Thursday, October 22, 2020

FRANCIS MENYATAKAN DUKUNGANNYA PADA ‘PERKAWINAN’ SIPIL SESAMA JENIS

 These Last Days News - October 21, 2020

  

 

 

FRANCIS MENYATAKAN DUKUNGANNYA PADA ‘PERKAWINAN’ SIPIL SESAMA JENIS

UNTUK PERTAMA KALINYA 

https://www.tldm.org/news47/francis-declares-support-for-same-sex-civil-unions-for-the-first-time.htm 

 

ChurchMilitant.com reported on October 21, 2020:

by Jules Gomes

 

Dalam semangat pembangkangan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap ajaran Katolik, yang mendefinisikan tindakan homoseksual sebagai "jahat secara intrinsik," paus Francis menyerukan undang-undang perkawinan sipil untuk pasangan sesama jenis.

 

Saat diwawancarai untuk film dokumenter panjang Francesco, Paus menegaskan bahwa kaum homoseksual tidak hanya "memiliki hak untuk menjadi bagian dari keluarga" tetapi juga "memiliki hak untuk membentuk sebuah keluarga."

 

"Tidak ada yang boleh disisihkan, atau dibuat sengsara karenanya," tegas Francis dalam film itu, yang ditayangkan perdana Rabu di Festival Film Roma, menurut Catholic News Agency.

 

"Yang harus kita miliki adalah undang-undang persatuan (‘perkawinan’) sipil; dengan cara itu tindakan mereka itu (perkawinan sejenis) dilindungi secara hukum," catat Francis, dimana dengan pernyataan ini Francis telah mencampakkan deklarasi tahun 2003 oleh Kongregasi untuk Doktrin Iman, yang dengan tegas menyatakan "...bahwa penghormatan terhadap orang-orang homoseksual tidak dapat mengarah pada tindakan untuk menyetujui perilaku homoseksual atau pengakuan hukum atas perkawinan homoseksual."

 

"Dukungan paus Francis untuk serikat sipil sesama jenis adalah langkah maju yang besar dalam dukungan gereja terhadap orang-orang LGBTQ. Ini sejalan dengan pendekatan pastoralnya kepada orang-orang LGBT, termasuk umat Katolik LGBT, dan mengirimkan sinyal yang kuat ke negara-negara tempat gereja telah menentang undang-undang semacam itu," kata aktivis dan pelaku homoseksual, pastor James Martin, S.J. dengan penuh kemenangan tweeted.  

 

 

'Kebenaran Pastoral' vs. 'Kebenaran Dogmatis'

 

Berbicara kepada Church Militant, teolog dan kritikus budaya pastor Athanasius St. Michel mencatat bahwa "strategi yang sama untuk mengatur ulang etika Kristiani yang telah memutarbalikkan dan mencemari badan-badan gerejawi lainnya [Protestan] sekarang sedang diulangi di Vatikan."

Dari tempat retretnya di Prancis utara, dia menjelaskan:

 

Ada keniscayaan yang mengerikan tentang pernyataan terbaru paus tentang seks. Ini seperti menyaksikan pawai Antonio Gramsci melalui institusi-institusi yang terkena dampak mikrokosmos di Vatikan itu sendiri.

 

Seperti biasa, paus Francis memulai rekonfigurasi dengan menyalahgunakan istilah jimat "pastoral." Tapi bagaimana bisa ada bermacam bentuk "kebenaran." Bagaimana kebenaran pastoral bisa berbeda dari kebenaran dogmatis atau teologis? Gereja Katolik yang mengklaim sebagai agen kebenaran universal, tetapi Francis menggantinya dengan kebenaran pastoral.

 

Apakah Francis tidak tahu bahwa dengan mengklaim pasangan homoseksual memiliki hak atas kehidupan berkeluarga, maka dia menggunakan skala nilai-nilai humanistik yang berlawanan - hak asasi manusia - dan mendefinisikan kembali "keluarga" dengan cara yang akan mengurangi dan menghancurkan klaim keluarga biologis heteroseksual?

 

Sebagai uskup agung di Buenos Aires, Argentina, paus Francis telah mendukung ‘persatuan sipil’ untuk pasangan homoseksual, sebagai alternatif dari istilah ‘pernikahan sesama jenis.’ Namun, ini adalah pertama kalinya dia secara terbuka mendukung serikat sipil gay sebagai paus.

