Vortex – laporan
sinode AMAZON: pertanyaan mendesak
https://www.churchmilitant.com/news/article/amazon-synod-report-the-pressing-question?mc_cid=7f9d92ae80&mc_eid=6f7d1beaf7
by Church Militant • ChurchMilitant.com •
October 10, 2019
APAKAH YESUS MENYANDANG
SIFAT KEILAHIAN-NYA KETIKA BERJALAN DI DUNIA DULU?
Laporan seorang
jurnalis, atheis, teman dekat paus Francis, mungkin telah membuka kunci untuk semua hal
yang terjadi di Roma. Pepatah ‘Bintang Utara,’ cahaya penuntun dari semua yang
terjadi di dalam Gereja, mungkin baru saja diungkapkan.
Uskup Agung Viganò
secara terbuka menyatakan ‘Kristus tidak ada di dalam dokumen kerja sinode.’
Kardinal Burke menggambarkan sinode itu sebagai ‘serangan langsung terhadap
Ketuhanan Kristus.’ Dan Kardinal, Jerman Müller, menambahkan bahwa Yesus telah
‘diusir dari Sinode,’ dan bahwa berbagai pemimpin sinode Amazon memandang Tuhan
kita sebagai ‘orang yang tak tersentuh.’
Memang, Kard.
Jerman, Karl Marx, yang juga kepala uskup Jerman, mengajukan pertanyaan retoris
dalam homili, "Jika Kristus ada di sini hari ini, apakah Dia akan mengatakan
apa yang Dia katakan dua ribu tahun yang lalu?"
Komentar-komentar
itu dikutip sehubungan dengan klaim oleh seorang reporter Italia bahwa Paus
Francis mengatakan kepadanya bahwa Yesus tidaklah bersifat ilahi ketika Dia
berada di dunia, dan sekarang ucapan itu melemparkan sinode ini dalam pandangan
yang sama sekali berbeda.
Faktanya, segala
sesuatu yang terjadi di sini, di dalam Sinode Amazon ini, perlu mengambil
tempat duduk di belakang di hadapan pertanyaan yang paling mendesak ini, karena
dari masalah sentral inilah segalanya akan berputar.
Apa yang keluar
dari sinode dalam bentuk laporan akhir oleh Paus, yang diharapkan muncul awal
tahun depan, adalah apa yang memang menjadi hasil sinode, dan tidak ada hal
yang mulia yang dapat diambil manfaatnya oleh umat Katolik yang sejati, dari
sinode itu.
Tetapi, apakah itu
ensiklik atau nasihat atau apa pun, jika apa yang mendasari komunikasi terakhir
dari Paus nanti adalah kepercayaan di sini, di Roma, bahwa Yesus, ketika Dia berada
di dunia dulu, adalah tidak bersifat ilahiah, maka hal itu menjadi pengatur dan
pengubah seluruh permainan.
Laporan akhir
kemungkinan besar akan berupa dokumen yang berisi kalimat dan kata-kata yang samar-samar, mudah diartikan sebagai apa pun juga yang Anda inginkan, seperti halnya
Laudato Si dan Amoris Laetitia.
Semua kontroversi
dan kebingungan ini akan terus berlanjut, seperti
biasa, dan sebuah kebiasaan normal yang baru akan ditetapkan di dalam Gereja.
Kebiasaan normal baru itu adalah: TIDAK
ADANYA KEJELASAN.
Kebenaran adalah, dan
ini telah menjadi kasus untuk sementara waktu sekarang, bahkan dalam beberapa
tahun terakhir, hal itu menjadi mesin pendorong yang besar di sini, di Roma.
Tidak adanya kejelasan,
bahasa yang tepat mengatakan ini atau itu, tidak bersifat terbuka bagi
penafsiran, dan itu justru menjadi masalah dengan tanggapan Vatikan terhadap
kontroversi yang berkembang tentang apa yang dikatakan atau tidak dikatakan oleh
Paus kepada Scalfari.
Kritik-kritik itu
menghasilkan sebuah pernyataan akhir pada konferensi pers hari ini, sebuah
pernyataan yang agak bebas oleh Kepala Komunikasi Vatikan, Paolo Ruffini.
Ini bukan pertama
kalinya Scalfari melaporkan Paus mengatakan kepadanya bahwa dia percaya sesuatu
yang bertentangan dengan doktrin Katolik.
Kontroversi tahun
lalu tentang Paus yang mengatakan kepadanya "jiwa manusia tidak masuk ke
neraka karena jiwa itu dimusnahkan" sangat meledak dalam waktu singkat.
Lagipula, tidak ada
sesuatu dalam komentar paus Francis yang benar-benar tidak disetujui oleh
kebanyakan orang di dunia.
Bahkan mayoritas
umat Katolik, termasuk uskup Robert Barron, tampaknya menolak gagasan bahwa
siapa pun benar-benar bisa masuk ke neraka, karena hal ini cocok dengan teologi anti-neraka jika Anda
mengatakan dua atau tiga manusia dalam sejarah yang tidak berhasil masuk Surga,
seperti Hitler - contoh favorit semua orang - tidak benar-benar terbakar
selamanya, karena jiwa mereka hanya dimusnahkan begitu saja, lenyap dan tidak
ada lagi.
Ya, dengan cara
tertentu, hal itu terasa agak menghibur, dan itulah sebabnya Paus diduga
percaya bahwa dirinya bisa menduduki berita utama dalam media selama sehari dan
kemudian dilupakan.
Namun klaim oleh
Scalfari, bahwa Paus tidak percaya pada keilahian Kristus, adalah kesepakatan
yang jauh lebih besar. Dan di sini, kita harus membuat perbedaan, perbedaan
yang sangat penting, karena pikiran Katolik membuat perbedaan.
