These Last Days News - October 9, 2019
TEOLOG AS: FRANCIS SEDANG MENUNTUN GEREJA MENUJU SEBUAH
SKISMA JENIS BARU ...
by Pastor
Thomas G. Weinandy, OFM, Cap.
Gereja, dalam
sejarahnya yang panjang, tidak pernah dihadapkan pada situasi seperti yang ia
temui sekarang. Paus Francis baru-baru ini berbicara tentang kemungkinan
perpecahan di dalam Gereja, perpecahan
yang tidak membuatnya takut. Kami memiliki banyak perpecahan di masa lalu,
katanya, dan akan ada perpecahan di masa depan. Jadi, tidak ada yang perlu
ditakutkan di masa sekarang. Namun, sifat dari kemungkinan perpecahan saat ini
adalah hal baru, dan perpecahan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,
amatlah menakutkan.
Seseorang tidak
dapat tidak berpikir bahwa Francis mengacu pada anggota Gereja di Amerika
Serikat. Dari Amerika, Francis menerima kritikan yang paling tajam atas dirinya,
secara teologis dan pastoral, yang berpusat pada pembentukan kembali iman dan
Gereja yang patut dipertanyakan. Kecaman semacam itu, diyakini oleh kelompok
Francis, berasal dari kalangan elit intelektual konservatif yang bermotivasi
politik, dan banyak dari mereka adalah orang kaya.
Francis berpikir
bahwa mereka tidak mau berubah, dan karena itu, tuduh Francis, mereka menolak
untuk menerima karya dari Roh yang baru di zaman kita. Pada akhirnya, orang mengira
bahwa Francis yakin jika para pengkritiknya merasa terganggu secara psikologis
dan emosional, dan karenanya mereka harus ditangani dengan lembut (meskipun
kelembutan itu belum dirasakan oleh mereka yang menjadi korban dari banyak caci
maki dan umpatannya). Francis sendiri telah menyebut orang-orang yang
menentangnya dengan banyak sebutan nama yang bernada menghina.
Apa yang tidak
disadari oleh Francis (dan rekan-rekan dekatnya juga gagal memahami) adalah
bahwa mayoritas kritikus Amerika itu tidak
akan pernah menyulut perpecahan. Mereka mengakui bahwa dia adalah paus dan
dengan demikian dia adalah penerus Petrus, dan bahwa tetap di dalam Gereja
Katolik berarti tetap setia kepada paus, bahkan meski hal itu harus disertai kritikan
kepada paus dalam kesetiaan seorang umat kepada pemimpinnya.
Beberapa orang membayangkan
bahwa perpecahan yang sebenarnya akan terjadi di Amerika untuk menyingkirkan kaum
konservatif yang keras kepala dan dengan demikian menunjukkan bahwa mereka
tidak benar-benar Katolik selama ini. Tetapi itu tidak akan terjadi, karena
para uskup, imam, teolog, komentator, dan umat awam yang kritis itu (lebih
banyak umat awam daripada yang disangka oleh Francis) tahu bahwa apa yang
mereka yakini dan junjung tinggi sesuai dengan Kitab Suci, Konsili-konsili Gereja,
magisterium, dan orang-orang kudus.
Seperti yang telah
sering dicatat, paus Francis dan kelompoknya tidak pernah terlibat dalam dialog
teologis, meskipun mereka terus-menerus mengklaim bahwa dialog semacam itu
diperlukan. Alasannya adalah mereka tahu bahwa mereka (kelompok Francis) tidak akan
bisa menang di front itu. Dengan demikian, mereka terpaksa menggunakan nama-nama
yang bernada tuduhan, menjelekkan, intimidasi psikologis, dan keinginan untuk
berkuasa.
Sekarang, seperti
yang sudah ditunjukkan oleh banyak komentator, gereja Jerman lebih cenderung
mengalami perpecahan. Para uskup Jerman mengusulkan ‘dua tahun sinode yang mengikat,’
dan jika apa yang mereka usulkan itu diberlakukan, hal itu akan menimbulkan kepercayaan dan praktik yang bertentangan
dengan tradisi universal Gereja.
Saya percaya,
bagaimanapun juga, perpecahan Gereja Jerman semacam itu tidak akan terjadi
secara formal juga, karena dua alasan. Pertama, banyak orang dalam hierarki
Jerman tahu bahwa dengan menjadi skismatik mereka akan kehilangan suara dan
identitas Katolik mereka. Untuk menanggung hal ini mereka tidak mampu. Mereka
harus bersekutu dengan Francis, karena dialah yang telah menumbuhkan gagasan
tentang sinodalitas yang sedang mereka coba terapkan. Karena itu, Francis adalah
pelindung utama mereka.
Kedua,
sementara Francis dapat menghentikan mereka untuk melakukan sesuatu yang sangat
bertentangan dengan ajaran Gereja, tetapi dia akan membiarkan mereka melakukan
hal-hal yang bertentangan secara ambigu, karena pengajaran yang ambigu dan
praktik pastoral yang kacau seperti itu adalah khas milik Francis. Dalam hal
inilah Gereja universal mendapati dirinya berada dalam situasi yang tidak
pernah ia harapkan.
Penting untuk
diingat bahwa situasi Gereja Jerman harus dilihat dalam konteks yang lebih
luas: ambiguitas teologis dalam Amoris
Laetitia; memajukan agenda homoseksual dengan sangat ngotot; pembentukan fondasi
ulang dari Institut John Paul II (Romawi) tentang Pernikahan dan Keluarga,
yaitu, merongrong ajaran Gereja yang konsisten tentang kemutlakan moral dan
sakramental, terutama yang berkaitan dengan tidak terceraikannya pernikahan,
homoseksualitas, kontrasepsi, dan aborsi.
