DOKUMEN
SINODE VATIKAN MENGGUNAKAN ISTILAH “LGBT” UNTUK PERTAMA KALINYA DALAM SEJARAH
GEREJA
paulsimeon2014
August
16, 2018
Semakin banyak pernikahan sesama jenis terjadi di seluruh
dunia. Penggunaan istilah “LGBT” oleh Vatikan sangat tidak mendukung upaya membatasi
normalisasi perilaku homoseksual yang berdosa.
Dokumen Vatikan yang menguraikan sikap kerja awal bagi pertemuan para uskup
Katolik global bulan Oktober 2018, menandai untuk pertama kalinya dalam sejarah
Gereja bahwa dokumen Gereja resmi telah menggantikan istilah “orang dengan
ketertarikan seks yang sama” dengan istilah “LGBT”. Dokumen itu mengutip bahwa
"beberapa pemuda LGBT ... ingin 'mendapat manfaat dari kedekatan yang
lebih besar' dan mengalami perhatian yang lebih besar dari Gereja."
Instrumentum Laboris untuk Sinode 2018 telah menandai kemajuan perhatian bagi masalah "LGBT"
di dalam Gereja. LGBT, yang merupakan akronim untuk lesbian, gay, biseksual,
dan transseksual, adalah istilah yang didorong oleh mesin propaganda elemen
kiri liberal (komunis) di dalam pemerintahan dan masyarakat, untuk menormalkan (menganggap
normal) perilaku homoseksual yang (menurut ajaran Gereja Katolik adalah) berdosa.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dokumen resmi Vatikan menggunakan istilah
propaganda "LGBT" untuk menggambarkan apa yang disebut Alkitab
sebagai "kekejian".
Lebih lanjut, dokumen ini merujuk pada
orang-orang homoseksual dalam kalimat yang sama dan setara sebagai pasangan
yang sudah menikah, dan hal ini menyiratkan tingkat kesetaraan antara pasangan
sesama jenis yang hidup dalam dosa berat dengan pasangan laki-perempuan) yang
sudah menikah yang disucikan oleh Sakramen Perkawinan.
Dokumen baru ini, yang dirilis oleh Vatikan 19 Juni 2018 dalam bahasa
Italia, adalah instrumen kerja persiapan untuk Sinode para Uskup 3-28 Oktober
di Roma, di manaada ratusan uskup akan
datang ke Roma untuk berdiskusi dengan tema “Kaum Muda, Keyakinan Iman dan Pengenalan
kehidupan Vocational.”
Dokumen persiapan juga memakai nada inklusif khusus terhadap kedua pemuda
Katolik yang menyatakan ketidaksepakatan dengan ajaran gereja dan kaum muda
gay. Dengan melihat bahwa ada beberapa kaum muda beriman yang tidak setuju
dengan ajaran gereja tentang kontrasepsi, aborsi, atau pernikahan sesama jenis,
misalnya, maka dokumen itu mengakui bahwa banyak dari mereka (kaum muda) juga
"mengungkapkan keinginan untuk tetap menjadi bagian dari Gereja."
Teks dokumen itu menegaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan utama bagi kaum
muda Katolik dewasa ini adalah seks, homoseksualitas, dan feminisme. Namun,
pertemuan persiapan awal pada tahun ini menunjukkan bahwa pertanyaan utama di
kalangan kaum muda Katolik adalah Misa Latin Kuno. Tetapi Vatikan tidak mau
mendengarkan ini.
Kardinal Lorenzo Baldisseri yang terkenal sebagai pro-homosex, mengatakan
selama presentasi dokumen itu, bahwa Gereja bersikap “terbuka” bagi kaum gay,
“Kami tidak ingin menutup diri sendiri.”
Paul Simmons, Veritas
No comments:
Post a Comment