Vortex
FRANCIS, JESUS DAN SCALFARI
Weird. Really weird.
Aneh. Sangat
aneh.
October
11, 2019
Hai,
Saya Michael Voris, datang kepada Anda dari Kota
Vatikan, khususnya berkaitan dengan beberapa pemikiran tentang berita yang
mengganggu dalam wawancara Paus Francis & Eugenio Scalfari tentang apakah
Yesus adalah bersifat ilahi - Allah.
Ada banyak yang bisa dikatakan tentang hal ini, ada
banyak yang bermasalah, dari kisah aslinya hingga tanggapan Vatikan yang agak bimbang,
hingga pertanyaan lebih lanjut tentang seluruh kasus yang terjadi.
Pertama, pembicaraan antara Paus dan Eugenio
Scalfari. Scalfari adalah seorang jurnalis Italia yang sangat tua, atheis, yang
telah lama mengenal Francis dan yang menikmati persahabatan yang hangat dengan
Francis.
Persahabatan itu telah menghasilkan berbagai
wawancara dengan Scalfari di masa lalu - dan semuanya, selalu disertai dengan kontroversi.
Scalfari melaporkan tahun lalu bahwa Paus Francis
tidak percaya akan adanya Neraka, bahwa jiwa manusia (yang berdosa) tidak masuk
ke sana. Scalfari mengatakan bahwa Paus mengatakan kepadanya bahwa jiwa-jiwa berdosa
tidak akan dikutuk selamanya, mereka hanya dimusnahkan begitu saja, masuk ke
dalam ‘ketidakberadaan.’
Komentar itu memicu badai api kritikan, dimana Vatikan
dengan lemah mencoba beralasan dengan mengatakan bahwa wawancara Scalfari itu tidak
dapat diandalkan. Itu hanya ingatan kasar yang ditafsirkan secara bebas olehnya.
OK, jadi mengapa Francis terus bersedia memberikan
wawancara kepada seorang pria yang tampaknya tidak merekam wawancara secara
elektronik, tidak membuat catatan dan hanya mengoceh dengan ingatan yang sangat
buruk ketika menceritakan hasil wawancaranya?
Anda akan berpikir bahwa Paus telah salah ucap seolah
menyangkal keabadian jiwa, dan bahwa tidak ada manusia yang terkutuk selamanya (menurut
Francis), dan seharusnya ini akan cukup bagi Francis untuk menolak permintaan
wawancara berikutnya dari Scalfari.
Tapi, tidak - tidak seperti itu dalam kepausan Francis
ini.
Pria yang menutup mulutnya rapat-rapat di pesawat
dari Irlandia ketika tuduhan Viganò muncul, dan pria itu mengatakan kepada
wartawan di pesawat itu bahwa dia tidak akan mengatakan sepatah kata pun;
ketika pria itu menolak untuk meredakan kontroversi seputar dugaan penolakannya
terhadap adanya jiwa di dalam neraka dan keabadian jiwa; ketika pria itu – paus
Francis - yang menolak untuk bertemu
dengan para kardinal dubia, namun pria yang sama itu, paus Francis, dia justru bersedia
bertemu dengan seorang reporter atheis yang, menurut Vatikan, tidak dapat
dipercaya untuk menceritakan kisahnya dengan benar – maka kita memiliki masalah
besar disini.
Ini adalah masalah menyeluruh yang membingkai seluruh
kontroversi ini. Francis terus bertemu dengan jurnalis atheis ini, padahal Francis
tahu bahwa ucapannya akan dikutip, secara akurat atau tidak akurat.
Dan di tengah-tengah semuanya, inilah pertanyaan
yang belum ditanyakan: Bagaimana Scalfari bisa salah?
Sesungguhnya, bagaimana seorang reporter (Eugenio
Scalfari) duduk dengan seorang teman lama (Francis), dimana dirinya selalu bilang
bahwa dia yakin betul kalau Francis berbicara tentang hal-hal seperti itu… yah…
apakah Yesus adalah Tuhan - atau tidak.
