Shutterstock.com
PARA USKUP DAN PARA IMAM MENENTANG DOKUMEN KERJA SINODE AMAZON KARENA BERTENTANGAN
DENGAN IMAN KATOLIK
https://www.lifesitenews.com/news/bishops-priests-challenge-amazon-synod-working-doc-for-contradicting-catholic-faith
ROMA, 1 Oktober 2019 (LifeSiteNews) - Mengingat Sinode Amazon
yang akan datang, kelompok internasional yang terdiri
atas para uskup,
imam, dan umat awam Katolik, yang telah
memilih untuk tetap anonim karena “iklim intimidasi” yang berlaku di dalam Gereja, hari ini berbicara menyampaikan pernyataan singkat kepada paus Francis dan para bapa (peserta) sinode, dengan mengidentifikasi empat
bidang dokumen kerja yang mereka katakan “bertentangan” dengan iman Katolik.
Pernyataan 1 Oktober 2019 (lihat di bawah),
yang dikeluarkan oleh kelompok yang menamakan dirinya Kelompok Kerja Coetus
Internationalis Patrum itu, menyatakan:
Kami, yang terdiri atas para uskup, imam, dan umat
Katolik dari seluruh dunia, dengan ini menegaskan bahwa Instrumentum Laboris yang dipersiapkan untuk pertemuan Sinode
mendatang akan menimbulkan pertanyaan serius dan keberatan yang sangat serius,
karena kontradiksinya dengan poin-poin individual dari doktrin Katolik yang
selalu diajarkan oleh Gereja, serta kontradiksinya tentang iman kepada Yesus
Kristus, Juru Selamat seluruh umat manusia.
Dengan menggunakan apa
yang disebutnya "metode klasik," kelompok ini merangkum menjadi empat
"proposisi" atau "tesis" atas poin-poin utama dari Instrumentum Laboris, yang mereka anggap "tidak dapat
diterima."
Kelompok itu kemudian
membandingkannya dengan teks-teks magisterial tertentu untuk mendukung posisi
mereka.
Edward Pentin dari National Catholic Register, yang
termasuk orang pertama yang melaporkan pernyataan itu, menjelaskan bahwa kelompok ini dinamai “kelompok kepentingan paling berpengaruh di KV II yang mengajukan banyak amandemen dokumen konsili dalam
upaya untuk menegakkan tradisi."
Edward Pentin juga
mencatat bahwa, "meskipun 'banyak' uskup, imam, dan kaum awam telah berbagi kekhawatiran mereka, tetapi tidak ada nama yang akan diungkapkan disini 'karena iklim intimidasi dan pembersihan yang meningkat telah hadir di dalam Kuria Romawi dan di Gereja
pada umumnya.'"
Instrumentum laboris akan
menjadi dasar diskusi pada Sinode para Uskup di
Amazon 6-27 Oktober, yang diadakan di Vatikan.
Empat bidang yang menjadi perhatian
Bidang perhatian pertama yang dicatat oleh
kelompok itu adalah seruan dokumen kerja untuk menghormati “Keragaman Amazon”
yang berarti “kita diminta untuk mengakui bahwa ada jalan lain menuju
keselamatan, tanpa mau mengakui keselamatan secara eksklusif pada iman
Katolik.” Dokumen kerja itu menyerukan Gereja Katolik untuk
"mengintegrasikan" modalitas "Kristen non-Katolik lainnya"
menjadi “Gereja."
Kelompok yang terdiri atas para prelatus, pastor
dan kaum awam itu membandingkan dengan pernyataan Dominus Iesus, pernyataan yang dikeluarkan oleh Kongregasi
untuk Ajaran Iman pada tahun 2000, yang menegaskan kembali bahwa “kehendak
keselamatan universal dari Allah yang Satu dan Tritunggal ditawarkan dan
dilakukan sekali untuk semua dalam misteri inkarnasi, kematian, dan kebangkitan
Anak Allah”(14) dan “keesaan (keesaan dan keunikan) Gereja yang didirikan
olehnya” (16) haruslah “diyakini dengan kuat sebagai suatu kebenaran iman
Katolik."
Bidang kedua yang menjadi perhatian adalah
pernyataan dokumen kerja sinode yang mengatakan bahwa teologi Pan-Amazon
diperlukan di semua lembaga pendidikan (IL 98, c3) dan proposal bahwa Gereja hendaknya
“menyesuaikan ritual Ekaristi dengan budaya mereka” (IL 126 d).
Kelompok ini menolak pernyataan itu lagi
berdasarkan Dominus Iesus, yang
menegaskan kembali bahwa “adalah bertentangan dengan iman untuk menganggap
Gereja sebagai satu cara keselamatan bersama dengan yang dibentuk oleh
agama-agama lain.” Sementara menegaskan bahwa “beberapa doa dan ritual dari
agama-agama lain dapat berperan sebagai persiapan untuk Injil," kelompok itu
dengan tegas menyatakan bahwa "seseorang tidak dapat menghubungkan" dengan
mereka "asal mula ilahiah" atau "kemanjuran keselamatan" yang
"sesuai dengan sakramen-sakramen Kristen."
Poin pertikaian ketiga adalah anggapan bahwa
“wilayah [Amazon] dan seruan warganya” dalam beberapa hal merupakan tempat pewahyuan
dan sumber teologi - seperti halnya Kitab Suci, Konsili-konsili dan para Bapa
Gereja.
Kelompok Coetus
Internationalis Patrum menolak gagasan ini, dengan mengutip konstitusi
dogmatis KV II tentang wahyu ilahi, Dei Verbum, yang menegaskan kembali sifat wahyu ilahi, bagian penutupannya dengan
kematian Rasul terakhir, dan ikatan sakral antara Tradisi, Kitab Suci dan
ajaran otoritas Gereja Katolik (4, 7, 10).
