These Last Days News - August 28, 2018
OnePeterFive.com reported on August 27, 2018:
by Steve Skojec
Dengan munculnya kesaksian dan tuduhan eksplosif dari mantan dubes apostolik untuk Amerika Serikat, Carlo
Maria Viganò, tentang keterlibatan para petinggi Gereja - termasuk Paus Francis
- dalam menutup-nutupi kasus pelecehan sexual yang dilakukan oleh Kardinal
Theodore McCarrick, sejumlah uskup Katolik telah mengeluarkan pernyataan
dukungan publik mereka kepada Viganò serta kekhawatiran atas kasus yang dia
sampaikan. Berikut ini adalah daftar para uskup yang mendukung Viganò:
Uskup Joseph Strickland dari Tyler,
Texas, segera memerintahkan kepada semua imam di keuskupannya
untuk membaca pernyataannya pada hari Minggu yang lalu - sebuah pernyataan di mana dia
menegaskan bahwa dia menemukan tuduhan "yang cukup kredibel" dan
berpendapat bahwa "tanggapan itu harus menjadi pendorong bagi penyelidikan
menyeluruh, serupa dengan yang dilakukan setiap kali sebuah tuduhan dianggap
kredibel.”
Kardinal Raymond Burke, yang mengatakan, “Deklarasi yang dibuat oleh Uskup Agung Carlo Maria Viganò,
harus benar-benar diperhatikan oleh mereka yang bertanggung jawab di dalam Gereja,”
dan bahwa “pernyataan itu harus diteliti, sesuai dengan hukum prosedural Gereja.”
Uskup Thomas Olmsted dari Phoenix,
Arizona, yang menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa dia
telah “mengenal Uskup Agung Carlo Maria Viganò selama 39 tahun” dan dia “selalu
mengenal dan menghormatinya sebagai orang yang jujur, beriman dan penuh integritas.”
“Karena alasan inilah,“ demikian tulis Olmsted, “Saya meminta agar kesaksian
Uskup Agung Viganò ditanggapi secara serius oleh semua orang, dan bahwa setiap
klaim yang dia buat harus diselidiki secara menyeluruh.”
Uskup Agung Allen Vigneron dari Detroit, Michigan, yang mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa laporan Viganò “adalah tantangan yang menakutkan bagi kepercayaan kami akan keandalan kepemimpinan Gereja, selama ‘musim panas dari berita-berita yang menghancurkan’ mengenai pelecehan seksual dan ketidaksetiaan yang dilakukan oleh klerus.”
“Tuhan meyakinkan kita,” tulis Vigneron, “bahwa 'kebenaran
akan membebaskan kita' (Yoh. 8:32). Kita tidak perlu takut menghadapi tuduhan
yang dibuat oleh Uskup Agung Viganò. Saya bergabung dengan para imam dan
orang-orang dari Keuskupan Agung Detroit dalam doa, demi kemenangan kebenaran
dan transparansi - dan saya berdoa agar hal itu datang dengan cepat. Apakah
klaim Uskup Agung Viganò benar atau terbukti tidak berdasar, maka kebenaran
yang terungkap akan menunjukkan kepada kita jalan yang pasti menuju pemurnian
dan reformasi Gereja.”
Uskup Robert Morlino dari Madison,
Wisconsin, memberikan dukungan kepada Kardinal DiNardo, kepala USCCB, dalam desakannya bahwa "pertanyaan-pertanyaan yang diajukan" oleh
Viganò "pantas mendapatkan jawaban yang konklusif dan berdasarkan
bukti."
Morlino juga mempermasalahkan tanggapan atau jawaban Paus
terhadap pernyataan Viganò, dan mengatakan bahwa dia merasa harus mengakui
“kekecewaannya, bahwa dalam sambutannya dalam penerbangan kembali dari Dublin
ke Roma, Bapa Suci memilih untuk 'tidak berkomentar,' mengenai kesimpulan apa
pun yang bisa dipetik dari tuduhan Uskup Agung Viganò.” (Hal ini persis seperti yang dilakukan Paus Fransiskus ketika
menghadapi dubia dari 4 orang kardinal beberapa waktu yang lalu: tidak ada
jawaban sama sekali).
