MENJAWAB DELAPAN PERTANYAAN
TENTANG API PENYUCIAN:
WAWANCARA DENGAN SUSAN
TASSONE
Tidak diragukan lagi, sekitar bulan November, Anda dapat
memastikan bahwa tanda web mereka akan menunjukkan adanya acara mendatang
bersama Susan Tassone. Sayangnya, saya tidak
pernah menghadiri ceramahnya atau bertemu dengannya secara pribadi, tetapi saya
akrab dengan tugasnya. Ketika saya masih muda, saya menemukan karya seorang
wanita Eropa Timur bernama Maria Simma
yang menerima kunjungan dari jiwa-jiwa suci di Api Penyucian (Holy Souls).
Karena ketertarikan saya pada penampakan-penampakan Maria, maka gagasan seperti
itu selalu memikat hati saya, dan saya menjadi yakin akan kebutuhan doa bagi
jiwa-jiwa malang di Api Penyucian. Sejak pertemuan itu, saya selalu
mengingatnya, terutama selama bulan November.
Bulan November adalah bulan yang didedikasikan untuk jiwa-jiwa
di Api Penyucian, dan saya mencoba menghubungi Susan Tassone melalui seorang
teman, menanyakan apakah dia mau berpartisipasi dalam wawancara untuk
meningkatkan kesadaran tentang jiwa-jiwa di Api Penyucian. Dia dengan ramah
menerima undangan saya. Susan Tassone diakui sebagai salah satu cendekiawan
terkemuka tentang Api Penyucian dan dia telah menerbitkan banyak tulisan daripada
siapa pun dengan tulisan-tulisannya yang bersifat informativ dan devosional.
Buku-bukunya banyak dicari dan merupakan buku terlaris baik di penerbitnya dan di
berbagai toko, termasuk Katalog Religius
EWTN.
Dalam buku Berdoa Bersama
Orang-Orang Kudus Bagi Jiwa-Jiwa Suci Di Api Penyucian, (Praying
with the Saints for the Holy Souls in Purgatory) Susan menceritakan asal-usul devosinya kepada Jiwa Suci itu.
Pada tahun 1983, Susan terlibat dalam kecelakaan, yang menyebabkan kakinya
rusak permanen (atau begitulah yang dia pikir). Kebetulan lima puluh tahun
sebelumnya, sampai hari itu, salah satu kerabat Susan juga terlibat dalam
kecelakaan, tetapi dia tidak seberuntung itu; dia tidak bertahan hidup. Susan
menyadari dirinya selamat karena dia punya misi.
Sepuluh tahun setelah kecelakaan yang mengubah hidupnya,
Susan mengalami penyembuhan ajaib selama peziarahan Maria, dan setelah ziarah
itu, misinya terungkap: untuk menjadi devosan bagi Jiwa-jiwa Suci di Api
Penyucian. Satu buku yang sederhana, Read it or
Rue it, telah mengubah
hidupnya, ketika dia menghadapi penderitaan dari Jiwa-jiwa Suci.
Dia mengerti bahwa jiwa-jiwa suci itun akan membalas hingga 10.000
kali lipat dari perbuatan baik kepada kepada mereka. Segera dia menjadi ketagihan!
Misinya dimulai dengan mengumpulkan uang untuk mengadakan Misa untuk jiwa-jiwa
suci. Pada saat publikasi buku tersebut, lebih dari 2 juta dolar telah
dikumpulkan untuk intensi-intensi Misa bagi jiwa-jiwa suci di Api Penyucian.
Selain misinya mengumpulkan intensi Misa untuk jiwa-jiwa suci,
Susan telah menulis (setidaknya) delapan buku tentang Api Penyucian, dan telah
melakukan wawancara yang tak terhitung jumlahnya di berbagai media. Hari ini,
dengan senang hati saya membagikan wawancara saya dengan hamba dari jiwa-jiwa suci
di Api Penyucian yang luar biasa ini, yang penuh iman dan sangat berbakti.
Pertanyaan satu:
Pastor Looney: Apakah konsensus tradisi Katolik kita dalam hal Api
Penyucian?
Susan Tassone: Saya belajar bahwa ada tiga poin utama yang disetujui oleh
setiap orang:
Pertama, api yang digambarkan oleh orang-orang kudus adalah api yang
bersifat positif, cinta kasih Tuhan yang membara. Itu bisa disebut sebagai API
TUHAN. Bukan api fisik seperti yang kita kenal; tetapi Api Penyucian adalah sebuah
pembakaran batin, sebuah semangat spiritual demi kasih kepada Tuhan. Jiwa di
Api Penyucian melihat Allah dalam segala kemuliaan-Nya dan saat ini mereka
tidak dapat bersama-Nya sehingga mereka merasa terbakar “di dalam batinnya”
bagi Allah. Itu adalah kasih Allah yang membara — kerinduan Allah akan
jiwa-jiwa yang menciptakan kerinduan mereka bagi Allah!
