Friday, October 23, 2020

Kemana Francis Menuntun, Kita Tidak Bisa Mengikutinya

  

 

Kemana Francis Menuntun, Kita Tidak Bisa Mengikutinya 

https://www.crisismagazine.com/2020/where-francis-leads-we-cant-follow?fbclid=IwAR2bFy3rMSD2MYEFAw0NqSX2HJ4tgp1UJoa1T_htbhJNqNYDYJObfJP7QkM#.X5GVyzUdEy4.facebook 

 

 

“Kaum homoseksual memiliki hak untuk menjadi bagian dari keluarga. Mereka adalah anak-anak Tuhan dan memiliki hak untuk berkeluarga. Tidak ada yang bisa disisihkan atau dibuat sengsara karenanya. Yang harus kita buat adalah hukum persatuan sipil. Dengan cara itu mereka dilindungi secara hukum. Saya membela hal itu."

 

Itu adalah sebuah kutipan dari ucapan paus Francis. Paus Francis — sebagai Uskup Roma, Wakil Kristus, Paus Tertinggi Gereja Katolik. Dan tidak hanya dia berbicara untuk mendukung serikat sipil untuk pasangan sesama jenis, tetapi dia juga telah mengkonfirmasi rumor lama bahwa dia telah melakukan hal itu di negara asalnya Argentina sejak awal 2010. Selama setidaknya satu dekade, Francis diam-diam, tetapi secara aktif, telah menyimpang dari ajaran Gereja tentang seksualitas manusia.

 

Agar tidak ada keraguan, pada tahun 2003, Kongregasi Ajaran Iman — yang saat itu dipimpin oleh Joseph Kardinal Ratzinger, yang diangkat oleh Yohanes Paulus II — menyatakan:

 

Gereja mengajarkan bahwa penghormatan terhadap orang-orang homoseksual tidak dapat mengarah pada persetujuan perilaku homoseksual atau pengakuan hukum atas serikat homoseksual…. Pengakuan hukum atas serikat homoseksual atau menempatkan mereka pada tingkat yang sama dengan pernikahan biasa, tidak hanya berarti memberi persetujuan atas perilaku menyimpang, dengan konsekuensi akan menjadikannya sebagai model dalam masyarakat saat ini, tetapi juga akan mengaburkan nilai-nilai dasar yang menjadi bagian dari warisan bersama dari umat manusia. Gereja tidak bisa berhenti dalam mempertahankan nilai-nilai ini, demi kebaikan pria dan wanita dan demi kebaikan masyarakat itu sendiri.

 

Hal itu adalah ajaran abadi dari Gereja Katolik. Dan paus saat ini berada dalam perbedaan pendapat dari ajaran itu, secara terbuka dan jelas.

 

Sampai titik ini, saya telah berusaha sangat keras untuk memberi dukungan bagi Francis dari keraguan yang muncul di antara orang banyak. Tetapi tidak bisa lebih jauh lagi. Paus telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa pikirannya tidak sejalan dengan pikiran Gereja. Dia tidak percaya pada deposit suci dari Magisterium. Dia tidak merasa terikat dengan tradisi-tradisi Gereja.


Beberapa pembaca mungkin akan menerimanya secara implisit. Tetapi orang yang lain tidak. Jadi, mari kita perjelas: Salah satu prinsip pertama dari ajaran sosial Katolik adalah bahwa perbuatan asusila tidak boleh dikenai sanksi hukum. Itulah sebabnya Gereja dengan jelas mengajarkan bahwa aborsi (CCC, 2273) dan pornografi (CCC, 2354) harus dilarang oleh hukum. Kita sebagai umat Katolik percaya bahwa otoritas sipil tidak boleh memaafkan kejahatan, bahkan secara implisit.

 

Bagi Paus — atau orang Katolik mana pun — mendukung persatuan sipil sesama jenis itu adalah jahat. Hal ini mengikuti logika yang sama persis dengan yang digunakan oleh Joe Biden untuk membenarkan dukungannya terhadap aborsi: "Saya pribadi menentang pembunuhan bayi di dalam rahim, tetapi saya tidak akan memaksakan pandangan saya ini pada wanita yang ingin membunuh bayi mereka." Paus Francis baru saja membuat argumen yang sama persis untuk tindakan sodomi pada pria.