Paus berkata, "Ya, Eugenio. Yesus adalah
Tuhan," dan kemudian Eugenio berkata, "Ya. Mengerti. Yesus adalah bukan
Tuhan."
Skenario seperti ini lebih sulit untuk dipercaya
daripada seorang paus yang tidak percaya pada keilahian Yesus ketika Dia berada
di dunia. Bagaimana seorang jurnalis kawakan bisa salah besar? 100% salah, 180
derajat bertolak belakang.
Namun, jika kita ingin mempercayai pernyataan
Vatikan, maka justru itulah yang harus Anda percayai, yang tentu saja
menimbulkan pertanyaan berikutnya: Mengapa
Vatikan tidak benar-benar menyangkal isinya, bukan hanya sekadar mengalah dan
mengatakan Scalfari salah? Dan yang kedua, mengapa Francis terus mau melakukan
wawancara dengan jurnalis ini?
For
years, decades really, there has been a theme running through the
Jesuits, a kind of Arianism, that while Jesus was on earth, walking
around during His Galilean days, He either actually wasn't divine, or didn't
really know He was divine.
Selama bertahun-tahun,
berpuluh-puluh tahun, ada sebuah tema umum yang beredar di antara para Yesuit,
semacam Arianisme, bahwa ketika Yesus ada di bumi, berjalan-jalan selama hari-hari
di Galilea, Dia sebenarnya tidak ilahi, atau tidak benar-benar tahu bahwa Dia
adalah ilahi.
Proposisi kedua itu benar-benar bodoh karena
bagaimana mungkin Tuhan, yang adalah Makhluk yang Mahatahu, bisa tidak tahu
bahwa Diri-Nya adalah Tuhan?
Namun demikian, ini adalah urusan Yesuit yang
hampir selalu didengungkan oleh orang-orang seperti James Martin, yang
mengatakan hal-hal seperti Yesus belajar misi-Nya dari wanita Syrophoenician -
sungguh?
Yah, saya kira umat manusia lainnya harus
berterima kasih karena telah membawa kesadaran Yesus bahwa Dia perlu menebus
kita. Hah !
Tetapi jangan lupa bahwa inilah tepatnya pahlawan
dari uskup Barron, Hans Urs von Balthasar, percaya, bahwa Pribadi Kedua dari
Tritunggal Kudus ‘mendepositokan’ keilahian-Nya – ini adalah istilah yang digunakannya
- sebelum inkarnasi.
Dia memiliki ‘semacam akses’ kepada keilahian-Nya
ketika Dia berdoa kepada Bapa, tetapi Dia sendiri di bumi, tidak, tidak ilahi.
Sekarang, ketika Anda memiliki latar belakang kepercayaan
seperti itu, pengingkaran selama beberapa dekade dari para Jesuit, atau
setidaknya memalsukan keilahian Yesus ketika berada di bumi, atau klaim gila dari
von Balthasar bahwa Yesus ‘mendepositokan,’ atau apa pun istilahnya,
keilahian-Nya, sebelum inkarnasi, dan Anda kembali membaca wawancara Francis
yang ditulis Scalfari, itu mulai menjadi sedikit tidak pasti karena apa yang
dikatakan Scalfari tentang perkataan Francis adalah persis seperti yang
dikatakannya kepada semua orang.
Bahwa Yesus tidak ilahi ketika Dia berjalan di
bumi – Dia hanyalah seorang pria yang baik, penuh kebajikan, bla bla bla…,
tetapi Dia bukanlah Tuhan.
Ada kesinambungan yang sangat mengganggu di sini
antara apa yang telah menjadi teologi yang diterima di antara banyak Jesuit -
dan Paus Francis adalah seorang Jesuit – dengan apa yang dikatakan Scalfari tentang
apa yang paus katakan kepadanya.
Dan ada pertanyaan menjengkelkan, mengganggu,
mengomel, di benak Anda tentang yang satu ini: Bagaimana mungkin Paus
mengatakan Yesus itu ilahi dan Scalfari memelesetkan ‘Paus mengatakan bahwa
Yesus tidak ilahi?
Aneh. Sangat aneh.
Dan Vatikan tidak memberi
kejelasan.
No comments:
Post a Comment