Kedua, sebuah konsep yang semua orang setuju adalah bahwa
jiwa-jiwa suci di Api Penyucian membutuhkan doa-doa kita, terutama melalui tindakan
ini: Misa Kudus, doa Rosario, doa Jalan Salib, Adorasi Ekaristi. Ada berbagai indulgensi
yang melekat pada devosi-devosi ini yang dapat kita terapkan bagi jiwa-jiwa
yang menderita di Api Penyucian. Saya menyebutnya sebagai empat Pilar Devosi.
Ketiga, ketika seseorang telah meninggal, kita merasa sedih dan berduka.
Kami ingin melakukan sesuatu. Saya telah menerbitkan cara-cara paling kuat
untuk membantu jiwa-jiwa suci di Api Penyucian yang mencakup pengumpulan
doa, devosi, meditasi, membuat tulisan-tulisan, membaca Kitab Suci, dan
lain-lain, yang merupakan sarana sempurna untuk menunjukkan kasih kita kepada
jiwa-jiwa suci itu. Jiwa-jiwa itu paling mengkhawatirkan keselamatan kita,
terutama keluarga mereka. Mereka menjadi pendoa syafaat yang kuat bagi kita
sepanjang hidup. Katekismus memberi tahu kita banyak hal dalam paragraf 958.
Semakin banyak kita berdoa bagi mereka, semakin kuat syafaat mereka bagi kita. Karena
itu janganlah pernah berhenti berdoa untuk jiwa suci di Api Penyucian !
Pertanyaan dua:
Pastor Looney: Bolehkah kita takut kepada Api Penyucian?
Susan Tassone: Beberapa orang melihat Api Penyucian sebagai “hukuman.” Tetapi
sebenarnya tidak. Api Penyucian bukanlah tempat yang menakutkan. Tuhan
mengasihi kita lebih dari siapa pun dan lebih dari siapa pun yang bisa
mengasihi! Kasih-Nya itulah yang membersihkan dan memurnikan kita untuk dapat
berdiri di hadapan hadirat-Nya. Tuhan adalah penuh dengan kemurnian yang tak
terkatakan. Karena dosa dan keegoisan kita, kita membutuhkan pemurnian dan
penyembuhan. Ini adalah keindahan surgawi dari Allah yang menggairahkan
jiwa-jiwa ini dan mereka tidak akan mau pergi ke hadapan-Nya dengan membawa noda
sedikitpun juga. Api Penyucian adalah tempat pemulihan besar: tempat di mana
ketidak-sempurnaan dan kesalahan kita dimurnikan agar mencerminkan citra Allah
yang bercahaya. Ini adalah api penyucian yang penuh kasih, sebuah penyucian yang
menyembuhkan. Sebuah tanda yang indah dari kasih Tuhan. Itu adalah mahakarya
dari rahmat-Nya. Dengan semuanya ini, kita harus bersyukur atas doktrin yang
penuh belas kasih ini.
Pertanyaan tiga:
Pastor Looney: Mengapa kita perlu berdoa bagi jiwa-jiwa suci itu?
Susan Tassone: Keadilan Tuhan menuntut penghapusan dosa-dosa mereka dan Tuhan
menaruh di tangan kita sarana-sarana untuk menolong mereka. Yesus memberi tahu
St. Faustina: “Mereka sedang membayar denda atas keadilan-Ku. Adalah berada dalam
kemampuanmu untuk memberikan bantuan bagi mereka ... Kerahiman-Ku memang tidak
menginginkan hal ini, tetapi keadilan-Ku menuntut demikian ... “ (Diary 20,
1226).
Tuhan memberi kita kekuatan dan hak istimewa untuk meringankan
dan membebaskan mereka dari api penyucian melalui Misa, Rosario, Jalan Salib,
Adorasi dan mempersembahkan rasa sakit, sukacita dan penderitaan kita bagi
mereka. Setelah jiwa meninggalkan tubuh maka saat untuk mendapatkan pahala bagi
diri sendiri telah habis. Mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk pembebasan
mereka. Mereka tidak dapat menerima sakramen-sakramen atau mendapatkan
indulgensi. Mereka bergantung sepenuhnya pada kemurahan hati kita yang masih
berada di dunia. Kita adalah pembebas mereka. Surga mendorong semua tindakan
ini dan kita membebaskan mereka. Dalam prosesnya, setelah dibebaskan, kita akan
mendapatkan para pendoa syafaat yang baru selama sisa hidup kita.
