OCTOBER 22, 2020
Kemana Francis Menuntun, Kita Tidak Bisa Mengikutinya
“Kaum homoseksual memiliki hak untuk
menjadi bagian dari keluarga. Mereka adalah anak-anak Tuhan dan memiliki hak
untuk berkeluarga. Tidak ada yang bisa
disisihkan atau dibuat sengsara karenanya. Yang harus kita buat adalah hukum
persatuan sipil. Dengan cara itu mereka dilindungi secara hukum. Saya membela hal itu."
Itu adalah sebuah kutipan
dari ucapan paus Francis. Paus Francis — sebagai Uskup Roma, Wakil Kristus,
Paus Tertinggi Gereja Katolik. Dan tidak hanya dia berbicara untuk mendukung
serikat sipil untuk pasangan sesama jenis, tetapi dia juga telah mengkonfirmasi
rumor lama bahwa dia telah melakukan hal
itu di negara asalnya Argentina sejak awal 2010. Selama setidaknya satu
dekade, Francis diam-diam, tetapi secara aktif, telah menyimpang dari ajaran
Gereja tentang seksualitas manusia.
Agar tidak ada
keraguan, pada tahun 2003, Kongregasi Ajaran Iman — yang saat itu dipimpin oleh
Joseph Kardinal Ratzinger, yang diangkat oleh Yohanes Paulus II — menyatakan:
Gereja mengajarkan
bahwa penghormatan terhadap orang-orang homoseksual tidak dapat mengarah pada
persetujuan perilaku homoseksual atau pengakuan hukum atas serikat
homoseksual…. Pengakuan hukum atas serikat homoseksual atau menempatkan mereka
pada tingkat yang sama dengan pernikahan biasa, tidak hanya berarti memberi persetujuan
atas perilaku menyimpang, dengan konsekuensi akan menjadikannya sebagai model
dalam masyarakat saat ini, tetapi juga akan mengaburkan nilai-nilai dasar yang
menjadi bagian dari warisan bersama dari umat manusia. Gereja tidak bisa berhenti
dalam mempertahankan nilai-nilai ini, demi kebaikan pria dan wanita dan demi kebaikan
masyarakat itu sendiri.
Hal itu adalah ajaran
abadi dari Gereja Katolik. Dan paus saat ini berada dalam perbedaan pendapat
dari ajaran itu, secara terbuka dan jelas.
Sampai titik ini,
saya telah berusaha sangat keras untuk memberi dukungan bagi Francis dari
keraguan yang muncul di antara orang banyak. Tetapi tidak bisa lebih jauh lagi.
Paus telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa pikirannya tidak sejalan dengan
pikiran Gereja. Dia tidak percaya pada deposit suci dari Magisterium. Dia tidak
merasa terikat dengan tradisi-tradisi Gereja.
Beberapa pembaca mungkin
akan menerimanya secara implisit. Tetapi orang yang lain tidak. Jadi, mari kita
perjelas: Salah satu prinsip pertama dari ajaran sosial Katolik adalah bahwa
perbuatan asusila tidak boleh dikenai sanksi hukum. Itulah sebabnya Gereja
dengan jelas mengajarkan bahwa aborsi (CCC, 2273) dan pornografi (CCC, 2354)
harus dilarang oleh hukum. Kita sebagai umat Katolik percaya bahwa otoritas
sipil tidak boleh memaafkan kejahatan, bahkan secara implisit.
Bagi Paus — atau orang
Katolik mana pun — mendukung persatuan sipil sesama jenis itu adalah jahat. Hal
ini mengikuti logika yang sama persis dengan yang digunakan oleh Joe Biden
untuk membenarkan dukungannya terhadap aborsi: "Saya pribadi menentang
pembunuhan bayi di dalam rahim, tetapi saya tidak akan memaksakan pandangan saya
ini pada wanita yang ingin membunuh bayi mereka." Paus Francis baru saja
membuat argumen yang sama persis untuk tindakan sodomi pada pria.
Ini mungkin momen
paling penting dalam sejarah kepausan sejak Paulus VI menerbitkan Humanae Vitae. Faktanya, komentar
Francis adalah semacam pembalikan yang kejam dari Humanae Vitae.