 

Ini mungkin momen paling penting dalam sejarah kepausan sejak Paulus VI menerbitkan Humanae Vitae. Faktanya, komentar Francis adalah semacam pembalikan yang kejam dari Humanae Vitae.

 

Ketika memutuskan bahwa kontrasepsi artifisial selalu dan di mana-mana adalah tidak bermoral, Paulus VI merujuk kepada perdebatan langsung di dalam Gereja yang tidak pernah terselesaikan secara pasti. Dan Paulus VI tidak hanya menentang opini populer, dia juga menentang banyak teolog terkemuka yang menjadi rekannya, termasuk banyak orang "konservatif." Tetapi Francis, tidak ada yang bisa mengharapkan dia untuk mempertimbangkan masalah ini. Ini adalah pernyataan spontan, dan tentang masalah yang telah lama diselesaikan oleh otoritas Gereja. Hanya segelintir teolog dan uskup “arus utama” yang pernah mengisyaratkan dukungan mereka untuk serikat atau perkawinan sipil.

 

Paulus VI membela Magisterium Gereja dari serangan gencar pasukan besar Revolusi Seksual di luar tembok Vatikan dan banyak kolumnis-kelima ikut di dalamnya. Namun Francis telah mengibarkan bendera putih (tanda menyerah) kepada pasukan Revolusi Seksual tanpa mereka harus melepaskan tembakan, sebanyak kaum penjarah, ke arahnya.

 

Beberapa umat Katolik akan menganggap ini sebagai bukti bahwa Francis secara sadar bekerja untuk menumbangkan ajaran Gereja tradisional. Orang yang lain akan menganggap dia hanya buta huruf secara teologis dan, sejujurnya, tidak terlalu cerdas. Yang lain lagi akan menyimpulkan bahwa dia cenderung melontarkan topik yang tidak dia mengerti atau benar-benar tidak ingin dia pahami. Banyak yang mengira dia sedang menjadi pikun, yang mungkin merupakan pandangan paling sabar. Tetapi saya hanya membiarkan para pembaca yang menentukan.

 

Pada level tertentu, hal itu masih tidak masalah. Apakah Paus ini secara sadar atau tidak, sengaja berbeda pendapat dari Gereja, tetapi dia memang sedang melakukan beda pendapat dari Gereja. Tidak ada keraguan tentang hal ini.

 

Tidak mengherankan jika umat Katolik progresif merasa senang dengan komentar-komentar Paus. Pastor James Martin, yang telah lama bekerja untuk merongrong ajaran Gereja tentang homoseksualitas, menulis di Twitter: "Ini adalah langkah maju yang besar dalam dukungan gereja untuk orang-orang LGBTQ." Rekannya sesama homosex di Majalah Amerika yang dikelola Yesuit, Michael J. O’Loughlin, juga menulis: “Orang-orang yang meremehkan kata-kata Paus, di depan kamera, yang mendukung perkawinan sipil untuk pasangan gay, harus bertanya kepada umat Katolik LGBT, bagaimana perasaan mereka tentang pernyataan paus ini... Saya jamin ini menjadi berita besar.” Memang itulah yang terjadi.

 

Tentu saja, kaum Katolik kiri akan memanfaatkan pernyataan paus Francis guna melawan penganut Katolik ortodoks. Pastor Daniel Horan, seorang Fransiskan yang sesat, bertanya-tanya “...apa yang dipikirkan oleh para pemimpin gereja fanatik (ortodoks) yang telah memecat guru sekolah Katolik dan pastor paroki karena menjalani kehidupan perkawinan dengan sesama jenis saat ini. Mungkin mereka sedang berpikir tentang seperti apa surat pengunduran diri mereka sendiri." Tidak diragukan lagi.

Para uskup progresif dan birokrat diosesan akan menggunakan dukungan Francis pada perkawinan homosex saat ini sebagai alat untuk melawan umat Katolik ortodoks di sekolah, perguruan tinggi, dan di tempat-tempat pertemuan kita.

 

Yang mengherankan adalah betapa banyak umat Katolik "konservatif" yang tidak dapat melihat hal ini. Ryan T. Anderson, yang terkenal sebagai kritikus Big Trans dan sekarang mengajar di University of Dallas, juga menggunakan Twitter untuk mendukung Francis. Dr Anderson mencatat bahwa dia sendiri juga "mengusulkan sesuatu seperti 'persatuan sipil' untuk orang yang tidak menikah." (Ini sama dengan kumpul kebo). Sekali lagi, seseorang mencoba memberi Francis keuntungan dari keraguan yang timbul. Tetapi itu jelas melintasi batas dan menjadi disonansi kognitif.

