APA KEPENTINGAN FORD FOUNDATION DALAM IDEOLOGI SINODE
AMAZON?
Pada koperensi pers 17 Oktober 2019, dalam Sinode Amazon, pertanyaan-pertanyaan
yang jelas menerima jawaban
yang kacau balau.
Edward Pentin bertanya kepada Uskup Agung Porto Velho, Uskup Agung Roque Paloschi, Presiden Dewan Misionaris Adat Brasil (CIMI), mengapa organisasinya menerima lebih dari dua juta dolar dari Ford Foundation, sebuah organisasi yang terkenal pro-aborsi dan pro-homoseksual, dan apakah uang itu digunakan untuk Sinode ini?
Seorang Roque Paloschi yang kebingungan, mengakui bahwa jumlah itu memang benar dan anggarannya diperiksa oleh para uskup dan Negara, tetapi dia tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa.
Sandro Magister bertanya kepada Prefek Komunikasi Vatikan, Paolo Ruffini, mengapa, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada informasi tentang pembentukan kelompok-kelompok kecil Sinode dan terjadi tiga kali intervensi Sinode oleh Francis? Sandro Magister lebih lanjut ingin tahu data Rufini dari wilayah Amazon dan informasi tentang penyembahan ‘Pachamama-nya Francis.’
Edward Pentin bertanya kepada Uskup Agung Porto Velho, Uskup Agung Roque Paloschi, Presiden Dewan Misionaris Adat Brasil (CIMI), mengapa organisasinya menerima lebih dari dua juta dolar dari Ford Foundation, sebuah organisasi yang terkenal pro-aborsi dan pro-homoseksual, dan apakah uang itu digunakan untuk Sinode ini?
Seorang Roque Paloschi yang kebingungan, mengakui bahwa jumlah itu memang benar dan anggarannya diperiksa oleh para uskup dan Negara, tetapi dia tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa.
Sandro Magister bertanya kepada Prefek Komunikasi Vatikan, Paolo Ruffini, mengapa, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada informasi tentang pembentukan kelompok-kelompok kecil Sinode dan terjadi tiga kali intervensi Sinode oleh Francis? Sandro Magister lebih lanjut ingin tahu data Rufini dari wilayah Amazon dan informasi tentang penyembahan ‘Pachamama-nya Francis.’
Seperti Paloschi, Ruffini berlindung dalam omong kosongnya. Dia berbicara tentang ‘kebijaksanaan kolektif’ dan ‘proses kolektif’ yang kesemuanya tidak jelas apa maksudnya. Dan dia mengatakan bahwa pemujaan Pachamama hanya sebatas ‘menanam pohon’ dan ‘hanya sebuah doa selama hari Santo Fransiskus.’
Seorang wanita pribumi menghadap Pastor Justino Sarmento melaporkan Uskup Kräutler menghina dengan berkata bahwa penduduk asli
‘tidak mengerti makna selibat.’
Sarmento mengabaikan pertanyaan itu dan berkata bahwa "orang-orang dari setiap budaya di dunia dapat hidup selibat."
Akhirnya
saya menemukan ‘tuhan’ yang di hadapannya saya akan merasa nyaman
untuk
berlutut.
No comments:
Post a Comment