ALLAH-ALLAH ANEH DARI PAUS FRANCIS
Tujuannya Adalah Untuk Melemahkan Iman Katolik
Sambil Memperkuat Aliansi Vatikan-PBB
October 10, 2019, 12:04 AM
Para turis di Roma sudah lama akrab dengan
citra Romulus dan Remus yang mengisap
putting susu serigala. Tetapi minggu-minggu ini para pengunjung sinode Pan-Amazon menemukan foto baru: seorang ibu Amazon menyusui seekor anjing.
Gambar atau foto itu tergantung di
sebuah gereja di sebelah Vatikan: Gereja Santa Maria di Traspontina. Saya
berkeliling di dalamnya beberapa hari yang lalu dan dikejutkan oleh nuansa
kontras antara interior Barok yang menakjubkan dicampur dengan propaganda gila
yang terpampang pada dan dekat dinding-dindingnya. Sebagian besar gereja itu telah
dirubah menjadi tempat pemujaan terhadap nasib dan penyembahan alam orang-orang
Amazon. Di bawah gambar wanita yang sedang menyusui seekor anjing (sambil
menggendong bayi manusia), ada sebuah poster yang menyatakan dengan gagah, "Semuanya terhubung."
Poster itu mengungkapkan ketidakjujuran
semata-mata dari ‘propaganda ekologis’ paus Francis. Betapa Vatikan mengalami
kemerosotan tajam di bawah Francis. Apa yang akan dia lakukan selanjutnya? Merubah
Pantheon kembali menjadi kuil pagan? Kenapa tidak? Jika panteisme Amazon oleh
Francis dianggap sebuah ‘pengalaman religius’ yang layak dihargai oleh Gereja Katolik,
mengapa dia tidak menghidupkan kembali paganisme kuno juga? Mungkin sinode Paus
berikutnya akan merehabilitasi kaisar Nero yang kejam itu.
Dilucuti dari semua kesuciannya, Sinode
Pan-Amazon paus Francis tidak lebih dari pelanggaran total atas Perintah
Pertama. Paus Francis menempatkan berhala-berhala aneh dari orang-orang Amazon di
hadapan Allah Tritunggal. Pekan lalu, dia menerima kontingen aktivis Indian -
beberapa di antaranya saya dengar diterbangkan ke Roma dengan pesawat kelas
satu yang didanai oleh para uskup Jerman – dan mereka melakukan ritual penyembahan
berhala di taman Vatikan. Saat itu, setiap nubuatan dari para paus pendahulunya
yang anti-modernis telah menjadi kenyataan: para paus itu mengatakan bahwa jika Gereja telah mengadopsi
subjektivisme "Pencerahan," maka hal itu akan berakhir dengan menerima
dan memberkati agama-agama palsu.
Upacara berhala dari Amazon, penyembahan terhadap dewa bumi, dengan penanaman
pohon di taman Vatikan, di hadapan paus
Francis.
Tetapi ada lebih banyak yang ikut bermain di
sini daripada sekadar relativisme religius paus Francis yang ngawur. Mengapa
dia memilih Amazon sebagai dalih untuk melemahkan doktrin dan disiplin Gereja
Katolik? Dia bisa memilih daerah terpencil lainnya. Kenapa yang itu? Saya
diberitahu oleh seorang pengamat Vatikan berpengalaman bahwa jawabannya ada
pada para uskup Jerman, yang sebagian besar membiayai sandiwara ini serta propaganda
yang menyertainya.
"Hal ini adalah soal upaya mendekatkan
Vatikan dengan PBB," katanya. “Para uskup Jerman sesungguhnya tidak peduli
tentang orang Indian Amazon, dan mereka juga tidak peduli dengan orang (disana)
yang tidak bisa menerima sakramen-sakramen karena kelangkaan imam. Lihat saja di
Jerman, dan betapa sedikitnya orang yang menerima sakramen-sakramen di sana.
Apa yang diperhatikan oleh para uskup Jerman adalah bahwa Gereja semakin
dimasukkan ke dalam urusan Perserikatan Bangsa-Bangsa." Subjek penderitaan
orang-orang Amazon hanyalah sebuah alasan, katanya, agar "PBB
memperlakukan Gereja sebagai salah satu instrumennya,” dengan dukungan penuh
dari Vatikan.
Sebelum sinode dimulai, Paus telah mengoceh
tentang kualitas mengikat dari pernyataan PBB. Bukan kebetulan bahwa pertemuan
konyolnya merangkak bersama dengan para pengamat PBB, seperti Jeffrey Sachs,
yang tujuan konsultasinya termasuk mencoba meyakinkan keuskupan-keuskupan dan ordo-ordo
religius untuk ‘melepaskan dari dari perusahaan-perusahaan minyak’ dan
sejenisnya. Saya telah melihat sejumlah agenda dari PBB ini merayap dengan
sendirinya dan melompat keluar dari mobil SUV yang boros bensin dekat Vatikan.