 

Francis mungkin adalah salah satu kolumnis kelima yang ditentang oleh Paulus VI. Atau mungkin dia salah satu idiot mereka yang bermanfaat. Tapi ini sangat jelas: Paus Francis tidak menganggap dirinya sebagai paus. Apapun gagasannya tentang kepausan yang sejati, dia salah besar.

 

Tugas paus adalah untuk menjaga dan mempertahankan serta mengklarifikasi Deposit Iman yang kudus. Dia seharusnya berpikir dengan pikiran Gereja dan mengikuti Magisterium. Namun sebaliknya, dia berbicara apapun yang ada dan melintas dalam pikirannya dan mengharapkan Magisterium untuk tunduk dan mengikutinya. Lembaga kepausan saat ini tidak bisa mengalahkan dia, seperti yang dilakukan pendahulunya. Hal itu membuatnya berani berulah.

 

Francis menyerupai karikatur Protestan terburuk dalam jabatannya. Dia melihat dirinya sebagai seorang pria dengan kompetensi universal, yang diberikan kepadanya secara langsung oleh Tuhan sendiri. Kompetensi itu memungkinkannya untuk berpendapat secara otoritatif tentang masalah apa pun, masalah religius atau pun sekuler, yang kebetulan menggelitik kesukaannya. Itu bukanlah sosok paus menurut imajinasi Katolik.

 

Tapi kita tahu itu. Kita juga tahu bahwa, ketika paus Francis dengan terang-terangan bertindak menentang Magisterium, kita mungkin mengabaikannya. Akan lebih baik, dan kita bisa — dan kita harus — menentangnya dengan keras, demi mereka yang mungkin saja mengikuti paus menuju kesesatan. "Ini bukanlah yang diajarkan oleh Gereja," kita harus berkata demikian kepadanya. ”Ini bukanlah yang diyakini oleh umat Katolik.”

 

Betapa beratnya beban yang ditimpakan paus ini kepada umat beriman. Seorang Katolik yang baik tidak menginginkan apa pun selain menghormati, mempercayai, dan menaati Penerus Santo Petrus. Tetapi Francis telah membuat hal itu tidak mungkin dilakukan bagi banyak orang. Jika dia memang bijak dan berbelas kasih, seperti yang dia yakini, dia akan menyadari berapa banyak dari anak-anaknya yang malang yang dia tuntun ke dalam skandal dan ketidakpercayaan.

 

Namun terkadang seorang anak yang berbakti tidak bisa berbuat apa-apa selain bertekad untuk menjadi pria yang lebih besar dari ayahnya. Dan itulah situasi menyedihkan yang kita hadapi sekarang. Paus Francis sedang memimpin keluarga kita ke jalan yang berbahaya, dan kita tidak dapat "menemani" dia dalam perjalanan itu. Kita harus menanamkan kaki kita dengan kuat dalam tradisi sakral Gereja, dan mendorong saudara dan saudari kita untuk melakukan hal yang sama.

 

Berdoalah untuk Bapa Suci kita, yang sekarang lebih membutuhkan doa kita daripada saat-saat sebelumnya. Jika Anda mencintainya, pertahankan pendirian Anda. Tolonglah Tuhan, semoga dia segera berpaling dari kesalahannya suatu hari nanti. Kemudian kita, sisa Gereja yang masih setia, dapat menuntunnya pulang.

 

***** 

By Michael Warren Davis

Michael Warren Davis is the editor of Crisis Magazine. He is a frequent contributor to The American Conservative and the author of The Reactionary Mind (Regnery, 2021). 

***** 

Francis: Tak seorangpun yang diselamatkan sendirian

Pastor dari Jerman mengatakan bahwa ensiklik kepausan yang baru...

LDM, 19 Oktober 2020

Uskup Agung Vigano, Uskup Tobin, dan Strickland menanggapi pernyataan Paus

Francis Menyatakan Dukungannya Pada ‘Perkawinan’ Sipil Sesama Jenis

Orang-orang di Roma Mulai Menganggap Bahwa Francis Adalah Anti-Paus

Pedro Regis 5031 - 5035

 

 

 

1 comment:

  1. AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong, bandar66, perang bacarat dan capsa :)
    ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
    AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
    WA;+855969190856

    ReplyDelete