas kepercayaan takhayul mereka."
Sebuah Budaya Sihir
Dengan
demikian, "budaya penyihir" ini mulai berakar di kalangan milenium
yang condong ke kiri, yang meliputi seluruh masyarakat. Manifestasinya dapat
berkisar dari pemujaan iblis secara penuh, hingga pemakaian kartu Tarot yang
aneh, hingga bagan kelahiran astrologi Alexandria Ocasio-Cortez yang baru
dirilis.
Meskipun
budaya seperti ini masih belum mendominasi, tetapi ia telah masuk ke arus utama
masyarakat dan media dan menyusup ke pihak kiri sekuler. Para penganjurnya
tidak memiliki masalah untuk menerobos "tembok" antara gereja dan
negara, untuk menjadikan okultisme sebagai komponen utama dalam aktivitas
politik mereka.
Budaya penyihir ini menempatkan dirinya di tengah dua
pergulatan dialektik yang penting — yang satu bersifat politis dan yang lainnya
sangat religius.
Sebuah Perjuangan Yang Membuat Keabadian
Perjuangan
politik saat ini telah memasukkan sosok Setan ke dalam narasi identitas-politik
Marxis. Malaikat yang durhaka dan jatuh itu dapat mewakili kelompok “tertindas”
yang disukai — apakah itu kaum minoritas, perempuan, homoseksual, atau lainnya.
Sedangkan para ‘penindas imajiner,’ Trump misalnya, adalah dianggap mewakili kulit
putih, patriarkal, dan Kristen.
Menggunakan
Setan sebagai arketipe, memungkinkan kaum kiri ini untuk melakukan perjuangan
abadi tanpa membatasinya pada konteks historis. Representasi brutal dari
pencitraan Setan hanya berfungsi untuk memperkuat intensitas perjuangan mereka .
“Simbol-simbol
dan gambar-gambar yang luar biasa, iblis, dan bahkan hal-hal yang jahat itu
disusun kembali sebagai ikon dari para tersangka palsu, yang disalahkan secara keliru,
yang dijadikan sebagai kambing-hitam,” tulis Tara Isabella Burton dalam The
American Interest.
Untuk
alasan ini, debat nasional telah mengambil karakter yang kacau, tidak sopan,
tidak rasional, dan bahkan kekerasan yang menggarisbawahi permusuhan abadi
antara kedua belah pihak yang tidak akan mengakui adanya kompromi. Wacana
publik ditandai oleh kebencian yang jarang terlihat dalam politik Amerika
sebelumnya.
Para pengamat
sekuler, yang tidak percaya kepada iblis, telah keliru dalam melihat
perkembangan baru ini, yang menganggap tidak lebih dari perang metafora dan
pencitraan yang kuat. Para politikus kiri akan menyambut sekutu Setan mereka dan
mengeksploitasi simbol-simbol setan untuk memajukan tujuannya.
Namun, penyederhanaan seperti itu hanyalah ilusi. Karena revolusi
Setan mewakili sesuatu yang jauh lebih kuat dan menyeramkan.
Merubah Permainan
Perjuangan
dialektis kedua adalah yang bersifat religius. Hal itu melibatkan mereka di
kedua sisi yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan percaya kepada iblis.
Mereka percaya bahwa kekuatan-kekuatan yang terlibat adalah benar-benar dahsyat
dan nyata, bukan imajiner. Ini adalah
perjuangan antara yang baik dan yang jahat.
Dalam
konteks ini, kemunculan satanisme secara terbuka menjadi sangat penting,
terutama mengingat perdebatan tentang masa depan model masyarakat liberal
sekuler yang telah menyingkirkan model masyarakat supernatural dari kenyataan.
Dengan
masuknya ilmu gaib dan sihir ke dalam politik, maka permainan telah berubah.
Pembentukan politik digunakan untuk mengabaikan kegiatan keagamaan sebagai hal
yang tidak penting. Dengan mengabaikan masalah spiritual, maka para politisi
modern membuat kemajuan materi menjadi satu-satunya program mereka. Akibat dari
materialisme kasar ini adalah kehancuran spiritual masyarakat.
Sekarang
ini, okultisme progresif dengan semua penyihir, dukun, dan iblisnya menempatkan
masalah spiritual kembali ke jantung perdebatan.
Dengan perubahan ini maka perdebatan, secara ironis, telah
bergeser ke area di mana Gereja selalu bertindak secara efektif sepanjang
sejarah.