Mereka tampaknya tidak terlalu khawatir tentang jejak karbon mereka sendiri.
Memang, mereka tampaknya selalu disertai oleh ‘rakit penjaga keamanan’ dan ‘tembakan’
yang berlebihan.
Vatikan nampak sangat mengerikan akhir-akhir
ini - grafiti, barikade ternak yang buruk, dan kehadiran paramiliter,
seolah-olah sedang menunggu waktu untuk meletusnya sejenis terorisme yang paus
yakinkan kepada kita bahwa itu tidak ada. Kadang-kadang, saya merasa seperti
berada di tengah-tengah lelucon Italia. Suatu
hari saya makan di samping seorang pastor dan biarawati Afrika yang tampaknya
sedang berkencan. Benar saja, tangan biarawati itu meraba-raba tangan sang
pastor.
Secara arsitektural dan artistik, Roma tetap
menyenangkan. Tetapi secara religius, ia menyedihkan sekali. Berdirilah di
dekat salah satu gerbang Vatikan dan saksikan para imam melepas kerah baju imamat
mereka saat mereka melangkah keluar, seolah-olah imamat tidak lebih dari ‘pekerjaan
sampingan.’ Atau duduklah di sebuah kafe dan dengarkan canda ria duniawi mereka
yang amat menyedihkan.
Jalan Borgo Pio, tidak jauh dari salah satu
gerbang Vatikan, adalah tempat di mana banyak kaum gerejawi berkumpul. Minggu
lalu saya melihat Kardinal Seán O'Malley, Kardinal Joseph Tobin, dan Uskup
Robert McElroy sedang makan malam di salah satu resto di jalan itu. Inilah
kesempatan saya untuk bertanya kepada mereka tentang sinode dan hal-hal yang terkait.
Ketika mereka berjalan kembali ke Vatikan, saya menyusul mereka dan mencoba
melakukan wawancara singkat. Mereka dengan jijik menolak saya, dan Kardinal
Tobin, yang pasti ingat artikel saya tentang aktor opera sabun yang tinggal
di pastorannya, dia berkata sambil tertawa, "Oh, George, oh, George."
Dan Kardinal O'Malley menuduh pertanyaan saya “bersifat kasar dan bermusuhan."
Kardinal McElroy, yang paling ideologis dari ketiganya, hanya merenung dan diam-diam
pergi. Untuk semua pembicaraan mereka tentang "dialog," hal terakhir
yang ingin mereka lakukan pada malam sinode adalah berbicara dengan jurnalis
yang mengkritik hal itu. Pada dasarnya, sinode itu adalah jari tengah yang terangkat (sebuah bentuk penghinaan) untuk umat
Katolik ortodoks – sebuah pernyataan bahwa segala sesuatu yang disayangi umat
Katolik tidak lagi ada di tingkat tertinggi Gereja.
Vatikan berada di bawah pendudukan musuh dan
akan tetap demikian selama bertahun-tahun yang akan datang. Ada banyak obrolan
di antara para pengamat Vatikan tentang “Francis II” sekarang, karena komposisi
peserta konklaf berikutnya sebagian besar bersifat liberal dan pendukung
Francis. Pada saat kepausannya berakhir nanti, Francis kemungkinan telah memiliki
pemilih dua pertiga dari para kardinal. Sekretaris negara saat ini, Kardinal
Pietro Parolin, dianggap sebagai klon Francis terkemuka. Saya telah diberitahu
bahwa paus Francis sedang menunggu Benediktus untuk mati sehingga dia dapat ‘kemudian
menyerahkan kepausan kepada Parolin.’
Parolin hanyalah ‘versi
berhati-hati’ dari Francis. Dia memiliki pandangan yang sama tetapi
menyajikannya secara lebih diplomatis. Di sana-sini orang mendengar gerutuan
tentang kesombongan Paus, tetapi sebagian besar kaum Kiri Katolik senang
dengannya. Topeng modernisme telah dibuka, hanya untuk mengungkapkan, dalam
kata-kata Francis, "wajah Amazon," dan di baliknya ada sebuah badan
PBB.
* * * * *
I:Rom
1:16-25
Sekalipun
mereka mengenal Allah namun mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah.
1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang
kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 1:17
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin
kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.
1:18 Sebab murka Allah nyata dari sorga
atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan
kelaliman. 1:19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi
mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. 1:20 Sebab apa yang tidak
nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat
nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka
tidak dapat berdalih. 1:21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak
memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya
pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 1:22
Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi
bodoh. 1:23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran
yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang
berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. 1:24 Karena itu Allah
menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka
saling mencemarkan tubuh mereka. 1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah
dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang
harus dipuji selama-lamanya. Amin.
No comments:
Post a Comment