Mon Aug 27, 2018 - 7:57 pm EST
POPE BENEDICT MENEGASKAN BAHWA DIA TELAH MEMBERIKAN SANKSI DISIPLIN KEPADA
MCCARRICK
27 Agustus 2018 (LifeSiteNews) -
Paus Emeritus Benedict telah mengkonfirmasi klaim bahwa dia telah bertindak,
selama masa jabatannya, untuk mendisiplinkan Kardinal Theodore McCarrick, dalam
menanggapi tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya, demikian menurut sumber
yang telah berbicara kepada National
Catholic Register.
Jika
benar konfirmasi Paus Emeritus Benedict, bahwa dia sudah tahu tentang kasus McCarrick
dan berusaha untuk menghukum dia, hal ini memberikan bobot yang kuat bagi
tuduhan bahwa Paus Francis tahu tentang pelecehan sexual yang dilakukan McCarrick
tetapi Paus Fransiskus mengizinkan McCarrick untuk bertindak bebas sebagai
utusan Tahta Suci dan sebagai "penentu" bagi pemilihan uskup dan kuria
Roma dalam kepausan Francis.
Meskipun
Benediktus dilaporkan tidak dapat mengingat secara pasti jenis hukuman yang dia
jatuhkan kepada McCarrick, tetapi dia ingat bahwa dirinya telah
menginstruksikan kepada Kardinal Bertone, Sekretaris Negara saat itu, untuk menerapkan
"langkah-langkah hukuman" terhadap kardinal McCarrick sebagai tanggapan atas tuduhan-tuduhan
terhadap dirinya, atas predasi homoseksual terhadap para seminaris dan para remaja.
“The Register secara independen telah
menegaskan bahwa tuduhan terhadap McCarrick sudah pasti diketahui oleh Paus
Benediktus, dan Paus Emeritus Benediktus ingat telah menginstruksikan kepada Kardinal
Bertone untuk memberlakukan tindakan sanksi, tetapi tidak dapat mengingat jenis
sanksi itu,” demikian yang dinyatakan dalam sebuah bagian yang banyak dilupakan
secara luas dari artikel
aslinya, tentang skandal yang diterbitkan pada hari Sabtu.
The Register
tidak mengungkapkan sumbernya untuk informasi ini.
Penegasan
tersebut muncul di tengah tuduhan
yang dibuat pada hari Sabtu oleh Uskup Agung Carlo Maria Viganò, mantan dubes Apostolik
di Amerika Serikat, bahwa Paus Benediktus telah menjatuhkan hukuman berat kepada
Kardinal McCarrick beberapa tahun sebelum Fransiskus menjadi paus, melarangnya
untuk merayakan Misa di depan umum, untuk berpartisipasi dalam pertemuan
publik, memberikan ceramah, dan melakukan perjalanan, dan "mendedikasikan
dirinya untuk kehidupan doa dan penebusan dosa."
Dalam
kesaksian tertulisnya tentang perselingkuhan, yang secara serentak diterbitkan
oleh LifeSiteNews.com dan National Catholic Register pada hari
Sabtu, Viganò mengatakan bahwa dia secara pribadi tahu bahwa Paus Francis sudah
mengerti akan tuduhan-tuduhan terhadap McCarrick, karena Viganò telah mengatakan
hal itu kepada Paus Fransiskus sendiri pada dua kesempatan yang berbeda pada
tahun 2013, tidak lama setelah pemilihannya, dan saat itu Francis nampak hendak
menyelidiki dirinya, untuk melihat apakah dia (Viganò) adalah sekutu atau musuh
McCarrick.
Ditanya,
“Seperti apakah Cardinal McCarrick?” Viganò menulis, “Saya menjawabnya dengan
kejujuran dan, jika anda mau, dengan sikap naif yang besar: 'Bapa Suci, saya
tidak tahu apakah anda mengenal Kardinal McCarrick, tetapi jika anda mau menanyakan
kepada Kongregasi Para Uskup, disana ada dokumen yang tebal tentang dirinya.