Perang Yang Sesungguhnya dan Fatima
Memang,
bagi umat Katolik, pertempuran untuk merebut jiwa dan masyarakat selalu menjadi
perang yang sesungguhnya. Gereja mengajarkan bahwa Allah bertindak dalam
sejarah dan bahwa doa, upaya, dan pengorbanan dapat mempengaruhi jalannya
peristiwa. Demikian juga, tindakan jahat dari mereka yang terikat pada iblis
memiliki efek pada urusan duniawi.
“Seluruh
sejarah dunia, seluruh sejarah Gereja, tidak lain adalah perjuangan yang tak
terhindarkan antara mereka yang berasal dari Allah dan mereka yang berasal dari
iblis, antara mereka yang dari Sang Perawan dan mereka yang dari si Ular,” demikian
tulis pemikir Katolik, Prof. Plinio Corrêa de Oliveira, yang menggambarkan
perspektif ini. Meski banyak orang modern benci mengakuinya, namun pertanyaan
mendasar tentang agama selalu adalah yang benar-benar menggerakkan sejarah.
Pencarian
eksistensial manusia atas makna dari segala sesuatu, selalu melewati ranah
agama sebelum ia beristirahat dalam aplikasi politik.
Ini
adalah sesuatu yang selalu dirasakan dan ditegaskan oleh hak beragama. Para
okultis progresif kini menjadikan visi sejarah yang benar ini sebagai milik
mereka.
Pesan Bunda Maria di Fatima berbicara di sekitar
perang yang nyata dan sesungguhnya ini. Umat Katolik diperingatkan tentang adanya
tindakan dari si jahat terhadap jiwa dan masyarakat, yang akan membawa umat
manusia kepada kehancuran. Umat beriman diperintahkan untuk melakukan tindakan
penebusan dosa, doa, dan perbaikan pribadi untuk menghindari hukuman dari Tuhan. Kemunculan Setan secara terbuka di berbagai tempat
kejadian dan peristiwa tampaknya mengindikasikan bahwa perang yang sesungguhnya
sedang memasuki fase baru. Kaum kiri memiliki jalan terbuka kepada okultisme
untuk membantunya dalam bagian terpenting dari perjuangannya. Sebaliknya, umat
Katolik dapat mengharapkan rahmat dan bantuan Surgawi ketika mereka berjuang bagi
apa yang mereka tahu akan menjadi kemenangan terakhir dari Bunda Maria.
*****
IBADAH PENYEMBAHAN
SETAN
Veronica – Nampak Bunda Maria menunjuk dengan
ekspresi sangat marah di wajahnya. Dan saya mengerti — oh, itu amat mengerikan.
. . ya ampun! Saya tahu apa itu; Saya
melihat . . . Saya tahu mereka adalah manusia, tetapi mereka mengenakan pakaian
hitam dan dengan lubang di wajah mereka. Dan Bunda Maria berkata:
Bunda Maria - "Lihat, anakku, penyembahan terhadap pangeran kejahatan. Kamu terkejut, anakku? Janganlah menipu dirimu bahwa perbuatan ini tidak ada di duniamu saat ini, penyembahan setan. Orang-orang berhala! Orang-orang berhala di Rumah Tuhan! Orang-orang berhala menjelajahi bangsamu, para pemimpin bangsamu menyerahkan diri kepada Setan! "
"Ada banyak
publisitas yang sedang terjadi di negaramu dan dunia tentang keberadaan sekte
dan kultus setan. Aku harus memberi tahu kamu bahwa mereka memang ada. Mereka
menyembah Setan, dan mereka adalah lawan dari semua agama Kristen. Mereka akan
melakukan kebalikan dari apa yang diminta. dalam Alkitab. Karena itu, mereka
membunuh tanpa penyesalan. Mereka mencuri anak-anakmu dan membinasakan mereka."
"Anakku, para pengikut neraka berusaha untuk merampok Tubuh Putraku. Lindungilah Dia! Jangan biarkan para pengikut setan itu menodai Dia! Tangan-tangan yang kotor dan busuk merenggut Dia. Anakku, selamatkanlah Putraku! Aku meminta kepada anak-anakku di dunia untuk tidak meletakkan Tubuh Putraku di tangan yang tercemar. Janganlah menyerahkan Tubuh Putraku pada tangan yang kotor. Oh celakalah! Apakah yang akan terjadi dengan generasi yang merosot moralnya ini!"
*****
No comments:
Post a Comment