Pertanyaan empat:
Pastor Looney: Beberapa orang menolak gagasan mengenai Api Penyucian.
Sebagian orang tidak percaya bahwa tempat itu ada. Sebagai sebuah Gereja, kita
sering menghindar dari topik ini. Apa yang ada di balik ini?
Susan Tassone: Dalam beberapa dekade setelah Konsili Vatikan Kedua
(1962-1965) topik Api Penyucian kurang begitu diajarkan di kelas-kelas agama
(termasuk di beberapa seminari) atau disampaikan dalam homili-homili karena masalah
itu dianggap "pra-Vatikan II" daripada Gereja Doktrin. (Dengan cara berpikir
yang sama, devosi terhadap Maria dianggap kuno, jika tidak, hampir usang.)
Hasilnya adalah generasi muda yang hanya sedikit belajar, atau sama sekali
tidak belajar, tentang iman, rahmat,
dosa, neraka, dan api penyucian. Kemudian, ketika mereka menjadi guru atau menjadi
orang tua, mereka tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman untuk berbicara
tentang api penyucian kepada siswa atau anak-anak mereka sendiri. Untungnya,
ada perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir, dan api penyucian adalah
salah satu topik yang paling sering ditanyakan di antara umat beriman.
Pertanyaan lima:
Pastor Looney: Sebagai seorang imam, saya melakukan perencanaan
pemakaman dengan orang-orang. Berkali-kali orang yang berduka mengatakan bahwa
mereka tahu jika orang yang mereka kasihi telah berada di Surga (mereka menolak
Api Penyucian secara implisit). Kadang-kadang pada Misa pemakaman, imam mengkanonisasi
(menganggap suci) almarhum. Bagaimana komentar Anda dalam masalah ini?
Susan Tassone: Beberapa imam yang saya ajak bicara mengatakan bahwa kita
perlu berbicara tentang kebenaran dan tidak menyangkal atau menyembunyikan
gagasan mengenai Api Penyucian dari orang-orang. Kita harus ingat bahwa Tuhan
adalah Hakim, bukan kita. Kita tidak tahu apakah jiwa itu secara sempurna selaras
dengan kehendak Tuhan saat kematiannya. Hanya Tuhan saja yang tahu itu. Kita
tidak boleh terlalu cepat berhenti mempersembahkan Misa atau doa bagi orang-orang
yang kita cintai yang telah meninggal. Siapakah yang paling Anda rindukan dalam
hidup? Siapakah yang membantu Anda secara rohani? Persembahkanlah Misa-Misa bagi
mereka dan jangan lupa untuk berdoa bagi jiwa-jiwa mereka.
Pastor Looney: Menambahkan apa yang dikatakan Susan, terkadang saya punya kenalan
orang-orang yang mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak perlu mengadakan
Misa untuk orang-orang yang mereka cintai karena mereka percaya mereka sudah
berada di Surga. Saya biasanya menanggapi dengan memberi tahu orang itu bahwa mengadakan
Misa adalah cara bagi kita untuk bersekutu dengan orang yang kita cintai,
karena liturgi kita di dunia adalah partisipasi dalam liturgi surgawi. Jika hal
ini bisa meyakinkan orang itu, maka manfaat bagi orang yang telah meninggal pasti
akan didapatkan dari Misa yang berikutnya!
Pertanyaan enam:
Pastor Looney: Berbicara tentang intensi Misa, apa yang terjadi pada
intensi Misa kita jika almarhum sudah berada di Surga dan tidak lagi ditahan di
Api Penyucian?
Susan Tassone: Tidak ada doa yang sia-sia bagi Tuhan. Jika orang yang
meninggal masih juga didoakan dengan mempersembahkan Ekaristi atau dengan sebuah
doa tertentu tetapi jiwa itu tidak membutuhkan pemurnian lebih lanjut, maka doa
itu tidak akan sia-sia. Almarhum yang berada di surga menerima dua rahmat luar
biasa: peningkatan keakraban dengan kasih Tuhan dan peningkatan kekuatan
syafaat (pengantaraan) mereka sendiri. St. Thomas Aquinas menyebut ini “kemuliaan
yang tidak disengaja.” Pelajaran yang bisa diambil di sini: jangan pernah
berhenti berdoa untuk orang yang meninggal. Tuhan tidak pernah bisa dikalahkan
dalam kedermawanan-Nya!