Dengan
semuanya ini dalam ingatan, kita melihat sebuah situasi, dengan intensitas yang
terus tumbuh, di mana di satu sisi, mayoritas umat beriman di dunia - para klerus
dan umat awam – yang setia kepada paus, karena dia adalah paus mereka, sambil mereka
terus mengkritik kepausannya; dan di sisi lain, ada sebuah kontingen besar yang
terdiri dari umat beriman yang dengan antusias mendukung Francis justru karena dia
mengizinkan dan mendorong pengajaran yang ambigu dan praktik-praktik gerejawi yang
sesat.
Dengan demikian, apa yang akan terjadi dengan
Gereja, adalah seorang paus yang adalah paus dari Gereja Katolik dan, secara
bersamaan, pemimpin de facto untuk semua tujuan praktis dan liberal dari sebuah
gereja skismatik. Karena dia adalah kepala dari keduanya, penampilan satu gereja tetap ada, padahal
sebenarnya ada dua aliran.
Satu-satunya frasa atau
istilah yang dapat saya temukan untuk menggambarkan situasi ini adalah ‘skisma internal
kepausan,’ untuk paus; bahkan sebagai paus, dia akan secara efektif menjadi
pemimpin segmen Gereja yang melalui doktrin, ajaran moral, dan struktur
gerejanya, adalah diperuntukkan bagi segala keperluan praktis, liberal, dan bersifat
skismatik. Ini adalah perpecahan nyata yang ada di tengah-tengah kita dan harus
dihadapi, tetapi saya tidak percaya paus Francis merasa takut akan perpecahan
ini. Selama dia memegang kendali, dia akan, saya khawatir, menyambutnya, karena
dia melihat elemen skismatik itu sebagai ‘paradigma’ baru bagi Gereja masa
depan.
Dengan penuh
harapan, saya percaya akan umat awam yang akan menjalani pemurnian yang
dibutuhkan. Paus Francis sendiri telah menyatakan bahwa ini adalah zaman umat awam.
Umat awam melihat diri mereka sebagai orang yang tidak berdaya, tidak memiliki
kekuatan gerejawi. Namun jika umat awam mengangkat suara mereka, mereka akan
didengar.
Lebih khusus lagi,
saya percaya bahwa hal itu juga akan
sangat tergantung pada para wanita Katolik yang setia dan berani. Mereka adalah
ikon yang hidup dari Gereja, mempelai Kristus, dan mereka, dalam persatuan
dengan Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja, akan dilahirkan kembali, di dalam
Roh Kudus, Tubuh Kristus yang kudus.
*****
Akan terjadi perbedaan pendapat dan
perpecahan di kalangan masyarakat, kaum religius dan klerus; kecuali jika
hari-hari itu diperpendek, maka sesuai dengan Sabda Kitab Suci, bahkan
orang-orang terpilih akan dituntun menuju kesesatan, jika mereka tidak
dibimbing secara khusus, di tengah kebingungan yang begitu besar, oleh rahmat
Allah yang sangat besar.
Beberapa pengkhotbah akan bersikap
diam terhadap kebenaran, dan yang lain-lainnya akan menginjak-injak dan
menyangkalnya. Kesucian hidup akan dicemoohkan bahkan oleh mereka yang mengaku
suci dari luar, karena pada saat-saat itu, Yesus Kristus akan mengirim kepada
mereka bukan seorang pastor yang benar, tetapi seorang perusak.
Setan akan memiliki kekuatan yang
luar biasa; kemurnian tak bernoda dari Ordo kita, serta Ordo-ordo lainnya, akan
sangat dikaburkan, hingga hanya sedikit sekali umat Kristiani yang akan
mematuhi Paus dan Gereja Roma dengan setia dan kemurahan hati yang sempurna.
Pada saat kesusahan ini ada seorang pria, yang tidak terpilih secara kanonik,
akan diangkat menjadi Paus, yang dengan kelicikannya akan berusaha untuk
menarik banyak orang ke dalam kesesatan dan kematian.
Waktunya sedang mendekat dengan
begitu cepatnya di mana akan ada cobaan dan penderitaan yang besar; kebingungan
dan perselisihan, baik rohani maupun jasmani, akan terjadi dimana-mana;
kemurahan hati banyak orang menjadi
semakin dingin, dan kejahatan orang fasik semakin meningkat.
Nubuatan Anne Catherine Emmerich (1774-1824)
Dia
memperingatkan tentang datangnya sebuah perpecahan yang besar didalam Gereja
selama saat-saat akhir zaman, serta adanya ‘relasi yang menyebalkan’ antara dua
paus dimana yang satu akan memimpin sebuah gereja palsu.
Kekejian Dilakukan Di Rumah-Ku
"Jika kamu terus bertindak seperti itu, hai para pastor dan
mereka yang memerintah Kota Abadi di Roma, tidak akan ada jalan lain selain
membuatmu menjadi abu dan membangun kembali yang baru. Berapa banyak jiwa yang
akan musnah dari Kerajaan karena kesalahanmu? Kamu mengikuti iblis-iblis baru
yang dilepaskan dari jurang maut dengan semua perilaku dari agama baru." -
Yesus, Bayside, 1 November 1975
No comments:
Post a Comment