By Dorothy Cummings McLean
CUCU MANTAN
DUKUN AMAZON, BICARA SOAL RITUAL BERHALA DI VATIKAN:
“SAYA ... TIDAK
BISA MEMPERCAYAI MATA SAYA”
VATICAN CITY, 11 Oktober 2019 (LifeSiteNews) - Cucu dari mantan dukun pribumi itu terkejut ketika dia
melihat video upacara keagamaan Amazon yang berlangsung di Vatikan minggu ini.
"Saya melihat upacara yang dilakukan di dalam taman Vatikan dan
tidak bisa mempercayai mata saya," Rexcrisanto Delson mengatakan kepada LifeSiteNews.
"Itu ada berhala, dan bahkan seorang
Fransiskan ikut serta," lanjutnya.
“Saya kemudian mengetahui bahwa seorang
pemimpin suku Amazon mengonfirmasi bahwa itu adalah murni berhala. Apakah umat Katolik yang
berpartisipasi dan mendukung tindakan keji itu tidak tahu bahwa itu adalah penyembahan
berhala?”
Delson mengatakan bahwa bahkan jika mereka tidak
tahu, mereka harus tahu sekarang.
"Tidak ada alasan dari sini untuk
mengklaim bahwa mereka tidak tahu jika mereka melanggar Perintah Pertama,"
katanya, dan mengutip Mazmur 95:5 yang mengatakan bahwa "semua dewa bangsa-bangsa lain adalah setan."
Upacara di Vatikan itu mengingatkan Delson,
yang berasal dari keturunan suku Igorot, tentang kesalahan di masa lalunya ketika
dia "secara tidak sengaja berpartisipasi" dalam upacara keagamaan berhala
suku Igorot.
“Saya (mengira) itu adalah permainan gengas
(gong musik genggam) kami yang tidak berbahaya sebelum kami menyiapkan hidangan
asli ayam yang disembelih,” katanya.
“Doa-doa diucapkan oleh dukun Igorot, yang
berasal dari suku Igorot yang berbeda. Saya kemudian mengetahui dari dia bahwa dia
benar-benar memanggil dewa,” lanjutnya.
“Saya kemudian pergi ke Pengakuan Dosa dan
tidak pernah melakukannya lagi. Ketika saya merenungkan hal itu dan hal-hal
yang saya pelajari dari pengusiran setan pastor Chad Ripperger tentang ‘membuka
pintu bagi iblis’ ketika kita berdosa, maka saya menjadi marah melihat upacara berhala
ini diizinkan di Vatikan."
Suku-suku Igorot berasal dari dataran tinggi
Filipina. Delson mengatakan bahwa suku-suku asli di Amazon harus diberi
katekese yang sama dengan yang diberikan kepada Igorot oleh seorang kudus
Polandia.
"Saya berharap masyarakat adat Amazon
dapat mendengar sesuatu yang mirip dengan apa yang didengar Igorot asli dari
Paus Yohanes Paulus II ketika beliau mengunjungi pegunungan Phillipine Cordillera
pada tahun 1981," kata Delson.
“Setelah menyebutkan setiap suku, dia
menyatakan pujian, penghargaan, dan belas kasihan terhadap budaya kita, dia
mengakhiri dengan berkata 'Namun dalam semua ini, Gereja tidak pernah melupakan
keunggulan misi spiritualnya, mengingat bahwa tujuan utamanya adalah untuk
memimpin semua orang menuju keselamatan kekal di dalam Kristus," kenang
Delson.
Merenungkan upacara di taman Vatikan itu, dia
menyimpulkan: “Pesan Sinode ini sungguh bertentangan dengan pesan Paus Yohanes
Paulus. Alih-alih memimpin penduduk asli menuju keselamatan, yang terjadi
justru sebaliknya.”
Delson menjadi marah oleh pendapat uskup Brasil
kelahiran Austria, Erwin Kräutler,
yang berkata bahwa penduduk asli Amazon tidak mampu memahami atau menerima panggilan imam selibat. “Saya
baru saja mendengar apa yang dikatakan uskup Kräutler tentang masyarakat adat
yang tidak memahami selibat,” katanya kepada LifeSiteNews.