Paus Francis lebih lanjut mengatakan secara tegas bahwa
kesimpulan semacam itu harus diserahkan kepada "kematangan
profesional" para jurnalis. Di Amerika Serikat dan di tempat lain, pada
kenyataannya, sangat sedikit yang lebih mempertanyakan kematangan profesional
seorang jurnalis. Bias dalam pemberitaan media arus utama tidak bisa diketahui lebih
jelas, dan hal ini diakui hampir secara universal. Saya tidak akan pernah mau menilai
kematangan profesional para jurnalis dari National
Catholic Reporter, misalnya. (Dan dapat diduga, Paus Fransiskus sedang menuntun
tuduhan dalam kampanye fitnah terhadap Uskup Agung Viganò.)
Setelah memperbarui ekspresi hormat dan kasih saya kepada
Bapa Suci, saya harus menambahkan bahwa selama masa jabatannya sebagai Duta
Apostolik kami, saya mengenal Uskup Agung Viganò secara profesional dan
pribadi, dan saya tetap sangat yakin akan kejujuran, kesetiaan, dan kasihnya kepada
Gereja, serta integritasnya yang sempurna. Bahkan, Uskup Agung Viganò telah
menawarkan sejumlah fakta konkrit dan nyata dalam dokumennya baru-baru ini,
memberikan nama, tanggal, tempat, dan lokasi dokumentasi pendukung - baik di
Sekretariat Negara atau di Apostolic Nunciature. Dengan demikian, kriteria
untuk tuduhan yang kredibel lebih dari sekedar terpenuhi, dan penyelidikan,
sesuai dengan prosedur kanonik yang tepat, tentu harus segera dilakukan.
Uskup Athanasius Schneider dari
Astana, Kazakhstan, yang mengatakan, “Uskup Agung Viganò menegaskan pernyataannya dengan sumpah sakral dengan menyebut nama Allah.
Oleh karena itu, tidak ada alasan yang masuk akal untuk meragukan kebenaran
dari dokumennya itu.”
Schneider melanjutkan:
Sikap yang tegas dan transparansi dalam mendeteksi dan
mengakui kejahatan dalam kehidupan Gereja akan membantu memulai proses yang efisien
dari pemurnian dan pembaruan spiritual dan moral. Sebelum mengutuk orang lain,
setiap pemegang jabatan klerus di Gereja, terlepas dari pangkat dan gelar mereka,
harus bertanya pada dirinya sendiri di hadapan Allah, apakah dia sendiri, dengan
berbagai cara, telah berusaha menutup-nutupi pelanggaran seksual. Jika dia
menemukan dirinya bersalah, maka dia harus mengakuinya di depan umum, karena
Firman Tuhan telah menegurnya: “Jangan malu-malu mengaku dosamu, dan arus
sungai jangan kaulawan. (Sir 4:26). Karena,
seperti Santo Petrus, Paus pertama, menulis, “Karena sekarang telah tiba
saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri (Gereja) yang harus
pertama-tama dihakimi.” (1 Pet. 4:17)
Waktu akan memberi tahu kita, apakah lebih banyak uskup dan klerus
lain akan maju untuk mendukung Viganò, yang telah dilaporkan pergi ke luar
negeri, ke tempat yang aman dan dirahasiakan setelah publikasi pernyataannya.
++++++++++++++++++++++++
"Tanpa
adanya doa yang cukup untuk menyeimbangkan neraca keadilan dan tindakan penebusan
dari anak-anak di dunia, maka akan ditempatkanlah di atas Tahta Petrus seseorang
yang akan menempatkan dan menaruh jiwa-jiwa dan Rumah Allah di dalam kegelapan
yang paling dalam." - Our Lady, Bayside, 18 Maret 1974
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment