Sunday, October 25, 2020

Seorang Pemuda Katolik meminta Paus untuk mengklarifikasi pernyataannya

 Seorang Pemuda Katolik meminta Paus untuk mengklarifikasi pernyataannya

soal relasi sipil gay 

https://www.lifesitenews.com/news/breaking-catholic-youth-outside-vatican-ask-pope-to-clarify-gay-civil-union-remarks

 

Pemuda pemberani ini adalah Alexander Tschugguel, yang melemparkan berhala pachamama ke sungai Tiber, di Roma. Kini dia meminta Paus untuk menjelaskan komentarnya tentang homoseksualitas. 

 

Sat Oct 24, 2020 - 2:42 pm EST

        

DOROTHY CUMMINGS MCLEAN 

by Dorothy Cummings McLean

 

VATICAN CITY, 24 Oktober 2020 (LifeSiteNews) - Beberapa jam yang lalu, sekelompok anak muda Katolik berkumpul di Lapangan Santo Petrus di Roma, meminta paus Francis "untuk memberi kejelasan tentang persatuan atau relasi sesama jenis." Dalam sebuah film dokumenter yang dirilis awal pekan ini, Bapa Suci telah menyatakan dukungannya untuk serikat sipil homoseksual.

 

Dipimpin oleh Alexander Tschugguel, yang dikenal sebagai si pembuang berhala pachamama, kaum muda dari St. Boniface Institute Austria berkumpul di Lapangan Santo Petrus hari ini dengan spanduk bertuliskan, "Bapa Suci, kami meminta kejelasan tentang relasi antar sesama jenis."

 

Diikuti oleh sejumlah umat Katolik dari negara lain yang berlutut di piazza, mereka berdoa rosario bersama dengan hening.

 

Setelah polisi Romawi meminta Tschugguel untuk menyingkirkan spanduk itu, dia bergabung dengan teman-teman yang lain di dalam doa dan mengajak mereka berdoa "Salve Regina." Kemudian seorang pastor bergerak maju dan memimpin rombongan anak muda itu di dalam doa Angelus.

 

Salah satu umat yang berdoa di lapangan itu memberi tahu LifeSiteNews bahwa Tschugguel dan banyak orang Austria lainnya telah berkendara sepanjang malam untuk mencapai Vatikan hari ini.

 

Tschugguel, 27 tahun, terkenal di kalangan umat Katolik se dunia karena sebuah acara di Ponte Sant'Angelo, berjalan kaki singkat dari Vatikan, pada Oktober 2019 lalu: karena ngeri dengan kehadiran sejumlah patung berhala yang diidentifikasi sebagai dewi pagan bumi pachamama di sebuah gereja Katolik dekat Vatikan, Tschugguel segera mengambil beberapa patung itu, membawanya ke jembatan, dan melemparkannya ke sungai Tiber.

 

Patung-patung itu juga dilibatkan dalam beberapa upacara dan acara keagamaan yang dihadiri Paus. Hari ini, Tschugguel mengatakan kepada wartawan bahwa kali ini, dia dan Institut St. Boniface berada di sana dengan alasan yang berbeda.

 

“Hari ini, kami berada di sini, di depan Jembatan Malaikat Suci, di depan Kastil Sant'Angelo lagi,” katanya. “Tahun ini, saya berdiri di sini karena ada sebuah wawancara yang diterbitkan, di mana Bapa Suci meminta pengakuan atas serikat sipil sesama jenis di negara-negara dengan politik yang berbeda.”

 

Tschugguel mengatakan bahwa wawancara semacam itu telah menjadi masalah sejak awal masa kepausannya, bagi umat Katolik, karena para musuh Gereja telah menggunakan paus Francis untuk melawan iman dan memajukan agenda anti-Katolik.

 

“Hal ini terjadi lagi di sini, sekarang,” katanya.

 

“Misalnya, Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, seorang komunis dan pendukung homosex, berkata bahwa sekarang, didorong oleh perkataan Bapa Suci ini, dia akan memperkenalkan 'pernikahan' homoseksual di Venezuela,” lanjutnya.

 

“Seorang uskup Austria mengatakan bahwa dia sangat senang bahwa paus [memuji] sesuatu yang 100% telah diperkenalkan di Austria. Saya pikir yang dia maksud adalah 'pernikahan' homoseksual, yang diperkenalkan tahun lalu."

 

Di Amerika, Tschugguel menambahkan, pastor James Martin, SJ, seorang pastor pelaku dan pendukung homosex, mengatakan bahwa ini "adalah langkah yang sangat besar" dalam mendukung "orang LGBT."

 

Pemuda Austria itu meminta kejelasan, dengan mengingat kontroversi seputar film dokumenter "Francesco," yang tampak jelas menampilkan persetujuan Paus atas relasi sesama jenis, meski hal itu diduga juga diedit secara selektif. Beberapa orang berpendapat bahwa pernyataan paus juga tidak diterjemahkan dengan benar.

 

“Kami tidak tahu apa yang sebenarnya dikatakan Bapa Suci, tetapi sekarang kami berada di sini untuk bertanya kepada Bapa Suci: Tolong, tolong, beri kami kejelasan tentang relasi homoseksual. Silakan pergi ke depan kamera, pergi ke depan mikrofon, untuk menjelaskan kepada orang-orang bagaimana Anda benar-benar dan bersungguh-sungguh dan apa konteks dari wawancara itu, dan bagaimana ajaran Katolik masih tetap menjadi ajaran Katolik.”

 

Dia menambahkan, "Kami bertanya kepada Anda, Bapa Suci, apa ajaran Katolik tentang relasi homoseksual?"