 

 

Dukungan LGBT yang telah lama ada

 

Juan Carlos Cruz dari Chili, seorang homoseksual dan penyintas pelecehan seksual oleh klerus, adalah salah satu karakter utama dalam film dokumenter oleh Evgeny Afineevsky. Cruz mengatakan bahwa Francis mengatakan kepadanya bahwa Tuhan menjadikan Cruz sebagai orang gay, selama pertemuannya dengan Paus pada tahun 2018.

 

Film biografi itu membahas penjangkauan pastoral paus kepada individu LGBT. Ia juga menyampaikan kisah tentang paus Francis yang mendorong dua pria Italia sebagai pasangan gay untuk membesarkan anak-anak mereka di gereja paroki setempat.

 

Dalam buku On Heaven and Earth: Pope Francis on Faith, Family, and the Church in the Twenty-First Century, tahun 2013, paus Francis menyebut hukum "mengasimilasi" hubungan homoseksual dengan pernikahan "sebagai regresi antropologis."

 

Francis juga mencatat bahwa jika pasangan sesama jenis "diberi hak adopsi, mungkin ada anak-anak yang terpengaruh oleh perilaku homosex. Setiap orang membutuhkan ayah laki-laki dan ibu perempuan yang dapat membantu mereka membentuk identitas mereka."

 

"Kita tahu pada bab selanjutnya. Anak-anak akan dibeli dan dipisahkan dari orang tua kandung mereka dan dijual kepada pasangan gay untuk menumbuhkan rasa hak asasi mereka dalam konteks neo-keluarga. Akankah anak-anak ini tidak memiliki hak asasi manusia? Namun tidak demikian jika paus Francis mengejar kebijakan pastoral relativisme," demikian pastor Athanasius memprediksi.

 

"Pengakuan hukum atas serikat homoseksual atau menempatkan mereka pada tingkat yang sama dengan pernikahan (heteroseksual), tidak hanya berarti persetujuan atas perilaku menyimpang, dengan konsekuensi menjadikan relasi homosex menjadi model dalam masyarakat saat ini, tetapi juga mengaburkan nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh warisan bersama umat manusia," demikian pernyataan peringatan Kardinal Joseph Ratzinger saat itu.

 

"Dalam situasi, di mana serikat homoseksual telah diakui secara hukum atau telah diberi status hukum dan hak milik perkawinan, maka penolakan yang jelas dan tegas adalah sebuah kewajiban. Seseorang harus menahan diri dari segala jenis kerjasama formal dalam pengesahan atau penerapan hukum ketidakadilan yang serius seperti itu sejauh mungkin, dari kerja sama material pada tingkat penerapannya," dokumen itu dengan tegas menyatakan.

 

 

Menuju Kepada Penulisan Ulang Atas Doktrin Gereja ?

 

Aktivis Katolik pro-LGBT berargumen bahwa jika paus Francis dapat mengubah ajaran gereja tentang hukuman mati, maka dia juga dapat menulis ulang doktrin Gereja tentang homoseksualitas. Francis DeBernardo dari New Ways Ministry menulis:

 

Adalah penting bagi umat Katolik yang mendukung kesetaraan LGBT untuk memperhatikan perubahan ini, karena selama beberapa dekade, penentang kesetaraan LGBT berpendapat bahwa tidak mungkin untuk mengubah ajaran gereja. Mereka sering menunjuk pada fakta bahwa kutukan terhadap hubungan sesama jenis ada tertulis dalam Katekismus, dan karena itu [mereka] tidak terbuka terhadap diskusi atau perubahan. Namun, ajaran tentang hukuman mati juga ada dalam Katekismus, dan, sebenarnya, untuk membuat perubahan dalam pengajaran ini, teks Katekismuslah yang harus dirubah oleh Francis.

 

Church Militant menghubungi Kantor Pers Takhta Suci, menanyakan apakah pernyataan paus ini dilaporkan secara akurat.

 

Kami juga bertanya apakah Vatikan telah merubah posisinya tentang homoseksualitas - apakah paus tidak lagi dianggap mengikat ajaran magisterial seperti yang tercantum dalam Katekismus Gereja Katolik bahwa tindakan homoseksual adalah 'jahat secara intrinsik'.

 

Vatikan tidak menanggapi hal ini pada saat jumpa pers.

