VATIKAN
MENGANULIR SUARA USKUP-USKUP AS TENTANG LANGKAH-LANGKAH REFORMASI PELECEHAN
SEKSUAL
Catholic News Agency
November 12, 2018
November 12, 2018
Oleh : Ed Condon
Baltimore, Md., Nov 12, 2018 / 07:57
(CNA / EWTN News) .- Kardinal Daniel DiNardo, presiden Konferensi Waligereja AS
telah mengatakan kepada para uskup Amerika bahwa mereka tidak akan mengambil
keputusan apapun terhadap dua proposal kunci yang sebenarnya mereka harapkan
dapat membentuk dasar tanggapan Gereja terhadap krisis pelecehan seksual.
Berita itu datang pada awal sidang umum
konferensi para uskup AS, yang bertemu di Baltimore pada 12-14 November.
Instruksi tersebut, untuk menunda ‘pertimbangan
kode etik baru bagi para uskup’ serta ‘pembentukan sebuah badan yang dipimpin
kaum awam untuk menyelidiki para uskup yang dituduh melakukan pelanggaran,’ datang
langsung dari Tahta Suci, demikian DiNardo mengatakan kepada seisi ruangan
konferensi yang nampak terkejut.
DiNardo mengatakan bahwa Tahta Suci
meminta dengan tegas agar pertimbangan langkah-langkah baru itu ditunda sampai ada kesimpulan dari
sebuah pertemuan khusus yang akan diadakan oleh Paus Francis pada Februari
2019. Pertemuan itu, yang akan dihadiri oleh presiden konferensi uskup dunia,
akan membahas krisis pelecehan seksual global.
Sambil meminta maaf karena mengubah
jadwal konferensi pada menit terakhir, DiNardo mengatakan bahwa dia baru
diberitahu oleh Roma mengenai keputusan itu kemarin malam.
Menjelang pertemuan para uskup, dua
dokumen telah diedarkan, yaitu : 1) Sebuah rancangan mengenai Standar Perilaku
bagi para uskup, dan 2) Sebuah proposal untuk membentuk komisi penyelidikan
khusus yang baru, guna menangani tuduhan-tuduhan yang dibuat terhadap para
uskup.
Proposal ini dianggap sebagai kesempatan
terbaik bagi para uskup untuk membuahkan hasil yang substantif selama pertemuan
itu, dan memberi sinyal kepada umat beriman di Amerika bahwa mereka (para
uskup) telah mengambil tindakan tegas dalam menghadapi serangkaian skandal yang
telah mengguncang Gereja di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir.
Berbicara tentang hal itu, bahwa, bahkan
sebelum sesi konferensi dimulai ia telah dipanggil untuk menyampaikan pesan
itu, DiNardo mengatakan kepada para uskup bahwa dia jelas "kecewa"
sekali dengan keputusan Roma. Kardinal mengatakan bahwa, meskipun ada
intervensi tak terduga dari Roma, dia berharap bahwa pertemuan Vatikan itu
nantinya akan menghasilkan buah, dan bahwa pertimbangannya itu akan membantu
meningkatkan langkah-langkah akhir para uskup Amerika.
Sementara DiNardo masih berbicara, Kardinal
Blase Cupich dari Chicago melakukan intervensi dari tempat duduknya, dan
menyatakan dukungannya terhadap paus.
"Sudah jelas bahwa Takhta Suci menganggap
serius krisis pelecehan ini," kata Cupich. Pada saat yang
sama, dia menyarankan agar pekerjaan yang telah dilakukan untuk mempersiapkan
kedua proposal tersebut tidak boleh sia-sia.
Cupich menyarankan bahwa jika konferensi
tidak bisa mengambil suara yang mengikat, mereka hendaknya tetap melanjutkan
diskusi mereka dan menyimpulkan dengan resolusi suara pada dua langkah
tersebut.
Ini, katanya, akan membantu membekali
Kardinal DiNardo untuk mempresentasikan pemikiran para uskup Amerika selama
pertemuan Februari mendatang, di mana dia akan mewakili konferensi uskup AS.
“Kita harus benar-benar jelas dengan
[DiNardo] di mana kita berdiri, dan menjadi jelas dengan orang-orang kita di
mana kita berdiri,” kata Cupich.
Meski mengakui bahwa pertemuan Februari
itu penting, dia tahu bahwa menanggapi krisis penyalahgunaan "adalah
sesuatu yang tidak dapat kita tunda, ada urgensi di sini."
Cupich melanjutkan dengan usulan untuk
memajukan pertemuan para uskup Amerika berikutnya, yang saat ini sudah
dijadwalkan pada bulan Juni 2019. Sebagai gantinya, dia menyarankan agar para
uskup hendaknya mengadakan pertemuan kembali pada bulan Maret 2019 untuk
mengambil tindakan sesegera mungkin, setelah sesi
pertemuan Februari di
Roma.
No comments:
Post a Comment