Ketika memutuskan
bahwa kontrasepsi artifisial selalu dan di mana-mana adalah tidak bermoral,
Paulus VI merujuk kepada perdebatan langsung di dalam Gereja yang tidak pernah
terselesaikan secara pasti. Dan Paulus VI tidak hanya menentang opini populer, dia juga menentang banyak teolog
terkemuka yang menjadi rekannya, termasuk banyak orang "konservatif."
Tetapi Francis, tidak ada yang bisa mengharapkan dia untuk mempertimbangkan
masalah ini. Ini adalah pernyataan spontan, dan tentang masalah yang telah lama
diselesaikan oleh otoritas Gereja. Hanya segelintir teolog dan uskup “arus
utama” yang pernah mengisyaratkan dukungan mereka untuk serikat atau perkawinan
sipil.
Paulus VI membela
Magisterium Gereja dari serangan gencar pasukan besar Revolusi Seksual di luar
tembok Vatikan dan banyak kolumnis-kelima ikut di dalamnya. Namun Francis telah
mengibarkan bendera putih (tanda menyerah) kepada pasukan Revolusi Seksual
tanpa mereka harus melepaskan tembakan, sebanyak kaum penjarah, ke arahnya.
Beberapa umat
Katolik akan menganggap ini sebagai bukti bahwa Francis secara sadar bekerja
untuk menumbangkan ajaran Gereja tradisional. Orang yang lain akan menganggap
dia hanya buta huruf secara teologis dan, sejujurnya, tidak terlalu cerdas.
Yang lain lagi akan menyimpulkan bahwa dia cenderung melontarkan topik yang
tidak dia mengerti atau benar-benar tidak ingin dia pahami. Banyak yang mengira
dia sedang menjadi pikun, yang mungkin merupakan pandangan paling sabar. Tetapi
saya hanya membiarkan para pembaca yang menentukan.
Pada level
tertentu, hal itu masih tidak masalah. Apakah Paus ini secara sadar atau tidak,
sengaja berbeda pendapat dari Gereja, tetapi dia memang sedang melakukan beda
pendapat dari Gereja. Tidak ada keraguan tentang hal ini.
Tidak mengherankan
jika umat Katolik progresif merasa senang dengan komentar-komentar Paus. Pastor
James Martin, yang telah lama bekerja untuk merongrong ajaran Gereja tentang
homoseksualitas, menulis di Twitter:
"Ini adalah langkah maju yang besar dalam dukungan gereja untuk
orang-orang LGBTQ." Rekannya sesama homosex di Majalah Amerika yang
dikelola Yesuit, Michael J. O’Loughlin, juga menulis:
“Orang-orang yang meremehkan kata-kata Paus, di depan kamera, yang mendukung
perkawinan sipil untuk pasangan gay, harus bertanya kepada umat Katolik LGBT,
bagaimana perasaan mereka tentang pernyataan paus ini... Saya jamin ini menjadi
berita besar.” Memang itulah yang terjadi.
Tentu saja, kaum Katolik
kiri akan memanfaatkan pernyataan paus Francis guna melawan penganut Katolik ortodoks.
Pastor Daniel Horan, seorang Fransiskan yang sesat, bertanya-tanya
“...apa yang dipikirkan oleh para pemimpin gereja fanatik (ortodoks) yang telah
memecat guru sekolah Katolik dan pastor paroki karena menjalani kehidupan
perkawinan dengan sesama jenis saat ini. Mungkin mereka sedang berpikir tentang
seperti apa surat pengunduran diri mereka sendiri." Tidak diragukan lagi.
Para uskup
progresif dan birokrat diosesan akan menggunakan dukungan Francis pada
perkawinan homosex saat ini sebagai alat untuk melawan umat Katolik ortodoks di
sekolah, perguruan tinggi, dan di tempat-tempat pertemuan kita.
Yang mengherankan
adalah betapa banyak umat Katolik "konservatif" yang tidak dapat
melihat hal ini. Ryan T. Anderson, yang terkenal sebagai kritikus Big Trans dan
sekarang mengajar di University of Dallas, juga menggunakan Twitter untuk mendukung
Francis. Dr Anderson mencatat bahwa dia sendiri juga "mengusulkan sesuatu
seperti 'persatuan sipil' untuk orang yang tidak menikah." (Ini sama
dengan kumpul kebo). Sekali lagi, seseorang mencoba memberi Francis keuntungan
dari keraguan yang timbul. Tetapi itu jelas melintasi batas dan menjadi
disonansi kognitif.