 

Tschugguel mengatakan kepada LifeSiteNews bahwa beberapa uskup Austria mendukung kegiatan Institut St. Boniface, sementara yang lainnya tidak.

 

“Tapi itu bukan masalah bagi kami,” katanya. “Kami pikir untuk melayani kehendak Tuhan, kami harus melakukan apa yang benar dan sesuai hukum. Dan juga, apa yang saya lakukan sekarang, hari ini, di sini, bukanlah dari saya pribadi ... tetapi dari sebuah Iman yang satu dan Sejati.”

 

Pemuda itu berkata bahwa dia mendapat banyak dukungan dari kalangan muda Katolik Austria dan para pastor di Austria.


“Banyak orang mendatangi saya dan memberi tahu saya, terkadang secara terbuka, bahwa [mereka] ingin berteman dengan [saya] atau mengundang saya untuk berpidato. Saya cukup sering bepergian untuk memberikan pidato."

 

Orang-orang yang lain lagi, sedikit lebih berhati-hati, memberi tahu Tschugguel bahwa mereka adalah penggemar berat apa yang dia lakukan, sambil memintanya untuk tidak memberi tahu orang lain.

 

“Jadi kami melihat bahwa masih ada kebijakan ketakutan di antara para pastor, tetapi saya melihat ada perubahan. Para pastor muda biasanya jauh lebih setia daripada yang disebut 'pastor generasi '68."

 

Dia mengatakan bahwa ada pastor yang “luar biasa” di antara generasi yang sekarang sudah tua, tetapi, mengingat zaman, sungguh sebuah “keajaiban” ketika ada seseorang yang ingin hidup selibat dan menjadi pastor.

 

Umat Katolik yang sudah menikah itu mengatakan bahwa "relasi gay" adalah "langkah pertama" dalam agenda LGBT, dengan menyinggung pernyataan pastor aktivis LGBT, James Martin, SJ, bahwa persetujuan paus Francis terhadap mereka (LGBT) "adalah langkah maju yang besar dalam dukungan gereja untuk orang-orang LGBTQ."

 

"Apa langkah selanjutnya?" Tschugguel bertanya.

 

Dia setuju dengan pernyataan Paus tentang adanya orang-orang dengan ketertarikan terhadap sesama jenis yang memiliki hak untuk berkeluarga, memiliki keluarga inti, menikmati masa kanak-kanak mereka, dan ingin bahwa keluarga tidak boleh mengusir putra dan putri mereka yang memiliki ketertarikan kepada sesama jenis.

 

“Sebagai umat Katolik kami ingin keluarga tetap bersama. Kami ingin keluarga berdoa bersama. Kami ingin keluarga menjadi Katolik bersama,” katanya kepada media.

 

“Jadi bukan itu pembahasannya. Diskusi ini benar-benar dan jelas bahwa apa yang dia (paus) katakan dalam wawancaranya digunakan untuk mempromosikan agenda LGBT, pertama-tama memperkenalkan relasi gay dan kemudian memperkenalkan 'pernikahan' homoseksual.”

 

Tschugguel mencatat bahwa di masa lalu paus Francis telah berbicara menentang item agenda LGBT seperti adopsi homoseksual. Namun, saat ini media memberi tahu kami bahwa dia mendukung ideologi tersebut, dan bahwa hal ini tidak baik bagi reputasi paus dan sangat menghina Tuhan, kata Tschugguel.

 

“Merupakan pelanggaran terhadap Tuhan jika orang menggunakan kutipan dari Bapa Suci, wakil-Nya di dunia, untuk melawan satu ajaran yang benar,” katanya.

 

Pemuda Katolik itu juga mengutip dari dokumen Kongregasi Doktrin Iman tahun 2003, yang ditandatangani oleh Kardinal Ratzinger saat itu, sekarang Paus Emeritus Benediktus XVI, yang berjudul "Pertimbangan mengenai proposal untuk memberikan pengakuan hukum kepada relasi di antara orang-orang homoseksual."

 

“Menghormati orang homoseksual tidak dapat mengarah kepada persetujuan perilaku homoseksual atau pengakuan hukum atas relasi homoseksual,” kata Tschugguel.

 

"Saya pikir itu benar," tambahnya, dan menunjukkan bahwa sudah ada langkah-langkah yang memungkinkan orang memilih teman untuk mengunjungi mereka di rumah sakit atau mewarisi uang mereka.

 

“Jadi apa alasan kita untuk memperkenalkan relasi gay? Tidak ada alasan."


Institut St. Boniface telah mengambil bagian dalam demonstrasi iman secara publik lainnya yang menentang para klerus yang menjilat para aktivis LGBT. November lalu, kelompok itu mengadakan reli rosario di luar Katedral St. Stephen di Wina untuk memprotes konser amal pro-LGBT yang dibintangi oleh seorang waria yang berlangsung di dalam Gereja itu. Pada Januari 2020, kelompok itu bergabung dengan umat Katolik lainnya, termasuk Uskup Agung Carlo Maria Viganò, di Munich, untuk memprotes Kardinal Reinhard Marx dan para uskup Jerman dalam hal "Jalan Sinode" yang mereka pilih.

 

***** 

LDM, 19 Oktober 2020

Uskup Agung Vigano, Uskup Tobin, dan Strickland menanggapi pernyataan Paus

Francis Menyatakan Dukungannya Pada ‘Perkawinan’ Sipil Sesama Jenis

Orang-orang di Roma Mulai Menganggap Bahwa Francis Adalah Anti-Paus

Pedro Regis 5031 - 5035

Kemana Francis Menuntun, Kita Tidak Bisa Mengikutinya

Enoch, 19 Oktober 2020