Dia telah merusak beberapa generasi seminaris dan imam, dan Paus Benediktus telah
memerintahkannya untuk mundur dan masuk kepada kehidupan doa dan penebusan
dosa.'”
"Tetapi
Paus Fransiskus tidak berkomentar sedikit pun juga atas perkataan yang sangat
serius itu dan dia tidak menunjukkan rasa terkejut sama sekali pada wajahnya,
seolah-olah dia sudah tahu masalah ini selama beberapa waktu, dan dia segera merubah
topik pembicaraan," lanjut Viganò. “Tapi kemudian, apa tujuan Paus
menanyakan pertanyaan itu: 'Seperti apakah Cardinal McCarrick?' Dia jelas ingin
mencari tahu apakah saya sekutu McCarrick atau bukan.”
Viganò
mengatakan bahwa meskipun Francis telah mengetahui dengan jelas tentang catatan
buruk McCarrick dalam hal pelecehan seksual, tetapi McCarrick masih diizinkan olehnya
untuk bebas bepergian dan terlibat dalam penampilan publik atas nama Gereja. Viganò
juga mengatakan bahwa McCarrick menjadi semacam utusan dan "penentu"
selama kepausan Francis, memfasilitasi
munculnya para klerus ramah-homoseksual, seperti misalnya Cardinals Blase
Cupich, Donald Wuerl (pengganti McCarrick sebagai Uskup Agung di Washington),
dan Joseph Tobin dari Newark, wilayah kerja Wuerl sebelumnya, sebelum
kepergiannya ke Washington, serta naiknya secara mendadak Uskup Ilson de Jesus
Montanari sebagai Sekretaris Kongregasi Para Uskup dan Dewan Kardinal.
Tuduhan-tuduhan,
yang juga mencakup banyak klaim yang ‘meledak’ tentang keterlibatan berbagai
kardinal, uskup, dan pejabat kuria, telah disebut sebagai "gempa bumi"
oleh media arus utama, dan para pejabat curia dilaporkan menyebutnya
sebagai "bom atom". Para uskup dan anggota lain dari hirarki
Gereja menyerukan penyelidikan
atas Paus Fransiskus, yang menolak untuk menjawab pertanyaan tentang kesaksian
Viganò.
Konfirmasi
Paus Benediktus bahwa dia telah memberikan instruksi kepada Sekretaris Negara
Vatikan, Tarcicio Bertone, untuk menghukum McCarrick, cenderung untuk
menegaskan keterlibatan Bertone dalam kasus tersebut, yang diduga oleh Viganò
menjadi penyebab dari keterlambatan
pendisiplinan pelaku pelecehan seks, yang masih belum dilakukan sampai tahun
2009 atau 2010,demikian menurut Viganò.
"Saya
percaya hal itu (penundaan pemberian sanksi) adalah karena rekan kerja pertama dari
Paus pada saat itu, Kardinal Tarcisio Bertone, yang terkenal suka mempromosikan
kaum homoseksual untuk memegang posisi yang berkuasa, dan dia terbiasa
mengelola informasi yang menurutnya tepat untuk disampaikan kepada Paus,"
tulis Viganò.
Tuduhan
Uskup Agung Viganò ini juga telah dikuatkan oleh mantan konselor pertama di kedubes
apostolik di Washington D.C., Monsignor Jean-François Lantheaume, dalam sebuah
wawancara dengan Catholic News Agency.
Menanggapi
klaim Viganò bahwa Lantheaume mendengar dubes apostolik saat itu, Pastor Pietro
Sambi, yang mengetahui perilaku sexual Kardinal McCarrick yang sangat kasar,
Lantheaume mengatakan kepada Catholic News Agency, “Viganò mengatakan hal
yang sebenarnya. Itu saja."
Email
penulisnya di sini.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment