TATA DUNIA BARU
A. Ralph Epperson
Bab 33
Serangan Terhadap Harta Milik Pribadi
Hak milik pribadi adalah salah satu pilar
kebebasan. Manusia harus bebas untuk memperoleh dan kemudian diizinkan untuk
memiliki properti, rezeki yang diperlukan untuk mempertahankan haknya untuk
hidup.
Benjamin Disraeli, Perdana Menteri Inggris antara
1874 dan 1880, melaporkan bahwa masyarakat rahasia ingin menghancurkan hak masyarakat
untuk memiliki properti pribadi dalam bentuk tanah. Dia menulis: "Mereka
tidak ingin pemerintahan konstitusional... mereka ingin mengubah kepemilikan
tanah, mengusir pemilik tanah dan mengakhiri lembaga gerejawi (yang berarti
agama).” (630) Disraeli menyiratkan, dengan benar, bahwa itu adalah lembaga
agama yang mengajarkan bahwa manusia memiliki hak atas properti pribadi, adalah
gereja yang menyampaikan dukungan untuk hak asasi manusia ini dengan
mengajarkan bahwa seseorang tidak berhak mencuri milik dari orang lain.
Ajaran ini ditemukan dalam Perjanjian Lama dan
Baru dari Kitab Suci.
Perintah "Jangan mencuri" ditemukan
dalam Keluaran 20:15 dalam Perjanjian Lama, dan dalam Matius 19:18 dalam
Perjanjian Baru. Dan kenyataannya, dalam Perjanjian Baru, itu adalah perintah
langsung dari Yesus sendiri.
Hal itu berarti bahwa tidak ada orang yang berhak
mengambil milik orang lain. Masyarakat rahasia yang dibicarakan oleh Perdana
Menteri Disraeli, ingin "mengubah kepemilikan," yang berarti
kepemilikan "tanah." Ini berarti bahwa mereka ingin menghapuskan
kepemilikan pribadi.
Maka adalah gereja yang berdiri menghadang jalan
mereka yang ingin menghapuskan hak milik pribadi. Jadi gereja itulah yang harus
dihancurkan untuk melenyapkan hak manusia atas milik pribadi.
Illuminati juga melihat hubungan antara
gereja-gereja dan ajaran Alkitab. Adam Weishaupt (pendiri Illuminati) menulis:
"Pengaruh yang buruk (disini berarti ‘yang menyebabkan kesusahan’) dari
properti yang terakumulasi dikatakan sebagai hambatan yang tak dapat diatasi bagi
kebahagiaan setiap bangsa yang hukum utamanya dibingkai untuk perlindungan dan
peningkatan martabatnya." (631)
Karl Marx, Komunis, menggemakan konsep bahwa
individu tertentu tidak memiliki hak untuk memiliki properti pribadi.
Dia menulis: "Emansipasi tuntutan buruh ... adalah
berupa sebuah distribusi yang adil dari hasil kerja." (632)
Marx membayangkan pemerintah yang cukup besar
untuk membagi harta yang terkumpul setelah bekerja. Dia menulis ini: "Dari
masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk masing-masing sesuai dengan
kebutuhannya." (633)
Mereka yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan
harus rela harta mereka diambil dan diberikan kepada mereka yang membutuhkan harta
itu.
Dia kemudian melanjutkan: "... teori Komunis
dapat diringkas dalam satu kalimat: Penghapusan kepemilikan pribadi." (634)
Dan kaum Humanist ingin berpartisipasi dalam
perdebatan tentang hak untuk memiliki properti pribadi. Mereka juga tidak
percaya bahwa manusia memiliki hak untuk memiliki sendiri dan memiliki harta pribadi.
Mereka telah mengungkapkannya dalam Prinsip
Keempat Belas dalam HUMANIST MANIFESTO II: "Para humanist secara tegas yakin bahwa masyarakat
yang termotivasi dan berorientasi pada profit telah menunjukkan dirinya tidak
memadai dan bahwa perubahan radikal dalam metode, kontrol dan motif-motif harus
dilembagakan.
Suatu tatanan yang disosialisasikan dan
kooperatif harus ditetapkan sampai akhir agar distribusi yang adil dari sarana
kehidupan menjadi mungkin." (635)
Suatu "tatanan yang sosialis dan
kooperatif" akan menjadi salah satu cara di mana pemerintah mengambil dari
orang-orang yang memiliki kemampuan dan memberikannya kepada orang-orang yang
memiliki kebutuhan. Itulah tepatnya yang dianjurkan oleh Karl Marx.
Jadi mereka yang ingin menghapuskan properti
pribadi telah memasukkannya ke dalam agama mereka. Di Amerika, serangan
terhadap properti pribadi sangat halus: mereka yang ingin menghancurkan hak
manusia untuk memiliki properti, tidak secara langsung mengidentifikasi itu sebagai
tujuan mereka. Mereka menyembunyikan tujuan mereka di balik masalah lain,
tetapi hasil akhirnya sama.
Hak milik pribadi secara perlahan terkikis.
Mungkin senjata utama yang digunakan dalam
pertempuran ini adalah kekuatan pemerintah untuk menarik pajak. Ketika pajak
meningkat, masyarakat memiliki lebih sedikit, dan lebih sedikit kemampuan mereka
untuk membeli properti.
Metode lain yang digunakan penyerang untuk
menghancurkan properti pribadi adalah inflasi. Alat ini membutuhkan persentase
penghasilan yang terus meningkat dari kelas pekerja. Inflasi, sebagaimana telah
dibahas dalam penelitian ini, didefinisikan sebagai peningkatan jumlah uang
beredar, yang menghasilkan kenaikan tingkat harga. Deflasi disebabkan oleh
penurunan jumlah uang beredar, yang menyebabkan harga turun. Oleh karena itu,
siklus bisnis seperti ini disebabkan dan dikendalikan oleh mereka yang
mengendalikan jumlah uang beredar. Dan tujuan dari siklus bisnis adalah
mengambil properti dari beberapa orang dan memberikannya kepada orang lain.
Mereka yang tahu bahwa uang beredar akan diambil atau dikurangi, tentu bisa
memanfaatkan pengetahuan mereka sebelum hal itu terjadi, dan mereka dapat
menghasilkan keuntungan yang sangat besar.
Jadi inflasi adalah metode untuk merampas
sebagian orang dari properti pribadi mereka tanpa sepengetahuan mereka.
Itu artinya bahwa mereka yang menyebabkan inflasi
juga bisa mencegah inflasi. Pengontrol persediaan uang di Amerika Serikat
adalah Federal Reserve (the Fed) dan ini adalah milik pribadi, (disebut oleh
penulis ini: Private Reserve) dan tujuan mereka adalah menggunakan kemampuan
mereka untuk menimbulkan siklus bisnis, melalui inflasi dan deflasi, untuk
menghancurkan hak masyarakat untuk mempunyai harta milik pribadi.
Tetapi, hanya sedikit orang di Amerika mengerti
bahwa itulah tujuan mereka. Jadi perampokan itu terus berlanjut.
Dan hak yang diberikan oleh Tuhan, yang tidak
dapat dicabut, hak yang ‘terbukti dengan sendirinya’ terhadap harta pribadi,
terus terkikis secara perlahan. Persis seperti yang diinginkan oleh Karl Marx
dan kaum Humanist.
No comments:
Post a Comment