Terakhir, kelompok itu menolak "visi baru dari
Sakramen Imamat" yang diusulkan oleh dokumen kerja sinode, yang mereka
katakan "tidak berasal dari Wahyu, tetapi dari penggunaan budaya
masyarakat Amazon." Visi baru ini mencakup proposal mengatakan bahwa "penahbisan
bisa diberikan kepada orang yang telah memiliki keluarga” dan “tugas perutusan
resmi (imamat) boleh diberikan kepada wanita.”
Kelompok itu menentang "visi baru"
ini berdasarkan lima teks magister, termasuk konstitusi dogmatis KV II tentang
Gereja, Lumen Gentium, dan dekritnya tentang pelayanan dan kehidupan
para imam, Presbyterorum Ordinis; Ensiklik Paus Paulus VI tentang selibat imam,
Sacerdotalis Coelibatus; Nasihat kerasulan Paus Yohanes Paulus II
tentang pembentukan para imam, Pastores Dabo Vobis; dan surat apostoliknya tentang mempertahankan
profesi imamat hanya untuk pria, Ordinatio Sacerdotalis.
Pernyataan hari ini hadir sebagai pernyataan terbaru
dalam rangakaian ‘paduan suara yang mengkritik’ dokumen kerja sinode. Pada
bulan Juni, Kardinal Jerman Walter Brandmüller, presiden emeritus Komite
Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan Sejarah, memperingatkan bahwa "poin-poin
yang menentukan" dalam dokumen kerja adalah "sesat" dan bahwa
"sejauh fakta Wahyu Ilahi di sini dipertanyakan atau disalahpahami" maka
kita dapat berbicara bahwa hal itu adalah tentang "kemurtadan."
Berikut di bawah ini adalah pernyataan lengkap
oleh pokja Coetus Internationalis Patrum
(International Group of Fathers).
***
Kepada Paus dan para Bapa Sinode:
Kami, para uskup, pastor, dan umat Katolik dari
seluruh dunia, dengan ini menegaskan bahwa Instrumentum Laboris yang
dipersiapkan untuk pertemuan Sinode mendatang akan menimbulkan pertanyaan
serius dan keberatan yang sangat serius, karena kontradiksinya dengan poin-poin
individual dari doktrin Katolik yang selalu diajarkan oleh Gereja, serta
kontradiksinya tentang iman kepada Yesus Kristus, Juru Selamat seluruh umat
manusia. Kami telah menyusun, mengikuti metode klasik, empat proposisi dalam
bentuk "tesis" yang merangkum poin-poin utama dari Instrumentum
Laboris. Dengan hati nurani dan dengan kejujuran yang besar, kami menegaskan
bahwa pengajaran tesis ini tidak dapat diterima.
1. Keragaman
Amazon, yang di atas semua keragaman agama, membangkitkan Pentakosta baru (IL
30): menghormati keragaman ini berarti mengakui bahwa ada jalan lain menuju
keselamatan, tanpa menyimpan keselamatan hanya pada iman Katolik.
Kelompok-kelompok Kristen non-Katolik mengajarkan modalitas lain untuk menjadi
Gereja, tanpa celaan, tanpa dogmatisme, tanpa disiplin ritual dan bentuk
gerejawi (IL 138); Gereja Katolik harus mengintegrasikan modalitas ini. Mengandalkan
keselamatan secara eksklusif hanya dengan Pengakuan Iman (Credo), itu akan merusak
Pengakuan Iman (IL 39).
Hal ini berlawanan dengan Dominus Iesus 14 dan 16.
2. Pengajaran
teologi Pan-Amazonian, yang memperhitungkan mitos, ritual, dan kultur budaya
asli, diperlukan di semua lembaga pendidikan (IL 98 c 3). Ritus dan perayaan
non-Kristen diusulkan sebagai hal yang "penting untuk keselamatan
integral" (IL 87) dan kami diminta untuk "menyesuaikan ritus Ekaristi
dengan budaya mereka" (IL 126 d). Tentang ritual: IL 87, 126.
Hal ini berlawanan dengan Dominus Iesus 21.
3. Di antara
berbagai Loci Theologici (yaitu, di
antara berbagai sumber teologi, seperti Kitab Suci, Konsili, Para Bapa Gereja)
di situ hendaknya dimasukkan juga wilayah [Amazon] dan tangisan warganya. (IL
18, 19, 94, 98 c 3, 98 d 2, 144).
Hal ini berlawanan dengan Dei Verbum 4, 7, 10.
4. Disarankan bahwa penahbisan imamat diberikan
kepada orang yang tua yang tlah memiliki keluarga dan untuk memberikan
"pelayanan resmi (imamat)" kepada wanita. Karena itu, diusulkan
sebuah visi baru tentang Sakramen Imamat yang tidak berasal dari Wahyu, tetapi
dari penggunaan budaya orang-orang Amazon (yang menyediakan sistem otoritas
yang bergiliran, antara lain). Karena itu, harus ada pemisahan yang dibuat
antara imamat dan munus regendi (IL 129 a 2, 129 a 3, 129 c 2).
Hal
ini bertentangan dengan Lumen Gentium
21, Presbyterorum Ordinis 13, Pastores Dabo Vobis 26; dan
juga: seluruh dokumen Sacerdotalis
Coelibatus, khususnya 21 dan 26, Ordinatio Sacerdotalis1, 3 dan 4; Pastores Dabo Vobis 29.
Kelompok Kerja Patrum Coetus Internationalis
1 Oktober 2019
No comments:
Post a Comment