PBB
MERENCANAKAN SEBUAH PEMERINTAHAN TUNGGAL DUNIA YANG TIRAN
PlanetXForum.com reported on September 21, 2017:
by David Martin
Kaum Globalis,
tidak diragukan lagi, sangat menyesal bahwa Presiden Trump diundang untuk
menghadiri Sidang Umum PBB ke-72 pada 19 September 2018 lalu, karena kesempatan
itu memberinya platform untuk memajukan hal-hal yang telah dilawan PBB sejak
awal, yaitu, sebuah koalisi "negara-negara merdeka" yang menentang
despotisme global. Dan sementara beberapa orang akan berpendapat bahwa Amerika
Serikat memiliki kelompok lobi konservatif yang beroperasi di ‘lingkaran luarnya,’
ini hanya dilakukan sebagai kamuflase untuk memberikan udara damai dan
demokrasi kepada organisasi.
Faktanya adalah bahwa PBB tidak pernah berbicara tentang perdamaian, tetapi tentang perang melawan perdamaian, dimana hal ini terbukti terutama oleh ‘permintaan yang haus darah dan anti-kehidupan.’ Kecocokan yang sejati di antara bangsa-bangsa haruslah memiliki dasar dari ajaran Kristus,
bukan ajaran Luciferian di dalam Freemasonry dan Illuminati, namun para eselon PBB adalah terdiri dari anggota masyarakat rahasia
Illuminati yang terlibat dalam sihir dan Satanic Black Mass. Adalah para Grand Master Illuminati inilah yang mendirikan PBB pada tanggal 26 Juni 1945, dengan tujuan untuk memperbudak bangsa-bangsa di bawah pemerintahan tunggal dunia.
Namun hal itu tidak terjadi dalam semalam. Kultus
para Grandmaster Illuminati kembali ke zaman Farisi dengan praktik sihir dan
pembunuhan mereka terhadap Kristus. Bentuk tertulis dari tradisi Farisi adalah
Talmud, yang ditulis oleh keturunan orang-orang
Farisi, yang membentuk tulang punggung Yudaisme modern dan yang melemparkan
penghinaan paling penuh kebencian dan porno terhadap Yesus Kristus, bahkan
mengutuk Dia ke neraka agar mendidih dalam kotoran-Nya sendiri.
Kultus Talmud muncul selama berabad-abad sebagai penganiaya utama terhadap agama, meskipun sebelumnya tidak dikenal dengan nama tertentu
selain "pagan" atau "kafir". Nama "Illuminati,"
menandakan "pembawa cahaya," pertama kali digunakan oleh sekte Jerman
abad ke-15 yang mengklaim memiliki "cahaya" Lucifer.
Gerakan itu kemudian mengambil bentuk yang lebih terstruktur pada 1776
dengan pendirian Ordo Illuminati di Jerman oleh Adam
Weishaupt, seorang filsuf dan Talmud Yahudi. Dia konon bertobat dan menjadi
imam ordo Yesuit, tetapi setelah diusir dari jajarannya, dia memendam kebencian setan terhadap Tuhan dan Gereja Katolik Roma, dan
dari situ dia berkomitmen untuk mendirikan sistem
global yang akan berperang melawan Kristus dan menundukkan masyarakat dunia kepada otoritas sebuah pemerintah dunia, yang dijalankan oleh sebuah elit kecil yang menguasai keuangan dunia.
Sementara itu, Mayer Amschal dari dinasti perbankan Rothschild, terus
mencari cara untuk membangun pengendalian atas dunia melalui kerajaan keuangannya, dan dia menjadi seorang Talmud sendiri. Dia tahu bahwa agar kerajaan
gelapnya berhasil, Gereja Katolik dengan kekuatannya yang cemerlang harus
dihancurkan. Pada 1773 dia bertemu dengan Weishaupt, dan melihat
ambisinya yang menyeramkan, dia menugaskannya untuk merumuskan sebuah sistem yang akan memajukan aspirasinya sendiri, dan pada
gilirannya dia bersumpah untuk mendukung secara
finansial perang Weishaupt melawan agama.
Begitulah kita
melihat kelahiran Illuminati yang, sejak saat itu, akan bekerja tanpa henti
untuk menggantikan Perintah Tuhan dengan perintahnya sendiri. Illuminati
kemudian akan menjadi fondasi dari semua gerakan anarkis untuk diikuti,
termasuk Revolusi Perancis tahun 1789 dan Revolusi Bolshevik di Rusia tahun 1917,
yang didanai oleh Jacob Schiff dan Rothschild di New York. Kultus Talmud ini
kemudian akan mengatur perang melawan Kekristenan melalui markas globalnya di
New York — yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa — pengesahan terakhir yang akan
kita diskusikan segera.
Bank-bank
Illuminati, dengan segala kerahasiaannya sendiri berusaha membuat keuntungan
bagi kelompoknya. Ketika ada orang-orang tertentu mulai menyadari rencana
rahasia mereka di tahun 1800-an, para anggota yang lain merasa perlu untuk
menyamarkan eksistensi mereka untuk menjaga agar publik tetap berada dalam
kegelapan, sehingga mereka bisa mulai beroperasi dengan nama yang berbeda di
berbagai belahan dunia. Karena itulah Dewan Hubungan Luar Negeri lahir (the Council on Foreign Relations). Didirikan pada
tahun 1921, CFR tidak lebih dari cabang Illuminati di Amerika Utara.