Dia melanjutkan:
Saya merasa sangat dihinakan sebagai orang
pribumi. Saya bahkan merasa ucapan itu sangat rasis. Orang-orang yang percaya
hal-hal seperti ini tampaknya telah melupakan peran misionaris sebagaimana
dipahami di masa lalu ketika tujuan dan sasaran utamanya adalah untuk
mempertobatkan dan membaptis orang - untuk menyelamatkan jiwa mereka.
Uskup ini (Erwin Kräutler)
gagal dalam memahami bahwa orang pribumi tidak bisa memahami selibat karena
kecerdasan mereka belum diberi makan kebenaran iman Katolik kita. Tentu saja
mereka mungkin bergumul dengan gagasan bahwa seorang lelaki tidak memiliki
istri karena ini asing bagi mereka. Mereka bukan orang pertama yang memikirkan
hal ini.
Saya yakin ketika para imam dan misionaris
Belgia mulai mewartakan Injil kepada leluhur Igorot saya yang penyembah
berhala, mereka juga bertanya-tanya mengapa para lelaki ini tidak memiliki
seorang istri. Bagi mereka, itu tidak alami. Itulah tepatnya mengapa mereka
perlu diajari hal-hal ‘supranatural’ dari iman Katolik kita. Bagaimana
seseorang akan mengarah pada imamat jika kecerdasannya belum diberi makan
Kebenaran? Tidak bisa. Inilah sebabnya mengapa Gereja perlu fokus pada
peningkatan intelektualitas pribumi, bukannya merendahkan diri pada kepercayaan
dan praktik pagan mereka.
Nenek moyang saya yang beragama berakar pada
hukum kodrat dan kaya akan spiritualisme, yang menjadikan mereka tanah subur
bagi benih Iman Katolik kita untuk tumbuh dan berkembang. Begitu mereka benar
dikatekisasi, jelas bagi mereka bahwa perburuan kepala dan menyembah dewa-dewa
palsu adalah salah. Setelah mengetahui tentang imamat dan pentingnya seorang
imam sebagai pribadi Kristus, mereka memahami Kebenaran tentang selibat.
Kakek Delson sendiri adalah seorang dukun pagan,
dan Delson mengatakan kepada LifeSiteNews
bahwa ibunya yang Katolik, anak perempuan dukun itu, sangat khawatir dengan
jiwa ayahnya sehingga dia berusaha sendiri untuk mengubahnya kepada iman Katolik.
“Inilah yang tidak ditemukan dalam Sinode
Amazon - kepedulian yang nyata bagi jiwa-jiwa
penduduk asli,” kata Delson.
"Tak terhitung orang Igorot, ketika
disajikan dan diajarkan Kebenaran, memiliki cukup kecerdasan untuk mengikutinya
dan menjadi orang Kristen yang dibaptis karena manusia diperintahkan untuk berjalan
menuju kebaikan," lanjutnya.
“Penduduk asli Amazon juga memiliki kecerdasan
dan tanah subur bagi Kebenaran. Mereka tidak bodoh. Mereka hanya perlu diajari
Kebenaran.”
Delson mengatakan bahwa sebagai orang pribumi
dari Filipina, dia tidak dapat berbicara langsung bagi suku asli Amazon, tetapi
dia menyesalkan mereka karena digunakan sebagai alasan "untuk
mempromosikan agenda para imam yang sudah menikah."
"Sekali lagi, itu bermuara pada pengajaran
katekismus yang tepat, yang sayangnya sangat kurang hari ini," katanya.
“Manusia diperintahkan untuk berbuat baik dan
yang dibutuhkan oleh nenek moyang saya adalah Iman Katolik untuk menerangi
nalar dan alasan mereka yang didasarkan pada hukum kodrat. Sinode Amazon telah membuat
kesalahan besar dengan menjauh dari evangelisasi yang menyebabkan banyak
pertobatan orang Igorot dan masyarakat adat lainnya di masa lalu.”
No comments:
Post a Comment