Klaim itu tidak menyatakan
bahwa Yesus sama sekali tidak ilahi,
walaupun tentu saja, beberapa orang di sini, di Roma, percaya akan hal itu.
Adalah pernyataan
yang memecah-belah jika dikatakan bahwa ketika Yesus berada di bumi, Dia tidak bersifat
ilahi. Jadi, kisah Injil yang kita miliki tentang apa yang dikatakan Tuhan
kita, pada akhirnya menjadi tidak benar
- dan dalam beberapa kasus hal itu dapat digunakan untuk membuktikan bahwa Yesus
tidak bersifat ilahi.
Sebagai contoh,
Scalfari mengatakan, dia membahas berbagai bagian Alkitab dengan Paus, yang
ditunjuk Scalfari untuk membuktikan bahwa Yesus tidak ilahi.
Salah satu bagian
yang demikian, katanya, adalah penderitaan di taman, tempat Tuhan kita berdoa
kepada Bapa. Scalfari mengatakan bahwa itu adalah bukti dari Alkitab bahwa
Yesus tidak ilahi.
Kemudian dia
menjatuhkan ‘bom’ itu: "Ketika saya kebetulan mendiskusikan frasa-frasa
ini, Paus Francis mengatakan kepada saya: 'Itu adalah bukti yang pasti bahwa
Yesus dari Nazaret, begitu dia menjadi seorang manusia, bahkan meski Dia adalah
seorang manusia dengan kebajikan yang luar biasa, tetapi Dia bukanlah Tuhan
sama sekali.' "
Scalfari menambahkan, "Paus Francis menganggap Kristus
sebagai Yesus dari Nazaret, seorang manusia, bukan inkarnasi Tuhan. Setelah
menjelma, Yesus tidak lagi menjadi Tuhan dan menjadi manusia sampai kematiannya
di kayu salib."
Itu adalah klaim
yang memalukan oleh seorang reporter (Scalfari), bahwa vikaris Kristus (paus) percaya
bahwa Kristus tidak ilahi, dan bahwa kali ini pun, siaran pers yang tidak
langsung dari Vatikan, tidak cukup memadai.
Hal ini langsung
menusuk ke jantung Iman - dan itu harus sepenuhnya dan langsung diingkari dan diluruskan
oleh Vatikan.
Tetapi di sini ada
peringatan, ‘teologi’ yang salah ini - dan bahkan tidak sampai naik ke level
teologi - telah beredar di Gereja selama beberapa dekade. Kemungkinan Anda telah
menjumpainya beberapa kali.
Poin yang paling
penting, serangan paling langsung terhadap doktrin Katolik, adalah: Jika Yesus
hanyalah seorang manusia yang berjalan di bumi; maka Ekaristi bukanlah tubuh,
darah, jiwa dan keilahian Yesus Kristus, karena Ia melembagakan Ekaristi pada malam
sebelum Dia mati di kayu salib, sementara saat itu Dia masih manusia biasa.
Hal ini langsung
menusuk ke jantung Iman - dan itu harus sepenuhnya dan langsung diingkari dan diluruskan
oleh Vatikan. Tweet
Pikiran Anda mulai
bingung pada konsekuensi dari semua ini. Karenanya, misa bukanlah suatu
tindakan pengorbanan. Pengakuan Dosa tidak ada gunanya, hanya dipandang perlu
bagi mereka yang merasa berdosa sebelum dia menerima Komuni Suci. Umat Lutheran
yang menerima Komuni Kudus dalam Gereja Katolik, boleh-boleh saja.
Dan seluruh Gereja runtuh karena hal ini.
Tujuan evangelisasi
berubah sepenuhnya, dari mempertobatkan orang kepada Iman agar mereka dapat
menerima Tubuh dan Darah Tuhan kita, menjadi upaya internasional untuk
menciptakan kerajaan yang berpusat pada manusia di bumi ini.
Dan Anda mendapatkan sebuah sinode di mana ciptaan dan Ibu
Pertiwi dibicarakan dalam level ilahiah. Anda dapat membiarkan pikiran Anda
terbuka terhadap konsekuensi yang amat menghancurkan dari semua ini. Injil akan
dianggap sebagai kisah-kisah dari para pengikut Tuhan kita yang secara keliru mengira Dia adalah ilahi ketika
Dia ada di antara mereka.
Jadi, ‘keajaiban-keajaiban’
dari Yesus itu sebenarnya, menurut mereka, bukanlah keajaiban.
Berbagai perintah
tentang perceraian dan perzinaan itu sebenarnya tidak berasal dari Tuhan
sendiri, tetapi hanya dari seorang yang baik, yang mungkin tidak akan
mengatakan hal-hal itu jika dia hidup saat ini.
Demikian juga,
karena Dia hanya seorang manusia belaka, maka Gereja yang didirikannya di atas pundak
Petrus, bukanlah sesuatu yang lebih istimewa atau signifikan daripada ‘gereja-gereja’
yang didirikan oleh Martin Luther atau John Calvin, karena mereka juga
laki-laki, sama seperti Yesus.
Ketika Anda mengamati
semua hal yang telah terjadi dalam kepausan Francis ini - bahkan pada tingkat
lokal selama setengah abad terakhir - semuanya menjadi sangat jelas ketika
dilihat dari sudut pandang kepercayaan sesat seperti ini, bahwa Yesus bukanlah
Tuhan ketika Dia berjalan di Galilea, 2.000 tahun yang lalu.
Jika itu adalah
kepercayaan yang umum dipegang oleh orang-orang di Vatikan saat ini, apa yang
terjadi pada sinode ini, tidaklah menjadi masalah sedikitpun.
Masih ada banyak
kejahatan lain yang jauh lebih dalam lagi.
No comments:
Post a Comment