 

Paus Francis mengungkapkan kekagumannya pada uskup agung Anglikan Desmond Tutu dalam ensiklik kepausan terbaru Fratelli Tutti. Church Militant melaporkan tentang dukungan terbuka Desmond Tutu terhadap pernikahan gay dan eutanasia.

 

Tutu mengatakan bahwa dia lebih suka pergi ke Neraka daripada menyembah Tuhan yang menolak homosex: "Saya akan menolak untuk pergi ke Surga yang menolak homosex. Tidak, maaf, maksud saya, saya lebih suka pergi ke tempat lain (neraka)."

 

Pada tahun 2016, putri Tutu, Mpho Tutu, seorang pendeta perempuan Anglikan, "menikahi" Marceline van Furth (perempuan) dalam pernikahan sipil lesbian di Belanda.

Namun Imam Besar al-Azhar Ahmed al-Tayyeb, yang merupakan salah satu penanda tangan bersama paus Francis, perjanjian persaudaraan Kemanusiaan, menyebut homoseksualitas sebagai penyakit. 

"Pendapat saya adalah - dan saya mengatakan ini [di Barat] - bahwa tidak ada masyarakat Muslim yang dapat menganggap kebebasan seksual, homoseksualitas, dan sebagainya, sebagai hak pribadi. Masyarakat Muslim menganggap hal-hal ini sebagai penyakit, yang harus diperangi dan diobati." kata al-Tayyeb pada 2018.

 

***** 

BAGI IMAM-IMAM

"Aku tidak akan membela para imam-Ku yang mendukung homoseksualitas dan mengizinkannya dilakukan di antara para imam-Ku! ... Aku tidak akan berdiam diri dan membiarkan para imam-Ku dihancurkan!" - Jesus, Bayside, 18 Juni 1982

 

 

TIDAK MENGHAKIMI

"Jika ada seorang pastor berkata kepadamu bahwa kamu tidak perlu berbicara menentang homoseksualitas, karena dengan begitu kamu akan menghakimi orang lain, dan kamu harus mengasihi sesamamu dan karena itu jangan pernah menetapkan orang lain untuk dihakimi. Dalam hal ini kamu tidaklah menghakimi. Jika seseorang melakukan kesalahan, dan kamu mengatakan kepadanya dengan cara yang baik, dengan cara yang murah hati, bahwa mereka sedang berbuat dosa, dan bahwa mereka akan kehilangan jiwa mereka dan pergi ke Api Penyucian, atau bahkan ke neraka, maka itu tidaklah menghakimi. Kamu telah menolong dan mengasihi sesamamu." - Our Lady, Bayside, 18 Juni 1982 

 

“Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tahta bagi Antikristus.” - Our Lady of La Salette, 19 September 1846

 

***** 

Kutipan Kitab Suci tentang homosex: 

Rm 1:24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.

Rm 1:26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.

Rm 1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

Rm 1:32 Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya. 

***** 

Artikel lain: 

Paus Fransiskus Resmi Dukung Kelompok LGBT

https://www.matamatapolitik.com/paus-fransiskus-resmi-dukung-kelompok-lgbt-in-depth/ 

Billy Graham's granddaughter on Pope's same-sex civil union comments

https://www.msn.com/en-us/news/us/billy-grahams-granddaughter-on-popes-same-sex-civil-union-comments/vi-BB1agCR6 

Paus Francis: Kelompok Homoseksual Itu Anak Tuhan, Memiliki Hak Berada Dalam Keluarga

https://www.liputan6.com/global/read/4388668/paus-fransiskus-kelompok-homoseksual-itu-anak-tuhan-miliki-hak-berada-dalam-keluarga

 

***** 

Gereja Jerman: Perkawinan Pseduo-Gay Menjadi Hal Yang Rutin Dilakukan

Lagi, Sebuah Komunitas Religius Diambil-Alih Dibawah Komisioner Vatikan

Sebuah Seminari Lagi Akan Segera Tutup Tahun Depan

Francis: Tak seorangpun yang diselamatkan sendirian

Pastor dari Jerman mengatakan bahwa ensiklik kepausan yang baru...

LDM, 19 Oktober 2020

Uskup Agung Vigano, Uskup Tobin, dan Strickland menanggapi pernyataan Paus

 

 

No comments:

Post a Comment