Francis mungkin adalah
salah satu kolumnis kelima yang ditentang oleh Paulus VI. Atau mungkin dia
salah satu idiot mereka yang bermanfaat. Tapi ini sangat jelas: Paus Francis
tidak menganggap dirinya sebagai paus. Apapun gagasannya tentang kepausan yang
sejati, dia salah besar.
Tugas paus adalah
untuk menjaga dan mempertahankan serta mengklarifikasi Deposit Iman yang kudus.
Dia seharusnya berpikir dengan pikiran Gereja dan mengikuti Magisterium. Namun sebaliknya,
dia berbicara apapun yang ada dan melintas dalam pikirannya dan mengharapkan
Magisterium untuk tunduk dan mengikutinya. Lembaga kepausan saat ini tidak bisa
mengalahkan dia, seperti yang dilakukan pendahulunya. Hal itu membuatnya berani
berulah.
Francis menyerupai
karikatur Protestan terburuk dalam jabatannya. Dia melihat dirinya sebagai
seorang pria dengan kompetensi universal, yang diberikan kepadanya secara
langsung oleh Tuhan sendiri. Kompetensi itu memungkinkannya untuk berpendapat
secara otoritatif tentang masalah apa pun, masalah religius atau pun sekuler,
yang kebetulan menggelitik kesukaannya. Itu bukanlah sosok paus menurut
imajinasi Katolik.
Tapi kita tahu itu.
Kita juga tahu bahwa, ketika paus Francis dengan terang-terangan bertindak menentang
Magisterium, kita mungkin mengabaikannya. Akan lebih baik, dan kita bisa — dan
kita harus — menentangnya dengan keras, demi mereka yang mungkin saja mengikuti
paus menuju kesesatan. "Ini bukanlah yang diajarkan oleh Gereja," kita
harus berkata demikian kepadanya. ”Ini bukanlah yang diyakini oleh umat
Katolik.”
Betapa beratnya
beban yang ditimpakan paus ini kepada umat beriman. Seorang Katolik yang baik
tidak menginginkan apa pun selain menghormati, mempercayai, dan menaati Penerus
Santo Petrus. Tetapi Francis telah membuat hal itu tidak mungkin dilakukan bagi
banyak orang. Jika dia memang bijak dan berbelas kasih, seperti yang dia
yakini, dia akan menyadari berapa banyak dari anak-anaknya yang malang yang dia
tuntun ke dalam skandal dan ketidakpercayaan.
Namun terkadang
seorang anak yang berbakti tidak bisa berbuat apa-apa selain bertekad untuk menjadi
pria yang lebih besar dari ayahnya. Dan itulah situasi menyedihkan yang kita
hadapi sekarang. Paus Francis sedang memimpin keluarga kita ke jalan yang
berbahaya, dan kita tidak dapat "menemani" dia dalam perjalanan itu.
Kita harus menanamkan kaki kita dengan kuat dalam tradisi sakral Gereja, dan
mendorong saudara dan saudari kita untuk melakukan hal yang sama.
Berdoalah untuk
Bapa Suci kita, yang sekarang lebih membutuhkan doa kita daripada saat-saat sebelumnya.
Jika Anda mencintainya, pertahankan pendirian Anda. Tolonglah Tuhan, semoga dia segera
berpaling dari kesalahannya suatu hari nanti. Kemudian kita, sisa Gereja
yang masih setia, dapat menuntunnya pulang.
*****
By Michael
Warren Davis
Michael Warren Davis is the editor of Crisis Magazine. He is a frequent contributor to The American Conservative and the author of The Reactionary Mind (Regnery, 2021).
*****
Francis:
Tak seorangpun yang diselamatkan sendirian
Pastor
dari Jerman mengatakan bahwa ensiklik kepausan yang baru...
Uskup
Agung Vigano, Uskup Tobin, dan Strickland menanggapi pernyataan Paus
Francis
Menyatakan Dukungannya Pada ‘Perkawinan’ Sipil Sesama Jenis
Orang-orang
di Roma Mulai Menganggap Bahwa Francis Adalah Anti-Paus
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong, bandar66, perang bacarat dan capsa :)
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
WA;+855969190856