SURAT TERBUKA KEPADA PAUS BENEDICT XVI:
BAPA, LINDUNGILAH ANAK-ANAK ANDA
By Matthew Penza
Thu Aug 30, 2018 - 5:12 pm EST
Musim panas ini merupakan masa yang amat menyakitkan bagi
umat beriman, sebagaimana juga bagi anda. Selama berminggu-minggu ini kita
telah dibombardir dengan berbagai berita, menyusul berita utama yang memilukan
itu. Para pangeran Gereja Katolik yang berada di posisi tertinggi dari otoritas
dan pengaruh, mereka adalah serigala dengan memakai jubah gembala.
Bahwa orang-orang jahat itu, yang seharusnya menjadi bapa kita
di dalam iman, telah mengeksploitasi kita, mengkhianati kita, dan memangsa kita,
ketika mereka memanjakan perilaku penyimpangan tidak wajar mereka, serta masih meninggikan
karier kemewahan mereka.
Bahwa kebusukan tidak hanya menguasai para pastor paroki,
tetapi juga para uskup, kardinal, dan mungkin, sebagaimana kesaksian Uskup
Agung Carlo Maria Viganò telah
mengatakan, bahkan juga penerus anda: Paus Fransiskus.
Pengunduran diri anda dari tahta kepausan lima tahun yang
lalu dan meninggalkan kami, anak-anak spirituil anda, telah sangat membingungkan
kami. Banyak dari kami telah berusaha untuk memahami mengapa, setelah kehidupan
pelayanan yang setia anda kepada Gereja dan kepausan, dimana Yang Mulia telah melakukan
banyak hal untuk menghidupkan kembali kehidupan Iman, ternyata anda telah meninggalkan
kami sebelum Tuhan memanggil anda pulang.
Salah satu spekulasi yang beredar saat itu adalah bahwa anda telah
melihat kebusukan di dalam hierarki, dan anda mengira bahwa anda tidak memiliki
kekuatan yang cukup untuk mengatasinya, dan kemudian anda mengundurkan diri
berharap bahwa ada orang lain akan melakukan apa yang anda tidak bisa.
Saya tidak bisa menyalahkan anda atas pengunduran diri itu.
Anda tetap dicintai dan dihormati oleh anak-anak anda, sebagai bapa spirituil bagi
kita.
Yang Mulia, anda kini berada dalam posisi yang unik untuk
membantu anak-anak anda. Setelah anda pernah menjadi kepala tertinggi Gereja di
dunia, anda tahu betapa dalam dan maraknya perilaku pelecehan, homoseksualitas,
dan karierisme telah menjangkitinya. Kanker ini pasti telah menyebar sangat dalam,
dan Uskup Agung Viganò bahkan dilaporkan telah bersembunyi, takut akan keselamatan
hidupnya.
Karena itu, saya mohon kepada anda, Bapa Suci, lindungilah
kami anak-anak anda. Sampaikanlah kepada dunia apa saja yang anda ketahui tentang
penyimpangan dan pelanggaran ini, tindakan yang menutup-nutupi serta dukungan yang
memungkinkan perbuatan itu dilakukan. Secara terbuka, desaklah para pejabat di
Vatikan untuk membuka dokumen-dokumen yang disebutkan oleh Uskup Agung Viganò
dalam kesaksiannya dan kemudian tanggapannya terhadap orang-orang yang mengkritiknya.
Tegaskanlah di hadapan dunia kebenaran dari kesaksian Uskup Agung Viganò; atau
jika dia salah, atau membutuhkan koreksi atau klarifikasi, buatlah kejelasan
atas keseluruhan ceritanya, berikanlah kebenaran yang tidak tercampur-aduk.
Tolong, Yang Mulia Paus Emeritus Benedict XVI,
lindungilah kami dari serigala-serigala yang akan segera menyerahkan jiwa kami ke
dalam siksaan neraka yang kekal, bukannya menyaksikan keadilan sejati yang
terjadi di bumi.
Tidak peduli apa pun yang akan terjadi di masa-masa mendatang,
umat beriman akan terus berjuang untuk memulihkan dan mempertahankan kemurnian
dan integritas Bunda Gereja yang kudus, dengan penuh keyakinan akan janji
Kristus: bahwa gerbang Neraka tidak akan
pernah menang melawannya.
Tapi saya mohon anda segera bertindak, secara terbuka, agar diketahui
oleh semua orang. Campur tangan anda, sebagai bapa kita semua, dengan tulus akan
dihormati dan dikasihi di seluruh Gereja, dan hal itu akan menjadi penghiburan besar
serta sumber kekuatan baru bagi kita, anak-anak anda.
Published with permission from Catholic Vote.
++++++++++++++++++++
MATTHEW PENZA, penulis
Matthew Penza adalah seorang
senior di Princeton University yang mempelajari ilmu komputer, koresponden
senior kampus untuk Campus Reform, dan anggota Knights of Columbus. Dia dapat
dihubungi lewat Facebook dan Twitter @mpenza19.