Laksamana Chester Ward, mantan Hakim Advokat Angkatan Laut AS, adalah
anggota CFR kelas bawah selama enam belas tahun, sebelum dia mengundurkan diri dengan perasaan jijik. Dia mengatakan: "Tujuan utama dari Dewan Hubungan
Luar Negeri (CFR) adalah mempromosikan pelucutan
kedaulatan dan kemerdekaan nasional AS, dan menenggelamkannya ke dalam pemerintahan tunggal dunia yang amat berkuasa."
Pertimbangkan juga kutipan dari mantan ketua CFR, David Rockefeller: "Beberapa orang bahkan percaya bahwa kita adalah bagian dari komplotan rahasia yang bekerja
melawan kepentingan terbaik Amerika Serikat, dan menuduh keluarga saya dan saya sebagai kaum 'internasionalis' yang bersekongkol dengan orang-orang lain di seluruh dunia untuk membangun struktur politik dan
ekonomi global yang lebih terintegrasi — satu dunia, jika Anda mau. Jika itu adalah tuduhannya, saya merasa bersalah, tetapi saya bangga karenanya." (Memoar, hal. 405, 2002)
Komplotan yang sama,
hari ini sedang bekerja untuk membawa bangsa-bangsa kepada sebuah benturan melalui
benteng politiknya di New York (PBB), seperti yang memicu ancaman nuklir Kim
Jong-un, karena rencana arsitek global di PBB adalah untuk menciptakan keadaan
darurat global yang akan memberi mereka alasan untuk masuk dan menawarkan
"solusi" mereka untuk mewujudkan perdamaian dunia. Dalam hal itu,
pepatah ini adalah benar: Mereka
menciptakan masalah sehingga mereka dapat berbalik dan 'menyelesaikan' masalah
itu.
Kita bisa melihat
strategi ini diterapkan pada akhir Perang Dunia II. Anggota CFR memberi tahu
Presiden Truman bahwa Jepang tidak juga menyerah, untuk meyakinkannya bahwa
intervensi nuklir diperlukan. Padahal sebenarnya Jepang telah menyerah enam
bulan sebelumnya tanpa perlawanan. Rencananya adalah untuk menciptakan teror di
seluruh dunia sehingga negara-negara yang bebas perang akan menyambut gagasan dibentuknya
sebuah organisasi perdamaian dunia. Oleh karena itu bukan kebetulan bahwa nuklir
Hiroshima dan Nagasaki terjadi hanya 2 1/2 bulan sebelum PBB disahkan pada 24
Oktober 1945. Lihat disini:
Pengsahan PBB ini adalah puncak dari perencanaan selama bertahun-tahun oleh CFR, yang telah memperoleh kendali de
facto atas kebijakan luar negeri kita (Amerika Serikat) selama
Pemerintahan Roosevelt. Segera setelah kita masuk kedalam PD II, CFR menanamkan gagasan tentang sebuah organisasi "perdamaian" yang mengatur dunia ini, dan dengan nama Kelompok Agenda Informal, mereka melanjutkan untuk menyusun rencana untuk PBB yang
mereka ajukan kepada FDR. (Global Tyranny... Step
by Step - 03)
Kelompok CFR yang
sama ini sekarang sudah mengontrol dan mengendalikan PBB, dan dengan kedok
perdamaian mereka sekarang berusaha menaklukkan AS di bawah pemerintahan tunggal
dunia yang tak bertuhan, sehingga kita mungkin akan melihat pernyataan Trump
kepada Majelis Umum PBB, "Kita perlu mengalahkan musuh-musuh kemanusiaan,"
karena hal ini merujuk pada visi PBB. Mungkin visi Trump tentang "masa
depan martabat dan perdamaian bersama bagi rakyat di bumi yang indah ini"
akan berfungsi untuk memperoleh dukungan di seluruh dunia untuk memuluskan rencananya
bagi "bangsa-bangsa yang merdeka," dan tidak digunakan oleh kaum globalis
PBB untuk memperoleh dukungan di seluruh dunia bagi rencana mereka untuk membentuk
satu pemerintahan tunggal dunia yang komunistik.
+++++++++++++++++++++++++
Berikut Ini Beberapa Kutipan Dari Pesan-Pesan Bayside Yang
Berkaitan Dengan Tulisan Di Atas:
"Negaramu harus mengirimkan dari pantai-pantainya koalisi PBB ... Aku harus memperingatkan kamu saat ini, sebagai Ibumu, bahwa kamu harus menjauhkan
dirimu dari kumpulan gereja-gereja dunia ini.
Puteraku telah memberimu Gereja-Nya yang sejati di dunia. Semua orang lain telah meninggalkannya, karena mereka
tidak bisa mengikuti aturannya. Seperti pengunjuk rasa, mereka telah mengesampingkan
kebenaran." - Our Lady, Bayside, 13 September 1975
No comments:
Post a Comment