Pertanyaan tujuh:
Pastor Looney: Tahun depan menandai 100 tahun Fatima. Selama
penampakan, anak-anak visiuner disana bertanya tentang seorang pemuda yang baru
saja meninggal. Bunda Maria memberi tahu anak-anak itu, bahwa orang tersebut
akan berada di api penyucian sampai akhir zaman. Apa yang harus kita lakukan dalam
hal ini, karena bagaimanapun, yang meninggal itu adalah orang muda?
Susan Tassone: Suster Lucia bertanya kepada Bunda Maria tentang teman
mereka, Amelia, yang berusia antara delapan belas dan dua puluh tahun. Amelia
meninggal dalam situasi yang melibatkan perilaku tidak bermoral. Hanya Tuhan
yang tahu mengapa jiwa itu akan berada di api penyucian sampai akhir dunia.
Untuk berada di api penyucian, dia harus sangat menyesal atas dosa-dosanya.
Namun, ketika dia meninggal, dia tidak memiliki waktu yang cukup untuk membuat penebusan
atas hukuman sementara karena dosa-dosanya. Ini adalah pengingat yang baik untuk
mempraktekkan tindakan kebajikan, sering menerima sakramen-sakramen, rajin berdoa,
melakukan penebusan dosa dan membuat perbaikan sekarang, sementara kita masih hidup,
untuk menghindari api penyucian.
Pertanyaan delapan:
Pastor Looney: Selama bulan Mei banyak orang akan
meningkatkan perbuatan kesalehan Maria; selama bulan Juni mereka berdoa kepada
Hati Kudus; pada bulan Oktober mereka sering berdoa rosario. Bagaimana kita
bisa menghormati dan berdoa bagi jiwa-jiwa suci di Api Penyucian selama bulan
November?
Susan Tassone:
- Misa, Misa dan Misa. Ini
adalah cara paling kuat untuk membantu meringankan dan melepaskan jiwa-jiwa
suci itu. Persembahkanlah Misa, atau Misa Gregorian, melalui Persekutuan
Kesalehan St. Joseph (http:
//www.pusj.org/). Saya mendorong orang-orang untuk memasukkan Misa
Gregorian ke dalam rencana-rencana Anda! Ia adalah berupa 30 kali Misa
berurutan untuk satu jiwa yang telah meninggal. Devosi dipopulerkan oleh
Paus St. Gregorius Agung. Suatu jiwa akan dibebaskan dari Api Penyucian setelah St.
Gregorius mempersembahkan 30 Misa untuknya.
Apakah ini menjamin bahwa jika kita telah mempersembahkan 30
Misa maka jiwa itu akan dibebaskan dari Api Penyucian? Tidak ada jaminan,
tetapi Gereja menunjukkan keampuhan dari Misa!
- Bersama Misa Kudus adalah doa
Rosario! Mengapa? Karena indulgensi yang melekat padanya. Rosario adalah merupakan
doa Maria yang paling kuat di samping Misa Kudus. Saya memiliki Rosario
untuk jiwa-jiwa suci di Api Penyucian. Ia memiliki setiap petikan Kitab
Suci dan referensi yang terkait dengan Api Penyucian.
- Jalan Salib adalah bentuk
devosi lainnya bagi jiwa-jiwa suci. Kitab Suci dan iman kita dalam
Persekutuan Para Kudus mendorong kita untuk mengingat keluarga atau teman
kita yang telah meninggal.
Cara apa yang lebih baik untuk berdoa bagi mereka selain
dengan merenungkan jam-jam terakhir Kesengsaraan Yesus. Ini adalah panduan yang
indah untuk devosi yang penting ini. Saya telah menulis buku Jalan
Salib untuk Jiwa Suci di Api Penyucian yang telah terjual lebih dari 85.000
eksemplar. Saya suka menganggapnya sebagai 85.000 jiwa yang dibebaskan dari Api
Penyucian.
- Hari
demi hari untuk Jiwa Suci di Api Penyucian: 365 Refleksi juga bisa
menjadi bantuan doa yang kuat untuk membantu Jiwa Suci.
Pastor Looney: Untuk memberi daftar bagi Anda, saya bisa menambahkan mengunjungi
pemakaman selama bulan November, tetapi terutama selama delapan hari
pertama setelah meninggal dunia. Ada indulgensi penuh yang melekat pada praktik renungan
ini, yang hanya dapat diperoleh untuk
jiwa-jiwa malang di api
penyucian. Saya juga merekomendasikan doa
St. Gertrude Agung
untuk melepaskan jiwa-jiwa dari api
penyucian.
No comments:
Post a Comment